3
Oleh :
Nurjaman, S.Pd. - Calon Guru Penggerak Angkata 9 Kab. Bandung Barat
Waktu saya mengajar di SMA Swasta di Kota Bandung, Kepala Sekolah sangat
memperhatikan perkembangan guru-gurunya di sekolah, sebelum mengajar
RPP yang akan kami gunakan pada hari itu akan di periksa terlebih dahulu oleh
Kepala Sekolah / Wakasek Kurikulum, setiap guru akan dipanggil dan diberi
masukan dan saran dari RPP yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
Kadang Kepala Sekolah tiba-tiba masuk ke kelas untuk melihat guru yang
sedang mengajar (supervisi mendadak..hehe) tapi ini yang membuat kami
tumbuh dan berkembang menjadi guru yang profesional, memiliki kompetensi
yang diharapkan dan karaketer yang diciptakan dalam budaya sekolah.
Tetapi sekarang ini saya mengajari di SD, Kepala sekolah maupun pengawas
tidak pernah melaksanakan supervisi maupun membimbing kepada guru-guru di
sekolah kami, tetapi untuk hal yang lain beliau selalu mendukung salah satunya
mendukung saya untuk mengikuti CGP.
Meski demikian, kegiatan supervisi harus berjalan dan saya mengambil inisiatif
dan menyampaikan pendapat kepada guru-guru, “Bagaimana kalo kita saling
mensupervisi?”, Alhamdulillah ada beberapa guru yang mendukung dan ada
guru yang menolaknya. dan rekan sejawat saling mensupervisi untuk refleksi
kami di sekolah.
Proses supervisi akademik yang ideal untuk guru bertujuan untuk memberikan
dukungan konstruktif dalam pengembangan profesional mereka dan
meningkatkan kualitas pengajaran serta pembelajaran. Berikut beberapa
langkah yang dapat membentuk proses supervisi akademik yang ideal:
Jika saat ini saya menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan
supervisi, posisi saya sehubungan dengan gambaran ideal maka saya berada
pada posisi di angka 7.
Meskipun saya dan rekan guru pernah melakukan supervisi antar guru, tetapi itu
hanya sebatas melihat dan memberi umpan balik saya, tidak teradministrasi
dengan baik.
Jadi, untuk supervisi secara keseluruhan, kemampuan dan pengetahuan
mengenai hal-hal berkaitan dengan supervise masih kurang banyak, sehingga
saya harus terus belajar.
5. Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal
itu?
1. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang
pendidik setelah mempelajari modul ini?
2. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul
ini?
Kegiatan, materi dan mafaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah :
KEGIATAN:
a. Observasi Kelas: Melibatkan pendekatan pengamatan langsung terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas oleh supervisor atau rekan sejawat.
b. Diskusi Reflektif: Sesi refleksi bersama setelah observasi untuk membahas
kekuatan dan area pengembangan, serta merencanakan tindakan perbaikan.
c. Pengembangan Rencana Aksi: Bersama-sama merancang rencana aksi
yang konkret dan terukur untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran.
d. Sesi Pelatihan: Pelatihan keterampilan tertentu seperti memberikan umpan
balik yang efektif, strategi pengajaran yang inovatif, atau manajemen kelas
yang baik.
e. Pemantauan Progres: Sesi reguler untuk memantau perkembangan
implementasi rencana aksi dan memberikan dukungan tambahan jika
diperlukan.
MATERI:
a. Konsep Supervisi Akademik: Pengenalan konsep dasar supervisi
akademik, peran supervisor, dan hubungannya dengan peningkatan kualitas
pengajaran.
b. Keterampilan Coaching: Pembelajaran keterampilan coaching untuk
mendukung pertumbuhan dan pengembangan staf akademik.
c. Analisis Data dan Evaluasi Kinerja: Pemahaman tentang penggunaan data
untuk mengevaluasi kinerja dan membuat keputusan berbasis bukti.
d. Komunikasi Efektif: Keterampilan komunikasi untuk memberikan umpan
balik yang konstruktif dan memotivasi staf akademik.
e. Pengelolaan Konflik: Strategi untuk mengelola konflik dengan konstruktif
dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
MANFAAT:
a. Peningkatan Kualitas Pengajaran: Menghasilkan perbaikan yang nyata
dalam kualitas pengajaran dan pembelajaran di kelas. Pengembangan
Profesional: Mendorong pertumbuhan dan pengembangan profesional staf
akademik melalui dukungan dan bimbingan.
b. Kolaborasi dan Tim Kerja: Membangun kolaborasi yang lebih baik antara
supervisor dan staf akademik, serta antar rekan sejawat.
c. Peningkatan Motivasi dan Kepuasan Kerja: Meningkatkan motivasi dan
kepuasan kerja staf akademik melalui dukungan yang terarah.
d. Pengelolaan Konflik yang Lebih Baik: Mengurangi konflik dan
meningkatkan keterampilan pengelolaan konflik di lingkungan akademik.