Anda di halaman 1dari 24

RANCANGAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

DEWASA DENGAN DIABETES MELITUS DI RW 06,10 DAN 11


DIKELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS
KOTA DEPOK

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Aplikasi Keperawatan Komunitas II

KUSDIAH ENY SUBEKTI

NPM 1206195451

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN


KOMUNITASFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2013
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sehat merupakan hak asasi manusia seperti yang diamanatkan di dalam Undang –
Undang Dasar 1945, dimana setiap warga negara berhak hidup sejahtera lahir dan bathin,
hidup dalam lingkungan yang sehat, serta berhak mendapat pelayanan kesehatan yang
bermutu, terjangkau dan merata. Indonesia sehat 2025 merupakan keinginan bangsa
Indonesia dalam mewujudkan sehat jasmani dan rohani maupun sosial. Perilaku
masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia sehat 2025 merupakan perilaku yang
bersifat proaktif dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta masalah kesehatan lainnya
(Departemen Kesehatan, 2009)
Sehat merupakan idaman setiap manusia, namun seiring dengan kemajuan jaman
dan meningkatnya jumlah penduduk, terjadi pula peningkatan jumlah penderita suatu
penyakit semakin tinggi. Salah satu penyakit yang mengalami peningkatan jumlah
penderita yang cukup tinggi adalah penyakit degeneratif (Potter & Perry, 2005). Penyakit
degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang mempengaruhi kualitas dan
produktivitas seseorang, dimana progresifitas penyakit akan bertambah seiring dengan
bertambahnya usia. Penyakit degeneratif tersebut antara lain Diabetes Melitus (Brunner &
Suddarth, 2002). Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit yang mengalami
peningkatan jumlah penderita yang cukup tinggi (Depkes, 2007).
Prediabetes merupakan faktor resiko yang kuat terhadap Diabetes Melitus, yang
pada gilirannya akan menunjukkan komplikasi yang kompleks (Handayani, 2012).
Morbiditas dan mortalitas pada diabetes akan muncul dari komplikasi jangka panjang.
Deteksi dini dan pencegahan diharapkan dapat member keuntungan pada individu dari
segi sosial, medis dan ekonomi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sangat
diperlukan intervensi dini untuk pencegahan terhadap terjadinya Diabetes Melitus.
Risiko Diebetes Melitus terjadi pada mereka yang memiliki riwayat diabetes
dalam keluarga, penyakit kardiovaskuler, obesitas, gaya hidup yang berisiko. American
Diabetes Association merekomendasikan bahwa individu yang memiliki risiko tinggi
Diabetes Melitus adalah mereka yang berusia 45 tahun, terutama yang memiliki indeks
massa tubuh 25 kg/m2 atau mereka yang berusia <45 tahun bila memiliki kelebihan berat
badan dan memiliki faktor risiko, harus memeriksakan diri secara rutin selama 3 tahun.
Dewasa awal biasanya sangat aktif, jarang mengalami penyakit parah, dan
cenderung mengabaikan gejala fisik. Riwayat penyakit dalam keluarga dapat
meningkatkan risiko penyakit pada dewasa awal. Peran perawat adalah mengidentifikasi
faktor – faktor risiko masalah kesehatan dan memberi dukungan untuk mengurangi gaya
hidup yang tidak sehat (Fager & Melnyk, 2004).
Perawatan komunitas berfokus pada pengkajian,dan kebijakan pengembangan.
Perencanaan merupakan komponen kunci untuk memajukan praktik kesehatan masyarakat
dan merupakan penghubung yang penting diantara pengkajian dan diagnosis pada satu
bagian, serta intervensi dan evaluasi pada bagian yang lain (Ervin E Naomi. 2002). Perawat
kesehatan komunitas yang terlibat dalam perencanaan hendaknya berfokus pada kebutuhan
kesehatan bagi populasi berisiko. Kebutuhan kesehatan kelompok berisiko harus
dipertimbangkan sebagai bagian dari perencanaan kesehatan komunitas.
Langkah pertama dalam perencanaan adalah menetapkan tujuan, dan sasaran
kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menyusun perencanaan harus mempertimbangkan sifat masalah dan
sumber atau potensi masyarakat seperti sarana, dana dan tenaga yang tersedia.
Berdasarkan survey yang dilakukan di RW 6,10,11, kelurahan Curug yang terdeteksi
55 orang yang berisiko terkena Diabetes Melitus dengan cara melakukan kunjungan dari
rumah ke rumah, dan pemeriksaan kesehatan di posbindu. Gambaran yang didapatkan dari
survey di RW tersebut didapatkan data pengetahuan dewasa tentang Diabetes Melitus
adalah 23,6% kurang baik, untuk sikap 34,5% kurang baik, sedangkan keterampilan atau
psikomotor sebesar 45,45 kurang baik. Dari data tersebut dapat dianalisa masih terdapat
perilaku dan sikap dewasa masih kurang baik dalam upaya pencegahan Diabetes Melitus.
Dari data umum dewasa dengan resiko Diabetes Melitus didapatkan makanan yang
paling disukai manis 11%, gorengan sebesar 27%, bersantan 5%, dan menyukai ketiga –
tiganya sebesar 51%. Kebiasaan ngemil 76%, kebiasaan makanan manis 73%. Data
tersebut dapat disimpulkan pengetahuan, sikap dan psikomotor yang baik tidak menjamin
perilaku sehari – hari menjadi baik, karena kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.
Perawat komunitas berfokus pada tujuan mensejahterakan dan membantu dewasa
DM dalam mengevaluasi perilaku kesehatan, dan gaya hidup. Perawat komunitas sebagai
fasilitator dalam membantu dewasa Diabetes Melitus membentuk kebiasaan hidup sehat
yang positif.
Perawat komunitas diharapkan dapat memberi dukungan dan kepedulian terhadap
penderita Diabetes Melitus di masyarakat. Perawat komunitas mempunyai tugas dalam
pencegahan dan perawatan serta memberi dukungan kepada individu dan keluarga dewasa
dengan Diabetes Melitus. Peran perawat komunitas diharapkan dapat mengubah perilaku
individu dan keluarga untuk hidup sehat, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan
Diabetes Melitus di masyarakat.
1.2. Tujuan Rancangan Perencanaan
1.2.1. Tujuan Umum
Memberi gambaran dan mengembangkan rancangan perencanaan dalam
upaya menanggulangi kejadian risiko Diabetes Melitus pada agregat dewasa di
Kelurahan Curug
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1. Mampu menganalisa data dari hasil pengkajian pada kelompok
dewasa dengan Diabetes Melitus di RW 6,10 dan 11, Kelurahan Curug
1.2.2.2. Tersusunnya rancangan perencanaan asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok dewasa Diabetes Melitus di RW 6, 10 dan 11, Kelurahan
Curug
1.2.2.3. Tersusunnya program kerja, terkait promosi kesehatan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada kelompok dewasa Diabetes
Melitus di RW 6, 10 dan 11 Kelurahan Curug
1.2.2.4. Tersusunnya rencana anggaran perencanaan kegiatan asuhan
keperawatan dalam kelompok dewasa Diabetes Melitus di RW 6, 10, 11 di
Kelurahan Curug.
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DEWASA DENGAN DIABETES


MELITUS DI RW 6, 10 11 KELURAHAN CURUG

2.1. Pengkajian Keperawatan


2.1.1. Metode Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan ini menggunakan populasi dewasa dengan
Diabetes Melitus di RW 6,10 dan 11 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis,
Kota Depok. Pengkajian ini melibatkan tokoh masyarakat dan kader. Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara, pengisian angket,
windshield survey. Instrument pengkajian berupa kuesioner, pedoman wawancara
dan observasi tentang Diabetes Melitus pada dewasa dengan model community as
partner. Data kuantitaif dan kualitatif diperoleh dengan mengisi instrumen
kuesioner dan wawancara yang dilakukan dengan responden, kader dan tokoh
masyarakat. Data primer diperoleh dari individu dewasa dengan Diabetes Melitus,
sedangkan data sekunder diperoleh dari kader dan tokoh masyarakat. Pengkajian
dilakukan pada dewasa yang berumur 20 – 59 tahun yang berisiko menderita
Diabetes Melitus
Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan estimasi besar
sampel satu proporsi, dengan α : 0,05 sedangkan jumlah populasi tidak diketahui. ..

Z 21−α / 2 P(1−P)
n=
d2

Keterangan;

Z21−α /2 : standar normal deviasi untuk α 0,05(1.96).

P : prediksi proporsi berdasarkan literatur atau hasil pilot study

d : deviasi dari prediksi proporsi atau presisi absolut .

Berdasarkan rumus diatas maka besarnya sampel adalah

1,96 2 .0,033 . (1−0,033 )


n=
0,052
N= 49

Jadi banyaknya sampel yang digunakan dalam survey sebanyak 50, ditambah 10%
menjadi 55 sampel. Pengambilan sampel menggunakan tehnik Porpusive Sampling yaitu
sampel diambil berdasarkan tujuan penelitian.
2.1.2. Hasil Pengkajian
2.1.2.1. Gambaran situasi RW 6, 10, dan 11 di Kelurahan Curug
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa situasi didapatkan data dari
wawancara bahwa program penanganan Diabetes Melitus pada dewasa bergabung
dengan lansia dalam kegiatan posbindu yang pelaksanaannya bersamaan dengan
kegiatan posyandu. Kegiatan posbindu di setiap RW banyak yang belum berjalan
dengan baik. Pemeriksaan yang dilakukan di posbindu adalah penimbangan berat
badan, pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan gula darah oleh petugas
puskesmas. Dari hasil wawancara dengan kader dikatakan belum pernah ada
penyuluhan tentang Diabetes Melitus. Posyandu dan posbindu dilaksanakan di rumah
kader atau RW, belum ada gedung tersendiri untuk pelaksanaan posbindu dan
posyandu di setiap RW.
Dewasa yang didapati gula darahnya meningkat, disarankan untuk pengobatan
lebih lanjut di puskesmas. Wawancara yang dilakukan dengan dewasa posbindu
mengatakan belum pernah dilaksanakan penyuluhan dan senam diabetes. Belum
terdapat program penanganan DM pada dewasa oleh oleh pelayanan sosial.
Hasil wawancara dengan beberapa dewasa yang hadir di posbindu, mereka
mengatakan bahwa Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
meningkatnya kadar gula dalam darah karena banyak makan manis dan faktor
keturunan. Ada beberapa warga yang takut diperiksa kadar gula darahnya karena takut
bila diketahui menderita Diabetes Melitus.
Kondisi jalan disekitar rumah warga ada yang berbatu, becek dan tergenang
air bila hujan turun. Banyak warung disekitar rumah warga, jaraknya tidak jauh antar
warung yang satu dengan yang lain. Banyak warga yang memeriksakan kesehatannya
di puskesmas, tetapi ada beberapa warga yang memilih ke dokter praktik karena kalau
di puskesmas harus mengantri. Tidak ditemukan poster – poster kesehatan yang
dipasang di posbindu.
2.1.3. Hasil Survey
2.1.3.1. Data Demografi
Tabel 1.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan jenis kelamin di RW 6, 10, 11,
Kelurahan Curug tahun 2014

Jenis Kelamin Frequency Percent


Laki-laki 7 12.7
perempuan 48 87.3
Total 55 100.0

Jenis kelamin
100

80

60

40

20
Percent

0
Laki-laki perempuan

Jenis kelamin

Dari data tersebut diatas menunjukkan jumlah dewasa yang berisiko terkena Diabetes Melitus
adalah perempuan dengan jumlah 87,3% dan laki – laki berjumlah 12,7% hal ini disebabkan
waktu penyebaran dan pengisian kuesioner dilakukan pada siang hari, dimana banyak kaum
laki – laki yang sedang bekerja di luar rumah.

Tabel 2.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan tingkat pendidikan
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

Tingkat pendidikan Frequency Percent


Tidak
2 3.6
sekolah
SD 13 23.6
SMP 19 34.5
SMA 18 32.7
Diploma 1 1.8
Sarjana 2 3.6
Total 55 100.0

Pendidikan
40

30

20

10
Percent

0
Tidak sekolah SD SMP SMA Diploma Sarjana

Pendidikan

Dari data tersebut diatas dapat dianalisa bahwa dewasa dengan Diabetes Melitus dapat terjadi
pada semua tingkat pendidikan, baik yang tidak sekolah, sampai perguruan tinggi, yang
terbanyak pendidikan SMP sebesar 34,5%.

Tabel 3.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan pekerjaan
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

Pekerjaan Frequency Percent


Pedagang 5 9.1
Swasta 10 18.2
Ibu Rumah Tangga 40 72.7
Total 55 100.0
Pekerjaan
80

60

40

20
Percent

0
Pedagang Sw asta Ibu Rumah Tangga

Pekerjaan

Data diatas menunjukkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 72,7%, yang berisiko
menderita Diabetes Melitus. Pengkajian dilakukan siang hari, sehingga banyak kaum ibu
yang berada di rumah.

Tabel 4.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan umur
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

Tabel Umur
  Jumlah Persentase
20 - 30 7.
Tahun 4 27
31 - 40 18.1
Tahun 10 8
41 - 50 45.4
Tahun 25 5

51 - 59 29.0
Tahun 16 9
Total 55  
Diagram Umur Responden

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
-
20 - 30 Tahun 31 - 40 Tahun 41 - 50 Tahun 51 - 59 Tahun

Dari hasil penyebaran angket didapatkan 45,45% berusia 41 – 50 tahun, 29,09% berusia 51 –
59 tahun, hal ini menunjukkan dewasa resiko DM banyak terjadi pada usia dewasa tengah,
karena pada usia tersebut fungsi tubuh mulai terjadi penurunan.
2.1.3.2. Data Umum

Tabel 5.
Distribusi Agregat Dewasa dengan resiko DM, berdasarkan pelayanan kesehatan yang
digunakan di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

Tabel Frekuensi Pelayanan Kesehatan


PELAYANAN KESEHATAN
  F %
Puskesmas 35 64
Dokter 13 24
Bidan 1 2
Klinik 3 5
RS 3 5
Total 55 100
Diagram pemanfaatan pelayanan kesehatan

70
60
50
40
30
20
10
0
Puskesmas Dokter Bidan Klinik RS

Dewasa resiko DM banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan puskesmas sebanyak 64%,


artinya masih ada kesadaran untuk memeriksakan kesehatan di pelayanan kesehatan terdekat.

Tabel 6.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan jenis makanan yang sering
dikonsumsi di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

JENIS MAKANAN F %
MAKANAN MANIS 6 11
GORENGAN 15 27
BERSANTAN 3 5
MIE 0 0
BUAH 3 5
LAIN-LAIN 28 51
Dari data diatas TOTAL 55 100 dapat dianalisa
bahwa warga RW 6,10, 11
menyukai jenis makanan lebih dari satu yang disukai seperti makanan, bersantan, gorengan
dan manis, sebesar 51% (lain – lain), dengan data tersebut menunjukan perilaku dewasa
berisiko DM dalam memilih makanan, sehingga berisiko Diabetes Melitus dimasa datang.

Tabel 7.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan kebiasaan ngemil
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014
NGEMIL F %

YA 42 76

TIDAK 13 24

TOTAL 55 100

kebiasaan ngemil
80
70
60
50
40
30
20
10
0
YA TIDAK

Dari data diatas menunjukkan 76% dewasa resiko DM mempunyai kebiasaan ngemil, hal
tersebut dapat berisiko untuk terjadi DM

Tabel 8.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan kebiasaan makan manis
di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

KEBIASAAN MAKAN
MANIS F %
YA 40 73
TIDAK 15 27
TOTAL 55 100
Diagram kebiasaan makan manis
80
70
60
50
40
30
20
10
0
YA TIDAK

Dewasa resiko DM banyak menyukai makan makanan yang manis sebesar 73%, hal tersebut
dapat memicu terjadinya DM dimasa datang.

Tabel 9.
Distribusi Agregat Dewasa dengan DM, berdasarkan pernah mendapat penyuluhan
DM di RW 6, 10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

PENYULUHAN DM F %
YA 11 20
TIDAK 44 80
TOTAL 55 100

Diagram penyuluhan DM
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
YA TIDAK

Data diatas menunjukkan dewasa resiko DM belum pernah mendapat penyuluhan DM


sebesar 80%, hal tersebut dapat mempercepat terjadinya DM pada kelompok dewasa tersebut
Tabel 10.
Distribusi Agregat Dewasa resiko DM, berdasarkan mendapat informasi DM di RW 6,
10, 11, Kelurahan Curug tahun 2014

INFORMASI DM
  F %
TENAGA KESEHATAN 24 50
KADER 15 31
MAJALAH,KORAN 2 4
TV, RADIO 2 4
KELUARGA 5 10
TEMAN, TETANGGA 6 13
Total 48 100

Diagram mendapat informasi DM


60
50
40
30
20
10
0
N R N IO A A
A TA A DE RA AD RG GG
H K O R A N
SE ,K , LU TA
KE LAH TV KE TE
A ,
GA AJ AN
NA M EM
TE T

Agregat dewasa resiko DM banyak mendapat informasi DM dari tenaga kesehatan dan kader
sebesar 50% dan 31%, artinya kaderpun perlu dibekali pengetahuan yang berhubungan
dengan DM.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, maka dapat diketahui pokok
masalah pada dewasa dengan risiko DM, oleh karena itu diperlukan pengembangan
rancangan perencanaan untuk mencegah terjadinya DM lebih banyak pada agregat dewasa di
RW 6, 10 dan 11 Kelurahan Curug. Pengembangan rancangan perencanaan asuhan
keperawatan komunitas melalui pengorganisasian masyarakat yang mengutamakan
pengembangan wilayah setempat (locality development) dengan pendekatan Community As
Partner.
Masalah kesehatan yang terjadi pada dewasa risiko DM diantaranya perilaku,
sikap yang mendukung untuk terjadinya DM lebih cepat, seperti kebiasaan ngemil, makan
makanan manis, kurangnya pendidikan kesehatan, sehinga perlu dikembangkan rancangan
perencanaan program keperawatan komunitas. Hasil data yang diperoleh untuk tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku dewasa dengan risiko DM baik, tetapi kebiasaan perilaku
sehari – hari berbanding terbalik, dimana masih ditemukan perilaku negatif. Hal ini
disebabkan kurangnya kesadaran untuk mengubah perilaku dan gaya hidup kearah yang lebih
sehat.
Upaya yang dilakukan melalui promosi dan pendidikan kesehatan, sehingga
diharapkan terjadi perubahan sikap dan perilaku untuk mencegah meningkatnya gula darah
pada dewasa risiko DM. Perawat komunitas bertanggung jawab dalam pembutan
perencanaan program yang mengelola seluruh proses dari awal sampai akhir, diikuti dengan
pengelolaan implementasi, dan melakukan evaluasi program secara terus-menerus (Ervin,
2002).
2.1.4.Analisa Data
Data Masalah

Kuesioner Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
- Pendidikan terakhir dewasa lebih banyak tamat SMP 34,5% pada dewasa dengan
-Pengetahuan dewasa tentang Diabetes Melitus masih kurang
baik sebanyak 23,6% risiko Diabetes Melitus
-Sikap dewasa terhadap Diabetes Melitus masih kurang
sebanyak 34,5%
-Keterampilan dewasa terhadap Diabetes Melitus masih kurang
sebanyak 45,45%
-Jenis makanan yang paling disukai dan sering dikonsumsi oleh
dewasa dengan risiko Diabetes Melitus berupa makanan
manis, gorengan dan bersantan sebanyak 51%
-Kebiasaan ngemil pada dewasa dengan risiko Diabetes Melitus
sebanyak 76%
-Terdapat kebiasaan makan manis pada dewasa denganrisiko
Diabetes Melitus sebanyak 73%
-Dewasa banyak yang belum pernah mendapat penyuluhan
tentang Diabetes Melitus sebanyak 80%
-Dewasa yang tidak memiliki asuransi kesehatan/BPJS
sebanyak 62%
-Dewasa yang mempunyai riwayat keluarga dengan Diabetes
Melitus sebanyak 25,5%
Data Wawancara:

- Dewasa dengan risiko DM mengatakan belum pernah


mendapatkan penyuhan tentang Diabetes Melitus
- Tidak semua dewasa terdeteksi karena ada perasaan takut
kalau nantinya menderita DM karena orangtua sudah
menderita DM
- Sebagian kader mengatakan pelum pernah mendapat
pendidikan kesehatan tentang Diabetes Melitus

Data Observasi :
- Kondisi jalan disekitar rumah warga ada yang berbatu,
becek dan tergenang air bila hujan turun
- Banyak warung disekitar rumah warga, jaraknya tidak
jauh antar warung satu dengan yang lain
- Banyak warga yang memeriksakan kesehatannya di
puskesmas
- Tidak ditemukan poster – poster kesehatan yang
dipasang di posbindu

2.1.5. Identitas Program


Program yang dirancang untuk mengatasi risiko Diabet pada agregat dewasa
di RW 6, 10, 11 di Kelurahan Curug adalah suatu program yang diharapkan dapat
mengubah perilaku dan sikap dewasa dengan risiko DM untuk mencegah terjadinya
Diabetes Melitus, sehingga menciptakan kemandirian masyarakat dalam menciptakan
lingkungan yang sehat. Program yang akan dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan
– kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat. Kegiatan dilakukan melalui pendekatan
strategi kemitraan, pemberdayaan, dan pendidikan kesehatan.
2.1.5.1. Tujuan Program
2.1.5.1.1. Meningkatkan pengetahuan dewasa dan keluarga dalam perawatan DM
2.1.5.1.2. Meningkatkan keterampilan dewasa dan keluarga tentang perawatan DM
di rumah.
2.1.5.2. Kegiatan Program

2.1.5.2.2. Penyuluhan kesehatan tentang DM pada dewasa

2.1.5.2.2.1.Menentukan waktu, tempat, untuk melakukan penyuluhan


kesehatan
2.1.5.2.2.2.Mempersiapkan sarana dan prasarana termasuk media sebelum
waktu penyuluhan di posbindu
2.1.5.2.2.3. Memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi kegiatan
sesaat setelah penyuluhan.
2.1.5.2.3.Pemeriksaaan tekanan darah dan kadar gula dewasa dengan risiko DM
Dilaksanakan bersamaan dengan Posbindu. Mempersiapkan alat untuk
pemeriksaan. Diharapkan cara ini dapat memantau kedaaan kadar gula
lansia dan status kesehatan lansia
2.1.5.2.4.Senam kaki DM
Dilaksanakan bersamaan dengan Posbindu atau lain waktu pada dewasa
di RW 06 dikumpulkan lalu diajarkan melakukan senam kaki DM
bersama - sama. Diharapkan dewasa dan keluarga dapat melakukannya
di rumah secara mandiri

2.1.5.2.4.Penyebaran media informasi


Penyebaran media terkait penatalaksanaan DM pada dewasa. Leaflet akan
diberikan di Posbindu dan majelis pengajian RW ataupun acara pertemuan
lainnya. Hal tersebut bertujuan supaya seluruh masyarakat Curug
mendapat informasi tentang DM dan penatalaksanaannya di rumah
2.1.5.2.5.Pembimbingan kader dalam melakukan test gula darah dengan
menggunakan glukometer.Mengajarkan pada kader untuk melakukan
pemeriksaan kadar gula lansia dengan DM mrnggunakan Glucometer.
Diharapkan nanti kader bisa melakukan pemeriksaan ini secara mandiri
pada pasein atau yang dicurigai DM

2.1.4.2. Rencana Budget Program


Harga/item Jumlah
Kegiatan/item Jumlah item
(Rp) (Rp)
ATK
Kertas karton tebal 1 buah 200.000 200.000
Kertas HVS 1 rim 30.000 30.000
Bolpoint 1 kotak 30.000 30.000
Gunting 1 buah 10.000 10.000
Double tip 1 buah 20.000 20.000
Tinta printer I unit 125.000 125.000
Snack Pertemuan/Kegiatan
Snack 300 kotak 5000 1.500.000
Air mineral 3 kardus 20.000 60.000
Media Pelatihan
Hand out 20 bundel 1.000 20.000
Alat cek gula darah 1 paket 500.000 500.000
Lain-lain 250.000
Jumlah 2.745.000
Rencana Keperawatan Komunitas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELURAHAN CURUG KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK

Tujuan Strategi Intervensi Evaluasi


No Diagnosa keperawatan Rencana kegiatan
Umum Khusus Kriteria Standar

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan
dewasa dengan risiko Diabetes Melitus tindakan keperawatan intervensi keperawatan
dalam waktu 8 minggu selama 8 minggu 1.1 Berikan 70% masyarakat yang
Kuesioner diharapkan: pendidikan berusia dewasa
diharapkan tidak terjadi
1 Pengetahuan kesehatan tentang Respon verbal mampu menyebutkan
peningkatan angka masyarakat khususnya
- Pendidikan terakhir dewasa lebih banyak kejadian Diabetes Melitus Diabetes Melitus pengertian, penyebab,
tamat SMP 34,5% dewasa di Kelurahan
pada dewasa di wilayah Curug, Kec. Cimanggis, pada dewasa tanda dan gejala serta
-Pengetahuan dewasa tentang Diabetes Kelurahan Curug, Kec. Depok tentang Diabetes komplikasi akibat
Melitus masih kurang baik sebanyak Diabetes Melitus
Cimanggis, Depok Melitus pada dewasa
23,6% meningkat dengan cara: pada dewasa
-Sikap dewasa terhadap Diabetes Melitus - masyarakat yang
masih kurang sebanyak 34,5% berusia dewasa
-Keterampilan dewasa terhadap Diabetes mengetahui pengertian,
Melitus masih kurang sebanyak 45,45% penyebab, tanda dan
-Jenis makanan yang paling disukai dan sering gejala serta komplikasi
dikonsumsi oleh dewasa dengan risiko akibat Diabetes Melitus Proses kelompok 1.2 Demonstrasikan Redemonstrasi 70% masyarakat usia
Diabetes Melitus berupa makanan manis, pada dewasa perawatan kaki keterampilan dewasa mampu
gorengan dan bersantan sebanyak 51% - masyarakat yang dengan senam mendemontrasikan
-Kebiasaan ngemil pada dewasa dengan risiko berusia dewasa dapat
kaki perawatan kaki
Diabetes Melitus sebanyak 76% meredemonstrasikan
perawatan kaki dengan dengan senam kaki
-Terdapat kebiasaan makan manis pada melakukan senam kaki.
dewasa denganrisiko Diabetes Melitus
sebanyak 73%
-Dewasa banyak yang belum pernah
Tujuan Strategi Intervensi Evaluasi
No Diagnosa keperawatan Rencana kegiatan
Umum Khusus Kriteria Standar

mendapat penyuluhan tentang Diabetes 1.3 Demonstrasikan 70% kader mampu


Melitus sebanyak 80% cara memeriksa gula mendemontrasikan
-Dewasa yang tidak memiliki asuransi - kader mampu Proses kelompok darah dengan Redemonstrasi cara memeriksa gula
kesehatan/BPJS sebanyak 62% mendemontrasikan cara glukometer keterampilan darah dengan
-Dewasa yang mempunyai riwayat keluarga pemeriksaan gula darah glukometer
dengan Diabetes Melitus sebanyak 25,5% dengan glukometer
Leaflet telah tersebar
1.4 Penyebaran leaflet di RW 06 saat
Data Wawancara: posyandu dan 50%
tentang Diabetes Respon
Melitus psikomotor keluarga dewasa
- Dewasa dengan risiko DM mengatakan dengan resiko
belum pernah mendapatkan penyuhan
tentang Diabetes Melitus Diabetes Melitus
- Tidak semua dewasa terdeteksi karena ada mendapatkan leaflet
perasaan takut kalau nantinya menderita tentang Diabetes
DM karena orangtua sudah menderita DM Melitus, penanganan,
- Sebagian kader mengatakan pelum pernah perawatan dan
mendapat pendidikan kesehatan tentang pencegahannya
Diabetes Melitus
60 % dewasa dengan
Data Observasi : resiko Diabetes
1.5 Memotivasi
- Kondisi jalan disekitar rumah warga ada Respon afektif Melitus mau
yang berbatu, becek dan tergenang air bila masyarakat untuk
berperilaku hidup
hujan turun berperilaku hidup
sehat, dengan
- Banyak warung disekitar rumah warga, sehat
Pendidikan kesehatan mengatur pola makan
jaraknya tidak jauh antar warung satu
olah raga dan
dengan yang lain
mengontrol gula darah
- Banyak warga yang memeriksakan
kesehatannya di puskesmas
- Tidak ditemukan poster – poster
kesehatan yang dipasang di
posbindu
Tujuan Strategi Intervensi Evaluasi
No Diagnosa keperawatan Rencana kegiatan
Umum Khusus Kriteria Standar

RENCANA KERJA (PLANNING OF ACTION)


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. Masalah Rencana Kegiatan Tujuan Sumber Daya

Sasaran Waktu Tempat Alokasi PJ


Dana

1. Ketidakefektifan 1. Penyuluhan Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Masyarakat Minggu ke Posyandu Swadana Mahasiswa
pemeliharaan kesehatan tentang dalam hal perawatan, dan pencegahan Diabetes 1 April masyarakat
kesehatan pada DM pada dewasa Melitus dan donatur
dewasa dengan risiko
Diabetes Melitus

Swadana
Minggu ke masyarakat
2. Senam kaki Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam Masyarakat dan III April Lapangan
dan donatur
Diabetes Melitus perawatan kaki diabet kader olah raga
RW 06 Mahasiswa

3. Penyebaran leaflet Setiap Posyandu


Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Swadana
Masyarakat waktu RW 06
masyarakat dalam perawatan Diabetes Melitus masyarakat Mahasiswa
posyandu

4. Pelatihan kader
dalam melakukan Kader
Untuk meningkatkan keterampilan kader dalam Swadana
pemeriksaan gula Minggu ke
melakukan pemeriksaan gula darah dengan masyarakat
darah dengan IV April Posyandu
glukometer glukometer Mahasiswa
No. Masalah Rencana Kegiatan Tujuan Sumber Daya

Sasaran Waktu Tempat Alokasi PJ


Dana

Anda mungkin juga menyukai