Sistem Moneter Internasional KLOMPOK 1
Sistem Moneter Internasional KLOMPOK 1
OLEH
KELOMPOK 1
KELAS IESP-C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya. Tak lupa pula salawat serta salam kepada junjungan alam Nabi Besar
Muhammad Salallahualaihiwasalam sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
mengenai sistem moneter internasional. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Bapak dosen mata kuliah ekonomi
pertanian Bapak Dr. ikhsan Rois ST.ME dan juga teman kelas sekalian kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya selama pengerjan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................................2
1.4. Metode.........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................20
3.1 Simpulan......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang sering kita
bicarakan adalah berkaitan dengan uang. Setiap negara mempunyai mata uang sendiri
dan mata uang itu menunjukkan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter
internasional ini mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi
lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing
ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.
Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter
internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang
lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem
moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih ingin
merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal. Untuk itu penulis akan
membahas terkait dengan “Sistem Moneter Internasional”.
1.3. Tujuan
1.4. Metode
PEMBAHASAN
Lima negara Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia, Netherlan dan
Norwegia) mengadakan pengaturan secara tersendiri. Kurs tetap berlaku di antara
mereka, tetapi berubah-ubah secara bersama-sama terhadap mata uang negara lain.
Sisten krus semacam ini (mengambang bersama-sama) menghasilakan fluktuasi yang
menyerupai ular, yang kemudian disebut “Snake like”.
System kurs mengambang bebas secara murni, biasa disebut clean float atau
freely. Dalam system ini, kurs ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran
mata uang yang ada di pasar valuta asing, tanpa campur tangan pemerintahan.
Berdasarkan system ini, kurs akan bergerak naik turun, atau mengambang secara
bebas sesuai dengan kondisi atau kekuatan pasar.
Jika factor-faktor yang berpengaruh kurs berubah, dan estimasi pasar terhadap
factor-faktor tersebut juga berubah, maka kurs juga akan berubah. Kurs berubah
sesuai dengan berita-berita relevan yang dikeluarkan oleh institusi resmi Negara.
Beberpa bank sentral turut campur tangan dengan intervensi lansung maupun
tidak untuk mempengaruhi kekuatan pasar, sehingga kurs berada pada kisaran yang
positif terhadap perekonomian Negara. Keikutsertaan bank sentral sama seperti
pelaku pasar lainnya. Artinya bank sentral tidak mengindentifikasi dirinya sebagai
bank sentral. Pada system ini tidak ada patokan atau batasan berapa kurs yang harus
berlaku. Intervesi bank sentral dilakukan hanya sementara saja.
Kelebihan dari system kurs mengambang bebas adalah kurs akan berubah dengan
cepat sesuai dengan perubahan kondisi ekonomi. Sehingga kurs dapat mencerminkan
nilai yang wajar atau sesungguhnya dari perekonomian suatu Negara.
Kelemahan dari system ini adalah kurs akan selalu berubah secara bebas sesuai
dengan kekuatan pasar yang pada akhirnya dapat menyulitkan pemerintah maupun
pelaku ekonomi yang lain dalam menentukan, atau merencanakan atau menghitung
suatu usaha. Perubahan kurs yang terlalu cepat ini dapat meningkatkan ketidakpastian
dalam dunia usaha.
Pada system ini, pemerintah melalui otoritas moneter atau Bank Sentral
secara resmi menetapkan nilai kurs yang berlaku untuk negaranya. Bank Sentral
secara aktif melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga kurs yang
telah ditetapkannya. Pemerintah menjaga nilai mata uang pada tingkat yang telah
ditetapkan dengan membeli dan menjual valuta asing dalam jumlah yang tidak
terbatas.
Kelemahan system kurs ini adalah nilai kurs tidak selalu dapat
mencerminkan nilai yang sesungguhnya dari mata uang tersebut. Pemerintah
melalui otoritas moneter akan selalu menjaga stabilitas kurs pada tingkat yang
diinginkan. Kondisi ini menyebabkan nilai mata uang tidak mencerminkan
kondisi perubahan ekonomi yang sesungguhnya. Pendek kata apapun perubahan
ekonomi Negara, tidak dengan segera tercermin dari nilai tukar mata uangnya.
Ketika para pelaku pasar menilai mata uang sudah terlalu tinggi atau
rendah, maka mata uang tersebut akan mengalami tekanan jual atau beli yang
sangat besar. Pemerintah akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan nilai
tukar mata uangnya. Hal ini akan menyebabkan biaya tinggi dan menguras
cadangan devisa.
System kurs ini ditetapkan dengan cara mengkaitkan nilai tukar mata uang
suatu Negara dengan mata uang Negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.
Nilai tukar mata uang bergerak mengikuti perubahan nilai mata uang Negara yang
ditambatnya.
Beberapa Negara lain mengaitkan nilai tukar mata uangnya dengan GBP,
USD, dan SDR atau Special Drawing Right yang dikeluarkan oleh IMF. SDR
merupakan uang kertas emas yang dikeluarkan IMF pada tahun 1969 sebagai
reserve currency dan likuiditas internasional. Beberapa Negara Eropa yang
tergabung dengan EEC sejak tahun 1972 menggunakan pegged system ini yang
disebut Snake System. Kemudian system snake diubah menjadi European
Monetary System, EMS. Pada snake system dan EMS setiap mata uang anggota
EEC dikaitkan nilainya dengan Europen Currenc Unit, atau ECU dan dapat
berfluktuasi pada kisaran 2,25 persen di atas atau di bawah kurs tengah.
A. Cash
Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank draft, pada
saat barang dikirm oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya tidak disukai
oleh pembeli (importer) karena :
Tetapi cara ini akan sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan
belum kenal baik dengan importir.
B. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan daripada cash. Sebab dengan cara open account
barang telah dikirimkan kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta
dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijaksanaan importir. Dalam hal ini, resiko sebagian besar ditanggung eksportir.
Cara ini akan baik digunakan apabila :
Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi didalam transaksi dengan L/C
ini, yaitu Confirming Bank (bank di negara eksportir) yang atas permintaan eksportir,
menjamin pembayaran L/C yang dikeluarkan oleh Issuer.
Langkah-langkah pembayaran dengan L/C sebagai berikut :
Keterangan:
1. Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir.
4. Dengan diterbitkan L/C tersebut berarti kredit telah tersedia bagi importir
untuk menginpor barang dari eksportir.
E. Private Compensation
Adalah suatu metode pembayaran internasional yang dilakukan antara
pembeli dan penjual dengan jalan melakukan kompensasi penuh atau sebagian utang
piutang baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga mengurangi atau
meniadakan transfer valas ke luar negeri. Dengan demikian utang piutang tersebut
dapat diselesaikan pembayarannya tanpa perpindahan mata uang ke negara lain.
Hanya saja kesulitannya dalam mendapatkan orang-orang yang persis mempunyai
utang piutang dalam jumlah sama.
Memperbaiki nilai tukar terhadap blok Dollar yang meliputi hampir seluruh
ekonomi dunia, telah memberi negara-negara transisi baru yang relatif memiliki
tingkat harga yang stabil di antara negara-negara barat. Sekarang saya ingin
menunjukkan kontribusi amat penting oleh IMF di antara awal pendiriannya tahun
1946 dan 1971. Pada awal pendiriannya IMF memberi negara-negara sebuah filosofi
manajemen makro ekonomik yang logis berdasarkan nilai tukar tetap atau terkendali
(fixed exchange rate). Kesepakatan yang luar biasa ini sekarang diserahkan kepada
para pemimpin moneter domestik. Untuk meyakinkan, sebuah negara dapat
memperbaiki mata uangnya terhadap salah satu mata uang utama seperti Dollar AS.
Pada praktiknya, kebijakan seperti itu memerlukan aksi dari kepemimpinan yang
kuat; rencana stabilisasi (inflasi) melibatkan nilai tukar tetap yang diterapkan di
Argentina oleh Domingo Cavallo yang menggambarkan betapa jarang kualitas
pemimpin sepertinya.
Dalam periode nilai tukar tetap sebelum 1971, kepemimpinan yang kuat tidak
diperlukan sebab ada sebuah sistem dimana mayoritas negara mematuhinya dan IMF
memiliki seperangkat aspek teknis untuk menerapkannya. Namun setelah tahun 1971
IMF kehilangan sentuhan tersebut ketika beralih dari nilai tukar tetap (terhadap emas)
sebelum 1971 menjadi nilai tukar mengambang setelah 1971 dan khususnya setelah
1973, tahun dimana sistem moneter internasional membatalkan nilai tukar tetap
beralih ke nilai tukar mengambang.
Di atas kertas, pengumpulan data hampir 200 negara dengan mata uang
tunggal dan nilai tukar mengambang akan menunjukkan hasil berupa kebingungan
yang luar biasa. Dalam prakteknya, bagaimanapun juga, sistem ini tidaklah begitu
buruk. Ada hubungan yang penting dalam struktur finansial dunia berkenaan dengan
konfigurasi kekuatan dalam ekonomi dunia dan aturan khusus yang dijalankan oleh
mata uang negara AS. Ketika suatu negara memiliki supereconomy, mata uangnya
seringkali memenuhi banyak fungsi dari sebuah mata uang internasional, sebuah
judul yang kita coba berangkat dari sini.
1. Negara yang Mengalami Kepailitan
Pada tahun 1970-an adalah waktu yang baik bagi bank untuk memberikan pinjaman
kepada negara berkembang. Kondisi saat itu menggambarkan seakan negara tidak
akan mengalami kepailitan. Kenyataan memperlihatkan “ sovereign debt ” (utang
pemerintah negara berdaulat) menghantam bisnis internasional. Beberapa negara
berkembang ternyata tidak mampu mengembalikan utangnya bahkan bunganya pun
tidak terbayar. Krisis “ sovereign debt ” terjadi di Polandia pada tahun 1981,
sedangkan di Meksiko, Brazilia dan Argentina terjadi tahun 1982. Penyebab
bertambahnya utang negara berkembang yaitu melonjaknya harga minyak. Pada
tahun 1973 – 1974 harga minyak mengalami kenaikan 4 kali lipat dan tahun 1979 –
1980 dinaikkan lagi 2 kali lipat. Kenaikan harga minyak ini mendorong
meningkatnya inflasi yang kemudian ditambah lagi dengan terjadinya resesi dunia.
Sementara itu, komoditi ekspor non migas negara berkembang menurun, sehingga
menggoncang perekonomian dan kemampuan untuk membayar utang.
Tahun 1979 – 1980 harga minyak mulai naik lagi. Akan tetapi kenaikan harga
tersebut diikuti dengan kenaikan suku bunga yang berpengaruh pada suku bunga
pinjaman baru maupun sisa pinjaman yang pada umumnya digunakan suku bunga
variabel. Negara berkembang menanggung biaya bunga sebesar AS$ 2,5 milliar/tahun
untuk setiap kenaikan 1 persen suku bunga pinjaman AS$. Hal ini mengakibatkan
naiknya nilai mata uang AS$. Negara berkembang pada umumnya meminjam uang
dalam bentuk AS$ sehingga setiap kenaikan nilai mata uang AS$ menambah beban.
Beban tersebut menjadi lebih berat karena pembayaran komoditi ekspor diterima
dalam berbagai mata uang lain yang digunakan untuk membayar utang dalam AS $.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Sistem Standar Emas 1870 – 1914 Muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah
Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas.
Sistem Penetapan Kurs Mata Uang bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok
yaitu Free Float (Mengambang Bebas) Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang
dibiarkan mengambang bebas tergantung kekuatan pasar. Float yang dikelola
(Managed Float) Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena
ketidakpastian kurs cukup tinggi. Perjanjian Zona Target Tertentu Melalui perjanjian
ini, beberapa negara sepakat untuk menentukan kurs mata uangnya secara bersama
dalam wilayah kurs tertentu.
DAFTAR PUSTAKA