NPM 1206195451
PENDAHULUAN
Z 21−α / 2 P(1−P)
n=
d2
Keterangan;
Jadi banyaknya sampel yang digunakan dalam survey sebanyak 50, ditambah 10%
menjadi 55 sampel. Pengambilan sampel menggunakan tehnik Porpusive Sampling yaitu
sampel diambil berdasarkan tujuan penelitian.
2.1.2. Hasil Pengkajian
2.1.2.1. Gambaran situasi RW 6, 10, dan 11 di Kelurahan Curug
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa situasi didapatkan data dari
wawancara bahwa program penanganan Diabetes Melitus pada dewasa bergabung
dengan lansia dalam kegiatan posbindu yang pelaksanaannya bersamaan dengan
kegiatan posyandu. Kegiatan posbindu di setiap RW banyak yang belum berjalan
dengan baik. Pemeriksaan yang dilakukan di posbindu adalah penimbangan berat
badan, pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan gula darah oleh petugas
puskesmas. Dari hasil wawancara dengan kader dikatakan belum pernah ada
penyuluhan tentang Diabetes Melitus. Posyandu dan posbindu dilaksanakan di rumah
kader atau RW, belum ada gedung tersendiri untuk pelaksanaan posbindu dan
posyandu di setiap RW.
Dewasa yang didapati gula darahnya meningkat, disarankan untuk pengobatan
lebih lanjut di puskesmas. Wawancara yang dilakukan dengan dewasa posbindu
mengatakan belum pernah dilaksanakan penyuluhan dan senam diabetes. Belum
terdapat program penanganan DM pada dewasa oleh oleh pelayanan sosial.
Hasil wawancara dengan beberapa dewasa yang hadir di posbindu, mereka
mengatakan bahwa Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
meningkatnya kadar gula dalam darah karena banyak makan manis dan faktor
keturunan. Ada beberapa warga yang takut diperiksa kadar gula darahnya karena takut
bila diketahui menderita Diabetes Melitus.
Kondisi jalan disekitar rumah warga ada yang berbatu, becek dan tergenang
air bila hujan turun. Banyak warung disekitar rumah warga, jaraknya tidak jauh antar
warung yang satu dengan yang lain. Banyak warga yang memeriksakan kesehatannya
di puskesmas, tetapi ada beberapa warga yang memilih ke dokter praktik karena kalau
di puskesmas harus mengantri. Tidak ditemukan poster – poster kesehatan yang
dipasang di posbindu.
2.1.3. Hasil Survey
2.1.3.1. Data Demografi
Tabel 1.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan jenis kelamin di RW 6, 10, 11,
Kelurahan Curug tahun 2014
Jenis kelamin
100
80
60
40
20
Percent
0
Laki-laki perempuan
Jenis kelamin
Dari data tersebut diatas menunjukkan jumlah dewasa yang berisiko terkena Diabetes Melitus
adalah perempuan dengan jumlah 87,3% dan laki – laki berjumlah 12,7% hal ini disebabkan
waktu penyebaran dan pengisian kuesioner dilakukan pada siang hari, dimana banyak kaum
laki – laki yang sedang bekerja di luar rumah.
Tabel 2.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan tingkat pendidikan
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
Pendidikan
40
30
20
10
Percent
0
Tidak sekolah SD SMP SMA Diploma Sarjana
Pendidikan
Dari data tersebut diatas dapat dianalisa bahwa dewasa dengan Diabetes Melitus dapat terjadi
pada semua tingkat pendidikan, baik yang tidak sekolah, sampai perguruan tinggi, yang
terbanyak pendidikan SMP sebesar 34,5%.
Tabel 3.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan pekerjaan
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
60
40
20
Percent
0
Pedagang Sw asta Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
Data diatas menunjukkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 72,7%, yang berisiko
menderita Diabetes Melitus. Pengkajian dilakukan siang hari, sehingga banyak kaum ibu
yang berada di rumah.
Tabel 4.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan umur
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
Tabel Umur
Jumlah Persentase
20 - 30 7.
Tahun 4 27
31 - 40 18.1
Tahun 10 8
41 - 50 45.4
Tahun 25 5
51 - 59 29.0
Tahun 16 9
Total 55
Diagram Umur Responden
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
-
20 - 30 Tahun 31 - 40 Tahun 41 - 50 Tahun 51 - 59 Tahun
Dari hasil penyebaran angket didapatkan 45,45% berusia 41 – 50 tahun, 29,09% berusia 51 –
59 tahun, hal ini menunjukkan dewasa resiko DM banyak terjadi pada usia dewasa tengah,
karena pada usia tersebut fungsi tubuh mulai terjadi penurunan.
2.1.3.2. Data Umum
Tabel 5.
Distribusi Agregat Dewasa dengan resiko DM, berdasarkan pelayanan kesehatan yang
digunakan di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
70
60
50
40
30
20
10
0
Puskesmas Dokter Bidan Klinik RS
Tabel 6.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan jenis makanan yang sering
dikonsumsi di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
JENIS MAKANAN F %
MAKANAN MANIS 6 11
GORENGAN 15 27
BERSANTAN 3 5
MIE 0 0
BUAH 3 5
LAIN-LAIN 28 51
Dari data diatas TOTAL 55 100 dapat dianalisa
bahwa warga RW 6,10, 11
menyukai jenis makanan lebih dari satu yang disukai seperti makanan, bersantan, gorengan
dan manis, sebesar 51% (lain – lain), dengan data tersebut menunjukan perilaku dewasa
berisiko DM dalam memilih makanan, sehingga berisiko Diabetes Melitus dimasa datang.
Tabel 7.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan kebiasaan ngemil
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
NGEMIL F %
YA 42 76
TIDAK 13 24
TOTAL 55 100
kebiasaan ngemil
80
70
60
50
40
30
20
10
0
YA TIDAK
Dari data diatas menunjukkan 76% dewasa resiko DM mempunyai kebiasaan ngemil, hal
tersebut dapat berisiko untuk terjadi DM
Tabel 8.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan kebiasaan makan manis
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
KEBIASAAN MAKAN
MANIS F %
YA 40 73
TIDAK 15 27
TOTAL 55 100
Diagram kebiasaan makan manis
80
70
60
50
40
30
20
10
0
YA TIDAK
Dewasa resiko DM banyak menyukai makan makanan yang manis sebesar 73%, hal tersebut
dapat memicu terjadinya DM dimasa datang.
Tabel 9.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan pernah mendapat penyuluhan
DM di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
PENYULUHAN DM F %
YA 11 20
TIDAK 44 80
TOTAL 55 100
Diagram penyuluhan DM
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
YA TIDAK
INFORMASI DM
F %
TENAGA KESEHATAN 24 50
KADER 15 31
MAJALAH,KORAN 2 4
TV, RADIO 2 4
KELUARGA 5 10
TEMAN, TETANGGA 6 13
Total 48 100
Agregat dewasa resiko DM banyak mendapat informasi DM dari tenaga kesehatan dan kader
sebesar 50% dan 31%, artinya kaderpun perlu dibekali pengetahuan yang berhubungan
dengan DM.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, maka dapat diketahui pokok
masalah pada dewasa dengan risiko DM, oleh karena itu diperlukan pengembangan
rancangan perencanaan untuk mencegah terjadinya DM lebih banyak pada agregat dewasa di
RW 6, 10 dan 11 Kelurahan Curug. Pengembangan rancangan perencanaan asuhan
keperawatan komunitas melalui pengorganisasian masyarakat yang mengutamakan
pengembangan wilayah setempat (locality development) dengan pendekatan Community As
Partner.
Masalah kesehatan yang terjadi pada dewasa risiko DM diantaranya perilaku,
sikap yang mendukung untuk terjadinya DM lebih cepat, seperti kebiasaan ngemil, makan
makanan manis, kurangnya pendidikan kesehatan, sehinga perlu dikembangkan rancangan
perencanaan program keperawatan komunitas. Hasil data yang diperoleh untuk tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku dewasa dengan risiko DM baik, tetapi kebiasaan perilaku
sehari – hari berbanding terbalik, dimana masih ditemukan perilaku negatif. Hal ini
disebabkan kurangnya kesadaran untuk mengubah perilaku dan gaya hidup kearah yang lebih
sehat.
Upaya yang dilakukan melalui promosi dan pendidikan kesehatan, sehingga
diharapkan terjadi perubahan sikap dan perilaku untuk mencegah meningkatnya gula darah
pada dewasa risiko DM. Perawat komunitas bertanggung jawab dalam pembutan
perencanaan program yang mengelola seluruh proses dari awal sampai akhir, diikuti dengan
pengelolaan implementasi, dan melakukan evaluasi program secara terus-menerus (Ervin,
2002).
2.1.4.Analisa Data
Data Masalah
Kuesioner Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
- Pendidikan terakhir dewasa lebih banyak tamat SMP 34,5% pada dewasa dengan
-Pengetahuan dewasa tentang Diabetes Melitus masih kurang
baik sebanyak 23,6% risiko Diabetes Melitus
-Sikap dewasa terhadap Diabetes Melitus masih kurang
sebanyak 34,5%
-Keterampilan dewasa terhadap Diabetes Melitus masih kurang
sebanyak 45,45%
-Jenis makanan yang paling disukai dan sering dikonsumsi oleh
dewasa dengan risiko Diabetes Melitus berupa makanan
manis, gorengan dan bersantan sebanyak 51%
-Kebiasaan ngemil pada dewasa dengan risiko Diabetes Melitus
sebanyak 76%
-Terdapat kebiasaan makan manis pada dewasa denganrisiko
Diabetes Melitus sebanyak 73%
-Dewasa banyak yang belum pernah mendapat penyuluhan
tentang Diabetes Melitus sebanyak 80%
-Dewasa yang tidak memiliki asuransi kesehatan/BPJS
sebanyak 62%
-Dewasa yang mempunyai riwayat keluarga dengan Diabetes
Melitus sebanyak 25,5%
Data Wawancara:
Data Observasi :
- Kondisi jalan disekitar rumah warga ada yang berbatu,
becek dan tergenang air bila hujan turun
- Banyak warung disekitar rumah warga, jaraknya tidak
jauh antar warung satu dengan yang lain
- Banyak warga yang memeriksakan kesehatannya di
puskesmas
- Tidak ditemukan poster – poster kesehatan yang
dipasang di posbindu
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan
dewasa dengan risiko Diabetes Melitus tindakan keperawatan intervensi keperawatan
dalam waktu 8 minggu selama 8 minggu 1.1 Berikan 70% masyarakat yang
Kuesioner diharapkan: pendidikan berusia dewasa
diharapkan tidak terjadi
1 Pengetahuan kesehatan tentang Respon verbal mampu menyebutkan
peningkatan angka masyarakat khususnya
- Pendidikan terakhir dewasa lebih banyak kejadian Diabetes Melitus Diabetes Melitus pengertian, penyebab,
tamat SMP 34,5% dewasa di Kelurahan
pada dewasa di wilayah Curug, Kec. Cimanggis, pada dewasa tanda dan gejala serta
-Pengetahuan dewasa tentang Diabetes Kelurahan Curug, Kec. Depok tentang Diabetes komplikasi akibat
Melitus masih kurang baik sebanyak Diabetes Melitus
Cimanggis, Depok Melitus pada dewasa
23,6% meningkat dengan cara: pada dewasa
-Sikap dewasa terhadap Diabetes Melitus - masyarakat yang
masih kurang sebanyak 34,5% berusia dewasa
-Keterampilan dewasa terhadap Diabetes mengetahui pengertian,
Melitus masih kurang sebanyak 45,45% penyebab, tanda dan
-Jenis makanan yang paling disukai dan sering gejala serta komplikasi
dikonsumsi oleh dewasa dengan risiko akibat Diabetes Melitus Proses kelompok 1.2 Demonstrasikan Redemonstrasi 70% masyarakat usia
Diabetes Melitus berupa makanan manis, pada dewasa perawatan kaki keterampilan dewasa mampu
gorengan dan bersantan sebanyak 51% - masyarakat yang dengan senam mendemontrasikan
-Kebiasaan ngemil pada dewasa dengan risiko berusia dewasa dapat
kaki perawatan kaki
Diabetes Melitus sebanyak 76% meredemonstrasikan
perawatan kaki dengan dengan senam kaki
-Terdapat kebiasaan makan manis pada melakukan senam kaki.
dewasa denganrisiko Diabetes Melitus
sebanyak 73%
-Dewasa banyak yang belum pernah
Tujuan Strategi Intervensi Evaluasi
No Diagnosa keperawatan Rencana kegiatan
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakefektifan 1. Penyuluhan Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Masyarakat Minggu ke Posyandu Swadana Mahasiswa
pemeliharaan kesehatan tentang dalam hal perawatan, dan pencegahan Diabetes 1 April masyarakat
kesehatan pada DM pada dewasa Melitus dan donatur
dewasa dengan risiko
Diabetes Melitus
Swadana
Minggu ke masyarakat
2. Senam kaki Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam Masyarakat dan III April Lapangan
dan donatur
Diabetes Melitus perawatan kaki diabet kader olah raga
RW 06 Mahasiswa
4. Pelatihan kader
dalam melakukan Kader
Untuk meningkatkan keterampilan kader dalam Swadana
pemeriksaan gula Minggu ke
melakukan pemeriksaan gula darah dengan masyarakat
darah dengan IV April Posyandu
glukometer glukometer Mahasiswa
No. Masalah Rencana Kegiatan Tujuan Sumber Daya