Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan obstetri dan neonatal merupakan upaya penyediaan pelayanan
bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
Secara organisasi pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dilakukan
oleh Tim PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ) di
Rumah Sakit Tk.IV Kediri bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit. Dalam
pelaksanaan pemberian pelayanan Tim PONEK melibatkan Unit Rawat Jalan
( Poli Kandungan dan Poli Anak), Unit Gawat Darurat ( UGD PONEK ), Unit
Rawat Inap ( Ruang Bersalin, Ruang Nifas dan Ruang Neonatus ), Unit Bedah
Sentral serta Unit untuk penunjang meliputi Radiologi dan Laboratorium.
Dari segi ketenagaan dan kebijakan tim PONEK terutama melibatkan bagian
medis Obstetri dan Gynekologi serta Anak. Di samping kedua bagian medis
tersebut juga melibatkan bagian medis Anestesi, Penyakit Jantung dan Pembuluh,
Penyakit Dalam serta bagian medis lain jika diperlukan.
Mengingat luasnya cakupan pelayanan Tim PONEK serta banyaknya bagian
medis dan Unit yang terlibat maka diperlukan adanya program Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif di Rumah Sakit Tk.IV Kediri sehingga
pelaksanaan pelayanan terhadap pasien dapat terkoordinasi dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan pelayanan PONEK yang paripurna maka sangat
dibutuhkan dukungan penuh dari manajerial baik berupa kebijakan maupun
dukungan dana serta sarana dan prasarana. Kesekretariatan PONEK juga
melaksanakan penyusunan / pembuatan perencanaan program kerja PONEK,
pedoman pelayanan, panduan – panduan, Standart Prosedur Operasional
( SPO ) yang berkaitan dengan pelayanan maternal – neonatal.
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif merupakan suatu
pelayanan yang terpadu dan langsung berkaitan dengan indikator mutu
pelayanan kesehatan yaitu kematian ibu dan kematian bayi. Oleh karena itu untuk
semua pelayanan kesehatan dalam lingkup pelayanan PONEK perlu dilakukan
evaluasi baik evaluasi kegiatan dan mutu pelayanan.
Hasil evaluasi ini dilakukan analisa dan selanjutnya dibuat rencana tindak
lanjut serta dilaporkan kepada Kepala Rumah Sakit Tk.IV Kediri dan
didiseminasikan antar bagian maupun dinas terkait.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan secara umum disusunnya laporan evaluasi kegiatan Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif ( PONEK ) adalah
mengetahui hasil pelaksanaan program – program PONEK, faktor – faktor
pendukung, faktor – faktor penghambat dimana hasilnya dapat digunakan
sebagai bahan untuk menyusun program – program selanjutnya.

2. Tujuan Khusus
a. Melaksananakan Evaluasi Unit Rawat Jalan
b. Melaksanakan evaluasi pelayanan di UGD PONEK
c. Melaksanakan evaluasi pelayanan maternal
d. Melaksanakan evaluasi pelayanan neonatal
e. Melaksanakan evaluasi peningkatan Sumber Daya Manusia ( SDM ) Tim
PONEK
f. Melaksanakan evaluasi pelayanan rujukan
g. Melaksanakan evaluasi kegiatan kesekretariatan

C. Metode Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dilakukan melalui berbagai metode, antara lain:
1. Monitoring pencapaian tiap 1 bulan
2. Monitoring evaluasi tiap 3 bulan
Monitoring evaluasi trimester dipresentasikan dalam pertemuan rutin PONEK
yang diadakan tiap 3 bulan. Dalam pertemuan ini dibahas tentang kegiatan
PONEK serta hambatan – hambatan yang dialami.
3. Pertemuan pengkajian kasus nearmiss / kematian maternal neonatal (AMP).
Dalam pertemuan pengkajian kasus dibahas hal – hal yang menyebabkan
terjadinya dan pemenuhan standar pelayanan terhadap kasus tersebut.
4. Pertemuan Tim PONEK dengan Manajemen Rumah Sakit
Dalam pertemuan dengan manajemen rumah sakit, disampaikan hasil
kegiatan PONEK, hambatan – hambatan serta rencana kerja berikutnya.
5. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) tiap 1 tahun
Penyusunan SPM maternal – neonatal dilaksanakan setiap 1 tahun sekali dan
dilaporkan ke Kepala Rumah Sakit TK IV Kediri.

2
BAB II
LAPORAN EVALUASI KEGIATAN PROGRAM
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF
( PONEK ) DAN KEGIATAN RSSIB
TRISEMESTER IV TAHUN 2019

A. EVALUASI INPUT
Evaluasi input meliputi beberapa hal, antara lain :
1. Infrastuktur, kebijakan dan logistik sesuai standar
a. Kebijakan
Di RS TK IV Kediri ada kebijakan – kebijakan dari Kepala Rumah Sakit TK
IV Kediri yang berkaitan dengan kegiatan PONEK, antara lain :
1) SK Tim PONEK
2) SK Kebijakan PONEK
3) MOU Rujukan dengan rumah sakit rujukan
2. Fasilitas Ruang
Dalam pelayanan maternal neonatal tersedia fasilitas ruang : UGD PONEK,
Ruang Bersalin, Ruang Nifas, Ruang Neonatus, Kamar Operasi serta Poli
Kandungan dan Poli Anak.
Sudah tersedia ruangan tindakan di UGD dimana fasilitas tersedia tetapi
belum lengkap. Dimana masih tersedia obat-obat emergency, USG portable,
dan infant warmer.
Sarana yang belum lengkap
1) UGD PONEK mengajukan T-Piece Resusitator, dan NST
2) Ruang bayi mengajukan CPAP dan Ventilator
3. Logistik
Secara umum persediaan logistik selama bulan OKTOBER-DESEMBER 2019
sudah tersedia, obat – obat emergensi yang harus ada di trolli emergensi
terpenuhi. Troli emergency selalu dalam keadaan terkunci, jika terpakai
petugas akan lapor kepada apotek, petugas apotek akan menindaklanjuti
laporan, dan mengganti obat yang telah terpakai dalam waktu 30 menit.
Bahan habis pakai seperti kasa, kapas, alkohol swab masih mencukupi. Untuk
kasus PEB dan HPP tersedia kit emergency tersendiri, sehingga
mempermudah penanganan untuk dua kasus tersebut.
4. Sumber Daya Manusia :
Sumber Daya Manusia ( SDM ) dalam Tim PONEK adalah sebagai berikut :
b. Tenaga Medis
Tenaga medis dalam Tim PONEK di RS TK IV Kediri terdiri dari :

3
1) Dokter Sp.OG : 3 orang
2) Dokter Sp.A : 2 orang
3) Dokter Sp.An : 1 orang
4) Dokter Sp.Jp : 1 orang
5) Dokter umum : 5 orang
Dokter umum merupakan dokter jaga UGD, yang selalu siap 24 jam.
Secara kwantitas jumlah dokter jaga di UGD sudah cukup, namun
demikian peran sertanya masih harus lebih ditingkatkan lagi terutama
dalam pelayanan kasus – kasus obstetri. Dari 5 dokter umum di UGD, 1
orang sudah mengikuti Inhouse Training Pelatihan PONEK.
c. Bidan jaga UGD PONEK
Jumlah bidan jaga UGD PONEK sebanyak 5 orang, telah mengikuti
pelatihan APN dan Inhouse training PONEK. Dalam setiap shif jaga ada 1
orang bidan jaga.
d. Petugas di Unit Rawat Jalan
Petugas di Poli Kandungan : 1 orang bidan.
Petugas di Poli Anak : 1 orang perawat, 1 orang bidan
e. Petugas di Ruang Bersalin
1) Bidan : 11 orang, 3 orang jaga paste pagi, 2 orang pada tiap shift
Pelatihan APN : 10 orang
In House Training Pelatihan PONEK : 26 orang
Pelatihan PONEK :-
2) Non Medis : 1 orang ( jaga paste pagi )
f. Petugas di Ruang Bayi
1) Bidan : 8 orang
2) Perawat : 2 orang
3) Non Medis : 1 orang
Pelatihan : NICU 3 orang, Resusitasi 4 orang,
In House Training Pelatihan PONEK : 13 orang
Pelatihan PONEK : 2 orang
g. Petugas di kamar operasi
a) Perawat : 11 orang
b) Perawat anestesi :-
c) Non medis : 1 orang
d) Pelatihan : anestesi 8 orang,
5. Penunjang Medis
Penunjang medis terdiri dari pelayanan radiologi, dan laboratorium.

4
B. EVALUASI PROSES
1) Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK )
24 jam
Pelaksanaan Program PONEK di Rumah Sakit TK IV Kediri meliputi :
1. Profesionalitas
Peningkatan profesionalitas pada bulan OKTOBER-DESEMBER 2019
dilakukan dengan cara mengevaluasi masa berlaku STR dan SIK / SIKB
masing–masing petugas Tim PONEK bekerjasama dengan Unit
Kepegawaian RS. Hasil evaluasi STR dan SIK petugas yang tergabung
dalam Tim Ponek ada beberapa yang habis masa berlakunya, dan sudah
dihimbau untuk segera mengurus perpanjangan STR dan SIK baru.
2. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dilakukan dengan mengikuti
pelatihan/seminar/penyegaran. Pada trimester IV tidak dilakukan pengiriman
anggota Ponek untuk mengikuti pelatihan/seminar.
3. Lintas Program – lintas sektoral
Dalam rangka melaksanakan koordinasi antar unit internal Rumah Sakit TK
IV Kediri telah dilakukan pertemuan-pertemuan diantaranya:
a. Rapat Monitoring Evaluasi Ponek dan RSSIB pada tanggal 15
NOVEMBER 2019 membahas capaian target respon time SC, IMD,
Rawat Gabung, PMK, ASI EKSKLUSIF masih rendah dan rencana
tindak lanjut.
b. Rapat Koordinasi Tim Ponek pada tanggal 15 DESEMBER 2019
membahas hasil Survey Simulasi Akreditasi
c. Rapat Tim Ponek dengan Management pada 17 OKTOBER 2019
membahas sarana yang kurang di ruang Bayi : ruang menyusui dan
ruang ganti untuk PMK, pemasangan ventilator bayi yang perlu
dikoordinasikan lebih lanjut, pemanfaatan RAK untuk pelatihan harap
ditindak lanjuti
d. Rapat Tim Ponek dengan Management pada 21 NOVEMBER 2019
membahas RTL pemasangan ventilator pada bayi, kelengkapan ruangan
pojok laktasi
e. Rapat Tim Ponek dengan Manajemen pada tanggal 19 DESEMBER
2019 membahas perbaikan/ rekomendasi dari hasil Survey Simulasi,
Rencana Inhouse Training Pelatihan Kegawatan Neonatal pada bulan ,
pengiriman Pelatihan PPGDON pada bulan November.

5
D. Pelayanan maternal
Kegiatan pelayanan maternal meliputi kegiatan pelayanan pada pasien
kasus obstetri dan gynekologi
1) Pelayanan antenatal
a) Penapisan kehamilan resiko tinggi dengan KSPR
900

800

700

600

500

400

300

200

100

0
TW III TW IV

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa total kunjungan ibu hamil
pada TW III (Juli-September) adalah sebanyak 721 pasien
mengalami penurunan pada TW IV (Oktober-Desember) kunjungan
ibu hamil adalah sebanyak 641. Terdapat penurunan pada
kunjungan ibu hamil, hal ini terkait dengan rujukan berjenjang.
Setiap ibu hamil dilakukan penilaian kehamilan dengan KSPR
(Kartu Skor Poedji Rochyati). Selanjutnya diperiksa oleh bidan dan
dokter Obgyn. Untuk ibu hamil yang rawat jalan diberi surat kontrol
dan rujukan balik (bagi pasien rujukan). Surat kontrol untuk ke
faskes 1 atau ke Poli Kebidanan Kandungan sesuai dengan
kegawatan kasus.
b) Penyuluhan kehamilan
Setiap ibu hamil yang periksa ke Poli Kandungan mendapatkan
penyuluhan kehamilan, dengan alat bantu leaflet. Terdapat 641 ibu
hamil selama bulan OKTOBER-DESEMBER 2019 yang
mendapatkan penyuluhan.
c) Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan di Poli Kandungan dilakukan oleh bidan dan
dokter Sp.OG.
d) Perinatal conference
Perinatal conference adalah pertemuan lintas bagian yang bertujuan
untuk memberikan pelayanan komprehensif bagi ibu hamil resiko
tinggi dan sangat tinggi serta janin yang dikandung. Di Rumah Sakit
6
TK IV Kediri dilaksanakan dengan cara konsultasi antar bagian
dalam merawat pasien secara bersama.
Dalam bulan OKTOBER-DESEMBER pasien yang dilakukan
konsultasi antar bagian adalah sebagai berikut :

60

50

40

30

20

10

0
TW III TW IV

Selama bulan OKTOBER-DESEMBER 2019 terdapat 18 ibu hamil


yang dikonsulkan dengan Spesialis lain, diantaranya
1) IPD ( Ibu hamil dengan DM,hipertiroid, HIV,)
2) Jantung ( Ibu hamil dengan ASD)
3) Paru ( Ibu hamil dengan asma)
4) Mata (Ibu hamil dengan glukoma, miopi)

2) Pelayanan persalinan
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
TW III TW IV

Pelayanan Persalinan selama OKTOBER-DESEMBER sebanyak 586,


meliputi
a) Persalinan pervaginam

7
Jumlah Persalinan pervaginam adalah 152 (25,93%), 18 pertolongan
persalinan dilakukan di UGD Ponek dan 134 persalinan di Kamar
Bersalin. Terdiri dari 29 persalinan dengan sungsang, dan 76
persalinan spontan belakang kepala.
b) Persalinan dengan SC
Jumlah persalinan SC adalah 434 (74,06%), 41 SC dari UGD Ponek,
dan 393 SC dari Kamar Bersalin.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah persalinan dengan SC
masih cukup tinggi, hal ini disebabkan karena sebagian besar pasien
obstetri di Rumah Sakit TK IV Kediri merupakan rujukan yang
memerlukan tindakan sectio caesaria.
Persiapan SC cito dapat dilakukan di UGD Ponek pada kasus
kegawatdaruratan maternal neonatal.
c) Persalinan pervaginam pada kasus-kasus resiko tinggi
Persalinan pervaginam dengan kasus resiko tinggi meliputi
120

100

80

60

40

20

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas dapat disimpulkan selama bulan OKTOBER-


DESEMBER 2019 terjadi 105 persalinan pervaginam dengan resiko
tinggi/ dengan komplikasi (69,07% dari total persalinan pervaginam)

3) Pelayanan nifas

8
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
TW III TW IV

Selama bulan OKTOBER-DESEMBER 2019 pelayanan nifas


sebanyak 586, terdiri dari 434 pasien post SC dan 152 post partum
pervaginam. Pelayanan nifas meliputi rawat luka operasi, dan
penyuluhan ASI eksklusif
Setiap ibu nifas mendapatkan penyuluhan, sedangkan untuk pasien
Post SC selalu dilakukan rawat luka operasi.

4) Pelayanan ginekologi
a) Kasus ginekologi terbanyak
8

0
Kista Ovarium DUB Ca Cervik Mioma Uteri Susp. Ca Cervik

Dari diagram garis diatas, pada tahun 2019 terdapat 20 kasus


gynekologi. Kasus terbanyak yang ditangani di Ruang Nifas adalah
Kista Ovarium yaitu sebanyak 7 pasien.

b) Tindakan kasus gynekologi terbanyak


Dari berbagai kasus gynekologi yang tersebut diatas, maka ada
berbagai tindakan sebagai penatalaksanaan dalam kasus – kasus
tersebut, yang kami gambarkan dalam tabel berikut :

9
350
300
250
200
150
100
50
0
Transfusi Biopsi Curretage PA Kistektomi Laparatomi Histerektomi

5) Pelayanan neonatal
a) Kasus terbanyak pada tahun 2019
45

40

35

30

25

20

15

10

0
TW III TW IV

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kasus terbanyak di ruang


neonatus adalah BBLR.

b) Jumlah bayi yang dirawat dengan menggunakan CPAP

10
16

14

12

10

0
TW III TW IV

Jumlah yang dirawat dengan CPAP sebanyak 44 bayi, yang


meninggal 15 bayi, yang berhasil 29 bayi.
Perawatan bayi menggunakan CPAP masih belum maksimal karena
jumlah CPAP dan aksesorisnya kurang, serta alat-alat penunjang
lain yang kurang.

6) Pelayanan kegawatdaruratan maternal neonatal


a) Kasus perdarahan post partum
200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0
TW III TW IV

Kejadian HPP sebanyak 12 kasus, 2 kasus rujukan dan 10 kasus


terjadi di kamar bersalin. Untuk penanganan kasus rujukan dengan
HPP, dilakukan tindakan kegawatdaruratan di UGD Ponek berupa :
stabilisasi pasien.

11
b) Kasus pre eklampsia
78

76

74

72

70

68

66

64

62

60

58
TW III TW IV

Selama bulan OKTOBER-DESEMBER terdapat 76 kasus PE.


Penatalaksanaan UGD untuk pasien PE adalah pemberian injeksi
Sulfas Magnesicus.
c) Kasus infeksi nifas
Selama bulan OKTOBER- DESEMBER 2019 tidak ada kasus infeksi
nifas
d) Kasus partus lama
Selama bulan OKTOBER-DESEMBER 2019 terdapat 14 kasus rujukan
partus lama yaitu:
1. G3P202 uk 38 mgg/T/H dengan secondary arrest dilakukan SC
2. GIIP101 40-41 mgg/T/H dengan Partus Lama persalinan normal
3. GIP000 40 mgg/T/H dengan Partus Lama persalinan normal di UGD
PONEK
4. GIP000 40mgg/T/H dengan Prolong Fase Aktif persalinan normal di
UGD PONEK
5. GIP000 39mgg/T/H dengan Prolong Fase Aktif+HbsAg positif
dilakukan SC
6. GIIP100 40mgg/T/H dengan Partus Lama dilakukan SC
7. GIP000 40mgg/T/H dengan Partus Lama dilakukan SC
8. GIIP101 42mgg/T/H dengan Partus Lama+Post date
9. G2P101 40-41mgg/T/H dengan Prolong Fase Aktif dilakukan SC
10. GIP000 40-41mgg/T/H dengan Prolong Fase Aktif dilakukan SC
11. G2P101 39mgg/T/H dengan Kala II Lama+Makrosomia+Fetal
Takikardi dilakukan SC
12. G1P000 38mgg/T/H dengan Prolong Fase Aktif dilakukan SC
13. GIP000 38-39mgg/T/H dengan Partus Lama dilakukan SC
14. G2P101 37-38mgg/T/H dengan Prolong Fase Aktif persalinan normal
di UGD PONEK

12
e) Angka keterlambatan operasi section caesaria ( > 30 menit )
Data keterlambatan operasi SC selama OKTOBER-DESEMBER 2019
adalah
500

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0
TW III TW IV

Dari data diatas, dapat dilihat total persalinan dengan SC sebanyak


1.220 kasus, terdapat 19 kasus yang terlambat lebih dari 30 menit dari
jadwal yang telah ditentukan. Dari 1.220 kasus SC terdapat 52 kasus
cito, 9 diantaranya mengalami keterlambatan, dan 1.168 kasus SC yang
terjadwal (elektif), 10 diantaranya mengalami keterlambatan. Penyebab
keterlambatan operasi SC diantaranya adalah
1. Dokter operator masih pelayanan di poli Obgyn atau di ruang
bersalin.
2. Kamar Operasi penuh. Kamar Operasi Obgyn hanya 3 sehingga jika
ada jadwal cito,sedangkan kamar operasi masih dipakai operator
lain, membuat operasi SC terlambat
3. Perlu dilakukan stabilisasi pasien di UGD Ponek yaitu kasus PE
diberikan MgSO4 fulldose

Analisa PDSA :
Plan Do Study Action
Meningkat Meningkatkan Capaian indikator 1. Koordinasi lebih
kan angka koordinasi lebih keterlambatan SC sudah intensif dengan
capaian intensif antara cukup bagus, tetapi masih operator dan IBS
keterlamba IBS dan dokter dibawah standar 0%. Hal ini tentang jadwal
tan SC Sp.OG sebagai dikarenakan : operasi
sebesar 0 DPJP pasien 1. ruang operasi yang 2. Seleksi lebih
% terbatas sedangkan intensif pasien –
tindakan SC cukup tinggi pasien yang
2. Dokter masih pelayanan memerlukan
lain tindakan SC,
3. Stabilisasi pasien pada terutama SC cito

13
kasus cito 3. Koordinasi dengan
Penghitungan Tim Manajemen
Keterlambatan SC untuk
adalah : pembentukan OK
a. Untuk kasus elektif emergensi
adalah 30 menit dari 4. Sosialisasi ulang
jadwal respon time SC
b. Untuk kasus cito SC 5. Monitoring dan
adalah 30 menit dari evaluasi
saat keterlambatan SC
Diputuskan minimal tiap 3
Sesuai standar maka bulan dan
perlu diupayakan melaporkan ke
capaian target Kepala Rumah
keterlambatan SC Sakit melalui
sebesar 0 %. PMKP

f. Angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit )


Selama tahun 2019 kebutuhan darah / yang mendapat tranfusi pada ibu
hamil, bersalin dan nifas adalah sebagai berikut :
25

20

15

10

0
TW I TW II TW III TW IV

Analisis Data Ketersediaan darah merupakan hal yang sagat menentukan


dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri terutama
yang disebabkan perdarahan. Dari data bulan OKTOBER –
DESEMBER 2019 terdapat 18 orang pasien kasus obstetri yang
memerlukan ketersediaan darah secara emergensi. Dari 18
orang yang memerlukan tranfusi tersebut darh sudah tersedia
dalam waktu tidak lebih dari 60 menit. Sesuai dengan standar
PONEK keterlambatan penyediaan darah adalah > 60 menit.
Capaian indikator mutu keterlambatan penyediaan darah sudah
sesuai dengan target yaitu 0 %. Namun demikian tetap harus
dilakukan tindakan untuk mempertahankan / meningkatkan

14
Capaian indikator tersebut dengan :
1. Monitoring dan evaluasi secara berkala tentang pelaksanaan
tranfusi pada kasus emergensi obstetri
2. Melaksanakan koordinasi dengan bank darah tentang
ketersediaan darah
3. Pro aktif dalam pengambilan darah

f) Angka kematian ibu dan bayi


1) Profil kematian ibu
N Bulan Diagnosa masuk Diagnosa meninggal Tempat
O
1 JANUARI - - -
2 FEBRUARI - - -
3 MARET - - -
4 APRIL
5 MEI
6 JUNI
7 JULI
8 AGUSTUS
9 SEPTEMBER
10 OKTOBER
11 NOVEMBER
12 DESEMBER
Selama tahun 2019 tidak terdapat kematian ibu..
Analisa PDSA
Plan Do Study Action
Menurunkan 1. Meningkatkan a.Input 1. Sosialisasi SPO pra
angka komunikasi pra -Tingkat kematian rujukan
kematian rujukan ibu rendah 2. Meningkatkan
2. Mensosialisakan
ibu untuk b. Proses komuikasi pra rujukan
ulang SPO pra
mencapai rujukan dalam Mempertahankan tentang stabilisasi
target yang pertemuan hasil kinerja pasien
telah jejaring rujukan C. Output
ditentukan Menurunkan AKI
yaitu 0%

2) Profil kematian neonatal :

15
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
TW I TW II TW III TW IV

Selama OKTOBER-DESEMBER 2019 terjadi 4 kematian neonatal,


dimana penyebab terbesar kematian neonatal disebabkan karena
BBLR ( berat badan < 1500 gram) disertai asfiksia berat, sehingga
tingkat kemungkinan hidupnya juga semakin rendah. Masih terjadi
3 kematian BBLR dengan Berat Badan 1500 – 2500 gram, target
SPM yang seharusnya dicapai yaitu kemampuan menangani BBLR
dengan berat badan 1500 – 2500 gram adalah 100%.
Analisa
Plan Do Study Action
Menurunkan 1. Meningkatkan a.Input 1. Sosialisasi untuk
angka SDM terkait -Tingkat kematian semua staf ruang
kematian gawat darurat bayi yang masih Dahlia tentang
neonatal pentingnya
bayi untuk tinggi
2. Meningkatkan menurunkan AKB
mencapai fasilitas dan - Kurangnya 2. Memberangkatkan
target yang sarana peralata medis perawat/ bidan yang
telah prasarana dan tenaga belum mengikuti
ditentukan sesuai standart terlatih di ruang pelatihan NICU
yaitu 0% NICU 3. Inhouse training
- Peralatan yang pelatihan gawat
darurat neonatal
rusak
4. Pengajuan alat :
b. Proses CPAP dan
- Mengajukan Ventilator
pelatihan NICU 5. Monitoring dan
- Menambah evaluasi kinerja
peralatan medis staff
- Kolaborasi
intensif dengan
IPS tentang
kerusakan dan
pemeliharaan alat
C. Output
Menurunnya AKB

7) RSSIB

16
PONEK mempunyai keterkaitan dengan program Rumah Sakit Sayang Ibu
dan Bayi, dalam pelaksanaan di rumah sakit perlu penerapan program
tersebut untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun pelaksanaan kegiatan
RSSIB di RS TK IV Kediri adalah sebagai berikut:
1) Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan
kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian asi eksklusif dan perawatan
metode kanguru (PMK) untuk bayi BBLR
Kebijakan tertulis dalam hal ini antara lain telah dituangkan dalam SK
Kode Etik Pemasaran PASI dan Panduan PMK
2) Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan
maternal dan neonatal.
Konseling kesehatan maternal dan neonatal telah dilakukan di Poli
Kandungan
3) Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada
bayi baru lahir dengan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu-bayi.
Persalinan bersih dan aman telah dilakukan dengan penolong persalinan
adalah Dokter Sp.OG dan Bidan sebanyak 20 orang telah mengikuti
pelatihan APN
Pelaksanaan IMD selama tahun 2019 adalah

800

700

600

500

400

300

200

100

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa pencapaian IMD 93,4 %, belum
memenuhi dari pencapaian target ( 100 % ).
Selain itu jika dilihat dari tidak dilaksanaannya IMD karena tidak
memenuhi syarat dan ketentuan IMD adalah sebagai berikut

17
700

600

500

400

300

200

100

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa angka tidak dilaksanakaannya


IMD adalah 13,9%, artinya terdapat sebagian bayi yang tidak memenuhi
syarat dilakukannya IMD.

Analisis Data Inisiasi menyusu dini dilakukan pada bayi baru lahir yang
memenuhi kriteria untuk dilakukan IMD. Pada bulan OKTOBER
– DESEMBER 2019 terdapat 539 bayi baru lahir yang
memenuhi kriteria untuk dilakukan IMD. Kegitan IMD ini dapat
dilakukan baik di ruang Kamar Bersalin maupun UGD PONEK.
Dari 539 BBL yang memenuhi kriteria IMD tersebut, terdapat 49
bayi yang belum memenuhi kriteria IMD, artinya kejadian tidak
dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD ) pada bayi baru lahir
adalah 13,9 %. Capaian indikator kejadian tidak dilakukan
inisiasi menyusu dini (IMD ) pada bayi baru lahir belum
mencapai target yaitu 0 %. Tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan Capaian indikator kejadian tidak dilakukan inisiasi
menyusu dini (IMD ) pada bayi baru lahir yaitu dengan :
1. Monitoring dan evaluasi secara berkala pelaksanaan IMD
2. Melaksanakan IMD pada semua BBL yang tidak
bermasalah
3. Sosialisasi ulang tentang IMD

4) Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung


termasuk membantu ibu menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus
sakit.
a) Pelayanan nifas dan rawat gabung dilaksanakan di ruang Dahlia,
serta ruang VVIP.
b) Laporan Rawat Gabung Ibu dan Bayi di RS TK IV Kediri

18
800

700

600

500

400

300

200

100

0
TW I TW II TW III TW IV

Pelaksanaan rawat gabung pada trismester IV tahun 2019 sebanyak


539 pasien. Angka ini masih rendah jika dibandingkan dengan jumlah
kelahiran hidup di Rumah Sakit TK IV Kediri, yaitu sebesar 93,4 %
dari 577 total kelahiran hidup pada trismester IV tahun 2019. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar ibu yang melahirkan di Rumah
Sakit TK IV Kediri adalah pasien rujukan dengan berbagai kondisi
yang sangat mempengaruhi janin sehingga ketika lahir bayi tidak
memungkinkan untuk dilakukan rawat gabung.
5) Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring
rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.
Profil Rujukan Maternal Neonatal ke faskes lebih tinggi:
9

0
TW I TW II TW III TW IV

Pelayanan rujukan ke faskes yang lebih tinggi tertuang dalam kerjasama/ MOU
rujukan ke RSUD dr.Soetomo Surabaya dan RSUD dr.Syaiful Anwar Malang.
Selama OKTOBER- DESEMBER tidak ada kasus maternal yang dirujuk ke
faskes yang lebih tinggi, namun ada 1 pasien alih rawat ke RSUD SLG terkait
dengan jaminan kesehatan daerah yang berlaku sesuai wilayah.
Untuk kasus neonatal terdapat 6 pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain yang
lebih lengkap.
Adapun profil penerimaan rujukan selama bulan OKTOBER-DESEMBER adalah
sebagai berikut
a. Rujukan maternal

19
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar adalah pasien
non rujukan yaitu sebesar 61,4% ( 105 pasien ). Sedangkan untuk kasus
rujukan sebesar 38,6 % ( 66 pasien ). Semua perujuk diberi rujukan balik
sehingga secara kualitatif sebesar 100%. Hal ini ada respon umpan balik
dari Rumah Sakit TK IV Kediri ke perujuk agar jejaring rujukan bisa
bekerjasama dalam menurunkan AKI dan AKB.

b. Rujukan neonatal
760

755

750

745

740

735

730
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas terlihat bahwa untuk kasus non rujukan sebesar 133
pasien ( 71,9% ), sedangkan untuk kasus rujukan sebesar 52 pasien
(28,1%). Hal ini terjadi karena dalam sistem pelaporan yang ada yang
bahwa seluruh bayi yang lahir di RSUD gambiran adalah non rujukan
meskipun ibunya adalah kasus rujukan. Hal ini juga menunjukkan bahwa
rujukan in utero lebih tinggi daripada rujukan neonatal. Semua perujuk diberi
rujukan balik, sehingga secara kualitatif sebanyak 100%.
Hal ini menunjukkan ada respon umpan balik dari RSUD gambiran Kota
Kediri ke Perujuk agar pelayanan Pasien dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan dan komprehensif.
Untuk membina komunikasi dengan para perujuk dan peningkatan
rujukan, diadakan pertemuan jejaring rujukan. Pada tanggal 4 DESEMBER
2019 diadakan penguatan jejaring rujukan oleh Dinas Kesehatan Kediri

20
bersama RSUD Gambiran yang mengundang Kepala Puskesmas dan bidan
koordinator yang tergabung dalam Jejaring Rujukan RSUD Gambiran
membahas rujukan terencana, SPO pra rujukan, stabilisasi pra rujukan,
rujukan berjenjang.

6) Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang.


800

700

600

500

400

300

200

100

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas, pencapaian pelaksanaan imunisasi tidak terlalu tinggi,


hanya terdapat 20 imunisasi Hb uniject, hal ini disebabkan karena imunisasi
sebagian besar dilaksanakan di faskes tingkat I wilayah masing – masing.
7) Menyelenggarakan pelayanan keluarga berencana termasuk pencegahan
dan penanganan kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan
reproduksi lainnya.

21
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pencapaian pelayanan KB tidak terlalu
tinggi, hal ini disebabkan karena pelayanan KB sebagaian besar
dilaksanakan di fasilitas kesehatan tingkat I ataupun dokter / bidan praktik
mandiri. Untuk IUD dilaksanakan di Poli Kandungan dan IUD Pasca
Plasenta dilakukan pada ibu postpartum normal maupun SC. Selama
OKTOBER-DESEMBER 2019 tidak ada akseptor KB pil dan suntikan di
Rumah Sakit TK IV Kediri.

8) Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindak lanjuti


pemberian ASI eksklusif dan PMK.
a. Sebagai tindak lanjut pemberian ASI Eksklusif, dilakukan pemantauan
status pemberian ASI Eksklusif, pemberian penyuluhan dan konseling.
Selain itu dilakukan pula penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Kamar
Bersalin, Ruang Nifas, dan Ruang Bayi kepada ibu dan keluarga pasien.
b. Laporan Perawatan Metode Kanguru ( PMK) Tahun 2019
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas, tercantum bahwa pelaksanaan kegiatan PMK pada bayi
BBLR sebesar 206 pasien dari 206 BBLR yang dirawat atau sudah
mencapai target 100%.

8) Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal di Unit terkait


1) Laporan Unit Poli Kebidanan Kandungan dan KB
a) Total Pasien

22
Total Jumlah pelayanan Obstetri Ginekologi tahun 2019 sebanyak pasien,
dengan rincian sebagai berikut :
800

700

600

500

400

300

200

100

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien obstetri TW I


sebanyak ....., TW II sebanyak ......, TW III sebanyak 628 pasien (96,17%)
meningkat pada TW IV sebanyak 754 pasien (95,3%).

Sedangkan untuk kunjungan pasien ginekologi pada TW I.... TW II ......


TW III sebanyak 25 pasien (3,8%) meningkat pada TW IV sebanyak 37
pasien (4,67%)

b) Penanggung Jawab Biaya


700

600

500

400

300

200

100

0
TM I TM II TM III TM IV

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penanggung jawab biaya pasien
yaitu BPJS sebesar 2.199 (83,2%), termasuk BPJS Mandiri dan Pemerintah,
Jamkesda sebanyak 0%, UMUM sebanyak 443 (16,76%)

2) Laporan Unit UGD PONEK


Total jumlah pelayanan maternal neonatal di UGD PONEK periode OKTOBER-
DESEMBER 2019 ( Trimester IV ) sebanyak 331 pasien, dengan rincian
sebagai berikut

23
a) Total pasien
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa UGD PONEK sudah berfungsi sebagai
pintu utama pelayanan gawat darurat maternal neonatal, dimana pasien dari
yang membutuhkan tindakan operatif segera dapat langsung di kirim ke
kamar operasi tanpa melalui Unit rawat inap terlebih dahulu. Terdapat 1
kasus DOA dengan diagnose Ca Cervik metastase.
1000

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0
TW I TW II TW III TW IV

Dari total jumlah pasien yang dilayani yaitu 364 pasien, 91,7% (333
padien) rawat inap dan 8,3 % (30 pasien) rawat jalan. Jika dilihat dari per
trimester , kunjungan UGD PONEK mengalami peningkatan yaitu dari TM
I sebanyak 687 pasien TM II 891 pasien sedangkan untuk TM III
mengalami penurunan menjadi 781 pasien dan pada TM IV menurun
menjadi 747 pasien, hal ini disebabkan karena sistem rujukan berjenjang.
Selain itu Tim PONEK harus lebih meningkatkan mutu pelayanan di UGD

24
PONEK sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat yang
akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan di UGD PONEK.

b) Jenis Kasus dan Asal Pasien


Untuk jumlah kunjungan pasien di UGD PONEK berdasar jenis kasus dan
asal pasien dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini :
1000

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0
TM I TM II TM III TM IV

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kasus yang
ditangani di UGD PONEK adalah kasus maternal yaitu sebesar 81,2%
atau 299 pasien. Sedangkan untuk kasus neonatal sebesar 18,8% atau
69 pasien. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena perujuk
sebagaian besar sudah melaksanakan rujukan in utero untuk kasus –
kasus yang beresiko terhadap bayinya.
c) Tindakan
12

10

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pertolongan persalinan


pervaginam dan penatalaksanaan awal serta stabilisasi pasien maternal
neonatal di Rumah Sakit TK IV Kediri tidak hanya dilakukan di kamar
bersalin, ruang neonatus ataupun MHCU, tetapi sudah dapat dilakukan di
UGD PONEK dengan tenaga bidan sudah pelatihan APN dan PONEK

d) Penanggung Jawab Biaya (bulan April-Desember )

25
2,000

1,800

1,600

1,400

1,200

1,000

800

600

400

200

0
BPJS UMUM JAMKESDA

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien adalah
pasien BPJS yaitu sebesar 65,1%, selanjutnya pasien umum sebesar
20,5%.
3) Laporan Unit Ruang Bersalin
Kegiatan Unit Ruang Bersalin meliputi kegiatan pelayanan pada pasien
kasus obstetri dan gynekologi.
1) Pelayanan Obstetri
Jumlah total pasien Obstetri yang dilayani di Kamar Bersalin pada bulan
tahun 2019 adalah sebanyak ....... pasien.

a) Asal pasien
12

10

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien obstetri yang


berasal dari Kota Kediri, lebih banyak yaitu 53,3 % sedangkan yang
berasal dari Luar Kota Kediri sendiri sebesar 46,7 %.

b) Penanggung jawab biaya

26
Distribusi pasien berdasarkan penanggung jawab biaya pada bulan
tahun 2019 :
2,000

1,800

1,600

1,400

1,200

1,000

800

600

400

200

0
BPJS JKD UMUM

Dari diagram batang diatas penanggung jawab biaya pasien obstetri


sebagian besar adalah BPJS yaitu sebesar 107 pasien
( 71,3% )

c ) Kasus terbanyak
10 kasus obstetri terbanyak tahun 2019
25

20

15

10

Dari data diatas menunjukkan bahwa kasus PPI, PE dan KPP


merupakan kasus terbanyak.

c) Pelayanan Ginekologi

27
Walaupun kasus ginekologi bukan merupakan salah satu indikator
derajat kesehatan suatu masyarakat, tetapi pelayanan kasus
gynekologi tidak dapat dipisahkan dengan adanya pelayanan
Obstetri Ginekologi. Pelayanan gynekologi di Rumah Sakit TK IV
Kediri dilaksanakandi Ruang Dahlia.
Jumlah total pasien gynekologi pada tahun 2019 adalah 23,
dengan rincian penanggung jawab biaya adalah sebagai berikut:

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
BPJS JKD UMUM

Dari data diatas dapat digambarkan bahwa untuk kasus gynekologi


penanggung jawab biaya sebagian besar adalah BPJS yaitu
sebesar 78,2%.

4) Laporan Unit Ruang Neonatus


Pelayanan neonatal merupakan salah satu kegiatan utama PONEK, di
Rumah Sakit TK IV Kediri pelayanan neonatal terutama dilaksanakan di
UGD PONEK dan Ruang Neonatus yang terdiri dari ruang NICU. Adapun
pelayanan neonatal di Ruang Neonatus pada tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
a) Asal Pasien
Sama seperti pasien maternal, pasien neonatal juga tidak hanya
berasal dari Kota Kediri tetapi juga berasal dari wilayah luar Kota
Kediri. Dari 185 pasien 51,3 % ( 95 pasien ) berasal dari wilayah Kota
Kediri, sedangkan yang pasien yang berasal dari luar wilayah Kota
Kediri sebesar 48,7% ( 90 pasien)

28
30

25

20

15

10

0
TM I TM II TM III TM IV

Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar neonatal berat


badannya lebih dari 2500 gr yaitu sebanyak 146 pasien ( 78,9 % )
tetapi neonatal dengan berat badan < 2500 gr juga cukup banyak yaitu
10 pasien ( 21,1% ). Karena itu juga BBLR menjadi prioritas karena
merupakan salah satu penyebab kematian neonatal terbanyak

b) Penanggung jawab biaya


80

70

60

50

40

30

20

10

0
Umum BPJS JKD Kota JKD Kab

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien


neonatal yang dirawat di Irna Panji adalah pasien BPJS.

c) Kasus terbanyak (Baru terkumpul April-Desember)

29
12

10

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kasus terbanyak di ruang


neonatus adalah asfiksia dan BBLR, yang sekaligus juga menjadi
penyebab kematian neonatal terbanyak di Rumah Sakit TK IV Kediri.

C. Evaluasi Output
Evaluasi output dilaksanakan melalui penyusunan SPM ( standar pelayanan
Minimal) semester dan tahunan.

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kunci keberhasilan pelaksanaan program kerja PONEK adalah :
a. Dukungan dari manajemen RS baik dalam bentuk penyediaan dana,
sarana dan prasarana, dan kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan
maternal neonatal
b. Koordinasi yang baik antara bagian / unit terkait baik internal Rumah Sakit
TK IV Kediri maupun di luar Rumah Sakit.
c. Komitmen yang tinggi dan konsistensi dari Tim PONEK serta unit terkait
untuk melaksanakan program – program PONEK
2. Angka Kematian Ibu tahun 2019 adalah nihil
3. Angka Kematian Bayi di trismester III tahun 2019 adalah 12 kematian bayi.
4. Program dan Kegiatan PONEK yang telah terlaksana pada trismester III
tahun 2019:
a. Peningkatan kualitas SDM Tim PONEK melalui Pelatihan NICU dan
Pelatihan Perceptor Mentor Kebidanan
b. Revisi dan Penyusunan PPK Kehamilan dengan Hipertensi Kronis, PE
dan Eklamsi, Persalinan Prematur
c. Pertemuan Rutin : Rapat Koordinasi tim Ponek, Rapat Tim Ponek dengan
Manajemen
d. Lintas Program dan Lintas Sektoral : Pertemuan Jejaring Rujukan dengan
Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Kediri.
5. Program PONEK yang belum terlaksana secara optimal :
a. IMD : 21 dilakukan IMD, jumlah lahir hidup 134 (15,6%)
Target 15%
b. RG : 21 dilakukan RG, jumlah lahir hidup 134 (15,6%)
Target 15%
c. PMK : 25, jumlah BBLR 45 (55,5%)
Target 60%
Kesulitan : Pengajuan untuk ruang menyusui di Ruang Neonatus, ruang
ganti untuk PMK, inventaris gendongan kanguru belum terealisasi
31
B. Rencana Tindak Lanjut
1. Pertemuan Rutin
2. Revisi Panduan Penyelenggaraan Ponek 24 jam di Rumah Sakit, SPO
sesuai rekomendasi dari hasil Survey Simulasi Akreditasi
3. Peningkatan pelaksanaan PMK, IMD, RG melalui sosialisasi ulang SPO dan
penyuluhan di unit terkait
4. Pelatihan
- In House Training Pelatihan Kegawatdaruratan Neonatus
- Pelatihan PPGDON di RS. dr. Soetomo Surabaya
5. Pelatihan Konselor Laktasi dan Manajemen Laktasi

Kediri, 4 2019
Mengetahui
Tim PONEK Rumah Sakit TK IV Kediri
Ketua

dr. Sutoko Andrianto, Sp.OG (K)


NIP. 19670225 199203 1 002

32

Anda mungkin juga menyukai