Anda di halaman 1dari 49

Mengetahui Rumus Current Ratio dan Penjelasannya Lengkap

By adminami01Posted on 29/02/2020
Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang memiliki manfaat yang sangat penting
untuk mengukur kemampuan perusahaan. rnya. Jika rasionya semakin tinggi, maka
akan terjamin utang-utang perusahaan kepada kreditur. Rasio ini juga dimanfaatkan
dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek.
Yang mana akan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai rumus current ratio lemgkap dengan penjelasannya.

Contents  hide 

Rumus Current Ratio ( Rasio Lancar)

Rumus Current Ratio ini untuk membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar. Current Ratio (rasio lancar) juga memberikan informasi mengenai kemampuan
dari aktiva lancar dalam menutup hutang lancar. Aktiva lancar ini diantaranya berupa
kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan juga aktiva lainnya. Kemudian untuk hutang
lancar antara lain meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang gaji, hutang bank, dan
juga jenis hutang lainnya yang harus segera dibayar.
Ini adalah rumus current ratio :

Current Ratio = Aktiva Lancar dibagi Utang Lancar

Jika perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, maka semakin
tinggi juga kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Jika
rasio lancar 1:1 atau 100% diartikan jika aktiva lancar bisa menutupi semua hutang
lancar. Sehingga, bisa dikatakan sehat apabila rasionya berada di atas 1 atau diatas
100%. Yang dimaksud dengan aktiva lancar senaiknya bisa jauh di atas jumlah hutang
lancar.

Berikut ini penjelasannya;

Current ratio (rasio lancar) pada PT BATU AKIK yaitu seperti berikut (dalam rupiah):
Tahun 2015 : = 1,04
Tahun 2016 : = 1,05

Bisa diartikan jika kemampuan untuk membayar utang yang harus dipenuhi dengan
segera dengan aktiva lancar pada tahun 2015 yaitu setiap Rp 1 utang lancar dijamin
oleh aktiva lancar Rp 1,04. Sedangkan di tahun 2016 yaitu setiap utang lancar Rp 1
telah dijamin oleh Rp 1,05 aktiva lancar.

Penilaian Current Ratio


Jika Current Ratio (rasio lancar) semakin tinggi, semakin likuid perusahaannya. Hasil
Current Ratio atau Rasio Lancar yang diterima biasanya yaitu 2 kali. Current Ratio
sebesar 2 kali ini dinilai sebagai posisi nyaman dalam keuangan untuk kebanyakan
perusahaan. Akan tetapi, pada dasarnya, Current Ratio (rasio lancar) yang bisa
diterima ini bervariasi antara satu industri dengan industri yang lainnya. Rasio Lancar
sebesar 2 kali sudah dianggap dapat diterima atau “Acceptable“ pada kebanyaka
industri.

Nilai rendah yang ada di Current Ratio (nilai yang kurang dari 1 kali) membuktikan jika
perusahaan mungkin mengalami kesulitan di dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Akan tetapi, Investor maupun calon kreditur juga sebaiknya memperhatikan arus kas
operasi perusahaan. Tujuannya supaya bisa lebih memahami tingkat likuiditas dari
suatu perusahaan. Jika Current Ratio perusahaan rendah, para investor bisa menilai
kesehatan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan kondisi arus kas (cash
flow) operasionaldi dalam perusahaan itu

Apabila Current Ratio tersebut terlalu tinggi (nilai yang lebih dari 2 kali), maka
perusahaan itu bisa saja tidak memakai aset lancar atau fasilitas pembiayaan jangka
pendeknya dengan efisien. Hal tersebut membuktika jika mungkin terdapat masalah
dalam pengelolaan modal kerja. Akan tetapi untuk kreditur, Current Ratio yang tinggi
lebih baik jika dibandingkan dengan current ratio yang rendah. Sebab, dengan current
ratio yang tinggi, bisa diartikan jika perusahaan cenderung lebih bisa memenuhi
kewajiban hutang yang jatuh tempo pada 12 bulan yang akan datang.
Apa itu Current Asset? Definisi Current Asset
Aset merupakan salah satu hal yang vital bagi perusahaan. Aset mencerminkan posisi dari
modal, bahkan kekayaan dari suatu perusahaan. Aset perusahaan tentu banyak macamnya, salah
satunya current asset.

Current asset merupakan istilah bagi aset-aset yang dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam
jangka pendek, atau dalam jangka waktu satu tahun. Current asset merujuk pada aset-aset berupa
kas, saham, surat berharga,pinjaman, investasi, bisnis kredit dan aset likuid lain yang bisa dicairkan
dalam waktu yang singkat. Current asset juga biasa disebut dengan istilah current account.

Current asset merupakan aset yang bersifat jangka pendek yang mana dapat diubah menjadi uang
tunai dalam jangka pendek. Patokan jangka pendek yang dimaksud adalah dalam jangka waktu satu
tahun. Aset yang termasuk dalam jangka panjang seperti tanah, fasilitas, peralatan, hak cipta, dan
lain-lain tidak termasuk dalam current asset.

Curret asset dinilai  penting bagi perusahaan karena dapat digunakan untuk mendanai operasi
bisnis sehari-hari dan untuk membayar biaya operasi yang sedang berlangsung. Karena current
assset merupakan semua aset yang dapat diubah ke dalam rupiah dalam waktu singkat, istilah
current asset juga merujuk pada aset likuid perusahaan.

Komponen Current Asset

Perhitungan current asset merupakan penjumlahan dari komponen-komponen yang termasuk dalam
current asset itu sendiri. Perhitungan current asset didasarkan pada rumus:

Current asset = C + CE + I + AR + MS + PE + OLA

C = uang tunai

CE = setara kas

I = inventaris

AR = piutang dagang

MS = surat berharga

PE = biaya dibayar di muka


OLA = aset likuid lainnya

Atas dasar rumus di atas, maka dapat diketahui bahwa komponen current asset ada sebanyak 7,
yaitu uang tunai, setara kas, inventaris, piutang dagang, surat berharga, biaya diabayar di muka,
dan aset likuid lainnya. Berikut penjelasan dari beberapa komponen:

1. Uang Tunai

Uang tunai merupakan komponen current asset yan terdaftar pertama kali pada neraca. Uang tunai
juga merupakan komponen yang digunakan untuk mendanai pembayaran-pembayaran kecil seperti
pembayaran persediaan makan di perusahaan. Selain itu, uang tunai juga merupakan komponen
yang digunakan untuk mengganti uang karyawan yang sebelumnya digunakan untuk membeli
kebutuhan kantor yang berskala kecil. Yang termasuk dalam aset uang tunai adalah uang yang
bermata uang domestik maupun asing, rekening giro, dan uang tunai lainnya.

2. Inventaris

Investaris yang dimaksud adalah lebih kepada barang persediaan yang belum terjual. Inventaris
meliputi barang mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Inventaris dimasukkan dalam
current asset karena barang dagangan bisnis umumnya sering dijual dalam periode waktu setahun.
Komponen satu ini perlu diperhatikan secara lebih serta pengolahan yang ekstra pula. Hal ini
disebabkan karena jika inventaris terlalu banyak, maka inventaris akan menjadi usang dan
kadaluarsa, sehingga tidak lagi ada nilainya. Namun jika inventaris juga terlalu sedikit, maka
penjualan akan tidak bisa sebanyak yang direncanakan perusahaan sebelumnya.

3. Piutang Dagang

Piutang dagang yang dimaksud adalah berupa utang dari perusahaan kepada pelanggan. Hal ini
bisa berupa pembelian dari produk yang belum dibayar lunas oleh seorang pelanggan. Syarat agar
suatu piutang termasuk dalam curret asset adalah bahwa pelunasan utang tersebut akan dilakukan
dalam jangka waktu satu tahun. Jika lewat dari masa tersebut, maka piutang tersebut tidak
dimasukkan ke dalam current asset.

4. Biaya Dibayar di Muka

Pembayaran yang dilakukan di muka adalah pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pihak
tertentu yang mana barang atau jasa yang sudah dibayar tersebut akan diterima oleh perusahaan di
waktu yang akan datang. Komponen ini walaupun tidak dapat diubah menjadi uang tunai, namun
komponen ini pada hakikatnya telah membebaskan modal perusahaan untuk keperluan lain. Biaya
jenis ini dapat mecakup biaya asuransi, dan biaya kontraktor.

Contoh Perhitungan

Laporan  Aktiva Lancar Walmart Inc. (WMT) pada tahun 2018 adalah total uang tunai sebesar  6,76
miliar US$, total piutang dagang sebesar  5,61 miliar US$, inventaris sebesar  43,78 miliar US$ ,
dan current asset lainnya  3,51 miliar US$. Maka, berapa total curret asset yang dimiliki Walmart
pada tahun 2018?

Jawab:

Curret asset = uang tunai + setara kas + inventaris + piutang dagang + surat berharga + biaya
dibayar di muka + aset likuid lainnya

Current asset =  6,76 miliar + 0 + 43,78 miliar + 5,61 miliar + 0 + 0 + 3,51 miliar

Current asset = 59,66 miliar

Jadi, current asset yang dimiliki Walmart pada tahum 2018 adalah sebesar 59,66 miliar.

Current asset memiliki berbagai macam kegunaan bagi perusahaan, khususnya untuk mendanai
kebutuhan-kebutuhan kecil perusahaan dan operasi sehari-hari dari bisnis. Misalnya, tagihan air
bulanan perusahaan, tagihan listrik bulanan perusahaan, dan tagihan-tagihan lainnya.

Sebagaimana ada istilah current asset, ada pula satu istilah yang cukup lekat dengan current asset.
Istilah itu adalah non-current asset. Seperti halnya namanya, non-current asset merupakan lawan
dari current asset. Jika current asset merupakan aset yang dalam jangka pendek dapat diubah
menjadi uang, non-current asset adalah aset jangka panjang tang tidak dapat diubah ke dalam uang
dalam periode jangka pendek. Contohnya adalah merk dagang, real estate, tanah, hak cipta, hak
paten, hingga peralatan kantor. Peralatan kantor yang dimaksud mencakup mesin faks, mesin foto
kopi, hingga printer. Non-current asset juga memiliki nama lain yaitu fixed asset.

Itulah penjelasan lengkap mengenai definisi current asset. Pemahaman megenai desinisi current
asset sangat dibutuhkan apalagi untuk seseorang yang akan terjun di dunia perusahaan. Dengan
memahami seluk beluk mengenai current asset, secara tidak langsung seseorang akan sudah
punya sedikit bekal dalam mengelola finansial perusahaan.
Demikianlah artikel tentang apa itu current asset, definisi current asset, semoga bermanfaat bagi
Anda semua.

Kewaj

Kewajiban lancar (current liabilities) adalah utang-utang yang harus segera dilunasi dalam
tempo satu tahun.

Kewajiban lancar dalam neraca biasanya terdiri dari:


 Pinjaman jangka pendek dari bank
 Utang usaha
 Utang pajak
 Biaya yang masih harus dibayar
 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
 Panjar yang diterima
 Utang lain-lain

Current Liabilities merupakan Liabilities yang harus dibayar dengan Current Asset serta jatuh


tempo dalam jangka pendek, biasanya setahun.

Sebagian besar Current Liabilities berasal dari 2 transaksi yaitu:

1. Barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan


2. Pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa belum dikirimkan

Contoh dari Current Liabilities yaitu:

 Hutang Usaha (Account Payable) : muncul dari pembelian merchandise inventory untuk


dijual kembali.
 Sewa diterima di muka (Unearned Rent)
 Hutang Pajak (Taxes Payable) : jumlah pajak yang terhutang kepada badan pemerintah
 Hutang bunga (Interest Payable) : jumlah bunga yang terhutang kepada pemberi
pinjaman
 Hutang Upah (Wages Payable) : jumlah terhutang kepada karyawan

Selain itu, contoh dari current liabilities yang lainnya antara lain :

 Wesel bayar jangka pendek (Short-term notes payable)


 Kontinjensi (Contingencies)
 Kewajiban penggajian (Payroll liabilities)

Kewajiban lancar adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam
jangka waktu normal,umumnya 1 tahun atau kurang semenjak neraca disusun atau hutang yang
jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan”. Jumingan (2008)

Yang termasuk Kewajiban lancar atau current liabilities adalah :

1. Hutang dagang
Hutang dagang atau account payable adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan
kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Salah satu
contoh hutang dagang adalah pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara
kredit. Hutang ini tidak memerlukan surat atau perjanjian tertulis sehingga
pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya.
2. Hutang Wesel
Hutang wesel atau promes adalah kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa
syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan di
kemudian hari. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal
dibandingkan dengan hutang dagang biasa. Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu
kurang dari satu tahun maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar.

Proses timbulnya hutang wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari kegiatan


pembelian barang atau jasa secara kredit. Dapat juga terjadi pada awalnya merupakan
hutang dagang biasa kemudian dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian bagi
kreditur maka hutang dagang tersebut berubah menjadi hutang wesel.

3. Hutang Deviden
Hutang dividen adalah dividen yang dapat dibayar sebagaimana diumumkan oleh
dewan komisaris perusahaan tapi pada akhir periode belum dibayar dan dicatat sebagai
hutang deviden. Perseroan Terbatas yang sudah mengumumkan adanya pembagian
deviden kepada para pemegang saham sudah harus mengakui adanya hutang pada saat
pengumuman.

Hutang dividen yang termasuk dalam hutang jangka pendek adalah:

o Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang
segera akan dilunasi
o Hutang dividen skrip yang segera akan dilunasi
o Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum
tanggal pengumuman belum merupakan hutang.
4. Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo dalam periode itu
Seluruh atau bagian dari utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang
akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka
pendek.Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode tersebut tetap diakui
sebagai utang jangka panjang apabila:
o Akan dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang penjualan obligasi baru; atau
akan ditukar dengan saham.
o Dividen yang dibagi dalm bentuk saham merupakan elemen modal.
5. Hutang Bonus
Hutang Bonus merupakan jumlah bonus yang terutang kepada karyawan. Bonus dapat
dihitung dengan dasar penjualan dan dasar laba. Jika laba yang menjadi dasar
perhitungan bonus maka bonus dapat ditentukan dari 4 alternatif, yaitu.
o Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak,
o Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus, tetapi sebelum dikurang pajak,
o Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak tetapi sebelum dikurangi bonus.
o Bonus dihitung dari laba bersih sesudah dikurangi bonus dan pajak.
6. Pendapatan yang diterima di muka
Ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima lebih dahulu seperti uang langganan
majalah atau sewa. Pos ini dinyatakan sebagai hutang, karena menggambarkan suatu
klaim terhadap perusahaan. Pada umumnya kewajiban ini diselesaikan dengan
menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya. Jika terdapat
penerimaan di muka melampaui satu periode akuntansi berikutnya harus dilaporkan
dalam neraca sebagai kelompok tersendiri (terpisah dari hutang jangka pendek).
7. Hutang Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan perusahaan yang terutang atas laba bersih yang diperoleh selama satu
tahun. Sedangkan utang Pajak Penghasilan Karyawan merupakan pajak penghasilan
karyawan yang dipotong oleh perusahaan tetapi belum disetorkan ke Kas Negara.

Kewajiban lancar (current liabilities) adalah utang-utang yang harus segera dilunasi dalam
tempo satu tahun.

Kewajiban lancar dalam neraca biasanya terdiri dari:

 Pinjaman jangka pendek dari bank


 Utang usaha
 Utang pajak
 Biaya yang masih harus dibayar
 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
 Panjar yang diterima
 Utang lain-lain

Current Liabilities merupakan Liabilities yang harus dibayar dengan Current Asset serta jatuh


tempo dalam jangka pendek, biasanya setahun.

Sebagian besar Current Liabilities berasal dari 2 transaksi yaitu:

1. Barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan


2. Pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa belum dikirimkan

Contoh dari Current Liabilities yaitu:

 Hutang Usaha (Account Payable) : muncul dari pembelian merchandise inventory untuk


dijual kembali.
 Sewa diterima di muka (Unearned Rent)
 Hutang Pajak (Taxes Payable) : jumlah pajak yang terhutang kepada badan pemerintah
 Hutang bunga (Interest Payable) : jumlah bunga yang terhutang kepada pemberi
pinjaman
 Hutang Upah (Wages Payable) : jumlah terhutang kepada karyawan
Selain itu, contoh dari current liabilities yang lainnya antara lain :

 Wesel bayar jangka pendek (Short-term notes payable)


 Kontinjensi (Contingencies)
 Kewajiban penggajian (Payroll liabilities)

3 Rasio Likuiditas Yang Perlu Dipahami, Agar Utang Tidak mbebani


Daftar isi [Buka]
Rasio Likuiditas adalah salah satu analisis laporan keuangan yang berguna untuk membantu
mengantisipasi kondisi masa depan.
Rasio keuangan dirancang untuk membantu perusahaan untuk mengevaluasi laporan
keuangannya.

Dan yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan
yang akan memperbaiki kinerja perusahaan di masa depan.

Bagaimana penggunaan dan manfaat rasio likuiditas?

Mari ikuti pembahasannya berikut ini…

#01: Pengertian Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Sebenarnya apa pengertian rasio likuiditas?

Rasio likuiditas menurut para ahli adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset
lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.

Perlu diketahui juga bahwa pengertian likuiditas menurut para ahli adalah suatu aset yang dapat
dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aset tesebut.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi likuiditas menurut para ahli berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo.

Analisis rasio likuiditas membutuhkan penggunaan anggaran kas, tapi dengan menghubungkan
kas dan aset lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

Lalu apa fungsi rasio likuiditas?

Fungsi analisis rasio likuiditas adalah memberikan ukuran likuiditas yang cepat dan mudah
digunakan.

#02: Jenis Rasio Likuiditas

Apa saja jenis rasio likuiditas?

Ada 3 jenis rasio likuiditas yang biasa digunakan, yaitu:

 Rasio Lancar (current ratio)


 Rasio Cepat (quick ratio)
 Penentuan modal kerja (working capital)
Rasio lancar dan cepat paling berguna saat di-analisis bersama dan dibandingkan dengan periode
sebelumnya, dan dengan perusahaan lainnya dalam industri.

Yuk dibahas secara mendalam satu-per-satu…


 

A. Jenis Rasio Likuiditas #1: Rasio Lancar (Current Ratio)

Apa pengertian rasio lancar?

Pengertian current ratio menurut para ahli adalah salah satu cara untuk menyatakan hubungan
antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Rumus Rasio lancar dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.

Rasio lancar menunjukkan sampai sejauh mana kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang
diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.
Aset lancar meliputi kas, surat berharga yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan
persediaan.

Sedangkan kewajiban lancar seperti utang usaha, wesel tagih jangka panjang, utang lancar
jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus dibayar.

Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat membayar
tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan
kewajiban lancar.

Jika kewajiban lancar naik lebih cepat  daripada aset lancar, rasio lancar akan turun, dan ini
merupakan pertanda adanya masalah.

Aset likuid adalah suatu aset yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus
mengurangi harga aset tersebut terlalu banyak.

Liquid assets merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat dikonversi
dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku.
Untuk mengetahui besarnya nilai rasio lancar, maka digunakan rumus rasio likuiditas atau
formula perhitungan sebagai berikut:

Rasio Lancar = Total Aset Lancar : Total Kewajiban Lancar


Perhatikan contoh current ratio berikut ini:
Untuk menghitung nilai rasio lancar, saya akan menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk berikut ini :
Co
ntoh neraca perusahaan Tbk
Dari data-data keuangan tersebut, maka dapat diketahui besarnya rasio lancar dengan
menggunakan rumus perhitungan current ratio sebagai berikut :

Rasio Lancar = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

= 1.000 : 310 = 3,2x


Jadi nilai rasio lancar dari perusahaan tersebut adalah 3,2x, sedangkan rata-rata industri = 4,2x.

Posisi likuiditas dari contoh laporan keuangan perusahaan tbk di atas sebesar 3,2  jauh di bawah
rata-rata industri sebesar 4,2.

Namun karena aset lancarnya diperkirakan dikonversi  menjadi kas dalam waktu satu tahun,
kemungkinan besar aset dapat dilikuidasi mendekati nilai bukunya.

Rasio sebesar 3,2 dapat melikuidasi aset lancar sebesar 31% dari nilai buku dan masih mampu
melunasi seluruh kreditor lancarnya.

Meskipun angka rata-rata industri akan dbahas lebih dalam, perlu dicatat bahwa rata-rata industri
bukanlah suatu angka keramat yang dicapai oleh seluruh perusahaan.
Pada kenyataannya, beberapa perusahaan yang dikelola dengan baik mungkin di atas rata-rata,
sedangkan, sedangkan perusahaan-perusahaan bagus lainnya berada  di bawahnya.

Namun demikian jika rasio lancar suatu perusahaan jauh di bawah rata-rata industrinya, maka
analis seharusnya memikirkan penyebab perbedaan ini bisa terjadi.

Jadi, penyimpangan dari rata-rata industri seharusnya menjadi pertanda bagi analis atau
manajemen untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Perhatikan contoh soal rasio likuiditas #2 berikut:

Misalnya, modal kerja dan rasio lancar tahun 2017 dan 2018 PT Manajemen Keuangan
Network adalah sebagai berikut:

contoh current ratio


Rasio lancar merupakan indikator solvabilitas yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan
modal kerja.

Perhatikan contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan berikut


ini:

Misalkan pada tanggal 31 Desember 2018, modal kerja pesaing lebih tinggi, tapi rasio lancarnya
hanya 1,3.

Hanya dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini saja, PT Manajemen Keuangan Network


dengan rasio lancar 2,6 berada di posisi yang lebih menguntungkan untuk memperoleh kredit
jangka pendek, dibandingkan dengan pesaingnya yang memiliki jumlah modal kerja lebih besar.
 Contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan tbk – PT Aqua
Golden Mississippi Tbk:

PT Aqua Golden Mississippi Tbk. dalam suatu waktu pernah mempertahankan rasio lancar yang
tinggi yaitu 7,69%.

Usaha air minum botol Aqua yang stabil dan menguntungkan memungkinkan perusahaan untuk
mengembangkan posisi kas yang kuat dikombinasikan dengan lebih sedikit surat utang jangka
pendek.

 B. Jenis Rasio Likuiditas #2: Rasio Cepat (Quick Ratio)


Apa pengertian rasio cepat (bahasa Inggris: quick ratio)?
Quick Ratio adalah rasio total aset cair terhadap total kewajiban lancar.
Lalu apa itu aset cair (bahasa Inggris: quick asset)?
Aset cair (quick asset) adalah kas dan aset lancar lainnya yang dapat dengan cepat dapat diubah
menjadi kas.

Aset cair biasanya mencakup kas, surat berharga yang dapat dipasarkan, dan piutang usaha.

Quick ratio merupakan suatu rasio yang mengukur “kecepatan” kemampuan perusahaan
membayar utang.

Bila dituliskan dalam sebuah rasio matematika, maka rumus quick ratio/quick ratio
formula adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = Total Aset Cair : Total Kewajiban Lancar
Perhatikan contoh soal quick ratio berikut:

Untuk memudahkan dalam contoh ini masih menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk di atas.

Maka dapat dihitung nilai rasi cepatnya sebagai berikut:

Quick Ratio = Total Aset Cair  / Kewajiban Lancar

=385 / 310 = 1,2X


Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai quick ratio perusahaan adalah 1,2X, sedangkan
rata-rata industri adalah = 2,2X

Sehingga jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri
yang sama.
Persediaan pada umumnya merupakan aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid sehingga
persediaan merupakan aset, di mana kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kerugian
jika terjadi likuidasi.

Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan sangat penting artinya.

Tapi jika piutang usaha dapat ditagih, perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya tanpa
harus melikuidasi persediaan.

Perhatikan contoh soal quick ratio #2:

Berikut ini data rasio cepat dan cara menghitungnya untuk PT Manajemen Keuangan Network.

contoh perhitungan rasio cepat


Dan sebagai penutup pembahasan tentang rasio lancar dan rasio cepat, satu lagi saya sajikan
contoh soal rasio dan jawabannya.

Berikut adalah pos-pos yang dilaporkan dalam neraca keuangan sebuah


perusahaan:

 Kas = Rp 300.000.000
 Surat berharga yang dapat dipasarkan = Rp 100.000.000
 Piutang usaha (bersih) = Rp 200.000.000
 Persediaan = Rp 200.000.000
 Utang usaha = Rp 400.00.000
Tentukan rasio lancar (current rasio) dan rasio cepat (quick ratio) perusahaan tersebut?
Jawaban:
#1: Rasio Lancar

= Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar


= (Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 2,0
#2: Rasio cepat

= Total Aset Cair / Total Kewajiban Lancar


=  Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 1,5
 

C. Jenis Rasio Likuiditas #3: Modal Kerja (Working Capital)

Apa pengertian modal kerja?

Modal kerja adalah selisih antara aset lancar sebuah perusahaan di atas kewajiban lancar.
Modal kerja sering kali digunakan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi utang yang telah jatuh tempo.

Dan terutama berguna dalam membuat perbandingan bulanan atau antara periode satu dengan
lainnya untuk sebuah perusahaan.

Akan tetapi jumlah modal kerja sulit dinilai saat membandingkan perusahaan dengan ukuran
yang berbeda atau dalam membandingkan angka perusahaan dengan angka industri.

Perhatikan contoh berikut:

Modal kerja sebesar Rp 200.000.000 mungkin memadai untuk warung makan yang menjual nasi
pecel dan penyet tempe, tapi tidak cukup untuk PT Pertamina.

 #03. Keterkaitan 3 Jenis Rasio Likuiditas

Modal kerja dan rasio lancar tidak mempertimbangkan pos-pos yang membentuk aset lancar.
untuk mengilustrasikan pentingnya pertimbangan ini.

Maka perhatikan data-data modal kerja dan rasio lancar PT A dan PT B per tanggal 31
Desember 2018 berikut:
contoh rasio likuiditas
Kedua perusahaan memiliki modal kerja sebesar Rp 340.000.000 dan rasio lancar 2,62.

Akan tetapi kemampuan masing-masing perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya
BERBEDA secara signifikan.

PT B memiliki lebih banyak persediaan dalam aset lancarnya.

Beberapa persediaan harus dijual dan piutang ditagih sebelum kewajiban lancar dapat dibayar
seluruhnya.

Dengan demikian diperlukan lebih banyak waktu untuk mengubah persediaan menjadi kas.
Penurunan harga pasar dan berkurangnya permintaan juga dapat menurunkan kemampuan untuk
membayar kewajiban lancar.

Sebaliknya, PT A memiliki kas dan aset lancar, surat berharga yang dapat dipasarkan dan
piutang usaha yang secara umum dapat diubah menjadi kas lebih cepat untuk memenuhi
kewajiban lancarnya.

#04. Kesimpulan
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai pengertian rasio likuiditas, manfaat, dan
jenisnya dilengkapi contoh soal rasio dan jawabannya.

Dan secara ringkas, ada 3 jenis rasio likuiditas yang bisa digunakan untuk melakukan analisis
laporan keuangan perusahaan, yaitu:

 Rasio lancar
 Rasio cepat. dan
 Pencakupan modal kerja.
Fungsi rasio likuiditas adalah untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya.

Harapanya, dengan mempelajari dan memahami rasio likuiditas ini, perusahaan bisa membuat
analisis terhadap utang dan aset yang dimiliki, sehingga kondisi keuangan perusahaan selalu
sehat.

Bagaimana dengan utang usaha Anda?

Semoga tak ada masalah dan baik-baik saja.

***

28 Desember 2019 Oleh Wadiyo, SE

Daftar isi [Buka]
Rasio Likuiditas adalah salah satu analisis laporan keuangan yang berguna untuk membantu
mengantisipasi kondisi masa depan.
Rasio keuangan dirancang untuk membantu perusahaan untuk mengevaluasi laporan
keuangannya.

Dan yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan
yang akan memperbaiki kinerja perusahaan di masa depan.

Bagaimana penggunaan dan manfaat rasio likuiditas?

Mari ikuti pembahasannya berikut ini…

#01: Pengertian Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Sebenarnya apa pengertian rasio likuiditas?


Rasio likuiditas menurut para ahli adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset
lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.

Perlu diketahui juga bahwa pengertian likuiditas menurut para ahli adalah suatu aset yang dapat
dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aset tesebut.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi likuiditas menurut para ahli berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo.

Analisis rasio likuiditas membutuhkan penggunaan anggaran kas, tapi dengan menghubungkan
kas dan aset lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

Lalu apa fungsi rasio likuiditas?

Fungsi analisis rasio likuiditas adalah memberikan ukuran likuiditas yang cepat dan mudah
digunakan.

#02: Jenis Rasio Likuiditas

Apa saja jenis rasio likuiditas?

Ada 3 jenis rasio likuiditas yang biasa digunakan, yaitu:

 Rasio Lancar (current ratio)


 Rasio Cepat (quick ratio)
 Penentuan modal kerja (working capital)
Rasio lancar dan cepat paling berguna saat di-analisis bersama dan dibandingkan dengan periode
sebelumnya, dan dengan perusahaan lainnya dalam industri.

Yuk dibahas secara mendalam satu-per-satu…


 

A. Jenis Rasio Likuiditas #1: Rasio Lancar (Current Ratio)

Apa pengertian rasio lancar?

Pengertian current ratio menurut para ahli adalah salah satu cara untuk menyatakan hubungan
antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Rumus Rasio lancar dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.
Rasio lancar menunjukkan sampai sejauh mana kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang
diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Aset lancar meliputi kas, surat berharga yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan
persediaan.

Sedangkan kewajiban lancar seperti utang usaha, wesel tagih jangka panjang, utang lancar
jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus dibayar.

Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat membayar
tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan
kewajiban lancar.

Jika kewajiban lancar naik lebih cepat  daripada aset lancar, rasio lancar akan turun, dan ini
merupakan pertanda adanya masalah.

Aset likuid adalah suatu aset yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus
mengurangi harga aset tersebut terlalu banyak.

Liquid assets merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat dikonversi
dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku.
Untuk mengetahui besarnya nilai rasio lancar, maka digunakan rumus rasio likuiditas atau
formula perhitungan sebagai berikut:

Rasio Lancar = Total Aset Lancar : Total Kewajiban Lancar


Perhatikan contoh current ratio berikut ini:
Untuk menghitung nilai rasio lancar, saya akan menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk berikut ini :
Co
ntoh neraca perusahaan Tbk
Dari data-data keuangan tersebut, maka dapat diketahui besarnya rasio lancar dengan
menggunakan rumus perhitungan current ratio sebagai berikut :

Rasio Lancar = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

= 1.000 : 310 = 3,2x


Jadi nilai rasio lancar dari perusahaan tersebut adalah 3,2x, sedangkan rata-rata industri = 4,2x.

Posisi likuiditas dari contoh laporan keuangan perusahaan tbk di atas sebesar 3,2  jauh di bawah
rata-rata industri sebesar 4,2.

Namun karena aset lancarnya diperkirakan dikonversi  menjadi kas dalam waktu satu tahun,
kemungkinan besar aset dapat dilikuidasi mendekati nilai bukunya.

Rasio sebesar 3,2 dapat melikuidasi aset lancar sebesar 31% dari nilai buku dan masih mampu
melunasi seluruh kreditor lancarnya.

Meskipun angka rata-rata industri akan dbahas lebih dalam, perlu dicatat bahwa rata-rata industri
bukanlah suatu angka keramat yang dicapai oleh seluruh perusahaan.
Pada kenyataannya, beberapa perusahaan yang dikelola dengan baik mungkin di atas rata-rata,
sedangkan, sedangkan perusahaan-perusahaan bagus lainnya berada  di bawahnya.

Namun demikian jika rasio lancar suatu perusahaan jauh di bawah rata-rata industrinya, maka
analis seharusnya memikirkan penyebab perbedaan ini bisa terjadi.

Jadi, penyimpangan dari rata-rata industri seharusnya menjadi pertanda bagi analis atau
manajemen untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Perhatikan contoh soal rasio likuiditas #2 berikut:

Misalnya, modal kerja dan rasio lancar tahun 2017 dan 2018 PT Manajemen Keuangan
Network adalah sebagai berikut:

contoh current ratio


Rasio lancar merupakan indikator solvabilitas yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan
modal kerja.

Perhatikan contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan berikut


ini:

Misalkan pada tanggal 31 Desember 2018, modal kerja pesaing lebih tinggi, tapi rasio lancarnya
hanya 1,3.

Hanya dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini saja, PT Manajemen Keuangan Network


dengan rasio lancar 2,6 berada di posisi yang lebih menguntungkan untuk memperoleh kredit
jangka pendek, dibandingkan dengan pesaingnya yang memiliki jumlah modal kerja lebih besar.

Contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan tbk – PT Aqua


Golden Mississippi Tbk:
PT Aqua Golden Mississippi Tbk. dalam suatu waktu pernah mempertahankan rasio lancar yang
tinggi yaitu 7,69%.

Usaha air minum botol Aqua yang stabil dan menguntungkan memungkinkan perusahaan untuk
mengembangkan posisi kas yang kuat dikombinasikan dengan lebih sedikit surat utang jangka
pendek.

B. Jenis Rasio Likuiditas #2: Rasio Cepat (Quick Ratio)

Apa pengertian rasio cepat (bahasa Inggris: quick ratio)?


Quick Ratio adalah rasio total aset cair terhadap total kewajiban lancar.
Lalu apa itu aset cair (bahasa Inggris: quick asset)?
Aset cair (quick asset) adalah kas dan aset lancar lainnya yang dapat dengan cepat dapat diubah
menjadi kas.

Aset cair biasanya mencakup kas, surat berharga yang dapat dipasarkan, dan piutang usaha.

Quick ratio merupakan suatu rasio yang mengukur “kecepatan” kemampuan perusahaan
membayar utang.

Bila dituliskan dalam sebuah rasio matematika, maka rumus quick ratio/quick ratio
formula adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = Total Aset Cair : Total Kewajiban Lancar
Perhatikan contoh soal quick ratio berikut:

Untuk memudahkan dalam contoh ini masih menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk di atas.

Maka dapat dihitung nilai rasi cepatnya sebagai berikut:

Quick Ratio = Total Aset Cair  / Kewajiban Lancar

=385 / 310 = 1,2X


Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai quick ratio perusahaan adalah 1,2X, sedangkan
rata-rata industri adalah = 2,2X

Sehingga jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri
yang sama.
Persediaan pada umumnya merupakan aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid sehingga
persediaan merupakan aset, di mana kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kerugian
jika terjadi likuidasi.

Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan sangat penting artinya.

Tapi jika piutang usaha dapat ditagih, perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya tanpa
harus melikuidasi persediaan.

Perhatikan contoh soal quick ratio #2:

Berikut ini data rasio cepat dan cara menghitungnya untuk PT Manajemen Keuangan Network.

contoh perhitungan rasio cepat


Dan sebagai penutup pembahasan tentang rasio lancar dan rasio cepat, satu lagi saya sajikan
contoh soal rasio dan jawabannya.

Berikut adalah pos-pos yang dilaporkan dalam neraca keuangan sebuah


perusahaan:

 Kas = Rp 300.000.000
 Surat berharga yang dapat dipasarkan = Rp 100.000.000
 Piutang usaha (bersih) = Rp 200.000.000
 Persediaan = Rp 200.000.000
 Utang usaha = Rp 400.00.000
Tentukan rasio lancar (current rasio) dan rasio cepat (quick ratio) perusahaan tersebut?
Jawaban:
#1: Rasio Lancar

= Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar


= (Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 2,0
#2: Rasio cepat

= Total Aset Cair / Total Kewajiban Lancar


=  Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 1,5
 

C. Jenis Rasio Likuiditas #3: Modal Kerja (Working Capital)

Apa pengertian modal kerja?

Modal kerja adalah selisih antara aset lancar sebuah perusahaan di atas kewajiban lancar.
Modal kerja sering kali digunakan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi utang yang telah jatuh tempo.

Dan terutama berguna dalam membuat perbandingan bulanan atau antara periode satu dengan
lainnya untuk sebuah perusahaan.

Akan tetapi jumlah modal kerja sulit dinilai saat membandingkan perusahaan dengan ukuran
yang berbeda atau dalam membandingkan angka perusahaan dengan angka industri.

Perhatikan contoh berikut:

Modal kerja sebesar Rp 200.000.000 mungkin memadai untuk warung makan yang menjual nasi
pecel dan penyet tempe, tapi tidak cukup untuk PT Pertamina.

#03. Keterkaitan 3 Jenis Rasio Likuiditas

Modal kerja dan rasio lancar tidak mempertimbangkan pos-pos yang membentuk aset lancar.
untuk mengilustrasikan pentingnya pertimbangan ini.

Maka perhatikan data-data modal kerja dan rasio lancar PT A dan PT B per tanggal 31
Desember 2018 berikut:
contoh rasio likuiditas
Kedua perusahaan memiliki modal kerja sebesar Rp 340.000.000 dan rasio lancar 2,62.

Akan tetapi kemampuan masing-masing perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya
BERBEDA secara signifikan.

PT B memiliki lebih banyak persediaan dalam aset lancarnya.

Beberapa persediaan harus dijual dan piutang ditagih sebelum kewajiban lancar dapat dibayar
seluruhnya.

Dengan demikian diperlukan lebih banyak waktu untuk mengubah persediaan menjadi kas.
Penurunan harga pasar dan berkurangnya permintaan juga dapat menurunkan kemampuan untuk
membayar kewajiban lancar.

Sebaliknya, PT A memiliki kas dan aset lancar, surat berharga yang dapat dipasarkan dan
piutang usaha yang secara umum dapat diubah menjadi kas lebih cepat untuk memenuhi
kewajiban lancarnya.

#04. Kesimpulan
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai pengertian rasio likuiditas, manfaat, dan
jenisnya dilengkapi contoh soal rasio dan jawabannya.
Dan secara ringkas, ada 3 jenis rasio likuiditas yang bisa digunakan untuk melakukan analisis
laporan keuangan perusahaan, yaitu:

 Rasio lancar
 Rasio cepat. dan
 Pencakupan modal kerja.
Fungsi rasio likuiditas adalah untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya.

Harapanya, dengan mempelajari dan memahami rasio likuiditas ini, perusahaan bisa membuat
analisis terhadap utang dan aset yang dimiliki, sehingga kondisi keuangan perusahaan selalu
sehat.

Bagaimana dengan utang usaha Anda?

Semoga tak ada masalah dan baik-baik saja.

Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Akuntansi – Rumus, Penjelasan, Contoh Soal dan
Jawaban

Share17
Tweet
Pin3
Share

20SHARES
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva–aktiva
yang dimilikinya.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Akuntansi – Rumus, Penjelasan, Contoh Soal dan Jawaban

Rumus Ratio Aktivitas


Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Perputaran Piutang

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi perputarannya maka semakin
baik pula bagi perusahaan.

Perputaran piutang = Penjualan kredit ÷ Rata-rata piutang

2. Rasio Perputaran Persediaan


Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan maka
semakin baik pula pengelolaan persediaannya.

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan ÷ Persediaan

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang
dimiliki. Semakin besar rasio maka semakin baik bagi perusahaan.

Perputaran aktiva = Penjualan

Perputaran aktiva tetap = Penjualan ÷ Aktiva tetap

4. Rasio Perputaran Total Aktiva

Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang bedakan adalah pada perhitungan kali ini, yang
dihitung adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Perputaran total aktiva = Penjualan ÷ Total aktiva

Penjelasan Rasio Keuangan: Rumus Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas. Ilustrasi dan sumber
foto: Pixabay

⇒ 4 Jenis Rasio Keuangan ⇐


Rasio keuangan bisa digolongkan menjadi empat kelompok tergantung dari kebutuhan perusahaan, yaitu: Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio), Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) dan Rasio
Aktivitas (Activity Ratio).

Jenis-jenis Rasio Aktivitas

1. Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)

Total assets turn over adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan yang menjelaskan
tentang kecepatan perputaran total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over memaparkan bahwa
tingkat efisiensi pemakaian aktiva perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu
sesuai catatan atas laporan keuangan.

Total assets turn over diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka kondisi operasional perusahaan
semakin baik. Maksudnya yaitu perputaraan aktiva lebih cepat sehingga menghasilkan laba dan pemakaian
keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan semakin optimal. Rasio yang nilainya tinggi juga bisa berarti
jumlah asset yang sama bisa memperbesar volume penjualan. Total assets turn over ini penting untuk diketahui oleh
para kreditur, pemilik perusahaan, dan manajemen perusahaan, efisiensi pemakaian seluruh aktiva dalam perusahaan
bisa terlihat.

Rumus Total assets turn over sebagai berikut:


Total Assets Turn Over = Penjualan ÷ Total Aktiva x 100%

2. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Rasio perputaran modal kerja adalah perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih suatu perusahaan.
Nilai modal kerja bersih diperoleh dari aktiva lancar dikurangi utang lancar. Rasio ini mengukur aktivitas bisnis
yang dibandingkan dengan kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar sehingga banyaknya penjualan (dalam
rupiah) yang diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja dapat terlihat. Working capital turn over ini juga
dikatakan sebagai pengukuran kemampuan modal kerja (netto) dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) pada
suatu perusahaan yang memengaruhi pencatatan transaksi keuangan.

Modal kerja dikatakan efektif berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan melakukan kegiatan
operasional usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari kas
diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja hingga kembali menjadi kas. Semakin pendek periode
tersebut berarti perputaran (turn over rate) semakin cepat.Periode perputaran modal kerja tergantung durasi periode
perputaran dari setiap komponen modal kerja tersebut.

Rumus rasio perputaran modal kerja sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja = Penjualan ÷ Modal Kerja Bersih atau Penjualan ÷ Aktiva Lancar – Utang Lancar

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Rasio perputaran aktiva tetap adalah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki suatu
perusahaan. Fixed assets turn over ratio ini mengukur efektivitas pemakaian dana yang tertanam pada harta (aktiva)
tetap seperti pabrik dan peralatan untuk menghasilkan penjualan yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap tersebut.

Rasio ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya secara
efektif sehingga pendapatan meningkat yang dicatat sesuai jenis jenis laporan keuangan. Jika perputarannya lambat
(rendah), maka kapasitas akan terlalu besar atau ketersediaan aktiva tetap banyak sehingga kurang bermanfaat.
Kemungkinan lain yang terjadi yaitu investasi pada aktiva tetap biasanya berlebihan daripada nilai output yang
diperoleh. Semakin tinggi rasio ini maka pemakaian aktiva tetap semakin efektif.

Rumus perputaran aktiva tetap sebagai berikut.

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan ÷ Aktiva Tetap x 100% 

4. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory turnover ratio adalah perbandingan kemampuan dana pada inventory yang berputar dalam suatu periode
tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock pada suatu perusahaan. Rasio perputaran
persediaan ini mengukur efisiensi pemakaian persediaan barang dagang pada perusahaan sehingga kinerja
manajemen dalam mengontrol modal yang ada pada persediaan bisa terlihat baik atau kurang baiknya. Ada dua
masalah yang umumnya timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan yang termasuk unsur
unsur laporan keuangan.
Pertama, penjualan akan dinilai berdasarkan harga pasar (market price), persediaan dinilai berdasarkan harga pokok
penjualan (at Cost) sehingga rasio perputaran persediaan (at cost) berguna untuk mengukur perputaran fisik
persediaan. Sedangkan rasio ini dihitung dengan membandingkan penjualan dengan persediaan dalam perputaran
persediaan dalam kas. Rasio keuangan yang memakai rasio perputaran persediaan (at market) lebih banyak
digunakan.

Namun jika ingin mengukur rasio industri maka sebaiknya menggunakan rasio perputaran persediaan (at market).
Penjualan yang dilakukan sepanjang tahun dan angka persediaan merupakan gambaran keadaan sesaat sehingga
lebih baik memakai rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua.

Rumus rasio perputaran persediaan sebagai berikut:

Perputaran Persediaan (At Cost) = Harga Pokok Penjualan ÷ Rata-rata Persediaan

atau

Perputaran Persediaan (At Market) = Penjualan / Persediaan

5. Rata-Rata Umur Piutang

Rasio rata-rata umur piutang adalah pengukuran efisiensi manajemen piutang perusahaan dan durasi (waktu) yang
diperlukan untuk melunasi piutang atau mengubah piutang menjadi kas. Rasio ini dihitung dengan membandingkan
jumlah piutang dengan penjualan per hari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.

Rumus rasio rata-rata piutang sebagai berikut:

Rata-rata umur piutang = Piutang ÷ Penjualan Per Hari atau Piutang x 365 / Penjualan

6. Perputaran Piutang

Piutang perusahaan berkaitan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan
atau penagihan bisa dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut. Rasio perputaran piutang adalah
perbandingan total penjualan kredit (neto) terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio (turnover) maka modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah. Sebaliknya jika rasio semakin rendah berarti ada over
investment dalam piutang sehingga perlu dianalisis lebih lanjut karena mungkin kinerja bagian kredit dan penagihan
kurang efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit.

Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun sehingga kualitas piutang dan efisiensi
perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya juga terlihat. Rasio ini biasanya digunakan untuk
menganalisis modal kerja karena ukuran seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas bisa ditentukan.
Jumlah hari piutang menggambarkan lamanya suatu piutang yang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Jika jangka
waktu pelunasan semakin lama maka risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang semakin besar.

Rumus perputaran piutang sebagai berikut:


Perputaran Piutang = Penjualan Kredit / Piutang Rata-Rata

atau

Perputaran Piutang = Penjualan Bersih ÷ Rata-Rata Piutang Dagang

Demikian penjelasan tentang rasio aktivitas. Sesuai dengan namanya maka rasio ini memang dikaitkan dengan
aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Setiap perusahaan pasti ingin memperoleh laba yang
maksimum dengan biaya yang minimal sehingga metode pengumpulan biaya juga berperan penting.
Pemahaman tentang cara membuat laporan keuangan sangat diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan
perusahaan.

Contoh Soal dan Jawaban Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

1. Perhatikan pembahasan jenis rasio ini, kita menggunakan laporan keuangan PT Family Tutuche, tbk. Dan
jelaskan tentang:

1.

1. Perputaran Piutang ( Receivable turn over )

1.

1. Perputaran sediaan ( Inventory turn over )

1.

1. Perputaran modal kerja ( Working Capital Turn Over)

1.

1. Perputaran Aktiva tetap ( Fixed asset turn over)

Perputaran aktiva ( Assets turn over)

Neraca PT. Family Tutuche, tbk  Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
Pos-pos Neraca 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 250 260
Giro 350 300
Surat- surat berharga 140 160
Piutang 550 360
Sediaan 250 310
Aktiva lancar lainnya 100 150
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Aktiva tetap
Tanah 900 1.000
 Mesin 1.050 1.050
Kendaraan 650 750
AKumulasi Penyusutan (200) (250)
Total aktiva tetap 2.400 2.550
Aktiva lainya
Total aktiva lainya 160 110
Total aktiva 4.200 4.000
Utang lancar
Utang bank (10%) 500 550
Utang dagang 200 200
Utang lainya 50 0
Total utang lancar 750 750
Utang jangka panjang
Utang bank (10%) 900 750
 Utang obligasi ( 8) 400 400
Total utang jangka panjang 1.300 1.150
Ekuitas
Modal setor 1.600 1.600
Cadangan laba 650 500
Total ekuitas 2.250 2.100
Total passiva 4.200 4.000
PT. Family Tutuche, tbk

Laporan Laba rugi

Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

Kompenen R/l Tahun 2005 Tahun 2006


Total Penjualan 5.950 5.550
Harga pokok penjualan 4.050 3.850
Laba kotor 1.900 1.700
Biaya operasi
Biaya umum dan administrasi 185 200
Biaya penjualan 145 180
Biaya lainya 40 30
Total biaya operasi 370 410
Laba kotor operasi 1.530 1.290
Penyusutan 200 250
Pendapatan bersih operasional 1.330 1.040
Pendapatan lainya 470 260
EBIT 1.800 1.300
Biaya bunga
Bunga bank 140 130
Bunga obligasi 40 40
Total biaya bunga 180 170
EBT 1.620 1.130
Pajak 20% 324 226
EAIT 1.296 904
Earning per Share

1. Perputaran Piutang ( Receivable turn over )

Merupakan rasio yang digunakan utnuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menujukkan bahwa
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah ( bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan
tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika  rasio semakin rendah ada over investment
dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang 
dan kesuksesan penagihan piutang.

Receivable turn over           =  Pejualan kredit


Piutang    

Tahun 2005 =  5.950   =  11,81 kali (12)               Tahun 2006 = 5.550 =  15,41 kali (15,5)
                         550                                                             360

Artinya perputaran pituang untuk tahun 2005 adalah 12 kali dibandingkan dengan pejualan dan perputaran piutang
untuk tahun 2006 adalah 15,5 kali dibandingkan penjualan. Jika rata-rata industry untuk perputaran piutang  adalah
15 kali, maka untuk tahun 2005 dapat dikatakan penagihan piutang yang dilakukan manjeman dianggap tidak
berhasil, namun untuk tahun 2006 dianggap berhasil karena melebih angka rata-rata industry.

2. Perputaran sediaan ( Inventory turn over )

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kalia dana yang ditanam dalam seidaan (inventory) ini
berputar dalam suatu periode . Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over.) dapat
diaratikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menujukan berapa kali jumlah barang sediaan
diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikan pula sebaliknya.

Inventory turn over = Penjualan


Sediaan

Untuk 2005

Inventory turn over = 5.950 = 23,8 kali (24kali)

                                     250         

Rasio ini menujukan 24 kali sediaan barang dagang diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industry
untuk Inventory turn over adalah 20 kali, berarti Inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan sediaan
dalam jumalah yang berlebihan (tidak produktif) .

3. Perputaran modal kerja ( Working Capital Turn Over)

Merupakan salah satu ratio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode
tertentu. Artinya seberapa banyak modal

 kerja perusahaanberputar  selama suatu periode atau dalam suatu periode . Untuk mengukur  rasio ini kita
membadingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Dari hasil penilaian, apanila
perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini  mungkin
disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula
sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran
piutang atau saldo kas yang  teralalu kecil

Perputan Modal kerja = Penjualan Bersih

                                         Modal Kerja

Untuk tahun 2005 = 5.950 = 3,62 kali (3,7)

                                1.640

Untuk tahun 2006 = 5.550 = 4,14 kali (4,2)

                                 1.340

Terlihat dari kenaikan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2005 ke tahun 2006. Hali ini menujukan ada
kemajuan yang diperoleh manajeman. Namun jika rata-rata industry untuk perputaran modal kerja adalah 6 kali,
keadaan perusahaan, untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah rata-rata industri.

4. Perputaran Aktiva tetap ( Fixed asset turn over)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bebrapa kali dana yang ditannamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva
tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih
dengan aktiva tetap dalam suatu periode.

 Fixed asset turn over =        Penjualan     

                                         Total Aktiva Tetap

Untuk tahun 2005

Fixed asset turn over =  5.950  =  2,479 kali (2,5)

                                      2.400

Perputaran aktiva tetap tahun 2005 sebanyak 2,5 kali. Artinya seitap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp.
2,5 penjualan.

Untuk tahun 2006

Fixed asset turn over = 5.550 =  2,176 kali (2,2)

                                      2.550

Perputaran aktiva tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya seitap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp.
2,2 penjualan.

Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun 2006.
Lebih lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total asset turn over, yaitu 5 kali, berarti
perusahaan belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sejenis.

5. Perputaran aktiva ( Total Assets turn over)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur
berapa jumlah penjulan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva

Total Assets turn over =    Penjualan

                                         Total aktiva

Untuk tahun 2005

Total Assets turn over = 5. 950 =  1,416 kali (1,42)

                                         4.200

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp.
1,42 penjualan

Untuk tahun 2006


Total Assets turn over = 5.550 =  1,387 kali (1,4)

                                         4.000  

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp.
1,42 penjualan

Konsisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun 2006.
Kemudian jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk asset  Total Assets turn over yaitu 2 kali, berarti
perusahaan diharapkan meningkatkan lagi penjualanya atau menggurangi sebagian aktivitas yang kurang produktif .

Dengan rasio ini akan diketahui efektifitas penggunaan aktiva operasi perusahaan dalam menghasilkan
penjualan.Apabila perusahaan menghasilkan penjualan penjualan yang sama dengan ast lebih sedikit berarti
perusahaan tersebut semakin efektif karena memerlukan tingkat investasi yang lebih rendah.Semakin efektif
perusahaan dalam menggunakan asetnya,semakin sedikit aset yang diperlukan. Dengan demikian pada akhirnya
apabila asset yang digunakan lebih sedikit, maka biaya atas penggunaan asset akan semakin sedikit dan seterusnya
profitabilitas akan menginkat.

2. Jelaskan tujuan dan manfaat rasio aktivitas!

Jawaban:

Dalam praktik rasio aktivitas yang diguanakan perusahaan memiliki beberapan tujuan yang hendak dicapai, antara lain:

 Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

 Untuk menghitung hari rata-rata penagihan hutang ( day of receivable) dimana hasil perhitungan ini
menujukan jumlah hari (beberapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.

 Untuk menghitungan beberapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.

 Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam modal kerja berputar dalam satu peride atau berapa
penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan ( working capital turn over).

 Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamakan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
 Untuk mengukur penggunaan semula aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.

Berikut adalah bebrapa manfaat yang dapat diperoleh dari rasio aktivitas yakni:

1. Dalam bidang piutang

Perusahaan atau manajeman dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama periode.  Manjeman
dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan piutang (days of receivable).

2. Dalam bidang sediaan

Manajeman dapat mengetahui hari rata-rata sedian tersimpan dalam gudang. Hal ini dibandingkan dengan target
yang telah ditentukan atau rata-rata industry.
3. Dalam bidang modal kerja dan penjulan

Manajeman dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode
atau dengan kata lain, berapa penjulan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.

4. Dalam bidang akitva dan penjualan

Manajeman dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
Manajeman dapat mengetahui penggunaan suatu aktivitas perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu
periode tertentu.

Pengertian Rasio Hutang (Debt Rasio)


dan Rumus Rasio Hutang
October 1, 2018 Budi Kho Manajemen Keuangan 0

Pengertian Rasio Hutang (Debt Rasio) dan Rumus Rasio Hutang – Rasio Hutang atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan Debt Ratio adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya. Rasio Hutang ini
dapat menunjukan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang dimilikinya. Para
Investor dapat menggunakan Rasio Hutang atau Debt Ratio ini untuk mengetahui berapa banyak
hutang yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Kreditur juga dapat
mengukur seberapa tinggi risiko yang diberikan kepada suatu perusahaan.

Semakin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko yang terkait dengan operasional perusahaan.
Sedangkan rasio utang yang rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan
kesempatan untuk meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan. Rendahnya Rasio
Hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dari Hutang.

Rasio Hutang (Debt Ratio) hampir sama dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas, hanya saja
dihitung dalam cara yang berbeda.

Rumus Rasio Hutang (Debt Ratio)


Rasio Hutang (Debt Ratio) dihitung dengan membagikan total hutang (total liabilities) dengan
total aset yang dimilikinya. Rasio Hutang atau Debt Ratio ini sering juga disebut dengan Rasio
Hutang Terhadap Total Aset (Total Debt to Total Assets Ratio). Berikut ini adalah rumus rasio
hutang (debt ratio) :

Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aset


Catatan :

 Hutang atau Kewajiban adalah kewajiban yang harus dibayarkan secara tunai ke pihak
lain dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, Kewajiban
atau hutang ini biasanya diklasifikasikan menjadi Kewajiban lancar, kewajiban jangka
panjang dan kewajiban lain-lain.
 Aset atau aktiva adalah semua hak yang dapat digunakan untuk operasional perusahaan.

Contoh Kasus Perhitungan Rasio Hutang (Debt Ratio)


Perusahaan PT. XXZZ memiliki total aset sebanyak Rp. 100 juta dan total hutang sebanyak Rp.
70 juta . Berapakah Rasio Hutang perusahaan PT. XXZZ ?

Diketahui :

Total Aset = Rp. 100.000.000,-


Total Hutang = Rp. 70.000.000,-
Rasio Hutang (Debt Ratio) = ?

Jawaban :

Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aset


Rasio Hutang = Rp. 70.000.000,- / Rp. 100.000.000,-
Rasio Hutang = 0,7 kali

Jadi Rasio Hutang atau Debt Ratio pada Perusahaan PT. XXZZ adalah sebesar 0,7 kali.

Penilaian Rasio Hutang (Debt Ratio)


Rasio Hutang yang optimal adalah rasio yang proporsi hutang (kewajiban) dan Ekuitas-nya sama
seperti pada Debt to Equity Ratio (rasio hutang terhadap total Ekuitas). Jika rasio hutang kurang
dari 0,5 kali, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui ekuitas. Jika rasionya lebih
besar dari 0,5 kali, sebagian besar aset perusahan dibiayai melalui hutang.  Nilai normal Rasio
Hutang biasanya adalah 0,6 hingga 0,7 kali. Tetapi setiap industri memiliki penilaian yang
spesifik dan berbeda antara satu jenis industri dengan industri yang lainnya.

Sebagai pengetahuan tambahan, yang dimaksud dengan Ekuitas adalah hak pemilik atas aset atau
aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi dengan
kewajiban). Ekuitas dapat terdiri dari setoran pemilik perusahaan dan sisa laba yang ditahan
(retained earning).

Baca juga : Pengertian Analisis Rasio Likuiditas dan Jenis-jenisnya.


Mengenal Rasio Rentabilitas (Probability Ratio)
dan Cara Menghitungnya
By Martina, 29 Juli 2019

       

Semua perusahaan tentu menginginkan laba atau keuntungan yang besar. Adakalanya laba
yang besar menjadi tolok ukur kesuksesan. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti memiliki
target kuantitatif yang dibebankan dalam proses usahanya. Namun, apakah laba yang besar
menjadi jaminan bahwa perusahaan telah melakukan efisiensi dalam bekerja?

Laba dan efisiensi tidak selalu berbanding lurus. Untuk bisa mengetahui efisiensi sebuah
perusahaan, harus dilakukan perhitungan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan
modal yang dikeluarkan untuk menghasilkan laba tersebut. Perhitungan inilah yang disebut
sebagai Rasio Rentabilitas.

Apa itu Rasio Rentabilitas (Profitability Ratio)?


Rasio Rentabilitas atau Profitability Ratio adalah rasio untuk mengukur tingkat perolehan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan atau aktiva pada periode tertentu. Artinya, rasio
rentabilitas ini berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahan. Rumus umum yang
dipakai untuk menghitung rasio rentabilitas ini sendiri adalah laba (L) per Modal (M).

Rasio Rentabilitas =  Jumlah Laba / Modal yang digunakan x 100%

Menurut Sutrisno (2003:18), rasio rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya. Pengertian serupa
juga dinyatakan oleh Riyanto (2001:36) yang menyatakan bahwa rasio rentabilitas sebagai
perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipakai untuk
mendapatkan laba tersebut dan dinyatakan dalam bentuk persentase.

Berdasarkan pengertian yang sudah diungkap di atas, dapat diketahui bahwa rasio rentabilitas
biasa dipakai perusahaan untuk menilai kemampuannya dalam mendapat laba yang berkaitan
dengan kelangsungan perusahaan tersebut.  Melalui perhitungan rasio rentabilitas ini pula bisa
diketahui kondisi kesehatan perusahaan. Secara sederhananya, semakin besar rasionya maka
semakin baik kondisi keuangan perusahaan.

Rentabilitas sendiri bisa terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Volume penjualan
2. Efisiensi manajemen terutama dalam hal menekan biaya
3. Produktivitas tenaga
4. Biaya modal

Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas Berdasar Sumber Modal


Berdasarkan sumber modalnya, ada dua jenis rasio rentabilitas yang perlu diketahui yaitu
rentabilitas usaha dan rentabilitas ekonomi.

1. Rentabilitas Usaha
Rentabilitas Usaha atau biasa juga disebut rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari modal keuangan milik pribadi alias
tidak memperhitungkan modal asing. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas
modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak perseroan
atau income tax EAT (Earning after tax). Sedangkan modal yang diperhitungan hanyalah
modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.
Rumus :

EAT / Modal Sendiri x 100%

2. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
berasal dari modal asing dan modal pribadi. Oleh karena itu, pengertian rentabilitas ekonomi
sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang
bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Salah satu faktor yang menentukan tinggi
rendahnya rentabilitas ekonomi ini adalah profit margin.
Rumus :

Laba / Modal x 100%

Jenis-Jenis Perhitungan Rasio Rentabilitas


Ada lima jenis rasio rentabilitas yang dipakai untuk proses perhitungannya. Kelima hal
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Profit Margin
Profit margin merupakan cara menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dalam tingkat penjualan tertentu. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menekan biaya-biaya atau ukuran efisiensi pada periode tertentu. Jika rasionya semakin besar
berarti menunjukkan kondisi perusahaan yang semakin baik.
Rumus:

Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan x 100%

2. Gross Profit Margin


Gross profit margin adalah perbandingan pendapatan laba kotor yang didapat perusahaan
dibandingkan dengan besarnya tingkat penjualan pada periode yang sama. Perhitungan rasio
ini untuk mengetahui seberapa besar laba kotor yang didapatkan perusahaan sebelum dikurangi
dengan beberapa biaya operasional serta produksi. Ini artinya, nilai rasio yang semakin besar
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang semakin baik.
Rumus:

Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan Bersih x 100%

3. Net Profit Margin


Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih yang dihasilkan
perusahaan dari penjualan terhadap efisiensi seluruh kegiatannya, seperti produksi,
administrasi, pemasaran, pendanaan, dan manajemen pajak. Semakin tinggi rasionya maka
menunjukkan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada
tingkat penjualan tertentu.
Rumus:

Net Profit Margin = Laba Bersih setelah pajak / Penjualan Bersih x 100%
4. Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan sebesar-besarnya untuk menutupi biaya yang dikeluarkan untuk investasi.
Keuntungan yang dipakai untuk menutupi biaya investasi tersebut adalah laba bersih setelah
dikenakan pajak (EAT).
Rumus:

ROI = Laba Bersih setelah Pajak / Investasi x 100%

5. Return on Assets (ROA)


Return on Assets (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan cara mengandalkan seluruh aktiva yang dimilikinya. Keuntungan yang digunakan
untuk menutupi aset ini adalah laba sebelum terkena bunga pajak dan pajak (EBIT).
Rumus:

ROA = EBIT / Total Aktiva x 100%  

Contoh Cara Perhitungan Rasio Rentabilitas


Berikut contoh laporan keuangan dari perusahaan PT.X:

Nilai (Rp)

Aktiva

Aktiva Lancar

  Kas 2.000.000

  Piutang 3.000.000

  Persediaan 2.000.000

Total Aktiva Lancar 7.000.000

Aktiva Tetap

  Tanah 1.000.000
  Bangunan 1.000.000

  Etalase 500.000

Total Aktiva Tetap 2.500.000

TOTAL AKTIVA 9.500.000

Pasiva

  Utang Lancar 5.000.000

  Utang Jangka Panjang 7.000.000

  Modal Sendiri 5.000.000

Total Pasiva 17.000.000

Laporan Laba Rugi

Nilai (Rp)

Penjualan 10.000.000

HPP 5.000.000

Laba Kotor 5.000.000

Biaya Lain 1.000.000

Laba Usaha (EBIT) 4.000.000

i (10%) 400.000

EBT 3.600.000

Tax (10%) 360.000

Laba Bersih (EAT) 3.240.000

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat dua jenis Rasio Rentabilitas yang bisa
digunakan, yaitu Rentabilitas Usaha dan Rentabilitas Ekonomi.
Rentabilitas Usaha
Rentabilitas  = EBIT/Modal Sendiri x 100% = 4.000.000/5.000.000 x 100%
= 80%
Ini artinya perusahaan mendapat keuntungan 80% jika dilihat dari modal sendiri.
Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas  = EBIT/Total Aktiva x 100% = 4.000.000/9.500.000 x 100%
= 42%
Ini artinya perusahaan mendapat keuntungan 42% jika dilihat dari keseluruhan modal.

Kesimpulan
Pada intinya semua perusahaan ingin mendapat rasio Rentabilitas yang tinggi, bukan hanya
soal nominal labanya yang besar. Rentabilitas ini bisa menjadi tolok ukur bagi manajemen
perusahaan untuk melihat kondisi keuangan perusahaannya. Hasil tersebut juga penting untuk
pihak manajerial keuangan dalam merencanakan strategi di masa mendatang.

Selasa, 25 Oktober 2011

Rasio Pasar
RASIO PASAR
Pada umumnya rasio keungan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage,
dan rasio profitabilitas, dan rasio profitibilitas. Namun rasio keuangan yang akan digunakan
untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk ini adalah
rasio pasar.
Rasio ini merupakan indicator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, ukuran
prestasi perusahaan yang dipaling lengkap bagi para pemegang saham, serta dapat membantu
investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum
melakukan penaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang
menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan
secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak
manajemen perusahaan.
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang nghubungkan harga saham dengan laba
dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan
invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi,
2006:75).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang
saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga
yang lebih tinggi disbanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256).
Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan,
relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut
pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio
ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:
1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Menurut Alwi (2003:77), Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian
pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmeen. EPS menunjukan
jumlah uang yang dihasilkan (return) dari seti lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin
besar keuntungan yang diterima pemegang saham.
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan
akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan
pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para
pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya
dihitung untuk saham biasa (Prastowo, 2005:93).
Laba Bersih - deviden saham istemewa
EPS =
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar
2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)
Menurut Moeljadi (2006:75), Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak
investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.
Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan
PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat
pertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo
2005:96)
Harga pasar per lembar saham
PER = X 1 Kali
Pendapatan per lembar saham

3. Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio)


Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang
ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth
(kekayaan) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76)
Menurut prastowo (2005:99),jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor
memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimistik atau
prospek suatu saham, banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika
investor optimistic maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.
Harga pasar per saham
MBV = X 1 Kali
Nilai buku per saham
Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham
biasa dengan jumlah saham yang berdedar (Moeljadi, 2006:75)
4. Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)
Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham sekarang (Jones,
2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen
dari total return (Total Return = Yield + Price Change).
  Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor.
Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan
mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan
kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar
saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan
macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43)
Dividen per lembar saham
DY = X 100%
Harga per lembar saham

5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)


Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor.
Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio
pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah
akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen
perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil
pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Dividen per lembar saham
DPR = X 100%
Pendapatan per lembar saham

nadiraa
Pengikut
Arsip Blog
 ▼  2011 (7)
o ►  Desember (1)
o ►  November (4)
o ▼  Oktober (2)
 Rasio Pasar

 Pasar Modal
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.
*

Anda mungkin juga menyukai