Anda di halaman 1dari 30

Nama : Dena Hafifah

Nim : 15843005

Kelas : B

Matkul : Supervisi dan Manajemen Sekolah Dasar

 Konsep Dasar Supervisi Sekolah


Supervisi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu,
“Supervision”
Super = diatas
Vision = melihat

Inspeksi : Melihat untuk mencari-cari kesalahan

Pemeriksaan : Melihat apa yang terjadi dalam kegiatan

Pengawasan dan Penilikan : Melihat apa yang positif dan negative

Monitoring atau Pemantauan : Kegiatan pengumpulan data tentang suatu kegiatan


sebagai bahan penilaian

Penilaian atau Evaluasi : Merupakan suatu proses untuk membandingkan keadaan


atau kualitas suatu objek dengan kriteria tertentu yang
sudah ditetapkan sebelumnya

Supervisi : Melihat bagian mana dari kegiatan di sekolah yang masih


negative untuk diupayakan menjadi positif, dan yang sudah
positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih positif
dengan bantuan dan layanan melalui pembinaan

Quality Assurance : Memberikan bantuan dan layanan untuk memperbaiki dan


meningkatkan juga kegiatan proses penjaminan mutu
pendidikan
Supervisi Sekolah adalah bimbingan professional bagi guru-guru yaitu segala usaha yang
memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga
mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar peserta didik

 Tujuan Supervisi Sekolah


1. Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang
lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
melaksanakan proses pembelajaran
2. Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang
belajar dengan semangat tinggi
3. Meningkatkan mutu kinerja guru
4. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah
5. Meningkatkan keefektifan dan keefisienan sarana dan prasarana yang ada untuk
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik
6. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah
7. Meningkatn kualitas situasi umum sekolah
8. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan
dan mencapai tujuan
9. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktivitas sekolah dan kesulitan belajar mengajar
10. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah
terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif
11. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu layanannya secara
maksimal dalam bidang profesinya untuk meningkatkan achievement motive
12. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat
dalam mengembangkan program-program pendidikan
13. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya
dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan peserta didik, dan
14. Mengembangkan ‘espirit de corps’, guru-guru yaitu adanya rasa kebersamaan,
kesatuan dan persatuan (kolegialitas) antarguru-guru
15. Meningkatkan Mutu Pembelajaran
16. Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran
17. Membina, Memimpin, dan Membimbing
18. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Kurikulum
 Jenis Supervisi Sekolah
1. Supervisi Pembelajaran
a. Konsep Supervisi Pembelajaran
Supervisi Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan membantu guru
untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran
b. Tujuan Supervisi Pembelajaran
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran
- Pengawasa kualitas
- Pengembangan professional
- Memotivasi guru
c. Prinsip-Prinsip Supervisi Pembelajaran
- Praktis
- Fungsional
- Relevansi
- Ilmiah
- Objektif
- Demokrasi
- Kooperatif
- Konstruktif dan Kreatif
d. Program Supervisi Pembelajaran
- Menilai Hasil Pembelajaran
- Mempelajari Situasi Pembelajaran
- Memperbaiki Situasi Pembelajaran
2. Supervisi Klinis
a. Konsep Supervisi Klinis
Supervisi Klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan
pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan
pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

b. Tujuan Supervisi Klinis

- Menyediakan feedback (balikan) bagi guru yang objektif

- Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah mengajar

- Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan


strategi mengajar

- Menilai guru dalam melaksanakan pembelajaran

- Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan


diri secara terus- menerus

C. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis

- Berdasarkan inisiatif guru

- Ciptakan hubungan yang manusiawi bersiafat interaktif dan kesejawatan

- Ciptakan suasana bebas dan berani mengemukakan pendapat

- Objek kajian adalah kebutuhan professional

- Pusat perhatian pada unsur-unsur yang harus diperbaiki

d. Prosedur Supervisi Klinis

- Tahap Pertemuan Pendahuluan

- Tahap Pengamatan Mengajar

- Tahap Pertemuan Balikan

 Ciri-Ciri Supervisi Sekolah


- Sistematis
- Objektif
- Menggunakan Instrumen
 Teknik Supervisi Sekolah
- Kunjungan Sekolah
- Pembicaraan Individual
- Diskusi Kelompok
- Demonstrasi Mengajar
- Kunjungan Kelas antar guru
- Lokakarya
 Pendekatan Supervisi Sekolah Menurut ( Glickman (1981)
1. Pendekatan Direktif

a. Demonstrating

b. Direkting

c. Standizing

d. Reinforcing

 Kelebihan Pendekatan Direktif Supervisi Sekolah


- Brown (1962) melaporkan bahwa beberapa guru memberikan rekasi
yang menyenangkan dengan menunjukkan perbaikan dalam proses
pembelajarannya.

- Blumberg (1970) melaporkan 45% pertemuan supervisor digunakan


untuk berbicara kepada guru dan 65% dari pembicaraan itu pada
hakekatnya adalah supervisi direktif.
 Kelemahan Pendekatan Direktif
- Kurang efektif
- Kurang manusiawi
- Guru tidak diberi kesempatan untuk kreatif
3. Pendekatan Kolaboratif
a. Presenting
b. Problem Solving
c. Negotiating

 Kelebihan Pendekatan Kolaboratif

- Ginkel (1983) Pendekatan yang paling disukai oleh guru-guru SD.

- Vanezky, Humphries, dan Mars (dalam Glickman, 1985), guru


yang telah berhasil mengembangkan kompetensi dan motivasinya
menyukai pendekatan supervisi kolaboratif.

 Kelemahan Pendekatan Kolaboratif

- Guru harus aktif dan kreatif bekerja sama dengan supervisor

4. Pendekatan Nondirektif
a. Listening
b. Clarifying
c. Encouraging
d. Presenting
e. Problem Solving
f. Negotiating
g. Demonstrating
h. Direkting
i. Standizing
j. Reinforcing

 Kelebihan Pendekatan Nondirektif

- Guru lebih diberi kesempatan untuk lebih aktif dan kreatif

 Kelemahan Pendekatan Nondirektif

- Supervisor memberikan gagasan/masukan apabila diminta


 Faktor-Faktor yang Menentukan dalam Memilih Pendekatan yang Digunakan
a. Komitmen Guru
b. Kemampuan Berpikir Abstrak Guru
- Low (rendah)
- Moderate (menengah)
- High (tinggi)
 Prinsip-Prinsip Supervisi Sekolah
- Ilmiah
- Berkelanjutan
- Teratur
- Objektif
- Demokratia
- Koperatif
- Menggunakan Alat
- Konstruktif
- Kreatif
 Azas-Azas Supervisi Sekolah
- Supervisi hendaknya dimulai dari hal-hal yang positif
- Hubungan antara pengawas sekolah dengan guru-guru didasarkan hubungan
kerabat kerja sebagai professional
- Pembinaan professional hendaknya didasarkan pada pandangan objektif
- Pembinaan professional hendaknya mendorong pengembangan inisiatif dan
kreaivitas guru-guru.
 Model Supervisi
- Model Supervisi Konvensional
- Model Supervisi Saintifik (Ilmiah)
- Model Supervisi Klinis
- Model Supervisi Artistik
- Model Supervisi Gabungan Saintifik, Klinis, dan Artisitik
 Ruang Lingkup Supervisi Sekolah
a. Supervisi Akademik
- Konsep Dasar Supervisi Akademik
Supervisi Akademik merupakan supervisi sekolah yang berkenaan dengan
pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan dan
pelatihan professional guru pada aspek kompetensi guru dan tugas pokok guru.
- Kegiatan Supervisi Akademik
 Pembinaan
 Pemantauan
 Penilaian
 Pembimbingan dan Pelatihan

b. Supervisi Manajerial

- Konsep Dasar Supervisi Manajerial


Supervisi Manajerial merupakan supervisi sekolah yang meliputi kegiatan
pembinaan, pemantauan, penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan
profesional kepala sekolah dan tenaga kependidikan lain pada aspek
pengelolaan dan administrasi sekolah yang terkait langsung dengan
peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah dalam mendukung terlaksananya
proses pembelajaran.
- Kegiatan Supervisi Manajerial
 Pembinaan
 Pemantauan
 Penilaian
 Pembimbingan dan Pelatihan
 Penerapan Supervisi Sekolah Efektif
a. Konsep Dasar Sekolah Efektif
Sekolah Efektif adalah sekolah yang siswanya mencapai hasil belajar dengan baik
sebagaimana dibuktikan dengan angka hasil tes yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya dalam bidang kecakapan dasar seperti Bahasa, matematika, IPA, dan
IPS.
b. Karakteristik Sekolah Efektif

- Komitmen kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan menggambarkan


sikap yang konsisten, pikiran yang luas dan terbuka,memiliki integritas yang
tinggi, jujur, percaya diri, dan kreatif
- Tujuan akademik
- Tata tertib dan kedisiplinan
- Tingkat Penghargaan
- Profesionalitas Pendidik
- Pengembangan karier
- Tingkat insentif dan penghargaan masyarakat
- Dukungan masyarakat
- Kepemimpinan administratif
- Waktu pembelajaran
- Pelaksanaan supervise oleh kepala sekolah
- Administrasi kurikulum
- Variasi SBM
- Responsibilitas peserta didik

c. Penerapan Supervisi Sekolah Efektif

Melaksanakan Supervisi Sekolah tentang:

- Tujuan akademik
- Tata tertib dan kedisiplinan
- Tingkat Penghargaan
- Profesionalitas Pendidik
- Pengembangan karier
- Tingkat insentif dan penghargaan masyarakat
- Dukungan masyarakat
- Kepemimpinan administrative
- Waktu pembelajaran
- Pelaksanaan supervise oleh kepala sekolah
- Administrasi kurikulum
- Variasi SBM
- Responsibilitas peserta didik
 Pengertian Keterampilan Supervisi Pendidikan
Keterampilan supervisi pendidikan dapat dipahami sebagai kecakapan khusus tentang
cara-cara, strategi atau pendekatan yang digunakan oleh supervisor (pengawas) dalam
menjalankan supervisi untuk mewujudkan  profesional guru dalam menjalankan
pembelajaran dan profesional kepala sekolah dalam mengelola pendidikan.
 Aspek Penunjang Keterampilan Supervisi Sekolah
- Keterampilan supervisi pendidikan secara umum dapat didapakan dalam,
- Pendidikan Prajabatan
- Pendidikan Selama dalam Jabatan
 Keterampilan Supervisi Pendidikan
a. Keterampilan Teknik
 Supervisi Yang Bersifat Individual
 Supervisi Yang Bersifat Kelompok
b. Keterampilan Konsep
 Strategi
 Kebijakan
 Perencanaan
 Keputusan
c. . Keterampilan manusiawi
Keterampilan manusiawi sangat penting sekali, karena pada hakikatnya
keterampilan manusiawi merupakan kemampuan untuk mengadakan kontak
hubungan kerjasama secara optimal kepada orang-orang yang diajak bekerja
dengan memperhatikan kodrat sebagai manusia dengan bertujuan untuk
mengadakan kerjasama dengan para bawahan agar dapat memanfaatkan
potensinya secara optimal.
 Tugas Supervisor Sekolah
Tugas pengawas mencakup:
- inspecting (mensupervisi),
- advising (memberi advis atau nasehat),
- monitoring (memantau),
- reporting (membuat laporan),
- coordinating (mengkoordinir) dan
- performing leadership dalam arti memimpin
- dalam melaksanakan kelima tugas pokok tersebut (Ofsted, 2003) dalam Sudrajat
(2008).
 Peran Supervisor
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama pendidikan di sekolah,
sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan
efektivitas pembelajaran. Oleh sebab itu seorang supervisor dalam memberikan layanan
supervisi yang merupakan suatu proses yang dirancangnya secara khusus untuk
membantu para guru dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, diharapkan dapat
membuat layanan secara efektif dan efisien sehingga menjadikan sekolah sebagai
masyarakat belajar yang lebih efektif
 Fungsi Supervisor

Adapun beberapa pendapat mengenai fungsi supervisor yaitu di bagi menjadi dua
ada yang secara umum, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain adalah :

a. Membangkitkan dan merangsang guru serta dan pegawai sekolah didalam


menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
b. Berusaha mengadakan dan melengkapi dan melengkapi alat-alat
perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi
kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar
c. Berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metose-metode
mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang
berlaku
d. Membina kerja sama dengan baik dan harmonis diantara guru-guru dan
pegawai sekolah lainnya
Secara khusus dan lebih konkret lagi, kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan
oleh kepala sekolah sebagai supervisor dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Menghadiri rapat atau pertemuan organisasi-organisasi professional,


seperti PGRI, iklan sarjana Pendidikan
b. Mendiskusikan tujuan-tujusn dan filsafat Pendidikan dengan guru-guru
c. Mendiskusikan metode-metode dan Teknik-teknik dalam rangka
pembinaan dan pengembangan proses belajar-mengajar
d. Membimbing guru-guru dalam penyusunan program semester, dan
program satuan pelajar
e. Membimbing guru-guru dalam memilih dan menilai buku-buku untuk
perpustakaan sekolah dan buku-buku pelajaran bagi murid-murid
f. Membimbing guru-guru dalam menganalisis dan menginterpretasi hasil
tes dan penggunaannya bagi perbaikan proses belajar mengajar
g. Melakukan kunjungan kelas atau classroom visitation dalam rangka
supervise klinis
h. Mengadakan kunjungan observasi bagi guru demi perbaikan cara
mengajar
i. Mengadakan pertemuan individual dengan guru-guru termasuk masalah-
masalah yang mereka hadapi atau alami.
 Tugas Supervisor

Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas yang dikerjakannya. Seorang


pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor tampak jelas perannya.
Sesuai dengan pengertian hakiki supervisi, maka supervisi berperan atau bertugas
memberi support (supporting), membantu (assisting) dan mengikutsertakan
(sharing).

Selain itu, seorang supervisior bertugas sebagai:

- Koordinator.

- Konsultan.
- Pemimpin Kelompok.

- Evaluator .

Tugas lain bagi seorang supervisi atau pengawas akademik, yakni


mencakup hal-hal berikut:

1. Mengupayakan agar guru lebih bersungguh-sungguh dan bekerja


lebih keras serta bersemangat dalam mengajar.
2. Mengupayakan agar sistem pengajaran ditata sedemikian rupa
sehingga berlaku prinsip belajar tuntas, yaitu guru harus berupaya agar
murid benar-benar menguasai apa yang telah diajarkan dan tidak begitu
saja melanjutkan pengajaran ke tingkat yang lebih tinggi jika murid
Belum tuntas penguasaannya.
3. Memberikan tekanan (pressure) terhadap guru untuk mencapai
tujuan pengajarannya, dengan disertai bantuan (support) yang memadai
bagi keberhasilan tugasnya.
4. Membuat kesepakatan dengan guru maupun dengan sekolah
mengenai jenis dan tingkatan dari target output yang harus mereka
capai sehubungan dengan keberhasilan pengajaran.
5. Secara berkala melakukan pemantauan dan penilaian (assessment)
terhdap keberhasilan (efektifitas) mengajar guru, khususnya dalam
kaitannya dengan kesepakatan yang dibuat pada butir (4) di atas.
6. Membuat persiapan dan perencanaan kerja dalam rangka
pelaksanaan butir-butir di atas, menyusun dokumentasi dan laporan
bagi setiap kegiatan, serta mengembangkan sistem pengelolaan data
hasil pengawasan.
7. Melakukan koordinasi serta membuat kesepakatan-kesepakatan
yang diperlukan dengan kepala sekolah, khususnya dalam hal yang
berkenaan dengan pemantauan dan pengendalian efektifitas pengajaran
serta hal yang berkenaan dengan akreditas sekolah yang bersangkutan.
 Pengertian Manajemen
Manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M.
Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf
Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan
melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang
berkesinambungan”. Meski ditemukan pengertian manajemen atau
administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang
kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang
pengertian manajemen pendidikan, bahwa :
- Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan;
- Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan
- Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
 Pengertian Manajemen Sekolah
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah
mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk
dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang
sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga
merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya
ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori
administrasi dan manajemen pada umumnya.
 Manajer Sekolah
Manajer sekolah adalah kepala sekolah itu sendiri.Sedangkan sekolah
sebagai organisasinya. Seorang manajer sekolah hendaknya merencanakan
program-program yang disusun untuk meningkatkan prestasi sekolah dalam
jangka panjang dengan mempertimbangkan efek di masa yang akan datang.
Menurut Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig dalam bukunya
Organisasi dan Manajemen 2 tugas manajer antara lain dapat dilihat pada
bagan sebagai berikut :
1. Penetapan sasaran
2. Merencanakan
3. Menghimpun sumber daya
4. Mengorganisir
5. Melaksanakan
6. Mengawasi
 Tujuan Managemen Sekolah
Tujuan Manajemen Sekolah menurut Sagala (2007) adalah mewujudkan
tata kerja yang lebih baik dalam empat hal.
a. meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf.
b. meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah.
c. munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum,
penggunaan teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber
belajar.
d. meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan stakeholder.
 Fungsi Manajemen Sekolah
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan,
di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam
perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry,
meliputi :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pelaksanaan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)
 Manajemen Pendidikan Sekolah
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan
diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di
sekolah, yang mencakup :
1. Manajemen kurikulum
2. Manajemen Kesiswaan
3. Manajemen personalia
4. Manajemen keuangan
5. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
6. Manajemen Kinerja Guru
 Prinsip-Prinsip Managemen Sekolah
Prinsip dalam tulisan ini landasan-landasan yang dijadikan dasar dalam
melaksanakan fungsi atau pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Dalam
pengelolaan sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik, maka
perlu mendasarkan pada prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut:
- Prinsip efisiensi
- Prinsip efektivitas,
- Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan,
- Prinsip kerjasama,
- Prinsip kepemimpinan yang efektif,
 Standar Manajemen Sekolah
Menurut UUSPN No.20 tahun 2003 pasal 4 ayat 1 manajemen
pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatisf dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai cultural, dan kemajemukan bangsa.
 Kepemimpinan Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah adalah peran pimpinan dalam tindakan
mengarahkan, mempengaruhi, memberdayakan, mengembangkan dalam
mendorong peningkatan prestasi belajar siswa melalui proses menentukan
tujuan satuan pendidikan dengan jelas, mengalokasikan sumber daya dalam
pengelolaan kurikulum, pemantauan rencana pelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan mengevaluasi guru. (Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
(Badan PSDMPK dan PMP), 2015).
 Fungsi-fungsi kepemimpinan yaitu: membangkitkan kepercayaan dan
loyalitas bawahan, mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain,
dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain, menciptakan
perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok, dan
menggerakkan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut
mau melakukan apa yang dikehendaki. (Wahjosumidjo dalam Fuddin,
2010).
 Terdapat beberapa teori mengenai kepemimpinan sekolah yaitu: teori
sifat, teori perilaku, dan kepemimpinan situasional.
 Macam-macam kepemimpinan yang diajarkan oleh Ki Haji Dewantara
yaitu: ing ngarso sun tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri
handayani. Terdapat juga kepemimpinan lain yaitu: kepemimpinan
otoriter (otokratik), kepemimpinan laeissez-faire, militeristis,
paternalistis, dan karismatis.
 Terdapat beberapa model dalam kepemimpinan sekolah yaitu: model
kontinum otokratik-demokratik, model ”interaksi atasan-bawahan”,
model situasional, model ”jalan- tujuan”, dan model “pimpinan-peran
serta bawahan”.
 Max Weber mengatakan kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau
sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-
kemauannya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap
tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-
golongan  tertentu.
 Manajemen Kurikulum
 Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah upaya yang dilakukan secara sistematis
dalam melaksanakan program pendidikan yang telah direncanakan untuk
mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan secara kooperatif,
komprehensif, sistematis.
 Prinsip Manajemen Kurikulum
Dari rincian mengenai pengertian manajemen kurikulum, terdapat prinsip
manajemen kurikulum yaitu :
1. Produktivitas
2. Demokrasi
3. Kooperatif
4. Efektifitas dan Efisiensi

Mengarahkan pada pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan

 Fungsi Manajemen Kurikulum


Adapun fungsi manajemen kurikulum yaitu :
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum
2. Meningkatkan keadilan pada siswa untuk mendapatkan hasil yang
optimal
3. Meningkatkan kesamaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan sekitar pendidik
4. Meningkatkan keikut sertaan masyarakat dalam membantu
mengembangkan kurikulum
 Komponen Manajemen Kurikulum
Ada 4 unsur komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran),
strategi pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi).
1. Komponen Tujuan
2. Komponen Isi/Materi
3. Komponen Strategi
4. Komponen Evaluasi
 Tahapan Manajemen Kurikulum
Pengelolaan kurikulum di sekolah harus melalui beberapa tahapan, dimana
Nanang Fatah membagi tahapan pengelolaan kurikulum dalam 4 bagian,
diantaranya yaitu:
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap pengorganisasian dan pengkoordinasi
3. Tahap pelaksanaan
4. Tahap pengendalian
 Silabus
Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas dan pegaturan hasil belajar. Didalam
silabus terdapat rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu
dan sumber atau alat belajar.
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.
 Kurikulum Mulok
Kurikulum Muatan Lokal adalah kurikulum yang disusun berdasarkan
kebutuhan daerah yang bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan
lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan,
daerah yang diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri.
1. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal adalah :
a. Memperkenalkan peserta didik kepada lingkungannya sendiri,
b. Memberikan bekal kemampuan dan keterampilan untuk hidup di
masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
2. Manfaat Kurikulum Muatan Lokal
3. Landasan Kurikulum Muatan Lokal
 Manajemen Peserta Didik
Manajemen Peserta Didik merupakan penggabungan dari kata Manajemen
dan Peserta didik. Manajemen sendiri diartikan bermacam-macam. Secara
etimologis, kata menejemen merupakan terjemahan dari management (Bahasa
Ingris., manage/menege dan meneggiare. Maneggiare berarti melatih kuda
agar dapat melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya.
 Ruang Lingkup Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah,
karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran
tugas sesuatu sekolah.
Dari pengertian tersebut adapun tugas tugas panitia penerimaan antara
lain:
1. Menentukan banyaknya siswa yang diterima
2. Menentukan Syarat-Syarat Penerimaan Siswa Baru Menentukan
3. Melaksanakan Penyaringan Untuk sekolah-sekolah yang merupakan
lanjutan dari sekolah lain, penyaringan ini tidak penting, karena:
a) Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan.
b) Kadang-kadang perlu diadakan penelusuran bakat atau
kemampuan tertentu.
c) Nilai pelajaran atau ujian akhir disekolah yang lebih rendah
belum menjamin betul bahwa lulusannya mampu mengikuti
pelajaran disuatu sekolah lanjutan.
d) Mengadakan Pengumuman Penerimaan Dengan bertitik tolak
dari dasar pertimbangan yang telah ditetapkan maka panitia
penerimaan siswa baru mengadakan pengumuman bagi calon
siswa yang memenuhi syarat bahwa dirinya mempunyai hak
untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya.
e) Mendaftar kembali calon yang sudah diterima untuk
memperoleh kepastian apakah seseorang betul-betul akan
mengikuti pelajaran di sekolahnya, maka panitia penerimaan
meminta kepada calon yang diterima untuk mendaftarkan
kembali.
f) Melaporkan hasil pekerjaannya kepada pimpinan sekolah
 Ketatausahaan Peserta Didik
Ketatausahaan siswa berfungsi untuk memproses siswa-siswa dalam
catatan sekolah. Catatan-catatan sekolah ada dua jenis, yaitu:
1. Catatan-catatan untuk seluruh sekolah
a. Buku induk,
b. Buku klapper
c. Catatan tata tertib siswa
 Layanan Bimbingan Konseling
Konseling merupakan terjemahan dari kata Counteling (bahasa Inggris_.
Ada sekelompok orang yang kurang sependapat akan terjemahan kata
Counteling menjadi konseling ini, mereka berpendapat konseling berasal
dari kata Suluh, yang memiliki arti obor atau penerangan.
Adapun fungsi dari bimbingan konseling ini menurut Sugiyo dkk
(1987:14) ada tiga fungsi bimbingan konseling, yaitu:
1. Fungsi penyaluran (distributif)
2. Fungsi penyesuaian (adjustif)
3. Fungsi adaptasi (adaptif)
 Pencatatan Prestasi Belajar
Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh
sekolah, untuk masing-masing kelas, dan ada yang untuk siswa sebagai
perseorangan.
1. Buku daftar nilai
2. Buku leggier (buku kumpulan nilai)
 Manajemen Dan Tenaga Kepindidikan
 Kata manajemen berasal dari bahasa inggris management yang
dikembangkan dari kata to manage yang artinya mengatur/mengelola.
Kata manage itu sendiri berasal dari Italia Maneggio yang diadopsi dari
bahasa latin managiare, yang berasal dari kata manus yang artinya tangan.
Konsep manajemen tidaklah mudah untuk didefinisikan.
 Tenaga kependidikan menurut undang-undang no 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 5 sampai 6 yang dimaksud dengan
tenaga kependidikan adalah anggota mayarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
 Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
manajemen tenaga pendidik dan kepindidikan adalah aktivitas yang harus
dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk
kedalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses
perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian
kompensasi, penghargaan, pendidik dan latihan/pengembangan dan
pemberhentian.
 Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tujuan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan berbeda dengan


manajemen sumber daya manusia pada konteks bisnis, di dunian
pendidikan tujuan manajemen sumber daya manusia lebih mengarah pada
pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk sumber daya
manusia yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi. Secara umumnya
tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah sebagai
berikut :

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga


kerja yang cakap,dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi.

2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan

3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi


prosedur perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan
insentif yang disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta
aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan otganisasi dan individu.

4. Mengembangkan praktik manajemen dengan dengan komitmen tinggi


yang menyadari bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan
stakeholder internal yang berharga serta membantu mengembangkaniklim
kerjasama dan kepercayaan bersama.

5. Meciptakan iklim kerja yang harmonis

 Tugas dan Fungsi tenaga pendidik dan kependidikan


Berdasarkan undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 39 yaitu sebagai
berikut :
1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga propesional yang bertugas merencanakan
dan melaksakan proses pembelajaran,menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.
 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan
dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Manajemen keuangan
dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
 Perencanaan Keuangan Sekolah
Seecara umum proses manajemen keuangan sekolah meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan dan pertanggung-
jawaban. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen
keuangan. Perencanaan adalah suatu proses yang rasional dan
sistematisdalam menetapkan langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan.
 Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:

1. Perencanaan anggaran

2. Strategi mencari sumber dana sekolah

3. Penggunaan keuangan sekolah

4. Pengawasan dan evaluasi anggaran

5. Pertanggungjawaban

Pemasukan dan pengeluaran keuangan sekolah diatur dalam Rancangan


Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Ada beberapa hal
yang berhubungan dengan penyusunan RAPBS, antara lain:
1. Penerimaan

2. Penggunaan

3. Pertanggungjawaban

Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:

1. Perencanaan anggaran

2. Strategi mencari sumber dana sekolah

 Sumber-Sumber Keuangan Sekolah

1. Dana dari Pemerintah

2. Dana dari Orang Tua Siswa

3. Dana dari Masyarakat

4. Dana dari Alumni

5. Dana dari Peserta Kegiatan

6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah

 Penyusunan RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian
dari rencana operasional tahunan.

RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan


memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah
secara optimal.

1. Prinsip Penyusunan RAPBS, antara lain:


a. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan
pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan
transparan.

b. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
dipajang di tempat terbuka di sekolah.

c. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama


memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana
pengembangan sekolah.

2. Proses Penyusunan RAPBS meliputi:

a. Menggunakan tujuan jangka menengah dan tujuan jangka


pendek yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah

b. Menghimpun, merangkum, dan mengelompokkan isu-isu dan


masalah utama ke dalam berbagai bidang yang luas
cakupannya,

c. Menyelesaikan analisis kebutuhan,

d. Memprioritaskan kebutuhan,

e. Mengonsultasikan rencana aksi yang ditunjukkan/dipaparkan


dalam rencana pengembangan sekolah,

 Pengelolaan Anggaran Sekolah


Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga guru
berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di sekolah-sekolah yang lebih
besar, mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian
anggaran. Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:

 Dana dibelanjakan sesuai rencana,

 Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak,


 Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia, dan

 Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau


diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.

Secara mikro atau sempit maka kepala sekolah bertanggung jawab


masalah ini, seperti :
1. Hubungan antara peralatan dan pengajaran dengan program
pengajaran.
2. Tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan
dan  prosedur.
3. Beberapa pedoman administrasi peralatan.
4. Administrasi gedung dan perlengkapan sekola.
 Jenis-jenis dan Fungsi Sarana Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu habis
tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan ditinjau dari
hubungannya dengan proses belajar mengajar.
1. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai
2. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan
3. Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
 Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan  
1. Perencanaan sarana pendidikan
2. Penyimpanan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
3. Penataan barang barang tidak habis pakai
 Standar Sarana Prasarana Pendidikan
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
 Sarana dan Prasarana Dalam Proses Belajar Mengajar
Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana
pendidikan yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajar.
 Tujuan dan Manfaat Sarana Prasarana Pendidikan
Tujuan Perencanaan Sarana dan Prasarana Adalah demi menghindari
terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.
 Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar
mengajar berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 Prinsip Manajemen Kelas

a. Hangat dan Antusias

b. Tantangan

c. Bervariasi

d. Keluwesan

 Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan Manajemen Kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan


pendidikan, baik secara umum maupun khusus.

Adapun tujuan dari Manajemen Kelas adalah sebagai berikut :


a. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan
pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa
dalam pelajarannya. Dengan Manajemen Kelas, guru mudah untuk melihat
dan mengamati setiap kemajuan/ perkembangan yang dicapai siswa,
terutama siswa yang tergolong lamban.
c. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalahmasalah penting
untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa
mendatang.
d. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
e. Penanaman Disiplin Diri

Sedangkan tujuan Manajemen Kelas secara khusus dibagi menjadi dua yaitu
tujuan untuk siswa dan guru.

Tujuan Untuk Siswa:

a. Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung-jawab individu terhadap


tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.

b. Membantu siswa untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib
kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan
kemarahan.

c. Membangkitkan rasa tanggung-jawab untuk melibatkan diri dalam tugas


maupun pada kegiatan yang diadakan. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pada Manajemen Kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan
tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

Tujuan Untuk Guru:

a. Untuk mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan


pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.

b. Untuk dapat menyadari akan kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.
c. Untuk mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku
siswa yang mengganggu.
d. Untuk memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat
digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang muncul
didalam kelas.
 Aspek dan Fungsi Manajemen Kelas

a. Aspek Manajemen Kelas


Aspek-aspek yang harus diperhatikan dan dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa,
3. Pendistribusian bahan dan alat
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
5. Mancatat data
6. Pemeliharaan arsip
7. Menyampaikan materi pelajaran
8. Memberikan tugas
 Fungsi Manajemen Kelas
Manajemen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya
kondisi kelas yang optimal, manajemen kelas berfungsi.
1) Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas
2) Merencanakan
3) Mengorganisasikan
4) Memimpin
5) Mengendalikan

 Pendekatan Manajemen Kelas

Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:


1. Pendekatan Kekuasaan
2. Pendekatan Ancaman
3. Pendekatan Kebebasan
4. Pendekatan Resep
5. Pendekatan Pengajaran
6. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
7. Pendekatan Sosio-Emosional
8. Pendekatan Kerja Kelompok
9. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
 Permasalahan Pendekatan Manajemen Kelas

Permasalahan ini meliputi dua jenis juga, yaitu yang menyangkut pengajaran dan yang
menyangkut pengelolaan kelas. Guru-guru harus mampu membedakan kedua
permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat. Amat sering terjadi guru-
guru menangani masalah yangbersifat pengajaran dengan pemecahan yang bersifat
pengelolaan dan sebaliknya.
 Masalah pengelolaan kelas tersebut, yaitu :
1. Masalah Individual 
2. Masalah Kelompok

Anda mungkin juga menyukai