Komunikasi pemasaran
Dosen Pengampu : Dian Retnasari M. Pd.
Disusun Oleh :
1. Titin Hidayatul Fajriani 19513244008
4. E.Azka Salsabila
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan tugas dari mata kuliah Komunikasi Bisnis dengan pembahasan “Komunikasi
Pemasaran”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Komunikasi Bisnis yaitu Bu Dian Retnasari yang telah membimbing dalam menulis tugas ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
COVER
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
I. Topik Pembelajaran
II. Tujuan Pembelajaran
III. Manfaat Pembelajaran
BAB II
PENDAHULUAN
I. Topik Pembelajaran
Sebagai kerangka dasar kajian, dalam Handout ini Anda diharapkan dapat memahami
konsep-konsep dasar komunikasi pemasaran. Secara khusus, Anda diharapkan dapat
memahami dua aspek utama yaitu (1) memahami bauran komunikasi pemasaran, dan (2)
memahami proses komunikasi pemasaran.
PEMBAHASAN
Marketing Communication mengacu pada semua aktivitas riset, strategi, atau taktik
yang mendukung penjualan produk atau jasa. Rowe (2003: 210) mengutip dari beberapa
referensi menjelaskan bahwa salah satu pendekatan pemasaran kepada konsumen hitam
didasarkan pada gagasan bahwa komunikasi yang paling efektif bila elemen mereka (Saluran
atau media yang digunakan untuk mengirimkan informasi, isi pesan, ikon dan simbol yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, nilai-nilai yang digambarkan dalam pesan) mengacu
pada budaya target market. Komunikasi pemasaran telah dirancang dengan cermat untuk
mengandung pesan promosi dengan konten yang relevan dengan konsumen hitam dan
disajikan dengan cara yang sesuai dengan budaya.
Berdasarkan pernyataan di atas, Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
tujuan utamanya untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), untuk menarik
konsumen sehingga melakukan pembelian (komunikasi persuasif), dan untuk mengingatkan
khalayak agar mengulang pembelian atau menjadi konsumen tetap.
Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi (Tjiptono, 1997: 220):
Secara umum ada tiga tingkatan dasar untuk hirarki efek dalam praktik komunikasi
pemasaran (Prisgunanto, 2006: 69). Hal ini dapat dianggap sebagai tahapan dan posisi di
mana pelanggan atau khalayak merespon dan memahami suatu produk dari hasil interaksi
mereka lewat komunikasi pemasaran. Tahapan tersebut terbagi dalam beberapa tingkatan
berikut:
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:116), ”Bauran promosi (promotion mix) –juga
disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) perusahaanmerupakan
paduan spesifik hubungan masyarakat, iklan, promosi penjualan, penjualan personal, dan
sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untukmengkomunikasikan nilai
pelanggan secara persuasif dan membangun hubunganpelanggan.”
Promotion mix atau bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
unsur-unsur promosi yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Unsur-unsur
tersebut merupakan alat dari komunikator pemasaran (perusahaan) dalam berkomunikasi
dengan pelanggan. Lima unsur yang membentuk komunikasi pemasaran disebut bauran
komunikasi pemasaran atau bauran promosi, karena merupakan peralatandari promosi. Alat
alat komunikasi yang dapat digunakan perusahaan yaitu public relations (hubungan
masyarakat), advertising (periklanan), sales promotion (promosi penjualan), personal selling
(penjualan personal), dan direct marketing (pemasaranlangsung).
1. Hubungan Masyarakat
Jadi berdasarkan definisi-definisi tersebut terdapat beberapa inti dari public relations
yakni : goodwill, kepercayaan, pengertian pada dan dari publik sesuatu badan khususnya dan
masyarakat umumnya. Dalam public relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan
hubungan yang harmonis antara sesuatu badan dan publiknya, usaha untuk memberikan atau
menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang
menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan tersebut. (Saputra dan Nasrullah, 2011:4)
Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam bukunya, Hubungan
Masyarakat Suatu Komunikologis (1992), yang dikutip oleh Saputra dan Nasrullah (2011:50)
fungsi public relations adalah sebagai berikut :
- Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
- Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik
eksternal
- Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi
kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi
- Melayani publik
- Operasional dan organisasi adalah bagaimana membina hubungan yang harmonis
2. Periklanan
4. Penjuakan Personal
Personal selling (penjualan personal)
adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan
untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun
hubungan pelanggan. (Kotler dan Armstrong,
2008:117)
Penjualan personal adalah improvisasi
dari penjualan dengan menggunakan komunikasi
person to person, biasanya dilaksanakan oleh sales di
bawah naungan manajer penjualan yang
mempromosikan produk secara langsung pada pasar sasaran (Kennedy dan Soemanagara,
2006:33). Penjualan personal meliputi komunikasi dua arah dan pribadi antara sales dan
pelanggan invidivu—tatap muka, melalui telepon, melalui konferensi video atau Web, atau
dengan cara lainnya. Penjualan personal dapat berfungsi sebagai jembatan anatar perusahaan
dan pelanggannya. Penjualan personal mempelajari kebutuhan pelanggan dan bekerja dengan
orang-orang pemasaran dan nonpemasaran lainnya di dalam perusahaan untuk mencipatakan
nilai pelanggan yang lebih besar lagi. (Kotler dan Armstrong, 2008:183)
Personal selling melibatkan interaksi secara langsung antara penjual dengan pembeli
potensial. Personal selling merupakan alat yang paling efektif terutama dalam membangun
preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Alasannya adalah karena penjualan pribadi, jika
dibandingkan dengan periklanan, memiliki tiga manfaat tersendiri yaitu pertama, personal
selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.
Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat
dan segera melakukan penyesuaian. Kedua, personal selling memungkinkan timbulnya
berbagi jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan.
Tenaga penjualan yang efektif harus terus berupaya mengutamakan kepentingan pelanggan
jika mereka ingin mempertahankan hubungan jangka panjang. Dan ketiga, personal selling
membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.
Pembeli terutama sekali harus menanggapi, walau tanggapan tersebut hanya berupa ucapan
“terima kasih” secara sopan.
5. Pemasaran Langsung
Direct marketing (pemasaran langsung) adalah
hubungan langsung dengan konsumen individual yang
ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons
langsung dan membangun hubungan pelanggan yang
langgeng – penggunaan surat langsung, telepon, televisi
respons langsung, e-mail, Internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung
dengan konsumen tertentu. (Kotler dan Armstrong, 2008:117)
Definisi direct maketing menurut Belch dan Belch yang dikutip oleh Kennedy
dan Soemanagara (2006:26), ”direct marketing is a system of marketing by which
organizations communicate directly with the target consumer to generate a response or
transaction.” Belch dan Belch menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat
dengan pasar sasaran dan memungkinkan terjadinya proses komunikasi dua arah. dipahami
bahwa komunikasi langsung bertujuan untuk memperoleh respons atau transaksi yang terjadi
secara langsung dalam waktu singkat. Direct marketing dapat mencapai tujuan itu dengan
dukungan faktor-faktor lain yaitu :
Bahwa pasar sasaran telah mengenal produk dan layanan sebelumnya melalui saluran
media massa atau media promosi lainnya.
Bahwa pasar sasaran yang dituju merupakan hasil penyaringan dari proses segmentasi
yang selektif, sehingga pasar sasaran yang dipilih adalah mereka yang mewakili
kedekatan dengan produk dan layanan yang ditawarkan.
Bahwa pemasar atau komunikator telah menyiapkan informasi yang lengkap sesuai
dengan apa yang dibutuhkan, dan kemungkinan jawaban atas serangkaian informasi
mengenai produk dan layanan yang ditawarkan (solusi).
Bahwa direct marketing juga merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan
pada pasar sasaran untuk menilai dan menimbang suatu informasi atau produk dalam
suatu proses pengambilan keputusan, memungkinkan proses komunikasi dilakukan
berulang-ulang. Proses ini biasa disebut proses follow up (follow up process)
.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa direct marketing dilaksanakan sebagai
cara untuk bertemu dengan konsumen setelah muncul respons dari pasar atas informasi
produk yang telah disebarkan pada konsumen. Informasi disebarkan melalui beberapa cara,
yaitu melalui iklan di surat kabar, televisi, majalah, atau media massa lainnya. Tetapi
penyebaran informasi juga dapat dilakukan melalui pengiriman brosur atau leaflet lewat pos,
atau disebut direct mail.
Follow up process merupakan bentuk pendekatan direct marketing, melalui direct
mail atau melalui telemarketing. Yang dimaksud telemarketing dan direct marketing adalah
dengan penggunaan fasilitas teknologi tinggi dengan dua jenis pasar sasaran, yaitu personal
target dan group target. Personal target biasanya berbentuk layanan informasi langsung pada
pemilik situs jejaringan atau e-mail yang tertuju pada personal. disampaikan dengan
pemberian informasi singkat tentang alat pemuas kebutuhan dan ajakan untuk lebih rinci
mempelajari kualitas produk dan layanan, manfaat, harga yang dapat dinegosiasikan, dan
bagaimana memperoleh produk itu. Group target, merupakan follow up yang terjadi melalui
fasilitas teknologi, dimana tersedia media yang dapat mendukung komunikasi personal to
group (PTG), dan bentuk teknologi yang memungkinkan hal ini terjadi adalah melalui
konferensi. (Kennedy dan Soemanagara, 2006:27)
Follow up dapat terjadi didasarkan pada dua kondisi, yaitu follow up dilakukan
setelah proses direct mailing, dengan berhubungan langsung pada contact person. Hubungan
ini dapat berlangsung melalui proses tatap muka dan telepon. Follow up dilakukan setelah
kunjungan langsung ke pasar sasaran potensial, yang bertujuan untuk meningkatkan
hubungan di antara keduanya. Dan follow up dilakukan setelah respons atas informasi yang
disebar melalui media massa ata media lainnya. Proses ini lebih mudah dan lebih efektif
karena respons muncul disebabkan adanya ketertarikan akan produk dan layanan dalam
memenuhi kebutuhan mereka, sehingga terdapat penghematan biaya telepon secara langsung.
PT Microreksa Infonet
Sales Promotion
Personal Selling Feedback
Direct Marketing
Advertising
public relations
Kepopuleran IMC memunculkan paradigma baru dalam pemasaran, kini muncul kesadaran
perlunya konsistensi pesan kampanye pemasaran, serta keterkaitan media komunikasi yang
digunakan agar menghasilkan konsistensi reputasi antara citra merek (produk) dengan citra
perusahaan (korporat). Ada lima premis dasar yang mendasari upaya ini.
1. Keterpaduan (integrasi) adalah proses tak terbatas dan berujung, karena mencakup bagai
jenjang; 2. IMC bukan pekerjaan satu fungsi, melainkan multi fungsi ( cross-fungtional)
2. Semua pihak yang terkait dengan perusahaan (stakeholder) penting untuk ditangani secara
proporsional, tidak lagi terfokus hanya pada pelanggan semata;
3. Perusahaan perlu mendengar masukan dari semua pihak (stake-holder) termasuk
pelanggan;
4. Setiap titik kontak dengan publik menyebarkan pesan komunikasi, mulai dari kemasan
produk, iklan, layanan pelanggan, berita di media massa, sampai rumor yang mampu
menyebar secara berantai.
Menetukan tujuan
Merancang komunikasi
Memilih saluran
Menetapkan anggaran
Mengukur hasil
Demikian pula dalam buku yang sama juga dijelaskan bahwa strategi komunikasi
merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen untuk mencapai suatu
tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
bisa berbeda sewaktu-waktu, tegantung kepada situasi dan kondisi.
Untuk mencapai mantapnya suatu strategi, Harold D. Lasswell menerangkan kegiatan
komunikasi dalam rumus “Who Says In Which Channel To Whom With What Effect?”.
(Onong Uchjana Effendi, 1986:36)
Who? (Siapakah komunikatornya?)
Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?)
In Which Channel? (Media apa yang digunakannya?)
To Whom? (Siapa komunikannya?)
With What Effect? (Efek apa yang diharapkan?)
With What Effect? (Efek apa yang diharapkan?)
With
Who Says In which To
What
What Channel Whom
Communi Effect
cator Massage Medium Reveicer
Effect
3. Marketing mix seperti apakah yang dipakai untuk memberikan kepuasan kepada konsumen
tersebut?
Ketiga elemen ini sangat menentukan arah dari strategi pemasaran perusahaan.
Strategi tersebut merupakan rencana jangka panjang yang digunakan sebagai pedoman bagi
kegiatan-kegiatan personalia pemasaran.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. (Sofjan Assauri,
2010:168).
Dalam proses pemasaran, tahap pertama yang dilakukan adalah menganalisis peluang
pasar yang dapat dimanfaatkan dalam usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Tahap kedua adalah penetapan sasaran pasar, yang akan dilayani oleh perusahaan.
Tahap ketiga adalah menetapkan strategi peningkatan posisi perusahaan dalam persaingan
pada sasaran pasar yang dilayani.
Tahap keempat dari proses pemasaran ini adalah mengembangkan sistem pemasaran
yang merupakan tugas untuk mengembangkan organisasi pemasaran, sistem informasi
pemasaran, sistem perencanaan, dan pengendalian pemasaran yang dapat menunjang
tercapainya tujuan perusahaan dalam melayani sasaran pasar. Tahap kelima mengembangkan
rencana pemasaran, usaha pengembangan ini diperlakukan karena keberhasilan perusahaan
terletak pada kualitas rencana pemasarannya. Dan tahapan keenamnya adalah menerapakan
atau melaksanakan rencana pemasaran yang telah disusun dan mengendalikannya. (Sofjan
Assauri, 2010:168).
Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut,
(Basu Swastha dan Irawan, 2001:353) :
2. Memberitahu
Kegiatan promosi ini ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran
perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-
tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat informatif ini juga dapat
penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk
membeli.
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk diarahkan untuk mendorong pembelian dan lebih
mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Promosi yang bersifat persuasif ini akan
menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di
dalam siklus kehidupannya.
4. Mengingatkan
Promosi ini dilakukan untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan
perusahaan berusaha mempertahankan pembeli yang ada.
I. Sasaran Promosi
Tahap selanjutnya adalah memilih pasar sasaran. Kepada pasar sasaran inilah seluruh
usaha perusahaan (marketing mix) diarahkan. Pemilihan pasar sasaran akan juga menentukan
bagaimana mengalokasikan sumber daya perusahaan diarahkan untuk program pemasaran.
Setelah melakukan segmentasi, pemasar dapat memilih target pasar yang sesuai dengan tahap
segmentasi tersebut. (Sutisna, 2002:254).
Seorang komunikator pemasaran memulai pekerjaannya dengan sasaran yang
tertanam jelas dalam benaknya. Sasarannya bisa saja pembeli potensial atau pemakai lama,
mereka yang mengambil keputusan pembelian atau mereka yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan itu. Audiens bisa saja individu, kelompok, masyarakat tertentu, atau
masyarakat pada umumnya. Audiens sasaran sangat berpengaruh terhadap keputusan yang
akan diambil komunikator, apa yang akan dikatakan, bagaimana mengatakannya, kapan
mengatakannya, dimana mengatakannya, dan siapa yang akan mengatakannya. (Kotler dan
Armstrong, 2001:115).
Masih dalam buku karya Kotler dan Armstrong, setelah audiens sasaran ditentukan,
komunikator pemasaran harus memutuskan respon seperti apa yang dicari. Tentu saja pada
umummunya respon akhir yang diinginkan adalah pembelian. Tetapi membeli adalah hasil
dari proses panjang yang dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan.
Komunikator pemasaran perlu mengetahui dimana audiens sasaran sekarang berdiri dan
sampai sejauh mana mereka harus dipengaruhi.
J. Hambatan Komunikasi
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan
competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan
tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan
konsumen (artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).
K. Dampak Komunikasi
Konsumen kadang mencoba menghinsari dari exposure pesan, namun jika tetap terekspose,
mereka akan menentukan apakah menerima atau menolaknya. Pesan bisa diterima (message
acceptance) bila pesan sukses mengkomunikasikan benefit produk yang dianggap penting
oleh segmen sasaran. Sebaliknya pesan akan ditolak karena dianggap kurang kredibel atau
pesan tidak dapat dipercaya. Bisa juga karena faktor-faktor diluar isi pesan dan lebih
merupakan cerminan sikap, pengalaman dan keuakinan konsumen.
Pengiklan tentu saja menginginkan konsumen mau membeli sebagai dampak
penerimaan iklan. Bila pesan diterima, memang mungkin saja akan terjadi pembelian. Namun
konsumen bisa saja memutuskan tidak membeli karena alasan-alasan lain. Faktor harga dan
ketersediaan barang ,misalnya jelas bisa menggagalkan terjadinya pembelian. Namun ,
efektivitas iklan media massa lebih sulit dinilai. Pemasar merasa kesulitan mengukur dampak
kampanye iklan terhadap pemilihan merek karena begitu banyak faktor lain yang ikut
berpengaruh pada keputusan membeli konsumen. Apapun hasilnya pemasar ingin tahu
dampak komunikasi pemasaran pada penjualan produknya. Evaluasi terhadap komunikasi
bisa memberikan umpan balik bagi pemasar. Alhasil, dalam penelitian kampanye iklan,
umpan balik tidak langsung dianggap lebih penting. Kriteria efektivitas tidak langsung lebih
tertuju pada kemampuan iklan dalam menghasilkan exposure, awareness, pemahaman dan
retensi pesan iklan. Umpan balik langsung terjadi kalau komunikasi berdampak langsung
pada tindakan konsumen yaitu pembelian. Faktor yang turut berpengaruh pada efektivitas
komunikasi:
• Semakin besar pengaruh sumber komunikasi pada penerim dampak dan perubahan si
penerima sesuai yang dikehendaki sumebr pesan.
• Komunikasi berdampak lebih kuat bila pesannya cocok dengan opini, keyakinan, dan
disposisi I penerima.
• Komunikasi cenderung lebih efektif kalu sumber dianggap punya keahlian, status tinggi,
obyektivitas, atau lebih disenangi, yerlebih lagi kalau si sumber punya kekuasaan dan si
penerima bisa mengidentifikasi diri padanya.
• Konteks sosial, grup, atau grup acuan akan menjadi perantara komunikasi dan
mempengaruhi apakah komunikasi tersebut diterima atau tidak.
Daftar pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18242/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=2675446C18BD4A2C1FDA0F86C6DB1902?
Eprints.umm.ac.id
https://www.academia.edu/27948117/KOMUNIKASI_PEMASARAN
http://eprints.umm.ac.id/35140/3/jiptummpp-gdl-rimaikahan-47212-3-babii.pdf
http://yusye.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/39152/Komunikasi+Pemasaran.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2012/05/pustaka_unpad_komunikasi_pemasaran_pada_org.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/19378/5/Bab%202.pdf