1-Proteksi Dan Keselamatan Keselamatan Radiasi Di RS PDF
1-Proteksi Dan Keselamatan Keselamatan Radiasi Di RS PDF
Penyusun:
Eri Hiswara
BUKU PINTAR
PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
DI RUMAH SAKIT
Penyusun:
Eri Hiswara
BUKU PINTAR
PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
DI RUMAH SAKIT
Penulis :
Eri Hiswara
ISBN : 978-979-8500-68-8
Editor :
dr. Benny Zulkarnaen, Sp.Rad
Penyunting :
dr. Fadil Nazir, Sp.KN
Penerbit :
BATAN Press
Redaksi :
Jl. Lebak Bulus Raya No. 49
Ged. Perasten Kawasan Nuklir Pasar Jumat
Jakarta Selatan 12440
Telp : +62 21 7659401
Fax : +62 21 75913833
Email : batanpress@batan.go.id
v
Penulis menyadari bahwa isi maupun penyajian buku ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
pembaca sekalian untuk menyempurnakannya di kemudian hari.
Buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan baik bagi Pemegang Izin
pemanfaatan tenaga nuklir di bidang medik, Petugas Proteksi Radiasi
di bidang medik, dan juga segenap pihak yang tugasnya bersinggungan
dengan pemanfaatan radiasi di bidang medik. Aplikasi panduan praktis yang
diberikan pada buku ini diharapkan dapat membantu dalam mewujudkan
tujuan kecelakaan nihil dalam pemanfaatan tenaga nuklir di bidang medik.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan buku ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penghargaan
juga ditujukan kepada Pusat Diseminasi dan Kemitraan Badan Tenaga
Nuklir Nasional yang bersedia menerbitkan buku ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca, dan semoga
penerbitan buku ini mencapai tujuannya.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II KONSEP DASAR RADIASI PENGION 5
2.1. Atom dan Inti Atom 5
2.2. Radioaktivitas dan Sumber Radiasi 11
2.3. Dosimetri Radiasi 14
2.4. Efek Kesehatan Radiasi 20
BAB III KETENTUAN UMUM PROTEKSI DAN KESELAMATAN
RADIASI 26
3.1. Prinsip Proteksi Radiasi 26
3.2. Proteksi Radiasi Eksternal 28
3.3. Proteksi Radiasi Internal 32
3.4. Persyaratan Perundang-undangan 33
BAB IV PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI PADA
RADIODIAGNOSTIK 44
4.1. Tugas dan Tanggung Jawab 44
4.2. Pekerja Hamil 47
4.3. Perlengkapan Proteksi Radiasi Pada Radiologi
Diagnostik 48
4.4. Ruangan Pesawat Sinar-X 52
4.5. Pedoman Umum Proteksi dan Keselamatan Radiasi 54
4.6. Pedoman Proteksi dan Keselamatan Radiasi Pesawat
Sinar-X Mamografi 55
vii
4.7. Pedoman Proteksi dan Keselamatan Radiasi Pesawat
Sinar-X Gigi 56
BAB V PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI PADA
RADIO TERAPI 57
5.1. Tugas dan Tanggung Jawab 57
5.2. Perlengkapan Proteksi Radiasi Pada Radio terapi 60
5.3. Pedoman Umum Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Pada Radio terapi 61
5.4. Penanggulangan Kedaruratan 63
BAB VI PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI PADA
KEDOKTERAN NUKLIR 67
6.1. Tugas dan Tanggung Jawab 67
6.2. Perlengkapan Proteksi Radiasi Untuk Penggunaan
Kedokteran Nuklir In-Vitro 72
6.3. Perlengkapan Proteksi Radiasi Untuk Penggunaan
Kedokteran Nuklir Diagnostik In-Vivo dan/atau
Penelitian Medik Klinik dan Penggunaan Kedokteran
Nuklir Terapi 72
6.4. Pedoman Umum Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Pada Kedokteran Nuklir 73
6.5. Aplikasi I-131 Untuk Terapi Kanker Tiroid 76
6.6. Thyrotoksikosis 80
6.7. Terapi Y-90 81
6.8. Terapi Sr-89 82
6.9. Penanggulangan Kedaruratan 83
BAB VII PENUTUP 87
DAFTAR BACAAN 88
SINOPSIS 90
RIWAYAT SINGKAT PENULIS 91
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Dosis rata-rata dari sumber radiasi alam 14
Tabel 2.2 Dosis radiasi per kapita tahunan sumber radiasi buatan 14
Tabel 2.3 Faktor bobot radiasi, wR 17
Tabel 2.4 Faktor bobot jaringan, wT 19
Tabel 2.5 Efek radiasi kulit 21
Tabel 3.1 Nilai batas dosis 28
Tabel 3.2 Tingkat rujukan diagnostik untuk radiografi
diagnos-tik pasien dewasa 38
Tabel 3.3 Tingkat rujukan diagnostik untuk CT Scan
pasien dewasa 39
Tabel 3.4 Tingkat rujukan diagnostik untuk mammografi
pasien dewasa 39
Tabel 3.5 Tingkat rujukan diagnostik untuk laju dosis fluoros-kopi
pasien dewasa 39
Tabel 3.6 Tingkat rujukan diagnostik untuk aktivitas radionuk-lida
pasien diagnostik 40
Tabel 4.1 Ukuran ruangan fasilitas pesawat sinar-X 53
Tabel 4.2 Ukuran ruangan fasilitas pesawat sinar-X mobile station 53
Tabel 6.1 Jangka waktu untuk menunda kehamilan setelah terapi 74
Tabel 6.2 Penghentian pemberian air susu ibu setelah pemberian
radiofarmaka 75
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Model atom Bohr 5
Gambar 2.2 Proses ionisasi (kiri) dan eksitasi (kanan) 7
Gambar 2.3 Proses pembentukan sinar-X karakteristik 10
Gambar 2.4. Proses pembentukan bremsstrahlung 10
Gambar 2.5 Faktor bobot radiasi neutron sebagai fungsi energi 18
Gambar 2.6 Efek deterministik radiasi 20
Gambar 2.7 Efek stokastik radiasi 23
Gambar 3.1 Kurva jarak jangkau vs energi untuk partikel beta 30
Gambar 4.1 Perlengkapan proteksi radiasi pada radiologi
diagnostik 49
Gambar 4.2 Tirai timbal 50
Gambar 4.3 Dosimeter perorangan pasif 51
Gambar 4.4 Dosimeter perorangan aktif 52
Gambar 5.1 Tombol “Emergency OFF” untuk mematikan
pesawat Co-60 64
Gambar 5.2 Pemindahan pasien dari bawah berkas radiasi Co-60 64
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
2
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
3
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
proteksi dan keselamatan radiasi di rumah sakit ini. Berbagai buku yang
tercantum pada daftar bacaan tersebut sebagian besar terbitan IAEA, karena
memang pedoman dalam aplikasi proteksi dan keselamatan radiasi di dunia
ini mengacu pada dokumen yang diterbitkan IAEA tersebut.
4
BAB II
KONSEP DASAR RADIASI PENGION
5
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
6
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
7
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
A
ZX
4
Misal, nuklida 2 He adalah atom helium yang memiliki nomor massa
60
4 dan nomor atom 2. Nuklida 27 Co adalah atom kobalt yang memiliki
nomor massa 60 dan nomor atom 27.
Karena nomor atom dan lambang atom (nama atom) memberikan
informasi yang sama, maka nomor atom biasanya tidak ditulis lagi,
4 60
sehingga menjadi He atau Co. Lebih lanjut, karena ‘angka di atas’
(superscripts) sering memperlambat penulisan, maka disederhanakan
lagi menjadi He-4 atau Co-60.
Dalam hal inti atom, banyak teori yang telah dikembangkan untuk
mempelajari inti atom, namun yang paling berkaitan dengan
pembahasan radiasi adalah model orbit. Menurut model ini, nukleon
(proton dan neutron) berada pada tingkat energi tertentu di dalam inti,
dan berinteraksi satu sama lain. Model ini sama dengan model orbit
(kulit) untuk elektron.
Inti atom memiliki gaya inti, atau gaya antar nukleon, yang mengikat
nukleon. Gaya inti sangat kuat tapi jangkauannya sangat pendek. Gaya
inilah yang menyebabkan inti tetap dalam keadaan stabil meski ada gaya
tolak elektrostatis antar sesama proton yang dapat menghancurkan inti.
8
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
9
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
10
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
11
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
12
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
13
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Tabel 2.2. Dosis radiasi per kapita tahunan sumber radiasi buatan.
Dosis rerata
Sumber Rentang dosis (mSv)
tahunan (mSv)
Diagnosis medik 0,5 0 – beberapa puluh
Masih besar di sekitar
Percobaan atmosfer senjata nuklir 0,005
lokasi percobaan
Pajanan kerja 0,005 ~0 – 20
Kecelakaan Chernobyl 0,002 -
Daur bahan bakar nuklir 0,0002 -
Total 0,6 ~0 – beberapa puluh
14
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
15
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
16
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Dosis Efektif, E
Karena hubungan antara peluang terjadinya efek stokastik dan
dosis ekivalen diketahui bergantung pula pada organ atau jaringan
tersinar, besaran selanjutnya ditentukan untuk menunjukkan
kombinasi berbagai dosis dengan berbagai jaringan yang berbeda
sedemikian rupa sehingga berkorelasi langsung dengan efek
stokastik total. Besaran ini disebut dosis efektif, E, dan merupakan
hasil kali dosis ekivalen di jaringan atau organ dengan faktor
bobot jaringan yang sesuai. Tabel 2.4 memberikan faktor bobot
radiasi yang diberikan oleh ICRP pada publikasi 103 yang terbit
tahun 2007.
17
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
18
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Faktor bobot
Jaringan atau organ
jaringan, wT
Gonad 0,08
Sumsum tulang (merah), kolon, paru-paru, lambung 0,12
Payudara 0,12
Bladder, esofagus, hati, tiroid 0,04
Permukaan tulang, kulit 0,01
Otak, kelenjar ludah 0,01
Jaringan sisa *) 0,12
Total 1,00
*) Jaringan sisa: adrenalin, ekstratoraksik, gall bladder, jantung, ginjal, lymph nodes, otot,
mukosa oral, prostat (laki), usus kecil, limpa, thymus, uterus/ serviks (pr.)
19
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
20
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Kulit
Efek deterministik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis.
Beberapa jenis efek radiasi yang dijumpai pada kulit diberikan
pada Tabel 2.5.
Mata
Lensa mata merupakan bagian mata yang sangat sensitif terhadap
radiasi. Terjadinya kekeruhan (katarak) atau hilangnya sifat
transparansi lensa mata sudah mulai terdeteksi setelah pajanan
radiasi rendah sekitar 0,5 Gy, bersifat kumulatif dan dapat
berkembang hingga terjadi kebutaan. Katarak dapat terjadi
setelah masa laten sekitar 6 bulan hingga 35 tahun, dengan rata-
rata sekitar 3 tahun.
Paru
Paru adalah organ yang relatif sensitif terhadap pajanan radiasi
eksternal maupun internal. Efek berupa pneumonitis (radang
paru) biasanya mulai timbul setelah beberapa minggu atau bulan.
Efek utamanya adalah pneumonitis interstisial yang dapat diikuti
dengan terjadinya fibrosis (jaringan ikat) sebagai akibat dari
rusaknya sistem vaskularisasi sel kapiler dan jaringan ikat yang
dapat berakhir dengan kematian.
21
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
22
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
23
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
24
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Tahap ketiga adalah fase dimana SRA itu sendiri muncul. Fase
manifestasi kerusakan sistem tubuh ini dapat digolongkan atas
tiga tingkat keparahan, yaitu:
a. Sindroma sistem pembentukan darah (hematopoietic
syndrome). Dosis ambang sindroma ini adalah 1 Gy dan
menyebabkan jumlah sel darah menurun setelah 2-4 minggu.
Dosis sekitar 2 Gy dapat menyebabkan kematian dalam
waktu 2-8 minggu.
b. Sindroma sistem pencernaan (gastrointestinal syndrome).
Dosis ambang sindroma ini sekitar 5 Gy dalam waktu 3-5
hari, dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 hari -
2 minggu dengan dosis ambang 10 Gy.
c. Sindroma sistem syaraf pusat (central nervous system
syndrome). Dosis ambang untuk sindroma ini sekitar 20 Gy
dan muncul dalam waktu kurang dari 3 jam.
Secara umum diketahui pula bahwa jika dosis radiasi seluruh
tubuh yang diterima antara 6-10 Gy, kebanyakan individu akan
mengalami kematian kecuali jika segera mendapat pertolongan
medik yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi dan
perdarahan. Namun pada dosis di atas 10 Gy, kematian akan
terjadi meskipun telah dilakukan usaha seperti transplantasi
sumsum tulang dari donor yang sesuai.
25
BAB III
KETENTUAN UMUM PROTEKSI DAN
KESELAMATAN RADIASI
26
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
27
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
1
Dengan ketentuan tambahan bahwa dosis efektif tidak melampaui 50 mSv dalam satu
tahun tertentu. Pembatasan lebih lanjut berlaku untuk pajanan kerja bagi wanita hamil.
2
Dalam keadaan khusus, nilai dosis efektif yang lebih tinggi dapat diijinkan dalam satu
tahun, asal rata-rata selama 5 tahun tidak melebihi 1 mSv per tahun.
28
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
29
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Gambar 3.1. Kurva jarak jangkau vs. energi untuk partikel beta.
30
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
31
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
menjadi 0,1 mGy per minggu. Sedang jika daerah dibalik penahan
digunakan oleh masyarakat umum, maka nilai batas dosis
yang digunakan adalah 1 mSv per tahun, atau untuk keperluan
perhitungan praktis menjadi 0,02 mGy per minggu.
Beberapa parameter yang digunakan dalam perhitungan tebal
penahan struktur adalah:
a. tegangan maksimum (kV) operasi tabung pesawat sinar-X;
b. arus maksimum (mA) operasi pesawat sinar-X;
c. beban kerja (W), yang merupakan ukuran penggunaan
pesawat sinar-X (biasanya dinyatakan dalam satuan mA-
menit per minggu);
d. faktor guna (U), yang merupakan fraksi beban kerja selama
berkas utama ditujukan pada target; dan
e. faktor okupansi (T), yaitu faktor pengubah beban kerja
untuk mengoreksi derajat atau jenis okupansi di daerah
yang dihitung. Tabel 6.9 memberikan nilai pedoman faktor
okupansi jika tidak ada data yang lebih akurat.
32
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
laju perpindahan dari satu organ ke organ lain, dan dapat berlangsung
dalam beberapa hari sampai tahunan. Dengan demikian, penyinaran
tubuh oleh kontaminasi dapat berlangsung cepat dalam beberapa hari,
atau cukup lama sampai puluhan tahun.
Bahan radioaktif, seperti halnya agen toksik yang lain, dapat masuk ke
dalam tubuh melalui tiga jalan :
a. Inhalasi - melalui penghirupan debu atau gas
b. Ingesi - melalui makanan atau minuman terkontaminasi yang
masuk melalui mulut
c. Penyerapan melalui kulit atau luka yang terbuka.
Proteksi radiasi internal dengan demikian dapat dilakukan dengan
menutup jalan masuk ke dalam tubuh, atau dengan menghalangi
kemungkinan diteruskannya radioaktivitas dari sumber ke manusia.
Upaya penghalangan dapat dilakukan pada sumber - dengan cara
menutup atau mengikat sumber, dengan mengendalikan lingkungan -
dengan menggunakan ventilasi dan rancangan ruangan yang baik, atau
pada manusianya sendiri - dengan menggunakan pakaian pelindung
dan peralatan pelindung lain seperti respirator.
33
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
34
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
35
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
36
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
1 Pembatas dosis adalah istilah yang digunakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif untuk dose constraint.
Istilah ini sebenarnya dapat membingungkan karena akan rancu dengan istilah nilai batas dosis yang
merupakan terjemahan dari dose limits.
37
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
3. Panggul (pelvis) AP 10
4. Sendi panggul AP 10
6. Thoracic spine AP 7
LAT 20
7. Gigi Periapikal 7
AP 5
8. Kepala PA 5
LAT 3
* PA: postero-anterior, AP: antero-posterior, LAT: lateral, LSJ: lumbo sacral joint.
** Di udara dengan hamburan balik. Nilai-nilai tersebut untuk kombinasi film-layar konvensional
dalam kecepatan relatif 200. Untuk kombinasi film-layar kecepatan tinggi (400-600), nilai-nilai
tersebut hendaknya dikurangi dengan faktor 2-3.
38
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
39
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Tulang:
Pencitraan tulang Tc-99m Campuran fosfonat dan 600
fosfat
Pencitraan tulang dengan Tc-99m Campuran fosfonat dan 800
SPECT fosfat
Pencitraan sumsum tulang Tc-99m Koloid terlabel 400
Otak:
Pencitraan otak (planar): Tc-99m TcO4- 500
permeabilitas blood brain
Tc-99m Dietilene triamine penta- 500
barrier (BBB)
acetic acid (DTPA) atau
gluco heptonat (GH)
Pencitraan otak (SPECT): Tc-99m TcO4- 800
permeabilitas BBB Tc-99m DTPA atau GH 800
Pencitraan otak (SPECT): Tc-99m Hexametil propilene 700
aliran darah cerebral amine oxime (HM-PAO)
atau etyl cysteinate
dimer (ECD)
40
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Aktivitas
maksimum
Prosedur diagnosis Radionuklida Bentuk kimia tiap prosedur
(MBq)
Pencitraan paratiroid Tl-201 Tl klorida 80
Paru-paru:
Pencitraan ventilasi paru- Tc-99m DTPA aerosol 80
paru
Pencitraan perfusi paru-paru Tc-99m Albumin manusia 100
(macroaregates-MAA
atau microspheres)
Pecitraan perfusi paru-paru Tc-99m Albumin manusia (MAA 160
dengan venografi atau microspheres)
Pencitraan paru-paru Tc-99m MAA 200
(SPECT)
Hati dan limpa:
Pencitraan hati dan limpa Tc-99m Koloid terlabel 80
Pencitraan fungsi sistem Tc-99m Iminodicetates dan agen- 150
biliary agen yang sama
Pencitraan limpa Tc-99m Sel-sel darah 100
merah terlabel yang
didenaturasi
Pencitraan hati (SPECT) Tc-99m Koloid terlabel 200
Kardiovaskuler
Studi aliran darah yang lewat Tc-99m TcO4- 800
pertama kali Tc-99m DTPA 800
Tc-99m Macroaggregated 400
globulin 3
Pencitraan kantung darah Tc-99m Sel darah merah terlabel 800
(pencitraan gerbang
keseimbangan)
Studi Multigated (MUGA) Tc-99m Sel darah merah terlabel 800
Pencitraan miokardial daerah Tc-99m Campuran fosfonat dan 600
nekrotik dalam fase akut fosfat
41
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Aktivitas
maksimum
Prosedur diagnosis Radionuklida Bentuk kimia tiap prosedur
(MBq)
Pencitraan miokardial Tc-99m Campuran yang 400
merefleksikan perfusion
myocardial
Tl-204 Tl+ klorida 100
Pencitraan miokardial Tc-99m Campuran yang 800
(SPECT) merefleksikan perfusion
myocardial
Perut, sistem pencernaan
Pencitraan kelenjar perut/ Tc-99m TcO4- 100
kelenjar ludah
Pencitraan divertikulum Tc-99m TcO4- 400
Meckel’s
Pendarahan saluran Tc-99m Koloid terlabel 400
pencernaan Tc-99m Sel darah merah terlabel 400
Lintasan oesophageal dan Tc-99m Koloid terlabel 40
reflux Tc-99m Campuran yang tidak 40
dapat diserap
Pengosongan lambung Tc-99m Campuran yang tidak 12
dapat diserap
In-111 Campuran yang tidak 12
dapat diserap
In-113m Campuran yang tidak 12
dapat diserap
Ginjal, sistem saluran air seni dan adrenalin
Pencitraan statik saluran Tc-99m Asam dimercaptosuccini 160
ginjal (renal)
Pencitraan fungsi ginjal/ Tc-99m DTPA, glukonat dan 350
renografi glukoheptonat
Tc-99m Macroaggregated 100
globulin
I-123 O-iodohippurate 20
42
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Aktivitas
maksimum
Prosedur diagnosis Radionuklida Bentuk kimia tiap prosedur
(MBq)
Pencitraan kelenjar adrenalin Se-75 Selenorkolesterol 8
Lain-lain:
Pencitraan abses (infeksi Ga-67 Sitrat 300
dengan nanah) atau tumor Tl-201 Klorida 100
Pencitraan tumor Tc-99m Asam Penta 400
dimercaptosuccini
Pencitraan tumor I-123 Meta-iodo-benzyl 400
neuroendokrin guanidine
I-131 Meta-iodo-benzyl 20
guanidine
Pencitraan nodul kelenjar Tc-99m Nanokoloid terlabel 80
getah bening
Pencitraan abses Tc-99m Sel-sel darah putih 400
terlabel exametazime
In-111 Sel-sel darah putih 20
terlabel
Pencitraan thrombus In-111 Platelet terlabel 20
Catatan: aktivitas maksimal umumnya untuk tiap prosedur dapat bervariasi berdasar
kondisi klinis pasien, pertanyaan klinis, protokol dan alat yang digunakan. Untuk
pasien pediatrik (anak-anak), dosis harus dimodifikasi berdasar umur dan/atau
berat pasien.
43
BAB IV
PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
PADA RADIODIAGNOSTIK
44
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
45
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
46
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
47
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
48
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
a. Apron:
Apron yang setara dengan 0,2 mm Pb, atau 0,25 mm Pb untuk
penggunaan pesawat sinar-X radiodiagnostik dan 0,35 mm Pb,
atau 0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X radiologi intervensional.
Tebal kesetaran timah hitam harus diberi tanda secara permanen
dan jelas pada apron tersebut.
b. Pelindung tiroid:
Pelindung tiroid yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1
mm Pb.
(a) (b)
Gambar 4.1. Perlengkapan proteksi radiasi pada radiologi
diagnostik, (a) apron timbal dan (b) pelindung tiroid.
c. Pelindung gonad:
Pelindung gonad yang setara dengan 0,2 mm Pb,atau 0,25 mm
Pb untuk penggunaan pesawat sinar-X radiodiagnostik, dan
0,35 mm Pb, atau 0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X radiologi
intervensional. Tebal kesetaran Pb harus diberi tanda secara
permanen dan jelas pada apron tersebut. Proteksi ini harus dengan
ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah gonad secara
keseluruhan dari paparan berkas utama.
49
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
d. Sarung tangan:
Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus
memberikan kesetaraan atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada
150 kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan,
mencakup jari dan pergelangan tangan.
e. Kacamata:
Kacamata yang terbuat dari bahan yang setara dengan 1 mm Pb.
f. Tirai:
Tirai yang digunakan oleh radiografer harus dilapisi dengan
bahan yang setara dengan 1 mm Pb, dengan ukuran tinggi 2 m
dan lebar 1 m.
50
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
(a) (b)
Gambar 4.3. Dosimeter perorangan pasif, (a) dosimeter film, (b) TLD.
(a) (b)
51
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
52
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
1. Terpasang tetap
Mobile dalam ruangan, tidak termasuk instalasi
gawat darurat dan instalasi perawatan intensif
Tomografi 4 m x 3 m x 2,8 m
Pengukur densitas tulang
C-Arm untuk penunjang bedah
C-Arm untuk brakiterapi
2. Mamografi 3 m x 3 m x 2,8 m
3. Intraoral konvensional
2 m x 2 m x 2,8 m
Intraoral digital
4. Ekstraoral konvensional
3 m x 2 m x 2,8 m
Ekstraoral digital
5. CBCT Scan 3 m x 3 m x 2,8 m
6. Fluoroskopi
Penunjang ESWL
CT Scan
CT Scan fluoroskopi
C-Arm/U-Arm angiografi 6 m x 4 m x 2,8 m
CT Scan angiografi
Simulator
CT Scan untuk simulator
CT Scan simulator
53
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
54
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
55
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
56
BAB V
PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
PADA RADIO TERAPI
57
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
58
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
59
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
60
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
61
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
62
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
63
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
64
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
65
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
66
BAB VI
PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI PADA
KEDOKTERAN NUKLIR
67
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
68
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
69
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
70
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
71
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
72
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
73
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
Catatan: Kehamilan harus dihindari untuk jangka waktu yang ditunjukkan dalam kolom
empat, bahkan juga berlaku jika aktivitas yang diberikan lebih kecil dari yang
ditunjukkan dalam kolom tiga. Radionuklida dan/atau radiofarmaka selain yang
ada di tabel, jangka waktu untuk menunda kehamilan agar disesuaikan dengan
batas keselamatan radionuklida dan/atau radiofarmaka terkait.
74
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
75
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
76
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
77
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
78
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
79
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
c. Jika Anda bekerja dengan bayi atau anak kecil, Anda harus
menunggu selama satu minggu.
6.5.6. Kehamilan
a. Jika Anda wanita dalam usia subur, usahakan agar tidak meng-
andung selama paling sedikit 6 bulan setelah pengobatan.
b. Bahas masalah ini dengan dokter Anda untuk memastikan
bahwa tidak diperlukan lagi pengobatan lebih lanjut dengan
I-131 dalam waktu dekat.
6.6. Thyrotoksikosis
Untuk pengobatan penyakit thyroid benign – hyperthyroidism (penyakit
Graves) dan multinodular goitre racun – aktivitas I-131 yang diberikan
berada dalam rentang 0,3 hingga 1 GBq. Lebih dari 60% aktivitas yang
diberikan akan diambil oleh kelenjar thyroid, dan mengendap cukup
lama di tubuh.
6.6.1. Pedoman bagi pasien thyrotoksikosis I-131
Pengobatan dengan I-131 untuk thyrotoksikosis biasanya tidak
memerlukan pasien agar rawat inap. Meskipun aktivitas yang
diberikan ke pasien lebih sedikit dari jumlah yang diberikan
untuk kanker thyroid, ambilan dan pengendapannya di tubuh
jauh lebih lama. Tindakan pencegahan yang diperlukan akan
lebih lama dibanding setelah pengobatan untuk kanker thyroid.
Sebagai contoh:
“Karena Anda menjalani pengobatan dengan iodin-131
radioaktif, Anda menjadi sumber pajanan radiasi bagi orang lain.
Anda juga akan mengeluarkan radioaktivitas, terutama melalui
air ludah dan urin. Anda harus mengikuti tindakan pencegahan
sederhana hingga radiasinya berkurang sampai tingkat yang
dapat diabaikan”.
80
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
81
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
82
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
83
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
84
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
85
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
86
BAB VII
PENUTUP
87
DAFTAR BACAAN
88
BUKU PINTAR | Proteksi dan Keselamatan Radiasi di Rumah Sakit
89
RIWAYAT SINGKAT PENULIS
90