Anda di halaman 1dari 5

2.3.A.3. MULAI DARI DIRI - MODUL 2.

3
Oleh :
Nurjaman, S.Pd. - Calon Guru Penggerak Angkata 9 Kab. Bandung Barat

PERTANYAAN-PERTANYAAN REFLEKTIF SESI MULAI DARI DIRI:

1. Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi


atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda
ketika diobservasi?

Waktu saya mengajar di SMA Swasta di Kota Bandung, Kepala Sekolah sangat
memperhatikan perkembangan guru-gurunya di sekolah, sebelum mengajar
RPP yang akan kami gunakan pada hari itu akan di periksa terlebih dahulu oleh
Kepala Sekolah / Wakasek Kurikulum, setiap guru akan dipanggil dan diberi
masukan dan saran dari RPP yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
Kadang Kepala Sekolah tiba-tiba masuk ke kelas untuk melihat guru yang
sedang mengajar (supervisi mendadak..hehe) tapi ini yang membuat kami
tumbuh dan berkembang menjadi guru yang profesional, memiliki kompetensi
yang diharapkan dan karaketer yang diciptakan dalam budaya sekolah.
Tetapi sekarang ini saya mengajari di SD, Kepala sekolah maupun pengawas
tidak pernah melaksanakan supervisi maupun membimbing kepada guru-guru di
sekolah kami, tetapi untuk hal yang lain beliau selalu mendukung salah satunya
mendukung saya untuk mengikuti CGP.
Meski demikian, kegiatan supervisi harus berjalan dan saya mengambil inisiatif
dan menyampaikan pendapat kepada guru-guru, “Bagaimana kalo kita saling
mensupervisi?”, Alhamdulillah ada beberapa guru yang mendukung dan ada
guru yang menolaknya. dan rekan sejawat saling mensupervisi untuk refleksi
kami di sekolah.

2. Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi


tersebut.
Tidak ada yang bisa saya sampaikan untuk hal ini, karena tidak ada kegiatan
supervisi/observasi selama 5 tahun saya mengajar di SD tempat saya mengajar.
Tetapi saya bisa menceritakan pengalaman saya waktu mengajar di SMA
Swasta di Kota Bandung, ceritanya seperti yang sudah saya sampaikan di
pertanyaan ke 1.
Di SMA, kami sebagai guru sudah terbiasa di supervisi mendadak, tetapi itu
tidak membuat kami gugup karena kami sudah terbiasa mempersiapkan
segalanya sebelum mengajar, sebab setiap hari kami dibimbing oleh kepala
sekolah dan Wakasek Kurikulum.
3. Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang
dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?

Proses supervisi akademik yang ideal untuk guru bertujuan untuk memberikan
dukungan konstruktif dalam pengembangan profesional mereka dan
meningkatkan kualitas pengajaran serta pembelajaran. Berikut beberapa
langkah yang dapat membentuk proses supervisi akademik yang ideal:

a. Pendefinisian Tujuan Bersama: Awali proses dengan mendefinisikan


bersama tujuan supervisi. Tujuan ini sebaiknya mencakup pengembangan
profesional guru dan peningkatan kualitas pengajaran;
b. Observasi Kelas: Lakukan observasi kelas untuk mengamati langsung
kegiatan pembelajaran guru. Observasi sebaiknya dilakukan dengan
pendekatan yang mendukung, tanpa memberikan tekanan yang berlebihan;
c. Pemberian Umpan Balik Konstruktif: Setelah observasi, berikan umpan
balik konstruktif yang fokus pada kekuatan guru dan memberikan saran
untuk perbaikan. Hindari kritik yang bersifat pribadi dan fokus pada praktik
pengajaran;
d. Pembahasan Bersama: Lakukan sesi diskusi bersama untuk membahas
hasil observasi dan umpan balik. Diskusi ini harus menjadi forum terbuka di
mana guru dapat menyatakan pandangannya, bertanya, dan berpartisipasi
aktif dalam merencanakan perbaikan;
e. Perencanaan Tindakan Bersama: Bersama-sama dengan guru, rancang
rencana tindakan yang konkrit dan terukur. Rencana ini harus mencakup
langkah-langkah spesifik yang dapat diambil oleh guru untuk meningkatkan
kualitas pengajaran mereka;
f. Pengembangan Profesional: Sediakan dukungan untuk pengembangan
profesional guru, termasuk akses ke pelatihan tambahan, bahan bacaan,
atau sumber daya lain yang relevan;
g. Pemantauan dan Evaluasi Progres: Lakukan pemantauan secara berkala
terhadap implementasi rencana tindakan dan evaluasi progres guru. Ini
memungkinkan untuk menyesuaikan dukungan lebih lanjut jika diperlukan;
h. Kolaborasi dan Mentoring: Fasilitasi kolaborasi antara guru-guru untuk
berbagi pengalaman dan praktik terbaik. Sertakan elemen mentoring jika
mungkin, di mana guru yang lebih berpengalaman dapat memberikan
bimbingan kepada mereka yang lebih baru;
i. Pemberdayaan Guru: Dorong pemberdayaan guru dalam proses
pengambilan keputusan terkait pengembangan profesional dan perbaikan
pengajaran. Berikan mereka tanggung jawab dalam mengelola dan
mengarahkan pertumbuhan profesional mereka;
j. Evaluasi Secara Periodik: Secara berkala, lakukan evaluasi menyeluruh
terhadap proses supervisi dan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
pengembangan profesional guru.
Proses supervisi akademik yang ideal harus bersifat kolaboratif, mendukung,
dan membuka ruang bagi pertumbuhan dan pembelajaran bersama. Dengan
demikian, guru tidak hanya mendapatkan umpan balik yang berguna, tetapi juga
merasa didukung dalam upaya guru untuk menjadi pendidik yang lebih baik.
4. Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang
perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan
gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan
situasi ideal 10.

Jika saat ini saya menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan
supervisi, posisi saya sehubungan dengan gambaran ideal maka saya berada
pada posisi di angka 7.
Meskipun saya dan rekan guru pernah melakukan supervisi antar guru, tetapi itu
hanya sebatas melihat dan memberi umpan balik saya, tidak teradministrasi
dengan baik.
Jadi, untuk supervisi secara keseluruhan, kemampuan dan pengetahuan
mengenai hal-hal berkaitan dengan supervise masih kurang banyak, sehingga
saya harus terus belajar.

5. Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal
itu?

Aspek yang saya butuhkan adalah :


a. kompetensi teknis dan pedagogik;
b. Kemampuan observasi yang baik;
c. Kemampuan memberikan umpan balik yang efektif;
d. kemampuan analisis dan evaluasi proses pembelajaran yang berlangsung;
e. kemampuan mendengarkan dan keterbukaan;
f. kemampuan berkomunikasi yang efektif;
g. kemampuan memotivasi dan memberikan dukungan dengan baik kepada
guru;
h. serta kemampuan coaching yang baik.
Setelah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif, tuliskan harapan
Anda terkait modul ini :

1. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang
pendidik setelah mempelajari modul ini?

Harapan saya setelah mempelajari modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi


Akademik, adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Keterampilan saya sebagai pendidik khususnya dalam
keterampilan coaching;
b. Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang bagaimana Supervisi itu
semestinya dilaksanakan dan berjalan sesuai harapan;
c. Peningkatan Kolaborasi antar warga sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya di sekolah saya;
d. Peningkatan Prestasi murid setelah mendapatkan coaching dari gurunya;
e. Mengharapkan diri sendiri untuk terus belajar dan berkembang, baik dari
pengalaman supervisi maupun dari refleksi diri.
f. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan saya sebagai pemimpin
pembelajaran melalui penerapan coaching untuk supervisi akademik.

2. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul
ini?

Kegiatan, materi dan mafaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah :

KEGIATAN:
a. Observasi Kelas: Melibatkan pendekatan pengamatan langsung terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas oleh supervisor atau rekan sejawat.
b. Diskusi Reflektif: Sesi refleksi bersama setelah observasi untuk membahas
kekuatan dan area pengembangan, serta merencanakan tindakan perbaikan.
c. Pengembangan Rencana Aksi: Bersama-sama merancang rencana aksi
yang konkret dan terukur untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran.
d. Sesi Pelatihan: Pelatihan keterampilan tertentu seperti memberikan umpan
balik yang efektif, strategi pengajaran yang inovatif, atau manajemen kelas
yang baik.
e. Pemantauan Progres: Sesi reguler untuk memantau perkembangan
implementasi rencana aksi dan memberikan dukungan tambahan jika
diperlukan.

MATERI:
a. Konsep Supervisi Akademik: Pengenalan konsep dasar supervisi
akademik, peran supervisor, dan hubungannya dengan peningkatan kualitas
pengajaran.
b. Keterampilan Coaching: Pembelajaran keterampilan coaching untuk
mendukung pertumbuhan dan pengembangan staf akademik.
c. Analisis Data dan Evaluasi Kinerja: Pemahaman tentang penggunaan data
untuk mengevaluasi kinerja dan membuat keputusan berbasis bukti.
d. Komunikasi Efektif: Keterampilan komunikasi untuk memberikan umpan
balik yang konstruktif dan memotivasi staf akademik.
e. Pengelolaan Konflik: Strategi untuk mengelola konflik dengan konstruktif
dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

MANFAAT:
a. Peningkatan Kualitas Pengajaran: Menghasilkan perbaikan yang nyata
dalam kualitas pengajaran dan pembelajaran di kelas. Pengembangan
Profesional: Mendorong pertumbuhan dan pengembangan profesional staf
akademik melalui dukungan dan bimbingan.
b. Kolaborasi dan Tim Kerja: Membangun kolaborasi yang lebih baik antara
supervisor dan staf akademik, serta antar rekan sejawat.
c. Peningkatan Motivasi dan Kepuasan Kerja: Meningkatkan motivasi dan
kepuasan kerja staf akademik melalui dukungan yang terarah.
d. Pengelolaan Konflik yang Lebih Baik: Mengurangi konflik dan
meningkatkan keterampilan pengelolaan konflik di lingkungan akademik.

Semua elemen ini diharapkan dapat menyumbang pada pencapaian tujuan


supervisi akademik, yaitu meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan
profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai