Anda di halaman 1dari 4

Dislokasi dan Subluksasi

1.1 Definisi

Dislokasi merupakan terlepasnya jaringan tulang dari kesatuan sendi.


Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Sedangkan
subluksasi merupakan suatu dislokasi parsial.1

1.2 Etiologi

Dislokasi dan subluksasi sering disebabkan oleh trauma akibat olahraga,


trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga, kondisi patologik, kongenital
dan terjatuh. Olahraga yang sering menyebabkan dislokasi misalnya sepakbola,
basket dan hoki. Olahraga lainnya yang memiliki risiko jatuh misalnya bermain
ski, senam dan volley. Sedangkan trauma yang tidak berhubungan dengan
olahraga, yaitu jatuh dan kecelakaan lalulintas.1

1.2 Patogenesis dan Klasifikasi

Salah satu penyebab terjadinya dislokasi sendi yaitu karena kelainan


congenital yang mengakibatkan kelainan pada ligamen sehingga terjadi
penurunan stabilitas sendi. Penyebab traumatis seperti gerakan yang berlebih
pada sendi dan kondisi patologik yaitu karena adanya penyakit yang akhirnya
terjadi perubahan struktur sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma
jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang
ekstremitas sehingga terjadi perubahan pada struktur anatomi tubuh.1

Klasifikasi dislokasi berdasarkan penyebabnya yaitu: dislokasi kongenital,


dislokasi patologik dan dislokasi traumatic. Berdasarkan tipe klinisnya, dislokasi
terbagi 2, yaitu: dislokasi akut dan dislokasi berulang. Sedangkan berdasarkan
tempat terjadinya, dislokasi diklasifikasikan sebagai berikut: dislokasi sendi
rahang, dislokasi sendi siku, dislokasi sendi jari, dislokasi sendi panggul,
dislokasi patella dan dislokasi bahu. Manifestasi klinis dislokasi yaitu nyeri,
bengkak, perubahan warna pada tempat yang mengalami dislokasi, dan
keterbatasan dalam bergerak.1
Tatalaksana terdiri dari konservatif dan operatif. Tatalaksana konservatif
yaitu:

1) Dislokasi reduksi
2) RICE
R : Rest (istirahat)
I : Ice (kompres dengan es)
C : Compression (kompresi / pemasangan pembalut tekan)
E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)

Sedangkan pada pembedahan yaitu termasuk Reduksi Terbuka dengan


Fiksasi Interna atau disingkat ORIF (Open Reduction and Fixation). Berikut
dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortopedi dan indikasinya yang lazim
dilakukan :

 Reduksi Terbuka : melakukan reduksi dan membuat


kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu
dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah.
 Fiksasi Interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi
dengan skrup, plat, paku dan pin logam.
 Graft Tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog
maupun heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan, untuk
menstabilisasi atau mengganti tulang yang berpenyakit.
 Amputasi : penghilangan bagian tubuh.
 Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan
artroskop(suatu alat yang memungkinkan ahli bedah
mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau
melalui pembedahan sendi terbuka.
 Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.
 Penggantian sendi: penggantian permukaan sendi dengan
bahan logam atau sintetis.
 Penggantian sendi total: penggantian kedua permukaan
artikuler dalam sendidengan logam atau sintetis.
Komplikasi dislokasi yang mungkin terjadi ialah adanya cedera
pada pembuluh darah atau saraf, kekakuan sendi, maupun dislokasi
berulang.1
DAFTAR PUSTAKA

1. Parry J. Dislocation/Subluxation Management. EDS Int. 2017;

Anda mungkin juga menyukai