Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahma-tNya sehingga makalah tentang “Respirasi dan Fermentasi” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna menambahkan
bahan ajar dan membantu penambahan informasi serta menambah pemahaman
bagi pembaca. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Demikian pula dengan hasil makalah ini yang Penulis buat dan mungkin
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap Penulis harapkan dan nantikan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................3
1.3 Tujuan penulisan..................................................................................................4
1.4. Manfaat penulisan ...............................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN .........................................................................................................5
2.1 Daur CAM .........................................................................................................5
2.2 Daur C2 (fotorespiras) .....................................................................................12
2.3 Proses sintesis sukrosa, pati dan fruktosa ......................................................18
2.4 Factor yang mempengaruhi laju fotosintesis ................................................24
BAB III
PENUTUP ...................................................................................................................26
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................26
3.2. Saran ....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut tentang proses-
proses yang terjadi dalam respirasi sel tumbuhan beserta faktor-faktor yang
mempengaruhi respirasi.
3
1.3 Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
daerah kering tersebut. Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka,
tumbuhan ini mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam
organik. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau
crassulacean acid metabolisme (CAM). Dinamakan demikian karena metabolisme
ini pertama kali ditemukan pada tumbuhan dari familia crassulaceae. Jalur CAM
serupa dengan jalur C4 dalam hal karbondioksida terlebih dahulu dimasukkan
kedalam senyawa organik intermediet sebelum karbondioksida ini memasuki
siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C4, kedua langkah ini
terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada
tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon
terjadi pada malam hari, dan siklus calvin berlangsung pada siang hari.
6
terbuka untuk mengabsorbsi CO2 dan menutup pada siang hari untuk mengurangi
transpirasi. Fiksasi CO2 tanaman CAM sama seperti tanaman C4, hanya saja
terjadinya pada malam hari dan energi yang dibutuhkan diperoleh dari glikolisis.
Namun dalam kondisi cukup lemah, banyak spesies CAM mengubah fungsi
stomata dan karboksilasi seperti tumbuhan C3. Tumbuhan CAM (Crassulation
Acid Metabolisme) juga mempunyai metode fisiologis untuk mereduksi
kehilangan air dan menghindari kekeringan.
Seperti pada fiksasi karbon tanaman C-4, hasil pertama fotosintes berupa
molekul dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat. Tidak seperti tanaman C-
4 yang fiksasi karbonnya berlangsung di dua tempat (mesofil dan sel bundle
sheet), fiksasi karbon CAM berlangsung di dua waktu, siang dan malam.
Pada malam hari, pati pati diurai dalam respirasi (glikolisis) menjadi PEP. PEP
yang terbentuk ini kemudian menangkap CO2 dari udara dan mengubah CO2
tersebut menjadi asam oksaloasetat yang memiliki 4 atom C. Oksaloasetat
7
kemudian diubah menjadi malat dengan bantuan enzim malat dehidrogenase dan
pereduksi NADH. Malat yang terbentuk kemudian disimpan dalam bentuk asam
malat di dalam vakuola. Dan pada siang hari, malat diangut keluar dari vakuloa
untuk didekarboksilasi menjadi CO2 dan piruvat. Piruvat diubah menjadi pati
yang pada malam hari diubahn menjadi PEP. CO2 kemudian difiksasi oleh
rubisco menjadi 3-PGA. 3-PGA yang nantinya masuk ke dalam siklus calvin
seperti pada C-3 da diubah menjadi gula.
D. Identifikasi CAM
Tumbuhan CAM mempunyai karakter mampu hidup pada suhu tinggi (35
sampai dengan 50 derajat) biasanya lingkungan gurun. Contoh tumbuhannya
adalah kaktus dan nanas memiliki adaptasi fotosintesis yang berbeda
dibandingkan tanaman lain yang berdaun tipis.
8
Oksaloasetat ini kemudian diubah menjadi Asam malat yang mempunyai
4atom C (persis seperti tumbuhan C-4). Selanjutnya malat yang terbentuk
disimpan dalam vakuola sel mesofil hingga pagi hari.
Pada siang hari saat reaksi terang menyediakan ATP dan NADPH untuk
siklus Calvin-Benson, Asam Malat dipecah lagi menjadi CO2 dan Asam Piruvat
yang selanjutnya dijadikan PEP. Dengan terbentuknya CO2 maka masuklah CO2
itu ke siklus Calvin-Benson di stroma kloroplas , molekul CO2 segera di fiksasi
oleh RuBP menjadi PGA kemudian dijadikan Triosa dan jadilah produk
Karbohidrat.
9
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Reaksi Fotosintesis
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
a) Intensitas cahaya
10
c) Suhu
d) Kadar air
e) Tahap pertumbuhan
f) pH
11
proses fotosintesis masih dapat berlangsung hanya saja hasilnya kurang
maksimal.
CO₂ yang diambil pada malam hari dan dimasukkan ke dalam asam
organik, disimpan di vakuola sel mesofil tumbuhan CAM. CO₂ tersebut akan
dilepas dari asam organic ketika ada pasokan ATP dan NADP yang dihasilkan
oleh reaksi terang. Kemudian CO₂ akan masuk kedalam sel siklus calvin dan
membentuk gula dan kloroplas.
12
munculnya fotosintesis oksigen dalam cyanobacteria, Sejumlah besar CO2
dimasukkan ke dalam biomassa yang di dalamnya bagian sedimen dan tidak
kembali ke siklus karbon global. Seiring dengan itu, jumlah O2 equimolar
dilepaskan ke dalam atmosfer, karena air digunakan sebagai reduktan untuk rantai
transpor elektron fotosintetik.Enzim yang digunakan disini sama dengan enzim
yang digunakan saat reaksi gelap, yaitu rubisco. Berikut adalah bagan hubungan
fotosintesis dan fotorespirasi :
13
dari siklus Calvin dan dapat menghambat fotosintesis. Sehingga fotorespirasi
berfungsi untuk mengurangi kelebihan energi cahaya dengan siklus xantofil
yang dissipates energi foton diserap menjadi panas.
14
2. Metabolisme Glycolate di Peroxisome
Glikolat oksidase (GO, EC 1.1.3.15) mengkatalisis oksidasi glikolat menjadi
glikoksilat. Oksigen digunakan sebagai substrate, dengan demikian,
H 2O2 diproduksi oleh enzim.
H2O2 yang dihasilkan oleh reaksi glikolat oksidase adalah dispropor- tionated
untuk H2O dan O2 oleh katalase (CAT, EC 1.11.1.6) dalam rangka untuk
mencegah akumulasi oksigen reaktif.
Langkah reaksi selanjutnya di jalur fotorespirasi adalah transaminasi
glikoksilat menjadi glisin dengan glutamat: glikoksilat aminotransferase (GGAT,
EC 2.6.1.4)
15
4. Pembentukan glycerate di peroxisome
prosesnya yaitu dengan cara serin dilaminasi menjadi hydroxypyruvate oleh serin:
glyoxylate aminotransferase Kelompok amino digunakan untuk concomiaminasi
glyoxylate menjadi glisin. Hal ini penting bagi stoikiometri dari fotorespirasi,
karena hanya satu donor amino untuk reaksi GGAT didaur ulang selama NH 3 re-
asimilasi (lihat di bawah), tapi dua glisin diperlukan untuk bentuk mitokondria-
serine. Di Arabidopsis, SGAT dikodekan oleh gen tunggal dan hasil
penghilangannya pada tanaman yang tidak layak dalam kondisi atmosfir
normal Fenotip serupa juga dijelaskan untuk mutan SGAT barok. Gen
Arabidopsis diinduksi oleh cahaya dan ditekan oleh nitrogen seperti kebanyakan
gen fotorespirasi lainnya, namun transkrip juga terdeteksi pada bunga dan siliques
selain daun. Pembentukan glycerate di peroxisome.
5. Regenerasi fosfogliserat
Terjadi dari Kloroplas D-gliserosis 3-kinase catalyzes fosforilasi gliserin
sampai 3-phosphoglycerate dengan ATP sebagai co-substrat. Karena tidak ada
mutan yang diidentifikasi di Layar klasik, gen tersebut kemudian diisolasi dengan
pemurnian aktivitas enzimatik dari ekstrak daun dan parsial urutan protein yang
dimurnikan GLYK adalah dikodekan oleh satu gen tiruan. Gen menghasilkan
fenotip fotorespirasi yang mematikan. Enzimnya adalah pendiri secara struktural
dan filogenetis keluarga protein baru yang berbeda dengan kinase gliserosis yang
diketahui organisme non-fotosintesis, meskipun seketika Homolog quumen juga
ditemukan pada ragi. Regulasi transkripsi gen Glyk berbeda dari kebanyakan dari
gen fotorespirasi lainnya. Terutama, gen Glyk mantan Tekanan tidak diaktifkan
oleh cahaya. Reaksi tersebut seperti gambar dibawah ini:
6. Amonia re-asimilasi
Reaksi ini terjadi selama reaksi GLD, seperempat karbon yang siklus
fotorespiratornya dan jumlah equimolar NH 3 yang dirilis. Re-asimilasi
NH 3 berlangsung di Kloroplas melalui aksi sekuensial dari dua enzim, glutamine
synthetase dan ferredoxin-dependent glutamin: oxoglutarate aminotransferase,
16
yang juga ditemukan pada kloroplas, tidak dapat diputar peran penting dalam
fotorespirasi. Fd-GOGAT menggunakan glutamin yang dibentuk oleh GS sebagai
amino atau untuk transaminasi oksoglutarat. Dua molekul glu- tamate adalah
produk dari reaksi ini. Sedangkan satu glutamat digunakan sebagai substrat untuk
selanjutnya NH 3 reaksi asimilasi oleh GS, yang kedua ditransfer ke peroxisome
untuk transamina- glikoksilat menjadi glisin. Siklus nitrogen fotorespiratornya
tertutup dalam teori karena semua NH re-tetap 3 diperlukan untuk transaminasi
glioksilat, Lokalisasi mitokondria adalah tampaknya tidak penting bagi NH 3 re-
asimilasi, melainkan untuk regulasi aktivitas SHM. Berdasarkan lokalisasi fusi
diekspresikan protein untuk hijau Reaksi bersih dari siklus adalah amina- yang
tion dari oksoglutarat untuk glutamat mengkonsumsi satu ATP dan dua
mengurangi ferredoxin. Pertama, GS mengkatalisis aminasi glutamat untuk
glutamin yang membutuhkan satu ATP. GS mutan belum diidentifikasi di
Arabidopsis, tetapi dalam barley. Jelai mutan menunjukkan kebutuhan khas untuk
peningkatan CO2 konsentrasi- trations menekankan kontribusi utama dari
fotorespirasi untuk tanaman NH 3 produksi dan re-asimilasi.
B. Macam-macam Fotorespirasi
Secara garis besar, proses fotorespirasi terjadi pada 3 tempat yaitu :
1. Transportasi Kloroplas
Proses transportasi transmembran pertama yang diperlukan selama jalur
photorespirasi adalah transportasi glikolat keluar dari kloroplas ke sitosol,
Penyerapan radiolabeled glikolat ke kloroplas terisolasi itu sangat dihambat oleh
glycerate. Selama re-asimilasi amonia, oksoglutarat memasuki kloroplas
sedangkan glutamat meninggalkan kloroplas.
2. Transportasi Peroxisome
Fluks tinggi intermediet photorespiratory, seperti glycolate, glycerate,
glutamat, oksoglutarat, glisin, dan sering melintasi membran dari peroksisom
daun membutuhkan sistem trans yag efisien.
17
3. Transportasi Mitokondria
Selama fotorespirasi, dua molekul glisin diimpor ke dalam mitokondria
untuk setiap serin yang diekspor. Proses akhir pada fotorespirasi terjadi pada
mitokondria, yaitu pemecahan glicyne menjadi NH3, CO2, dan CH2THF. NH3
digunakan kembali untuk pembentukan glutamat di kloroplas, CH2THF digunakan
kembali untuk pembentukan serin, dan CO2 dikeluarkan sebagai hasil dari
fotorespirasi. CO2 ini dapat langsung digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis.
18
Biosintesis Pati didalam Stroma
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk
fotosintesis) dalam jangka panjang.
19
menjadi molekul-molekul yang lebih kecil secara berurutan dan hasilnya adalah
glukosa.
Pati Dextri Maltosa Glukosa Ada beberapa tingkatan dalam reaksi di atas.
Molekul-molekul pati mula-mula pecah menjadi unit-unit rantaian glukosa yang
lebih pendek yang disebut dextrin. Dekstrin adalah karbohidat yang dibentuk
selama hidrolisis pati menjadi gula oleh panas, asam atau enzim. Dekstrin ini
dipecah lebih jauh menjadi maltosa (dua unit glukosa) dan akhirnya maltosa pecah
menjadi glukosa.
Salah satu cara yang dapat membantu penyediaan gula di Indonesia adalah
membuat sirup glukosa (gula cair) dari pati. Sirup glukosa adalah nama dagang
dari produk hasil hidrolisa pati. Produksi sirup glukosa ini diharapkan dapat
menunjang kebutuhan gula di Indonesia pada saat ini dan masa mendatang atau
setidaknya dapt berguna pada keadaan tertentu. Sirup glukosa juga dapat
digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pengolahan bahan makanan,
misalnya dalam pembuatan kue, es krim, permen dan lain-lain. Disamping
mencari alternatif bahan substitusi gula. Gula alternatif yang sekarang sudah
digunakan antara lain adalah gula siklamat dan stearin yang merupakan gula
sintesis, serta gula dari pati seperti sirup glukosa, fruktosa, maltosa, manitol,
sorbitol dan xilitol. tersebut melimpah di Indonesia. Diantara gula dari pati
tersebut, sirup glukosa dan fruktosa mempunyai prospek yang baik untuk
mensubtitusi gula pasir.
20
di daun terjadi di kloroplas. Pati di daun terlihat jelas dalam mikograf elektron
dari kloroplas tanaman C3. Selain itu, 2 enzim utama yang terlibat yaitu
ADPglucose pyrophosphorylase dan pati-sintase ditemukan pada stroma
kloroplas. Sintesis pati dalam kloroplas dimulai dengan heksosa fosfat yang
dihasilkan oleh siklus PCR. Fruktosa-6-phosphate (F-6-P), fosfat heksosa stroma
akan dikonversi menjadi glukosa-fosfat 1-, komponen lain dari heksosa fosfat
stroma, dikonversi oleh dua enzim kloroplas, heksosa-fosfat isomerase
(Persamaan 9.1) dan phosphoglucomutase (Persamaan 9.2). Glukosa-1-P
kemudian bereaksi dengan ATP untuk membentuk ADP-glukosa (Persamaan 9.3).
21
B. Biosintesis Sukrosa didalam Sitosol
Sukrosa adalah disakarida larut yang mengandung glukosa dan residu fruktosa
Sukrosa dapat berfungsi sebagai penyimpanan produk seperti halnya di sugarbeets
atau tebu, di mana ia disimpan dalam vakuola sel-sel penyimpanan khusus. Atau,
mungkin sukrosa akan ditranslokasi ke lainnya, jaringan nonphotosynthetic di
tanaman untuk penggunaan metabolisme langsung atau untuk konversi ke pati.
Sukrosa adalah bentuk paling umum dari gula ditemukan dalam aliran translokasi.
Dua rute sintesis sukrosa yang mungkin. Jalur utama untuk sintesis sukrosa
dalam fotosintesis sel disediakan oleh enzim fosfat sukrosa sintase (Persamaan
9.6) dan fosfat sukrosa fosfatase (Persamaan 9.7).
22
Dengan perubahan energi bebas sekitar +14 kJ mol-1, reaksi ini tidak
spontan. Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa dalam kondisi normal SS
beroperasi dalam arah terbalik untuk memecah sukrosa (Lihat Persamaan 9.11).
Perhatikan bahwa, berbeda dengan biosintesis pati, sukrosa biosintesis oleh jalur
baik memerlukan aktivasi glukosa dengan uridin trifosfat nukleotida (UTP)
daripada ATP:
23
Karena ADP-glukosa lebih disukai untuk biosintesis pati, UDP-glukosa
diubah menjadi ADP-glukosa seperti yang ditunjukkan di (Persamaan 9.12) dan
(9.13 Persamaan):
Yang dihasilkan ADP-glukosa ini kemudian diubah menjadi pati oleh synthase
pati.
C. Sintesis Fruktan
Selain alokasi karbon untuk sukrosa dan pati, sekitar 10 persen dari spesies
tanaman terestrial menunjukkan kapasitas untuk mengalokasikan karbon untuk
polimer fruktosa larut dalam air disebut fruktans, yang disentesis dalam vakuola.
Tanaman mampu membentuk fruktans vacuolar termasuk tanaman agronomis
penting seperti sereal (gandum, barley, rye), selain bawang merah, bawang putih,
daun bawang, Yerusalem artichoke, dan sawi putih. Bentuk yang paling umum
dari fruktan di tanaman ini didasarkan pada penambahan enzimatik berurutan dari
fruktosa dari molekul sukrosa donor untuk molekul akseptor sukrosa dengan
sukrosa enzim: sukrosa fructosyl transferase (SST). Hal ini menyebabkan
pembentukan trisakarida, 1-kestose (Persamaan 9.14), yang terdiri satu unit
glucosyl terkait dua fructosyl sukrosa + sukrosa → 1- kestose + glukosa (9.14)
unit. trisakarida ini diperpanjang oleh aksi enzim vacuolar tambahan, fruktan:
fruktan fructosyl transferase (FFT), yang menghasilkan pembentukan polimer
fruktosa dalam bentuk glucosyl-1, 2-fructosyl-1,2-fructrosy- (fructosyl) N terkait
di 1,2- β orientasi dan di mana N dapat bervariasi antara 1 (kestose) dan 40
(Persamaan 9.15). 1-Kestose + fruktan → glucosyl-1,2-fructosyl-1, 2-fructrosyl-
(fructosyl) N ( 9.15) Dalam kondisi di mana tingkat karbon-tuduhannya mulation
melebihi tingkat pemanfaatan karbon, terakumulasi sukrosa dan enzim
metabolisme vacuolar fruktan, SST dan FFT, yang diinduksi. Oleh karena itu, pra
sumed yang meningkatkan konsentrasi sukrosa sitosol memicu biosintesis
24
fruktans. The-tuduhannya sukrosa mulated di sitosol diangkut ke vakuola dan
dikonversi ke fruktans. Sejak akumulasi fruktan dapat mencapai tingkat setinggi
40 persen dari berat kering sereal, biosintesis fruktans vacuolar merupakan
mekanisme penting untuk alokasi karbon.
3. Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk fotosintesis. Bila suhu naik 10 , kerja
enzim meningkat dua kali lipat. Hal ini terjadi pada suhu tertentu, bila suhu
terlalu tinggi, justru merusak enzim. Kebanyakan tumbuhan mengadakan
fotosintesis dengan baik pada kisaran suhu 10 35 .
5. Air, tumbuhan yang kekurangan air akan layu,. Jika daun layu, stomata
cenderung menutup. Akibatnya difusi karbondioksida dari udara terhambat.
25
6. Kandungan klorofil, daun yang menguning berarti kadar klorofil berkurang. Ini
akan menurunkan laju fotosintesis. Tumbuhan memerlukan sejumlah ion
anorganik tertentu untuk membuat pigmen klorofil. Ion itu adalah Mg
(Magnesium) dan N (Nitrogen).
26
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan
energi. Energi ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti
sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang
dihasilkan dari proses respirasi adealah energi kimia dalam bentuk ATP atu
senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses respirasi selalu
berlangsung sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
3.2 Saran
27
Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang cukup banyak
sehingga cukup sulit untuk memahami materi sebagai bahan makalah. Dan dengan
mempelajari makalah yang singkat ini diharapkan kita dapat mengetahui respirasi
dan fermentasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://mustikaayu.blogspot.com/2013/10/tumbuhan-cam-crasulacean-acid.html?
m=1
https://goo.id/images/EqoF8B
https://hmpsbiologiundova.blogspot.com/2016/05/makalah-respirasi-
tumbuhan.html?m=1
https://idscribd.com/doc/313020965?fotosintesis-Tanaman-CAM
28