Anda di halaman 1dari 24

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

MEURAXA BANDA ACEH

2.1 Profil Rumah Sakit

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa

Tipe Dasar Rumah Sakit : Kelas Non B Pendidikan

Dasar Penetapan : Kepeutusan Menteri Kesehatan RI

Nomor : 1519/MENKES/SK/X/2010

Tanggal Pendirian Rumah Sakit : 20 September 1997

Nama Direktur : Dr. Fuziati, Sp.Rad

Status Kepemilikan : Pemerintah Kota Banda Aceh

Kapasitas Tempat Tidur : 298 Tempat Tidur

Alamat : Jl. Soekarno Hatta Km. 2 Desa Mibo

Kecamatan Banda Raya Kota Banda

Aceh (23238)

Telepon : 0651 – 43097

Fax : 0651 – 43095

Email : rsum@bandaacehkota.go.id

Website : http://rsum.bandaacehkota.go.id

4
5

2.2 Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa (RSUD M) merupakan rumah sakit

milik diserahkan meuraxa yang yayasan kepada Pemerintah Daerah Istimewa

Aceh pada tanggal 26 April Tahun 1997 dengan nomor 15/PKS/1997. Selanjutnya

dengan SK Gubernur Pemerintah Daerah Istimewa Aceh No.445/653/1997 pada

tanggal 20 September 1997 RSU Meuraxa ditetapkan sebagai Rumah Sakit

Umum Daerah Umum (RSUD) Meuraxa Kota Banda Aceh.

Pada Tahun 1997 sampai 2003 berlokasi di Ulee Lheue pengelolaan

RSUD Meuraxa sebagai unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota

Banda Aceh, dengan type Klasifikasi Kelas D Non rujukan. Pada tanggal 19

Desember 2003 atas Keputusan Menteri Kesehatan RI No.009-

E/Menkes/SK/I/2003 yang menetapkan RSUD Meuraxa sebagai rumah sakit kelas

C.

Bertepatan pada tanggal 26 Desember 2004 terjadinya bencana alam

gempa tektonik dan tsunami yang melanda Provinsi Aceh dan sekitarnya

khusunya kota banda aceh yang mengakibatkan kerusakan dan hancurnya sarana

dan prasarana serta arsip, dokumen dan lainnya pada RSUD Meuraxa. Kemudian

pada tanggal 9 Maret 2005 sampai tahun 2007 RSUD Meuraxa kembali

beroperasional dengan lokasi yang baru yaitu Komplek Dinas Kesehatan Kota

Banda Aceh mengingat RSUD Meuraxa merupakan instansi dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Pada Tahun 2005 RSUD Meuraxa mulai melakukan pembangunan gedung

permanen yang berlokasi di jalan soekarno hatta km.2 desa mibo kecamatan
6

Bandar raya kota banda aceh yang di sponsori dan kerjasama oleh pihak BRR

Aceh - Nias, Pemerintah Austria dan Pemerintah Hungaria. Selanjutnya pada

tanggal 11 November 2007 RSUD Meuraxa resmi beroperasional di gedung yang

baru di jalan soekarno hatta.

Pada Desember 2009, RSUD Meuraxa resmi berstatus Badan Layanan

Umum Daerah (B LU D), Berdasarkan keputusan Walikota Banda Aceh No.315

Tahun 2009 tanggal 30 Desember 2009. Kemudian pada bulan Oktober 2010

berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1519/MENKES/SK /X/2010

menetapkan RSUD Meuraxa sebagai rumah sakit kelas Non Pendidikan. Untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

dan optimalisasi rumah sakit, maka sesuai dengan peraturan pemerintah kota

Banda Aceh Nomor 03 Tahun 2014, maka dilakukan penyempurnaan pada

Struktur Organisasi Kelas B tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Banda Aceh.

Tahun 2015 RSUD Meuraxa telah menerapkan Pelayanan Islami dan

pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) guna

meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Dalam peningkatan pelayanan

kepada masyarakat, RSUD Meuraxa telah meresmikan Gedung Kelas II atau

disebut juga Gedung Albayan oleh direktur Dr. dr. Syahrul, Sp. S-K dengan

sumber dana OTSUS pada tahun 2016.

Pada tahun 2017, Walikota Banda Aceh Hj. Illiza Sa'aduddin Djamal, SE

meresmikan Gedung VIP Mandiri Lantai I yang terdiri dari ruang Intensive Care

Unit (ICU), Intensive Coronary Care Unit (ICCU), Neonate Intensive Care Unit
7

(NICU) dan Paediatric Intensive Care Unit (PICU) serta Unit Pelayanan

Hemodialisa dan Program Pendaftran Online pada RSUD Meuraxa. Pada kegiatan

yang telah dilakukan untuk peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit, tahun

2017 RSUD Meuraxa menerima penghargaan sebagai rumah "Role Model" pada

bidang sakit Pelayanan yang diberikan oleh Kemen PAN-RB dan "Predikat

menerima Akreditasi Paripurna" oleh Tim Komite Akreditasi Rumah Saikt

(KARS).

2.3 Struktur Organisasi

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dikepalai oleh seorang

Direktur dan di bantu oleh 2 wakil direktur, kedua wakil direktur masing-masing

membidangi tugas sebagai berikut :

A. Wakil Direktur Bidang pelayanan

Wadir ini membawahi 3 bidang yaitu :

1. Bidang Pelayanan Medik

- Seksi Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap

- Seksi Pelayanan Medik Khusus

2. Bidang Penunjang Medik

- Seksi Penunjang Medik

- Seksi Penunjang Non Medik

3. Bidang Keperawatan

- Seksi Asuhan Keperawatan

- Seksi Mutu Dan Etika Profesi

B. Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan

Wadir ini membawahi 3 bagian yaitu :


8

1. Bagian Umum

- Sub Bagian Tata Usaha

- Sub Bagian Kepegawaian Dan Pengembangan Sdm

- Sub Bagian Humas Dan Pemasaran

2. Bagian Perencanaan Dan Pengangaran

- Sub Bagian Perencanaan Dan Penganggaran

- Sub Bagian Evaluasi Dan Pelaporan Program

3. Bagian Keuangan

- Sub Bagian Penatausahaan Penerima Dan Penegeluaran

- Sub Bagian Akuntasi Dan Pelaporan Keuangan

- Sub Bagian Aset

2.4 Struktur Organisasi Komite

DIREKTUR

KOMITE KOMITE TENAGA


KOMITE MEDIK
KEPERAWATAN KESEHATAN LAINNYA

2.4.1 Komite Medik

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

755/Menkes/ Per/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah

Sakit. Komite Medik adalah perangkat Rumah Sakit untuk menerapkan Tata

Kelola Klinis (Clinical Governence) agar staf medik di Rumah Sakit terjaga

profesionalismenya melalui mekanisme Kredensial, Penjagaan Mutu Profesi


9

Medik dan Pemeliharaan Etika dan Disiplin Profesi Medik. Anggota Komite

Medik terdiri semua kelompok Staf Medis.

Staff Medis Fungsional Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa terdiri dari :

1. SMF Bedah

2. SMF Ilmu Kesehatan Anak

3. SMF Penyakit Dalam

4. SMF Obstetri dan Ginekologi

5. SMF Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher

6. SMF Ilmu Kesehatan Mata

7. SMF Penyakit Saraf

8. SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

9. SMF Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

10. SMF Penyakit Paru dan Saluran Pernafasan

11. SMF Kesehatan Gigi dan Mulut

12. SMF Radiologi

13. SMF Anestesi dan Terapi Intensif

14. SMF Patologi Klinik

15. SMF Jantung dan Pembuluh Darah

16. SMF Dokter Umum

Dalam melaksanakan tugasnya komite klinis dibantu oleh subkomite

diantaranya :

1. Sub Komite Kredensial


10

2. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi dan

3. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.

Masing - masing komite medik terdiri dari ketua merangkap anggota,

sekretaris merangkap anggota, beberapa koordinator yang dianggap perlu, dan

anggota.

Tugas dan Fungsi

A. Tugas

1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan

pelayanan medis di rumah sakit;

2. Memelihara mutu profesi staf medis;

3. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis.

B. Fungsi

1. Dalam Melaksanakan tugas kredesial komite medik memiliki fungsi:

 Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan

masukan kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang

berlaku.

 Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian: kompetensi; kesehatan

fisik dan mental; perilaku dan etika profesi

 Evaluasi data pendidikan professional kedokteran/kedokteran gigi

berkelanjutan

 Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis.

 Peniliaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat


11

 Pelaporan hasil penilaian kredesial dan menyampaikan rekomendasi

kewenangan klinis kepada komite medik

 Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat

penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik.

 Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.

2. Dalam tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki

fungsi:

 Pelaksanaan audit medis.

 Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan

berkelanjutan bagi staf medis.

 Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan

bagi staf medis dirumah sakit.

 Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang

membutuhkan.

3. Dalam melaksanakan tugas disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis

komite medik memiliki fungsi :

 Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran.

 Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.

 Rekomendasi pendisplinan pelaku professional dirumah sakit.

 Pemberian nashet/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis

pada asuhan medis pasien

2.4.2 Komite Keperawatan


12

Komite keperawatan adalah wadah non-medik structural di RSUD

Meuraxa yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan

profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan

mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 Tentang

Komite Keperawatan Rumah Sakit.

Tugas

1. Menyusun dan menetapkan standar asuhan keperawatan/kebidanan di rumah

sakit.

2. Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan.

3. Menyusun model praktek keperawatan/kebidanan professional.

4. Memantau dan membina perilaku etik dan professional tenaga

keperawatan/kebidanan.

5. Meningkatkan profesionalisme keperawatan/kebidanan melalui Pengetahuan

dan peningkatan Teknologi (IPTEK).

6. Bekerja sama dengan Direktur atau dalam bidang keperawatan kewenangan

melaksanakan program tenaga perawat/bidan.

7. Memberikan rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi

akan tenaga perawat/bidan yang melakukan tindakan asuhan

keperawatan/kebidanan.

8. Mengkoordinir dan menyampaikan laporan kegiatan-kegiatan komite

keperawatan kepada seluruh tenaga perawat/bidan.

Susunan Organisasi Komite Keperawatan terdiri dari :


13

a) Ketua Komite

b) Sub Komite Kredensial

c) Sub Komite Mutu Profesi

d) Sub Komite Disiplin Profesi

Personalia Komite Keperawatan ditetapkan Dengan Keputusan Direktur

Yang di pilih oleh anggota profesi Perawat dan Bidan di lingkungan RSUD

Meuraxa Untuk masa bakti 3 tahun. Komite Keperawatan Mempunyai tugas

membantu Direktur menyusun standar pelayanan keperawatan, membina profesi

keperawatan, memberikan masukkan kepada Direktur dengan berkoordinasi

dengan Kepala Bidang Keperawatan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan,

mengembangkan program pelayanan keperawatan.

2.4.3 Komite Tenaga Kesehatan Lainnya

Sesuai dengan UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan

rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan rumah

sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya

yang tersedia dirumah sakit secara wajar, effisien, dan efektif serta diberikan

secara aman dan memuaskan secara norma, etika, hukum dan sosial budaya

dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta

masyarakat konsumen.

Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,

padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di

rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian,

serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit harus
14

memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis

maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah

sakit harus mempunyai suatu ukuran dan mutu menjamin peningkatan yang

keselamatan pasien di semua tingkatan.

Komite tenaga kesehatan lainnya hadir untuk ditetapkan direktur RSUD

Meuraxa sebagai pengawal implementasi profesi tenaga penunjang medik dan nn

medik dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bagaimana Komite tenaga

kesehatan lainnya berproses untuk kredensial, penjaminan mutu dan penegakan

etik & disiplin profesi.

A. Tujuan Umum

Percepatan pelaksanaan kegiatan pelayanan tenaga penunjang medik dan non

medik dalam pelayanan kesehatan kepada pasien yang memenuhi standar

pelayanan kepada pasien.

B. Tujuan Khusus

1) Memastikan bahwa pelayanan tenaga penunjang medik dan non medik

dalam pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan standar pelayanan

tenaga penunjang dalam pelayanan kesehatan

2) Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan tenaga

penunjang medik dan non medik dalam pelayanan kesehatan sesuai

dengan kebutuhan pasien.

3) Rumah sakit tersusunnya sistem monitoring pelayanan Tenaga penunjang

dalam pelayanan kesehatan rumah sakit melalui indikator mutu pelayanan

tenaga penunjang dalam pelayanan kesehatan rumah sakit.


15

Kegiatan Komite tenaga kesehatan lainnya pada RSUD Meuraxa

dilakukan melalui pemantauan dan peningkatan profesionalisme tenaga penunjang

medik dan non medik dalam pelayanan kesehatan

a. Implementasi Kredensial Tenaga penunjang medik dan non medik uou

dalam pelayanan kesehatan

1) Menyusun Panduan kredensial

2) Melakukan mapping kompetensi tenaga penunjang medik dan non

medik

3) Menyusun Jenjang karier tenaga penunjang medik dan non medik

4) Penyusunan buku putih

5) Penyusunan logbook

6) Menyusun Rincian Kewenangan Klinis

7) Menyusun rekomendasi kewenangan klinis

b. Implementasi Mutu tenaga penunjang dalam pelayanan kesehatan

1) Menyusun Panduan Mutu Tenaga penunjang medik dan non medik

dalam pelayanan kesehatan

2) Munyusun SAK (Standar Akuntasi Keuangan)

3) Menyusun SPO Tenaga penunjang medik dan non medik dalam

pelayanan kesehatan

4) Menyusun Panduan Investigasi mutu

5) Menyusun panduan pengembangan profesional berkelanjutan atau CPD

(continuing profesional development)

c. Implementasi kepatuhan etik & disiplin profesi

1) Menyusun panduan kepatuhan etik & disiplin profesi


16

2) Menyusun panduan penanganan etik & disiplin profesi

2.5 Instalasi Pemeliharaan Sarana RSUD Meuraxa

Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Rumah Sakit

Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh terdapat fasilitas-fasilitas elektromedik yang

ada setiap instalasi. Adapun instalasi yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah

Meuraxa Banda Aceh diantaranya:

Tabel 2.1 Unit Pelayanan Rumah sakit

No Keterangan
. Unit Pelayanan Rumah Sakit
1. IGD Terpadu
o Ruang Tindakan
o Ruang Observasi
o Ruang Triase
o Ruang Nebulizer
o Ruang Ponek
o Ruang OK Cito
o Ruang Laboratorium
o Depo Farmasi
o Ruang Pendaftaran
2. Instalasi Rawat Jalan
o Poliklinik Penyakit Dalam
o Poliklinik Saraf
o Poliklinik Mata
o Poliklinik Gigi
o Poliklinik Bedah
o Poliklinik Bedah Digestif
17

o Poliklinik Bedah Anak


o Poliklinik Paru
o Poliklinik THT-KL
o Poliklinik Jantung
o Poliklinik Kulit Dan Kelamin
o Poliklinik Orthopedi
o Poliklinik Anak
o Poliklinik Urologi
o Poliklinik KIR
o Poliklinik Kebidanan Dan Penyakit Kandundan
o Poliklinik DOTS
o Poliklinik Psikologi dan Psikiatri
o Poliklinik Penyakit Jiwa
o Poliklinik KB dan Imunisai
o Poliklinik Gabungan
- VCT
- Jiwa
o Poliklinik Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
o Ruang Rawat Inap Kelas I “Al-huda”
o Ruang Rawat Inap Kelas II “Ar-Rahman”
o Ruang Rawat Inap Albayan I
o Ruang Rawat Inap Albayan II
o Ruang Rawat Inap Albayan III
o Ruang Rawat Inap Wanita “Humaira”
o Ruang Rawat Inap Wanita “Azzahra”
o Ruang Rawat Inap Pria “Arafah”
o Ruang Rawat Inap Bedah Pria “An-Nur”
o Ruang Rawat Inap Anak “Raudhah”
o Ruang Rawat Inap Kebidanan “Assyifa”
o Ruang Rawat Inap Paru “Senarai”
18

o Ruang Rawat Terpadu ( ICU, ICCU, NICU, PICU )


4. IBS ( Instalasi Bedah Sentral )
o Kamar Operasi Cito (OK IGD)
o Kamar Operasi Terpadu
6. Instalasi Penunjang Medis
o Instalasi Laboratorium
o Instalasi Radiologi
o Instalasi Farmasi - Instalasi Rehab Medik
7. Instalasi Penunjang Non Medis
o Instalasi Gizi
o Instalasi Loundry
o IPSRS
o IPLRS
8. Ruang Pemulasaran Jenazah
2.6 Uraian Tugas

a. Kepala IPS-RS

1. Kedudukan

Kepala IPS- RS adalah seorang yang melakukan tugasnya dibawah

koordinasi Kepala Badan Pelayanan bertugas melaksanakan kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan sarana-prasarana Rumah Sakit. Dalam

melaksanakan tugasnya Kepala IPS-RS bertanggung jawab kepada semua

hasil kerja dari staf IPS-RS.

2. Tugas Pokok

Sebagai Kepala IPS-RS bertugas menyelenggarakan kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan sarana-prasarana dan memberikan masukan

kepada kepala badan pelayanan kesehatan tentang kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan tugas pokok.

3. Fungsi
19

 Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan penyediaan,

pemeliharaan dan perbaikan sarana-prasarana dan peralatan di

Rumah Sakit.

 Mempersiapkan dan melaksanakan tugas administrasi IPS-RS.

4. Uraian Tugas

 Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan

sarana-prasarana dan peralatan Rumah Sakit.

 Melaksanakan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan

sarana-prasarana dan peralatan Rumah Sakit.

 Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pengadaan,

pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan sarana-prasarana dan

peralatan Rumah Sakit.

 Menyiapkan dan melaksanakan pelayanan teknik dalam kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan sarana-prasarana dan peralatan Rumah

Sakit yang dilaksanakan oleh pihak ke III.

 Menyiapkan dan mengelola data inventarisasi sarana-prasarana dan

peralatan Rumah Sakit.

 Menyiapkan dan melaksanakan penyediaan prasarana kebutuhan

Rumah Sakit.

 Melaksanakan pengawasan dalam pengoperasian peralatan Rumah

Sakit.

 Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan Rumah

Sakit.
20

 Menyiapkan dan melaksanakan Sistem pelaporan sarana-prasarana

dan peralatan Rumah Sakit.

 Menyiapkan dan melaksanakan Sistem rujukan dengan instalasi

terkait.

b. Pengadaan Administrasian Umum

1. Kedudukan

Pengadministrasian Umum adalah pelaksanaan yang membantu

kepala IPS-RS, bertugas menyelenggarakan pelayanan adminitrasi untuk

menunjang kelancaran tugas kepala IPS-RS.

2. Tugas Pokok

Sebagai seorang pelaksana dibidang adminitrasi dalam membantu

kepala IPS-RS bertugas menyelanggarakan urusan adminitrasi umum,

teknik, inventarisasi, laporan dan pelatihan demi kelancaran tugas IPS-

RS.

3. Uraian Tugas

a. Menyiapkan dan memberikan data kepada kepala IPS-RS.

b. Menyiapkan dan laporan kegiatan IPS-RS.

c. Menyiapkan dan memberikan data keuangan serta kepegawaian di

lingkungan IPS-RS demi kelancaran tugas IPS-RS.

d. Menyiapkan dan memberikan data surat perintah kerja kepada

kepala IPS-RS demi kelancaran tugas IPS-RS.

e. Menyiapkan data inventarisasi sarana, prasarana dan peralatan yang

berada di Rumah Sakit.


21

f. Menyiapkan gambar dan situasi gedung, instalasi prasarana dan

buku manual peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas

IPS-RS.

g. Menyiapkan data dan daftar keagenan peralatan.

c. Koordinator Gedung

1. Kedudukan

Koordinator Gedung adalah pelaksana yang membantu kepala IPS-RS

dalam menyelenggarakan penyediaan, pemeliharaan, perbaikan dan

rehab sarana Rumah Sakit.

Instalasi sarana IPS-RS bertanggung jawab langsung kepada kepala

IPS-RS, dimana dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh urusan

gedung rawat inap, urusan gedung rawat jalan, dan urusan gedung

penunjang.

2. Tugas Pokok

Sebagai seorang pelaksana dibidang koordinator gedung dalam

membantu kepala IPS-RS bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam

menyiapkan dan melaksanakan pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi

sarana Rumah Sakit.

3. Uraian Tugas

a. Merencanakan pembangunan, pemeliharaan, perbaikan dan rehab

sarana di Rumah Sakit.

b. Menelaah teknis dalam pembangunan, pemeliharaan, perbaikan

dan rehab sarana Rumah Sakit.

c. Menyiapkan dan penggunaan data sarana di Rumah Sakit.


22

d. Menyiapkan dan menyusun laporan sarana di Rumah Sakit.

e. Menerapkan program keselamatan kerja sarana Rumah Sakit.

f. Menerapkan program latihan kerja untuk peningkatan kualitas

teknisi sarana di Rumah Sakit.

d. Koordinator Listrik / elektrikal

1. Kedudukan

Koordinator listrik IPS-RS adalah seorang pelaksana yang membantu

tugas kepada IPS-RS, dalam menyelenggarakan pemasangan,

pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi prasarana di Rumah Sakit.

Koordinator elektrikal bertangung jawab kepada Kepala IPS-RS,

dimana dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh pihak yang

bertanggung jawab dibagian mekanikal dan elektrikal.

2. Tugas Pokok

Sebagai seorang pelaksana dibidang elektrikal dalam membantu kepala

IPS-RS, bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan

melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, rehabilitasi,

inventarisasi, laporan dan program keselamatan kerja prasarana Rumah

Sakit.

3. Uraian Tugas.

a. Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan

rehabilitasi elektrikal di Rumah Sakit.

b. Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan

dan rehabilitasi elektrikal di Rumah Sakit.


23

c. Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan

rehabilitasi elektrikal di Rumah Sakit.

d. Menelaah teknis hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan

rehabilitasi elektrikal di Rumah Sakit.

e. Menyiapkan dan mengolah data pelaporan elektrikal di Rumah

Sakit

f. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan elektrikal di Rumah

Sakit

g. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan,

pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasielektrikal di Rumah Sakit.

h. Menerapkan program keselamatan kerja elektrikal di Rumah Sakit.

i. Menyusun program latihan kerja untuk latihan kualitas teknisi

elektrikal di Rumah Sakit.

e. Koordinator Alat Medis / Biomedical

1. Kedudukan

Koordinator biomedicsal adalah seorang pelaksana yang membantu

tugas kepala IPS-RS, dalam menyelenggarakan pemasangan, perbaikan,

dan rehab peralatan medik di Rumah Sakit.

Instalasi peralatan medis bertanggung jawab langsung kepada kepala

IPS-RS, dimana dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh pihak bagian

peralatan radiasi, bagian peralatan elektromedik dan non medik dan bagian

peralatan laboratorium.

2. Tugas Pokok
24

Sebagai koordinator biomedical dalam membantu kepala IPS-RS

bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan

melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, inventerisasi, laporan dan

program keselamatan kerja peralatan medik di Rumah Sakit.

3. Uraian Tugas

a. Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan

peralatan medik di Rumah Sakit.

b. Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan,

peralatan medik di Rumxah Sakit.

c. Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan

medik di Rumah Sakit.

d. Menelaah teknis kondisi peralatan medik di Rumah Sakit. Menelaah

teknis hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan medik di

Rumah Sakit.

e. Menyiapkan dan mengolah data inventaris peralatan medik di

Rumah Sakit.

f. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan peralatan medik di

Rumah Sakit.

g. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan,

pemeliharaan, perbaikan peralatan medik di Rumah Sakit.

h. Menerapkan program keselamatan kerja peralatan medik di Rumah

Sakit.

i. Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas teknisi

peralatan di Rumah Sakit.


25

f. Koordinator Mekanikal

1. Kedudukan

Koordinator mekanikal adalah seseorang pelaksana yang membantu

kepala IPS-RS dalam menyelenggarakan pemasangan, perbaikan

peralatan mekanikal di Rumah Sakit

2. Tugas pokok

Sebagai pelaksana bidang peralatan mekanikal dalam membantu

kepala IPS-RS, bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan

dan melaksanakan pemeliharaan, invertarisasi, pelaporan dan program

keselamatan kerja peralatan mekanikal di Rumah Sakit.

3. Uraian Tugas

a. Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan

peralatan mekanikal di Rumah Sakit.

b. Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, dan

perbaikan peralatan mekanikal di Rumah Sakit.

b. Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan peralatan

mekanikal di Rumah Sakit.

c. Menelaah kondisi peralatan mekanikal di Rumah Sakit.

d. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan peralatan di Rumah

Sakit.

e. Menetapkan program keselamatan kerja peralatan mekanikal di

Rumah Sakit.
26

f. Menyusun program latihan kerja untuk meningkatkan kualitas

teknisi peralatan mekanikal di Rumah Sakit.

2.7 Sistem Pelayanan IPS-RS

Dalam melaksanakan suatu kegiatan pemeliharaan dan perbaikan

mekanikal Rumah Sakit memerlukan suatu sistem yang melibatkan bagian-bagian

lain yang saling berhubungan satu sama lain yaitu :

1. Sistem Pengadaan

a. Merancang rencana kebutuhan sarana mekanikal dan peralatan yang

digunakan dalam program pelayanan kesehatan serta kebutuhan suku

cadang yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan.

b. Mengadakan prasarana dan peralatan perbengkelan yang memadai

yang digunakan untuk teknisi rumah sakit dalam pemeliharaan dan

perbaikan serta tenaga-tenaga yang terampil dan berkualitas.

2. Sistem Pemeliharaan

a. Upaya pemeliharaan yang bersifat pencegahan, dilakukan oleh

operator.

b. Pemeliharaan secara rutin atau berkala dilakukan oleh teknisi Rumah

Sakit.

c. Melaksanakan perbaikan-perbaikan, dilakukan oleh teknisi Rumah

sakit yang di anggap cakap dan mampu.

d. Melaksanakan perbaikan di bengkel rujukan atau pihak ketiga yang

sesuai persyaratan yang berlaku.

3. Sistem Pembinaan
27

a. Melakukan kebersihan terhadap mekanikal dan peralatan Rumah Sakit

melalui pendidikan, peraturan dan latihan menunjang dan

mengembangkan diri dalam rangka pelaksanaan program pelayanan

kesehatan.

4. Sistem Pelayanan Elektromedik

Di Rumah Sakit elektromedik berpusat pada Instalasi Pemeliharaan

Sarana Rumah Sakit ( IPS-RS ). Apabila ada panggilan datang untuk

memperbaiki suatu alat, sebelum perbaikan dilaksanakan, lebih dahulu

perlu di cek apakah alat tersebut perlu dibawa ke IPS-RS atau diperbaiki

ditempat atau mengambil bagian yang rusak untuk selanjutnya dibawa ke

IPS-RS.

2.8 Materi Praktek

Selama mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Umum

Daerah Meuraxa Banda Aceh, mahasiswa praktek diberi berbagai macam materi

praktek, ada pun materi-materi yang diberikan yaitu :

a. Orientasi lokasi Praktek Kerja Lapangan serta pengenalan berbagai macam

peralatan medik di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh.

b. Praktek pemeliharaan peralatan, menganalisa kerusakan dan perbaikan

alat.

c. Evaluasi pekerjaan setelah melakukan pekerjaan dalam bentuk lisan.

d. Pendokumentasian pekerjaan setelah melakukan pekerjaan dalam bentuk

laporan harian.

Anda mungkin juga menyukai