Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Aktiva produktif (earning assets) adalah penanaman dana bank baik dalam valuta rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, penyertaan,
termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrative. Aktiva produktif
berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank dengan risiko yang besar. Potensi kerugian
akibat memburuknya kolektibilitas asset dapat membawa kebangkrutan bank oleh karena itu bank
wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutup risiko
kerugian.
Dalam membentuk PPAP, bank akan memperhitungkan setiap jenis aktiva produktif bank
yang masih outstanding dari yang berkualitas lancar sampai yang macet, yang didasarkan pada
kriteria:
1. Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam yang ditinjau
dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.
2. Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, untuk surat berharga.
1
C. Penentuan Penyisihan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan
Pengakuan penyisihan aktiva produktif dengan menggunakan metode cadangan akan membawa
konsekuensi pada penentuan besarnya penyisihan dan cadangan yang akan disajikan dalam
neraca maupun laporan L/R. Untuk menentukan besarnya cadangan, ada dua pendekatan:
a. Pendekatan Rugi Laba
Penentuan besarnya penyisihan aktiva produktif yang akan disajikan dalam laporan
L/R ditentukan terlebih dahulu.
b. Pendekatan Neraca
Penentuan besarnya cadangan penghapusan aktiva produktif yang akan disajikan
dalam neraca ditentukan terlebih dahulu.
Tingkat PPAP yang harus dibentuk berupa cadangan umum dan cadangan khusus:
• Giro, deposito, tabungan, dan setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta asing
diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan.Untuk nilai ini setingi-tinggginya sebesar
100% yang dapat digunakan sebagai pengurang
• Seritifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Pemerintah Untuk nilai agunan ini setinggi-
tingginya 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang
• Surat berharga yang aktif diperdagangkan di pasar modal. Untuk nilai agunan ini setinggi-
tingginya 50% yang dapat digunakan sebagai pengurang
• Tanah, gedung , rumah tinggal, pesawat udara, dan kapal laut. Untuk nilai agunan ini untuk
penilaian belum melampaui 6 bulan sebesar 70%; antara 6-18 bulan sebesar 50%; 18-30
bulan sebesar 30%; dan lebih dari 30 bulan sebesar 0%
Penilaian-penilaian agunan
1. Nilai pasar : jumlah uang yang diperkirakan dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau
hasil penukaran suatu asset pada tanggal penilaian setelah dikurangi biaya-biaya transaksi,
pihak penjual dan pembeli tidak mempunyai ikatan, memiliki pengetahuan tentang asset
yang diperdagangkan dan melakukan transaksi tidak dalam keadaan terpaksa,
2. Kalkulasi biaya : perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi aktiva yang baru
setelah dikurangi dengan penyusutan akibat kerusakan fisik dan penurunan nilai ekonomis.
2
3. Kapitalisasi pendapatan : nilai tunai penerimaan kas masa depan dari pendapatan akan
diterima dalam jangka waktu 5-10 tahun.
Contoh: bank ABCD pada tanggal 31 Desember 2011 memilki saldo-saldo (pada neraca).
Misalnya kita ingin menentukan PPAP untuk kredit yang diberikan, maka kita harus melihat
saldo terakhir pelaporan kredit yang diberikan. Dalam neraca sebesar Rp11.242.000
PT Bank ABCD
Saldo penyisihan penghapusan kredit yang diberikan telah dibentuk tahun sebelumnya sebesar
Rp545.000.000, sedangkan pada akhir tahun 2011 PPAP yang wajib dibentuk sebesar
Rp1.209.700.000. dengan demikian perlu ditambah Rp664.700.000
3
Maka jurnal pencatatannya
Dengan demikian saldo Penyisihan Penghapusan Kredit pada tanggal 31 Desember 2011 jika
ditampilkan pada LK adalah Rp1.209.700.000
Pencatatan penghapusbukuan atas kredit macet sebesar Rp300.000.000 dan tunggakan bunga
sebesar Rp30.000.000 sbb:
Apabila ternyata kredit tersebut dilunasi, maka harus dibukukan kembali dalam rekening efektif
yaitu:
4
AKTIVA TETAP
Aktiva tetap adalah aktiva tidak produktif sehingga jumlahnya perlu dibatasi atau pada
umumnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan aktiva produktif bank. Penempatan dana pada
aktiva tetap dan inventaris yang berlebihan akan membahayakan bank itu sendiri karena
disamping akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari nilai penempatan tersebut,
juga akan berakibat pada kesulitan likuiditas. Walaupun demikian aktiva tetap dalam batas-batas
tertentu sangat diperlukan.
Pengadaan aktiva tetap bisa dilakukan oleh kantor pusat ataupun kantor cabang. Pada
pembelian aktiva tetap yang nilainya relatif besar misalnya tanah untuk usaha, umunya menjadi
kewenangan kantor pusat. Kewenangan kantor pusat tersebut selanjutnya didelegasikan ke
kantor cabang. Sedangkan pengadaan aktiva tetap yang jumlahnya relatif kecil akan ditangani
langsung oleh kantor cabang.
Pada prinsipnya aktiva tetap yang diperoleh akan dicatat sebesar harga perolehannya
yaitu harga beli ditambah biaya-biaya yang terjadi untuk menempatkan aktiva tersebut pada
kondisi dan tempat yang siap dipergunakan. Biaya-biaya dimaksud misalnya biaya
pemasangan, bea masuk, biaya pengangkutan, biaya balik nama dan sebagainya.
Penempatan aktiva tetap tersebut selanjutnya dinilai sebesar harga buku yaitu harga
perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
a. Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh manfaat
yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini
harus dikapitalisasi ke dalam rekening aktiva yang bersangkutan. Contoh pengeluaran ini
adalah pembayaran untuk pembelian mobil, baiya balik nama dan sebagainya.
b. Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk
memperoleh manfaat yang hanya bisa dirasakan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Pengeluaran-pengeluaran ini akan akan dibukukan dalam rekening tersendiri
yaitu rekening biaya. Contoh pengeluaran jenis ini adalah pembelian oli, bensin, reparasi.
5
relatif besar, umunya akan mendapatkan diskon. Potongan harga ini merupakan pengurang
terhadap harga beli yang selanjutnya menurunkan harga perolehan.
a. Pembelian Tunai
Apabila pembelian dilakukan secara tunai, bank akan membayar sebesar harga
perolehan. Pembelian tersebut bisa dilakukan (dibayar) oleh kantor pusat atau kantor
cabang.
Contoh:
Bank ABC cabang Semarang membeli tanah seluas 300M2 @Rp. 1.000.000. Biaya perataan
tanah Rp. 5.000.000, biaya notaris Rp.7.500.000, biaya perantara Rp.15.000.000 semuanya
secara tunai. Pencatatannya adalah:
6
Pertukaran aktiva dengan aktiva yang berbeda jenis artinya aktiva yang berbeda
fungsinya, selain sekuritas. Perbedaan jenis bukan dilihat dari fisiknya. Perlakuan
akuntansinya adalah pertukaran aktiva tetap dinilai sebesar nilai wajar dari aktiva yang
diperoleh atau aktiva yang diserahkan tergantung mana yang lebih layak berdasarkan bukti
atau data yang tersedia. Perbedaan antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai
wajar yang digunakan pada tanggal transaksi harus dicatat sebagai laba atau rugi pertukaran.
Contoh:
Bank ABC akan membuka kantor cabang. Untuk itu bank ABC membeli tanah seluas
300m2 dengan harga Rp.1.000.000/m2. Perolehan tanah tersebut dengan cara ditukar
dengan mobil seharga Rp.300.000.000 yang telah disusut sebesar Rp.60.000.000. Di
samping menyerahkan mobil, Bank ABC juga membayar dengan tunai Rp.40.000.000.
Transaksi ini akan diperhitungkan laba ruginya dulu seperti di bawah ini:
Contoh : pertukaran yang menimbulkan laba tetapi tidak menimbulkan penerimaan uang.
7
Sebuah mobil Sedan A seharga Rp120.000.000 dan telah disusut Rp40.000.000 ditukar
dengan mobil Sedan B seharga Rp100.000.000. Maka laba pertukaran diperhitungkan dari
harga mobil A dikurangi harga buku sedan B yaitu Rp100.000.000 – (Rp 120.000.000 –
Rp40.000.000) = Rp20.000.000
Contoh:
Mobil kijang (Lama) seharga Rp40.000.000 , telah disusut Rp10.000.000, ditukar dengan
mobil kijang (Baru) seharga Rp150.000.000 . Selain itu bank menambah pembayaran tunai
Rp130.000.000.
Maka perhitungan ruginya:
Untuk memperoleh aktiva tetapdan invetaris, suatu bank dapat membuat sendiri.
Contoh pembuatan almari, meja dan perabot lain. Bank dapat mempekerjakan tukang kayu
untuk membuatnya sesuai desain yang diinginkan bank. Bila ini yang dilakukan bank, maka
harga perolehan aktiva tetap yang dibuat atau dibangun sendiri meliputi semua biaya yang
terjadi berkenaan dengan pembuatan aktiva tersebut hingga siap digunakan. Biaya-biaya
yang timbul dan menjadi komponen harga perolehan adalah bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead. Umtuk biaya overhead bisa dibebankan berdasarkan tarif atau
berdasarkan kenaikan atau tambahan biaya overhead akibat pembuatan aktiva tersebut.
Perlakukan akuntansi untuk aktifa tetap yang diperoleh dengan cara ini agak
menyimpang dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. pencatatan
8
aktiva dari hibah/hadiah sebesar harga pasarnya, tetapi bila untuk memperoleh aktiva ini
perlu pengorbanan maka bank hanya akan menerima nilai bersihnya.
Contoh:
Bank ABC menerima hibah dari pemerintah berupa tanah dan gedug, harga pasar tanah Rp.
400.000.000, harga gedung Rp. 200.000.00, maka pencatatannya adalah:
Tg Rekening D (Rp) K (Rp)
l
Kalau untuk menerima hadiah/hibah itu bank mengeluarkan biaya Rp. 50.000.000, maka
pencatatannya adalah:
9
Cr Kas
Khusus biaya penggantian yang relatif besar maka harus diperhitungkan nilai
komponen aktifa tetap yang diganti. Nilai yang diganti tersebut harus dikeluarkan dahulu
dari buku dan kemudian memasukkan/mencatat nilai penggantian yang baru ke dalam buku.
Contoh:
Bank telah melakukan penggantian salah satu bagian mobil yang telah disusut 80%. Sebuah
suku cadang sekitar 10% diganti dengan harga Rp. 50.000.000, secara tunai. Sementara
harga mobil pada waktu pembelian Rp. 400.000.000
Perhitungan:
10
b. Umur Ekonomis
Umur ekonomis adalah taksiran suatu aktiva tetap secara ekonomis dapat memberikan
manfaat.
c. Nilai Residu
Nilai residu adalah nilai sisa suatu aktiva apabila dijual kembali atau ditukarkan, ketika
aktiva tersebut tidak mampu lagi memberikan manfaat ekonomis.
Contoh:
Mobil dengan harga Rp. 400.000.00, ditaksir mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan
nilai residu Rp. 50.000.000. contoh ini bisa ditentukan depresiasinya yaitu:
Depresiasi= (400.000.00 – 50.000.000) : 5 = Rp. 70.000.000
11
Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) & Aktiva Tetap
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
JURUSAN AKUNTANSI
12
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
13