Anda di halaman 1dari 3

SITTI RAHMADINA

L051171002

TUGAS PENYELAMATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LAUT (CUACA BURUK)

1. Jelaskan mengapa pengetahuan tentang cuaca penting bagi orang-orang yang bekerja
di laut terutama bagi nelayan.
Informasi cuaca yang sedang berlangsung ataupun prakiraan cuaca diperlukan sebagai
salah satu bahan pertimbangan dalam menyusun rencana kegiatan operasional. Pentingnya
pengetahuan tentang cuaca di laut tidak bisa di anggap enteng. Cuaca memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap setiap pelayaran. Hal ini sangat penting bagi perwira deck untuk menjadi
"pengamat cuaca". Pengamanan kru dan penumpang, kargo, dan jelas kapal itu sendiri, sering
kali bergantung pada pembuatan keputusan cuaca yang tepat, baik sebelum keberangkatan
maupun selama pelayaran itu sendiri. Dalam pelayaran, informasi cuaca sangat diperlukan
untuk arah mata angin, ketinggian gelombang laut dan keselamatan pelayaran itu sendiri.
Selain itu, dengan informasi iklim dapat dibuat rencana kapan pelayaran dilakukan, rute mana
yang akan dilalui, perlengkapan apa saja yang diperlukan dan lain sebagainya.
. Jika cuaca dan iklim diketahui benar oleh nelayan, maka akan berpengaruh bagi
keselamatan nelayan yang sedang melaut tetapi juga dampaknya bagi hasil tangkapan yang
dilakukan. Dalam pencarian ikan, nelayan memerlukan informasi cuaca laut untuk mengetahui
lokasi yang berpotensi banyak ikan yang diinginkan. Kemudian diperlukan juga informasi
mengenai kondisi laut ke arah lokasi penangkapan ikan untuk mempersiapkan peralatan, teknik
penangkapan dan berapa lama kondisi cuaca lautnya. Hal ini yang memungkinkan kegiatan
penangkapan ikan dapat dilakukan dan informasi cuaca laut setelah kegiatan penangkapan
untuk upaya perlindungan hasil-hasil penangkapan. 
Saat nelayan mendapat informasi jelas mengenai iklim dan cuaca, bisa membangun
ketangguhan adaptasi perubahan cuaca dan iklim. Tetapi juga nelayan dapat mengantisipasi
bila harus tetap melaut dalam cuaca ekstrem. Informasi cuaca juga bisa menjadi titik penentu
spot perburuan ikan, apabila didukung pengalaman dan pengetahuan nelayan dalam melaut.
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi nelayan dalam meningkatkan kesejahteraannya Informasi
cuaca juga diperlukan dalam kegiatan eksplorasi laut, misalnya pengeboran minyak dan industri
maritim.

2. Jelaskan tanda-tanda akan datangnya badai di laut.


Badai merupakan gangguan cuaca yang terjadi secara ekstrem. Badai terjadi karena
adanya cuaca yang panas dan udara yang lembap. Air laut yang panas menguap lalu naik ke
atmosfer Bumi. Sedangkan udara di atmosfer Bumi itu dingin, karena semakin ke atas, udara
semakin dingin. Udara panas itu bertemu dengan udara dingin dan menghasilkan pusaran
angin yang membentuk awan kumulonimbus. Awan kumulonimbus sendiri merupakan awan
yang padat dan tinggi. Awan ini terbentuk di atas permukaan laut lalu bergerak mengikuti arah
angin sampai ke daratan. Badai biasanya diawali dengan angin kencang yang datang
bersamaan dengan kilat dan petir. Tanda tanda lainnya yaitu terjadi penurunan suhu dan
tekanan udara secara drastis, terlihat awan hitam yang rapat menumpuk membentang di
cakrawala, hujan lebat, ombak besar dan terbentuknya awan cumulonimbus.

3. Jelaskan apa tindakan anda apabila kapal anda terkena badai di laut.
Sesuai dengan materi yang diberikan, tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
1. Tutup semua pintu yang berhubungan dengan ruang palkah agar air hujan atau air yang
berasal dari gelombang laut tetap berada di luar.
2. Amankan peralatan pada tempatnya dengan cara yang tepat, misalnya diikat karena
pergeseran kargo dapat mengganggu keseimbangan kapal,.
3. Segeralah keluar dari area badai/menghindar ke tempat yang aman.
Sebagai tambahan, cuaca ekstrem dapat menimbulkan badai, badai yang timbul dapat
mengakibatkan kapal yang ditumpangi oleng, kemasukan air (flooding) dan yang paling parah
tenggelam. Sehingga sangat penting untuk memantau keadaan cuaca sebelum melakukan
pelayaran. Dalam menghadapi keadaan darurat seperti badai perlu untuk memperhatikan dan
mengetahui isyarat-isyarat bahaya. Agar saat mendegar suatu bunyi isyarat dapat langsung
direspon sehingga memperkecil terjadinya suatu bahaya. Salah satu isyarat bahaya yang harus
diketahui adalah isyarat keadaan darurat dimana jika terdengar bunyi suling, bel atau sirene
sebanyak 7 tiup pendek dan 1 tiupan panjang atau bunyi alarm terus menerus atau
pengumuman langsung dari pengeras suara atau berbagai tambahan maka langsung bersiap
ke titik kumpul serta para awak kapal kembali ke posisi masing-masing.
Setelah mendengar isyarat maka perlu dilakukan prosedur keselamatan kerja sesuai
dengan kondisi keadaan darurat yang dialami. Salah satu contohnya jika terjadi badai yang
menyebabkan air masuk ke dalam ruangan (flooding), maka yang harus dilakukan adalah:
1. Membunyikan sirene bahaya serta mengirim sinyal ke pangkalan armada dan SAR,
posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan
2. Siap siaga dalam keadaan darurat dengan menggunakan alat penyelamatan diri.
3. Pintu-pintu kedap air tutup
4. Nahkoda dan kamar mesin di beri tahu
Apabila kondisi sudah tidak memungkinkan untuk bertahan di atas kapal karena badai
menyebabkan kapal tenggelam sehingga semua awak/penumpang harus meninggalkan kapal
(Abandon ship), maka yang harus dilakukan adalah :
Berbaris tertib untuk naik ke sekoci atau rakit penolong. Dahulukan anak-anak,
perempuan dan orang tua.
1. Seluruh ABK berkumpul dan menggunakan life jacket
2. ABK yang akan terjun harus berdiri tegak di sisi kapal. Tinggi tempat terjun tidak
lebih dari 4,5 m dan perhatian tidak ada benda atau pusaran air.
3. Tutup hidung dan mulut dengan tangan kiri untuk mencegah masuknya air laut
4. Pegang life jacket dengan tangan kanan kuat-kuat untuk menahan agar tidak lepas
5. Ketika terjun arahkan pandangan mata lurus ke depan.

Alat keselamatan sangat penting dan seharusnya tersedia di setiap kapal sehingga
pelaksanaan prosedur keadaan darurat dapat berjalan dengan lancar. Adapun beberapa alat
keselamatan diri di laut, antara lain, Sekoci Penyelamat (life boat), Pelempar tali penolong (line
throwing apparatus), Isyarat asap (pyyrotechnis), Media pelindung panas (thermal protective
aid), Survival suit dan immersion suit, Rompi dan Pelampung Penolong. Jika tidak ada alat-alat
diatas, carilah benda-benda yang dapat terapung seperti botol plastik, jerigen, gabus dan lain
lain, pegang atau ikatkan ke bagian tubuh. Pastikan tubuh tetap hangat, pakai pakaian hangat
yang menutupi seluruh tubuh. Jangan terlalu banyak menggunakan energi, pastikan tubuh agar
tidak dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai