BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Glukosamin
Glukosamin telah dievaluasi sebagai sebuah agen terapi untuk penyakit radang
sendi di German sejak 1969. Senyawa glukosamin sulfat dat diturunkan dari kitin.
Dapat juga dihasilkan dengan cara sintetik. Di Eropa, glukosamin tersedia sebagai
obat resep. Di UK atau Amerika Utara, glukosamin tersedia sebagai makanan
suplemen diet.
sinovial, kulit, tulang, kuku, katup jantung, pembuluh darah, sekresi lendir dalam
pencernaan, pernafasan, dan sistem kemih.
CH2OH CH2OH
HO O HO O
OH OH
HO HO
NH2 NH3+ Cl-
(a) (b)
Gambar 2.1. (a) Struktur kimia glukosamin dan, (b) glukosamin hidroklorida
Glukosamin sulfat dapat dibuat dengan merefluks kitin dengan larutan asam
sulfat, namun reaksi ini memiliki hasil yang rendah. larutan asam sulfat dapat
mengoksidasi kelompok alkohol primer dan sekunder dalam kitin atau glukosamin.
Glukosamin sulfat sangat higroskopis yang sangat cepat terdegradasi (dari putih
menjadi putih kecokelatan) bila terkena uap air. Untuk menghindari masalah ini,
glukosamin sulfat dibuat dari glukosamin hidroklorida dengan menambahkan baik
kalium atau natrium sulfat dan hasil campurannya dikokristalisasi. Glukosamin sulfat,
fosfat, dan garam hidroiodin juga disiapkan dengan melewatkan larutan glukosamin
hidroklorida melalui resin penukar anion yang telah dikondisikan dengan asam sulfat,
asam fosfor, asam hidroiodin, atau garam logam dari satu asam ini. Penyusunan
glukosamin hidroklorida dari kitin merupakan reaksi hidrolisis sederhana. Selama
reaksi ini, kitin dideasetilasi dan didepolimerisasi menjadi glukosamin hidroklorida
dengan adanya larutan asam klorida.
2.2 Belangkas
Hewan mirip kepiting ini adalah hewan jenis artopoda yang hidup di perairan
dangkal dan kawasan mangrove. Kadang disebut juga dengan nama kepiting ladam,
mimi, atau mintuna. Kepiting ladam yang dalam bahasa Indonesia disebut
belangkas ialah hewan beruas yang bentuk badannya menyerupai “ladam kuda”
berekor sehingga di luar negeri, belangkas kerap dipanggil dengan nama "kepiting
tapal kuda" (horseshoe crab). Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan
bentuk berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu) dibandingkan dengan
bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama. Mimi adalah nama dalam
bahasa Jawa untuk yang berkelamin jantan dan Mintuna adalah untuk yang
berkelamin betina.
Klasifikasi Belangkas
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Merostomata
Ordo : Xiphosura
Famili : Limulidae
Jenis-jenis :
1. Genus Carcinoscorpius
2. Genus Limulus
3. Genus Tachypleus
2.3 Kitin
HOH2C
O
* O
*
NHCOCH3
HO
n
jamur dari gugus Mucor, Phycomyces, dan Saccharomyces (Hirano, 1986; Knorr,
1991). Keberadaan kitin di alam umumnya terikat dengan protein, mineral, dan
berbagai macam pigmen. Sebagai contoh, kulit udang mengandung 25-40% protein,
40-50% CaCO3, dan 15-20% kitin, tetapi besarnya komponen tersebut masih
bergantung pada jenis udangnya (Altschul, 1976). Sebagian besar kelompok
Crustacea, seperti kepiting, udang, dan lobster, merupakan sumber utama kitin
komersial. Di dunia, kitin yang diproduksi secara komersial 120 ribu ton per tahun.
Kitin yang berasal dari kepiting dan udang besar 39 ribu ton (32,5%) dan dari jamur
32 ribu ton (26,7%)(Knorr, 1991).
Hemigraprapsus 10,6d
Metapenaeus 32,4d
Penaeus 25d
Keterangan:
a
Berdasarkan bobot bahan basah
b
Berdasarkan bobot bahan kering
c
Berdasarkan bobot bahan organik pada kulit luar
d
Berdasarkan bobot kering total kulit luar
Kitin merupakan bahan yang tidak beracun dan bahkan mudah terurai secara
hayati (biodegradable). Bentuk fisiknya merupakan padatan amorf yang berwarna
putih dengan kalor spesifik 0,373 ± 0,03 kal/g/oC (Knorr, 1984) dan derajat rotasi
spesifik [α]D18 +22o pada kosentrasi asam metanasulfonat 1,0%. Sebagai biopolymer
kristalin, kitin terdapat dalam 3 bentuk Kristal di alam, yaitu α, β, dan γ. Kitin- α
berbentuk Kristal ortorombik dengan setiap unit selnya mengandung 4 cincin N-asetil-
D-glukosamina yang ditautkan dengan 2 ikatan glikosidik β-(1→4) dan tertara secara
antiparalel, rapat, dan kompak. Kitin-β berbentuk kristalin monoklin dan setiap
unitnya terdiri atas 2 cincin N-asetil-D-glukosamina dan 2 molekul air yang tertara
secara parallel. Sementara struktur kitin-γ diduga dalam 2 penataan, yaitu 2 rantai
paralel dan 1 antiparalel. Ketiga bentuk kristalin tersebut dapat dibedakan dengan
menggunakan spektroskopi IR pada bilangan gelombang 3160 dan 3190 cm-1.
Kitin hampir tidak larut dalam air, asam encer, dan basa, tetapi larut dalam
asam formiat, asam metanasulfonat, N,N-dimetilasetalmida yang mengandung 5%
litium klorida, heksafluoroisopropil alkohol, heksafluoroaseton dan campuran 1,2-
dikloroetana-asam trikloroasetat dengan nisbah 35:65 (% [v/v])(Hirano, 1986). Asam
mineral pekat seperti H2SO4, HNO3, dan H3PO4 dapat melarutkan kitin sekaligus
menyebabkan rantai panjang kitin terdegradasi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil
(Bastaman,1989).
Dewasa ini aplikasi kitin dan kitosan sangat banyak dan meluas. Di bidang
industri, kitin, dan kitosan berperan antara lain sebagai koagulan polielektrolit
pengolahan limbah cair, pengikat dan penjerap ion logam, mikroorganisme,
mikroalga, pewarna, residu pestisida, lemak tanin, PCB (poliklorinasi bifenil), mineral
dan asam organik, media kromatografi afinitas, gel dan pertukaran ion, penyalut
berbagai serat alami dan sintetik, pembentukan film dan membran mulai terurai,
meningkatkan kualitas kertas, pulp, dan produk tekstil. Sementara dibidang pertanian
dan pangan kitin dan kitosan digunakan sebagai pencampur ransum pakan ternak,
antimikrob, antijamur, serat bahan pangan, penstabil, pembentuk gel, pembentuk
tekstur, pengental dan pengemulsi produk olahan pangan, pembawa zat aditif
makanan, flavor, zat gizi, pestisida, herbisida, virusida tanaman, dan deasedifikasi
buah-buahan, sayuran dan penjernih sari buah. Fungsinya sebagai antimikroba dan
antijamur juga diterapkan dibidang kedokteran kitin dan kitosan dapat mencegah
pertumbuhan Candida albican dan Staphvlacoccus aureus. Selain itu bipolimer
tersebut juga berguna sebagai antikoagulan, antitumor, antivirus, pembuluh darah-
kulit dan ginjal sintetik, bahan pembuat lensa kontak, aditif kosmetik, membran di
alis, bahan shampoo dan kondisioner rambut, zat hemostatik, penstabil liposom,bahan
ortoprdik, pembalut luka dan benang bedah yang mudah diserap, serta mempertinggi
daya kekebalan, antiinfeksi. (Purwantiningsih,S. 2009).
telah kita lihat, absorpsi juga tergantung pada panjang gelombang radiasi dan tabiat
jenis zat molekular dalam larutan.
Hubungan antara absorpsi radiasi dan panjang jalan melalui medium yang
menyerap pertama kali dirumuskan oleh Bouguer (1729), meskipun kadang-kadang
dianggap berasal dari Lambert (1768). Marilah kita membagi sebuah medium
penyerap yang homogen, seperti suatu larutan kimia, menjadi lapisan-lapisan maya,
masing-masing dengan ketebalan yang sama. Jika suatu sinar radiasi monokhromatik
(yaitu radiasi dari satu panjang gelombang tunggal) diarahkan melewati medium,
diketahui bahwa tiap lapisan menyerap bagian yang sama dari radiasi, atau tiap
lapisan mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama. Pernyataan
persamaan ini dapat berbunyi: Tenaga radiasi yang ditransmisikan berkurang secara
eksponensial jika tebal medium penyerap bertambah secara aritmatik.
Penguat
Pembacaan
1. Sumber energi radiasi yang kontiniu dan meliputi daerah spektrum, dimana alat
ditujukan untuk dijalankan.
2. Monokhromator, yang merupakan suatu alat untuk mengisolasi suatu berkas
sempit dari panjang gelombang-panjang gelombang dari spektrum yang luas yang
disiarkan oleh sumber.
3. Wadah untuk contoh
4. Detektor yang merupakan suatu transducer yang mengubah energi radiasi menjadi
isyarat listrik.
5. Penguat dan rangkaian yang bersangkutan yang membuat isyarat listrik cocok
untuk diamati.
6. Sistem pembacaan yang dapat mempertunjukkan besarnya isyarat listrik.
(Underwood,A.L. 1983)
666 cm-1 (2,5 – 15,0 μm). Sebuah molekul yang paling sederhana sekalipun dapat
memberikan spektrum yang sangat rumit. Kimiawan organik mengambil keuntungan
dari kerumitan spektrum itu dengan membandingkan spektrum senyawa yang tidak
diketahui terhadap spektrum cuplikan yang asli. Suatu kesesuaian puncak demi
puncak merupakan bukti yang kuat tentang identitasnya. Selain enantiomer, dua
senyawa tidak mungkin memberikan spektrum inframerah yang sama.
Pancaran infra-merah terbatas di antara 4000 cm-1 dan 666 cm-1 (2,5 – 15,0
μm), diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi energi getaran molekul.
Penyerapan ini juga tercatu, namun spektrum getaran tampak bukan sebagai garis-
garis melainkan berupa pita-pita. Letak pita dalam spektrum inframerah disajikan
sebagai bilangan gelombang atau panjang gelombang. Satuan bilangan gelombang
(cm-1, kebalikan sentimeter). Terdapat dua macam getaran molekul yaitu getaran ulur
dan getaran tekuk. Getaran ulur adalah suatu gerakan berirama di sepanjang sumbu
ikatan sehingga jarak antar atom bertambah atau berkurang. Getaran tekuk dapat
terjadi karena perubahan sudut-sudut ikatan antara ikatan-ikatan pada sebuah atom.
(Silverstein, R.M. 1986)
Sel
Rujukan
Sumber
Pemenggal Kisi Detektor Perekam
Cahaya
Sel
Contoh
(Sumber : Fessenden,R.J.1983)
weak). Suatu pita lemah yang bertumpang-tindih dengan suatu pita kuat disebut bahu
(sh, shoulder). Banyaknya gugus identik dalam sebuah molekul mengubah kekuatan
relatif pita absopsinya dalam suatu spektrum. (Fessenden,R.J.1983)
FT-IR Kitin (KBr) : 532 (w), 565 (w), 952 (w), 1024 (m), 1074 (m), 1114 (m), 1157
(m), 1205 (w), 1261 (w), 1314 (m), 1379 (m), 1429 (m), 1559 (m), 1629 (m), 1658
(m), 2890 (m), 2930 (m), 3130 (m), 3254 (m), 3443 (s), 3471 (s) cm-1.
FT-IR Glukosamin HCl (KBr) : 570 (s), 597 (s), 698 (w), 773 (m), 854 (m), 889 (w),
912 (m), 1002 (s), 1034 (s), 1066 (s), 1095 (s), 1137 (s), 1183 (m), 1394 (m), 1421 (s),
1535 (s), 1583 (s), 1614 (s), 2943 (s), 3042 (s), 3105 (s), 3350 (s) cm-1.
Menurut Silverstein, R.M. (1986) gugus O-H berada di antara 3500-3200 cm-1
untuk glukosamin 3350 cm-1. Gugus N-H berada di antara 1610-1481 cm-1, untuk
glukosamin 1535 cm-1. Gugus C-N berada diantara 1342-1266 cm-1, untuk glukosamin
1334 cm-1. Dan Ikatan glukosida berada diantara 1150-1085 cm-1, untuk glukosamin
1034 cm-1.