Anda di halaman 1dari 6

WARNA AGAMA ISLAM TERHADAP KEADAAN SOSIAL DAN BUDAYA

MASYARAKAT ACEH
ZILDA NUR AULIA
13040217120005
ANTROPOLOGI SOSIAL
12/A
ABSTRACT

Aceh's population, religion embraces Islam and the application of Islamic law in
everyday life both in cultural and social terms. Aceh province itself was given the nickname
"Veranda of Mecca" which means Mecca or axis on Islam in Indonesia is focused on Aceh. The
interesting variety of Acehnese culture is in the form of art, skill and literature. The life of the
people in general Aceh has two classes of nobility of the clergy of the clergy, and the general
public and other groups such as immigrants or foreigners.

Keywords: Islam, Veranda of Mecca, Variety Culture, and Social Life

PENDAHULUAN

Nanggro Aceh Darussalam atau yang Aneka ragam budaya Aceh yang
lebih dikenal Aceh merupakan provinsi yang menarik ada dalam bentuk kesenian, pakaian
terletak pada ujung utara pulau Sumatera dan kesusastraan. Syariat Islam di Aceh
dan provinsi paling barat di Indonesia. sendiri menjelaskan tentang hukum dan
Sekitar 5 juta lebih jiwa penduduk Aceh aturan Islam yang mengatur seluruh sendi
mayoritas memeluk agama islam serta kehidupan umat manusia, sehingga dalam
menerapkan syariat islam dalam kehidupan kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya
sehari harinya baik dari segi budaya maupun tidak boleh bertentangan atau melanggar
sosial. Sehingga provinsi Aceh sendiri diberi dalam ajaran Islam. Kehidupan sosial pada
julukan “Serambi Mekkah” yang berartikan masyarakat Aceh memiliki 2 golongan yaitu
Mekkah atau poros pada Agama Islam di golongan golongan bangsawan, kaum alim
Indonesia tertuju pada Aceh. ulama, dan golongan rakyat umum juga
kelompok-kelompok lain seperti orang
pendatang atau orang asing.
PEMBAHASAN

1. Ragam Budaya Aceh

Ragam kebudayaan Aceh yang salah dalam menampilkan tarian ini, maka para
satunya dikenal masyarakat Indonesia penari dituntut untuk memiliki konsentrasi
adalah Tarian tradisionalnya. Diantaranya yang tinggi dan latihan yang serius agar
Tari Saman yang merupakan sebuah dapat tampil dengan sempurna. Tari Saman
tarian masyarakat Suku Gayo di Aceh yang menggunakan bahasa Gayo, serta didirikan
awalnya ditampilkan untuk merayakan dan dikembangkan oleh Syekh Saman,
peristiwa-peristiwa penting dalam adat, seorang alim ulama yang berasal
untuk merayakan kelahiran Nabi dari Gayo di Aceh Tenggara.
Muhammad SAW. Namun semakin
Kebudayaan lain yang diterapkan pada
berkembangnya zaman tarian ini bercabang
masyarakat Aceh yaitu Peusijuek merupakan
fungsinya sebagai salah satu tarian untuk
sebuah prosesi adat dalam budaya
pembuka atau pengisi acara seni maupun
masyarakat Aceh yang dilakukan pada
formal. Isi dari Syair dalam tarian saman
hampir semua kegiatan adat dalam
mencerminkan pendidikan,keagamaan,sopan
kehidupan masyarakat di Aceh. Seperti
santun, kepahlawanan, kekompakan dan
ketika memulai sebuah usaha,
kebersamaan. Tarian Saman ini bersifat
menyelesaikan persengketaan, terlepas atau
religius yang digunakan sebagai media
selesai dari musibah, tempat baru,
untuk menyampaikan sebuah amanah pesan-
merayakan kelulusan, memberangkatkan
pesan dakwah melalui sebuah pertunjukan.
dan menyambut kedatangan haji,
Tari saman menggunakan suara dari para
kembalinya keluarga dari perantauan dan
penari serta diikuti tepuk tangan mereka
masih banyak lagi. Pada kalangan
yang biasanya dikombinasikan dengan
masyarakat pedesaan di Aceh peusijuek
memukul dada dan pangkal paha mereka
merupakan prosesi adat yang cukup biasa
sebagai sinkronisasi dan menghempaskan
dilakukan bahkan untuk hal-hal yang kecil
badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu
sekalipun misalnya ketika membeli
oleh seorang pemimpin yang lazimnya
kendaraan baru atau ketika hendak menabur
disebut syekh. Karena keseragaman formasi
benih padi di sawah. Sementara bagi
dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan
masyarakat perkotaan yang lebih modern
tradisi peusijuek ini hanya dilakukan dalam keadaan ini telah berubah. Dewasa ini, orang
kegiatan-kegiatan adat saja misalnya dalam Aceh lebih suka memakai kain sarung dan
prosesi adat perkawinan. blus batik, namun masih dalam keadaan
tertutup aurat. Pada saat bulan Ramadhan
Di Aceh yang melakukan acara
dan hari Jum'at akan nampak tanda-tanda
peusijuek adalah tokoh agama maupun adat
Keislaman yang kuat. Selama bulan
yang dituakan ditengah masyarakat. Bagi
Ramadhan semua orang dewasa diharuskan
kaum lelaki yang melakukan peusijuek
berpuasa, tetapi tanpa menghambat aktivitas
adalah tokoh pemimpin agama islam
sehari-hari. Dari terbitnya fajar hingga
Teungku (Ustadz), sedangkan untuk wanita
terbenam matahari, masyarakat menahan
adalah Ummi atau seorang wanita yang
diri dari makan, minum dan merokok. Pada
dituakan ditengah masyarakat. Diutamakan
hari Jum'at, kaum pria maupun anak-anak
yang melakukan peusijuek ini adalah
pergi ke mesjid guna melaksanakan shalat
mereka yang memahami dan menguasai
karena hari tersebut merupakan hari paling
hukum agama sebab prosesi peusijuek ini
mulia. Kantor-kantor dan pertokoan ditutup
diisi dengan acara mendoakan keselamatan
selama shalat Jum'at dilaksanakan.
dan kesejahteraan bersama sesuai dengan
agama Islam yang dianut secara umum oleh Masuknya Islam ke Aceh pada abad ke-7
masyarakat Aceh. M, banyak sekali mempengaruhi adat
istiadat Aceh, bahkan pengaruh Islam itu
Prinsip ajaran Islam juga sampai detail
sangat besar, sehingga ada pepatah yang
sampai budaya pakaian sehari-hari di Aceh.
berbunyi Hukom ngo adat lagee zatg ngo
Pakaian wanita diwajibkan menutup aurat
sipheuet (hukum dengan adat seperti benda
dari dibawah kaki hingga tumit, lengan
dengan sifatnya, tidak terpisahkan). Yang
badan dan rambut. Di zaman dahulu, kaum
dimaksud dengan hukum disini adalah
wanita biasanya memakai celana panjang,
hukum Islam yang diajarkan oleh para
akan tetapi oleh karena pergantian masa
ulama. 

2. Aspek Sosial di Masyarakat

Kehidupan sosial pada masyarakat Aceh golongan rakyat umum atau umara juga
memiliki 2 golongan yaitu golongan kelompok-kelompok lain seperti orang
golongan bangsawan, kaum alim ulama, dan pendatang atau orang asing. Golongan
ulama yang menjadi pimpinan yang rangkang, juga termasuk murid-
mengurusi masalah-masalah keagamaan muridnya. Bagi mereka yang sudah
(hukum atau syariat Islam) dikenal sebagai cukup tinggi tingkat keilmuannya,
pemimpin keagamaan atau masuk kelompok disebut dengan istilah Teungku
elite religius, Oleh karena para ulama ini Chiek.
mengurusi hal-hal yang menyangkut
Pembagian masyarakat Aceh juga dapat
keagamaan, maka mereka haruslah seorang
dilihat dari segi harta yang mereka miliki.
yang berilmu, yang dalam istilah Aceh
Untuk itu, maka ada golongan
disebut Ureung Nyang Malem. Adapun
hartawan/orang kaya dan rakyat biasa
golongan atau kelompok Ulama ini dapat
(Ureung leue). Selain itu, penggolongan
disebutkan, yaitu :
masyarakat Aceh dapat dibagi pula ke dalam
1. Tengku Meunasah, yang memimpin empat kelompok, yaitu golongan penguasa,
masalah-masalah yang berhubungan terdiri atas penguasa pemerintahan dan
dengan keagamaan pada satu unit pegawai negeri kelompok ulama, yaitu
pemerintah Gampong (kampung). orang-orang yang berpengetahuan di bidang
2. Imum Mukim (Imam Mukim), yaitu agama kelompok hartawan (mereka yang
yang mengurusi masalah keagamaan memilik kekayaan), dan kelompok rakyat
pada tingkat pemerintahan mukim, biasa.
yang bertindak sebagai imam
Golongan Umara yang merupakan
sembahyang pada setiap hari Jumat
pemerintah atau pejabat pelaksana dalam
di sebuah mesjid pada wilayah
satu unit wilayah kekuasaan, Contohnya
mukim yang bersangkutan.
seperti jabatan Sultan yang merupakan
3. Qadli, yaitu orang yang memimpin
pimpinan atau pejabat tertinggi dalam unit
pengadilan agama atau yang
pemerintahan kerajaan, Ulebalang sebagai
dipandang menerti mengenai hokum
pimpinan unit pemerintah Nanggroe
agama pada tingkat kerjaan dan juga
(negeri), Panglima Sagoe(Panglima Sagi)
pada tingkat Nanggroe yang
yang memimpin unit pemerintahan Sagi,
disebut Kadli Ulebalang
Kepala Mukim yang menjadi pimpinan unit
4. Teungku-teungku, yaitu pengelola
pemerintahan Mukim dan Keuchiek atau
lembaga pendidikan bidang
Geuchiek yang menjadi pimpinan pada unit
keagamaan seperti dayah dan
pemerintahan Gampong (kampung). terdapat cadangan air, apakah hanya
Kesemua mereka atau pejabat tersebut di berupa galian di tanah atau dibuat dari batu,
atas, dalam struktur pemerintahan di Aceh pipa atau saluran bambu yang miring
pada masa dahulu dikenal sebagai lapisan dari sumur yang berdekatan yang bermuara
pemimpin adat, pemimpin keduniawian, di tempat cadangan air untuk
atau kelompok elite sekuler. memudahkan pengisian air setiap hari
daripada menimba dari sumur. Meunasah
Memang suatu kenyataan bahwa kaum
berasal dari Bahasa Arab Madrasah yang
bangsawan dan alim ulama pada umumnya
berarti tempat belajar atau sekolah.
menduduki tingkatan atas, akan tetapi
Memang Meunasah itu mempunyai multi
dari kalangan rakyat umum pun tidak kurang
fungsi, diantaranya sebagai tempat
yang mendapat kehormatan dan berada di
belajar membaca Al-Qur’an dan pelajaran-
tingkat yang tinggi, misalnya saja orang-
pelajaran lain. Fungsi lain dari Meunasah
orang yang sudah menunaikan ibadah Haji,
itu adalah sebagai tempat shalat lima waktu
dan kaum saudagar. Sistem kekeluargaan di
untuk kampung tersebut. Dalam hubungan
Aceh adalah parental, kecuali di
ini, diatur pula letak meunasah itu harus
daerah Gayo Alas. Parental adalah
berbeda dengan letak rumah untuk
kekerabatan yang menghubungkan
membedakan mana rumah dan yang mana
kekerabatan melalui pihak ayah dan pihak
Meunasah dan sekaligus juga orang dapat
ibu, jadi melalui dua pihak. Sehingga,
mengetahui kemana arah kiblat kalau akan
sesuai dengan hukum Islam, orang boleh
shalat.
menikah dengan saudara sepupunya baik
dari pihak ayah atau ibu. Demikian pula KESIMPULAN
hukum warisan, sejak zaman Iskandar
Aceh merupakan salah satu provinsi
Muda sampai sekarang, yang dipakai adalah
di Indonesia yang menganut kuat ajaran
hukum islam baik di pengadilan
agama Islam. Mulai dari budaya maupun
negeri maupun di pengadilan agama.
sosialnya, dalam hal budaya hal kecil berupa
Ada bangunan di Aceh yang pakaian pun bertata cara pada aurat,
ditata sebagai rumah, namun tanpa kamar, kesenian yang harus dilestariakan anak
lorong atau pembagian lain. Di dekat tangga bangsa pada tari saman, kebiasaan adat terus
bangunan yang disebut Meunasah ini di gunakan walaupun berkembangnya
zaman. Sistem sosial di masyarakat DAFTAR PUSTAKA
walaupun dibagi menjadi 2 golongan alim
https://4jipurnomo.wordpress.com/kebudaya
ulama dan masyarakat umum tidak berbeda an-aceh/ (akses pada 28/05/2018)
jauh hanya saja pada kaum ulama mendapat
http://www.jejakpendidikan.com/2017/04/ke
gelar sultan dan lebih di hormati di adaan-sosial-dan-budaya-aceh.html (akses
masyarakat, bukan berarti masyarakat umum pada 28/05/2018)
tidak dihormati, antara ulama dan https://syehaceh.wordpress.com/2008/06/18/
masyarakat umum saling membantu satu aspek-sosial-budaya-masyarakat-aceh/
sama lain. Perbedaan tidak membatasi (akses pada 28/05/2018)

sosialisasi antara kaum ulama dan


masyarakat biasa.

Anda mungkin juga menyukai