Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP RELATIVITAS

Disusun oleh :
Desi Safitri (1712040009)
Pendidikan Fisika A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tahun 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah ini membahas
tentang teori relativitas.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah wawasan bagi semua orang.
Akhir kata saya meminta semoga makalah ilmiah tentang teori relativitas ini bisa
memberi manfaat utaupun inspirasi pada pembaca.
 

.                                                                              Makassar,  12 November 2018

 
.                                       Penyusun,

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN     
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN
A. Konsep Ruang Dan Waktu Mutlak Fisika Klasik..........................................6
B. Konsep Ruang Dan Waktu Modern..............................................................7
C. Ruang Dan Waktu Menurut Alquran............................................................9
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................11
B. Saran………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah spesies yang diciptakan oleh Tuhan dengan keingin-tahuan yang sangat
besar, yang kemudian mendorongnya untuk menemukan pengetahuan yang kemudian dikenal
dengan istilah “berfilsafat”. Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan, filosofi dianggap
sudah tidak mengimbangi kemajuan terkini dalam sains, terutama fisika. Para ilmuwan telah
menjadi pemegang obor penemuan dalam perjalanan pencarian pengetahuan.
Fisika abad ke-20 berbeda dangan fisika klasik. Terdapat dua perkembangan yang paling
menyolok. Pertama, relativitas (kenisbian) oleh Albert Einstein pada 1905 dan teori kuantum
oleh Max Planck pada 1900. Dua perkembangan ini adalah contoh revolusi ilmiah yang telah
mengubah cara pandang manusia mengenai alam semesta secara mendasar.
Teori klasik Newton mengenai ruang dan waktu yang sebelumnya telah dipelajari,
menyisakan keganjalan-keganjalan yang menggelitik rasa keingin- tahuan para ilmuwan untuk
terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Memasuki abad ke-19, Sebuah peristiwa yang cukup
termahsyur yakni peristiwa dua orang kembar yang terpisah. Seseorang yang ada di bumi setelah
berpuluh tahun lamanya mendapati saudara kembaranya yang telah melakukan perjalanan dari
luar angkasa memiliki perberdaan umur dengan dirinya. Saudara kembarnya berumur lebih muda
dari pada dirinya. Apa yang terjadi? Pertanyaan seperti ini tidak dapat di jawab dengan
menggunakan teori ruang dan waktu oleh Newton yang menyatakan bahwa waktu adalah mutlak
dimanapun tempatnya.
Oleh karena itu diperlukan suatu gagasan baru mengenai konsep ruang dan waktu serta
pandangan baru mengenai konsep alam semesta. Untuk lebih memahami mengenai gagasan-
gagasan dan pandangan terbaru mengenai alam semesta tersebut maka kita mempelajari teori
terbaru di abad 19 yakni teori relativitas Einstein meliputi teori relativitas khusus dan teori
relativitas umum. Kedua teori inilah yang memberikan pemahaman yang baru mengenai konsep
ruang-waktu 4 dimensi serta bentuk alam semesta yang berhingga tapi tak terbatas.     
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah latar belakang lahirnya teori relativitas  Einstein?

4
2. Bagaimanakah  prinsip teori relativitas khusus ?
3. Bagaimanakah prinsip teori relativitas umum ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui latarbelakang lahirnya teori relativitas Einstein.
2. Untuk memahami konsep teori relativitas khusus yang sebenarnya.
3. Untuk memahami konsep teori relativitas umum yang sebenarnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Relativitas
Pada intinya teori relativitas adalah teori tentang medan yang melanjutkan perkembangan
teori medan Faraday dan Maxwell. Teori medan menekankan kemulusan ruang dan waktu.
Dalam teori relativitas, ruang dan waktu tidak melompat-lompat, tetapi mengalir secara malar
(continue). Sebaliknya, teori kuantum, justru berbicara tentang ketidakmalaran (discontinue).
Sebutir partikel tidak boleh mengubah energinya secara malar, melainkan melompat-lompat.
Bisa dikatakan bahwa kedua pendekatan ini bertolak belakang. (Gerry 2004).
Teori medan elektromagnetik Faraday yang kemudian dikembangkan oleh Maxwell  pada
1865, masih mengganggu para ilmuwan masa itu. Sumber gangguan tersebut adalah eter sebagai
zat perantara gelombang elektromagnetik.
Eter sebagai medium rambat gelombang elektromagnetik mempunyai sifat yang sulit
dibayangkan secara fisika meski secara matematis dapat dijelaskan secara gemilang. Semestinya
eter bertabiat sebagai zat padat karena cahaya adalah gelombang transversal. Jenis gelombang ini
tidak dapat meramat dalam medium fluida (gas atau cairan).
Berdasarkan pengamatan, eter sebegitu halus sampai-sampai tidak menghambat Bumi yang
bergerak di dalamnya kendati sosoknya samar-samar, para ilmuwan menerima ide eter. Oleh
karena itu, salah satu tantangan utama fisika di penghujung abad ke-19 adalah menjernihkan
pemahaman tentang eter sesuai persamaan Maxwell.
Dalam konteks persoalan ini, kecepatan cahaya c jadi perkara. Dalam teori Maxwell, c adalah
kecepatan pengamat yang bergeming dalam eter.
Pada dasawarsa 1880-an Albert Abraham Michelson dan Edward Williams Morley menyelidiki
ketergantungan kecepatan cahaya terhadap kecepatan pengamat.(Gerry, 2004)
Gagasan mereka adalah membandingkan kecepatan cahaya di dua arah yang berbeda, pada
posisi siku-siku. Jika kecepatan cahaya bernilai tetap relatif terhadap eter, maka pengukuran
seharusnya mengungkapkan kecepatan cahaya yang berbeda-beda, tergantung arah gerak cahaya.
Tapi Michelson dan Moerley tak mendapat perbedaan.
Hasil percobaan Michelson-Morley jelas bertentangan dengan model gelombang
elektromagnetik yang bergerak melalui eter, dan seharusnya model eter ditinggalkan. Namun

6
tidak ada yang benar-benar berani menyimpulan bahwa eter tidak ada. (Stephen Hawking &
Leonard Mlodinow, 2010)
Ahli fisika Belanda Hendrik Antoon Lorentz menawarkan penjelasan untuk penemuan
Michelson dengan mengandaikan adanya seutas gaya antar-molekul yang bekerja searah dengan
“hembusan eter”. Gaya ini, menurut Lotentz, secara fisik dapat memendekkan salah satu kaki
alat pengukuran Michelson. Oleh karena itu kecepatan cahaya akan terukur sama ke semua arah
terhadap angin eter, walaupun menurut Lorentz sebenarnya berbeda.
Walaupun demikian ternyata saran Lorentz masih melanggar mekanika Newton di beberapa hal.
Poincare tahu persoalan itu tapi meyakini kebenaran anjuran Lorentz. Ia menekankan perlunya
menuju kenisbian murni.
Dari sinilah awal lahirnya teori relativitas yang dipopulerkan oleh Albert Einstein. Secara
mandiri Einstein mengembangkan penyelesaian seperti yang diusulkan Poincare. Ia berangkat
dengan dua asumsi yang bersahaja tapi jernih. Uraiannya menyelamatkan persamaan Maxwell,
sementara pengertian Newton tentang ruang-waktu mutlak tersingkir. Walaupun demikian, pada
kecepatan rendah, penyelesaian mendekati hasil hitung mekanika klasik Newton.
Untuk mendapatkan penyelesaian itu, Einstein tidak memasukkan pembenaran ke dalam system
yang lama tapi justru menggubah pengertian ruang, waktu, dan masaa serta membuat segalanya
relative  terhadap kecepatan kerangka.
B. Teori Relativitas Khusus
Pada tahun 1905, Einstein menerbitkan sebuah makalah mengenai elektrodinamika benda
bergerak, di dalamya Einstein membuat dua asumsi sederhana.  
Asumsi pertama, adalah asas relativitas. Menurut asas ini, tidak mungkin untuk membedakan
satu system dari system yang lain jika kedua-duanya bergerak dengan kecepatan tetap (tidak
dipercepat). Sebagai contoh, Anda pernah berada dalam gerbong kereta api, dan melihat kereta
api lain lewat jendela. Waktu itu Anda tidak yakin mana yang bergerak, kereta Anda atau kereta
di sebelah? Tidak ada cara lain untuk mengetahui mana yang bergerak sampai melongok keluar
jendela. Semua hukum fisika, baik mekanika ataupun elektromagnetisme, berlaku tanpa
perubahan dalam setiap kerangka yang kecepatannya tetap.
Asumsi kedua, kecepatan cahaya dalam ruang kosong adalah tetap, bebas dari gerakan
sumber cahaya maupun pengamat. (Gerry, 2004). Ternyata gagasan ini menuntut revolusi dalam
konsep ruang dan waktu.

7
Untuk mengetahui alasannya, bayangkan dua peristiwa yang terjadi di tempat yang sama tapi
pada waktu yang berbeda, dalam pesawat jet. Bagi pengamat dalam pesawat jet, kedua peristiwa
itu tak terpisah jarak. Bagi pengamat kedua di darat, kedua peristiwa terpisah jarak yang
ditempuh jet pada waktu antara terjadinya kedua peristiwa. Itu menunjukkan bahwa kedua
pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain tak akan sepakat mengenai jarak antara
kedua peristiwa.
Berikutnya umpamakan kedua pengamat mengamati seberkas cahaya bergerak dari ekor ke
hidung pesawat. Seperti contoh di atas, mereka tak akan sepakat mengenai jarak yang ditempuh
cahaya dari kemunculannya di ekor sampai tiba di ujung. Karena kecepatan diperoleh dari jarak
yang ditempuh dibagi waktu yang diperlukan, artinya jika mereka sepakat mengenai kecepatan
gerak berkas cahaya, kecepatan cahaya, mereka tak akan sepakat mengenai selang waktu antara
awal dan akhir pergerakan.
Yang membuatnya jadi anehadalah walaupun kedua pengamat mengukur waktu yang beda,
mereka menyaksikan proses fisik yang sama. Einstein tidak mencoba membangun penjelasan
arifisial untuk itu. Dia menarik kesimpulan yang logis walau mengejutkan bahwa pengukuran
waktu, seperti pengukuran jarak, bergantung pada pengamat yang melakukan pengukuran. Efek
ini adalah salah satu kunci teori dalam makalah 1905 Einstein, yang disebut relativitas khusus
(special relativity).
Relativitas khusus menyatakan pemuluran waktu (Time Dilatation) yaitu jam berjalan lebih
cepat menurut pengamat yang diam relatif  terhadap jam. Bagi pengamat yang tidak diam
relative terhadap jam, jam bergerak lebih lambat. Jika kita samakan berkas cahaya yang bergerak
dari ekor ke hidung pesawat dengan detak jam, maka kita lihat bahwa bagi pengamat di darat,
jam bergerak lebih lambat karena berkas cahaya harus menempuh jarak lebih besar dalam
kerangka rujukan itu. Tapi efeknya tak bergantung kepada mekanisme jam, efek itu berlaku
untuk semua jam, termasuk jam biologis kita.
Karya Einstein menunjukkan bahwa sebagaimana konsep diam, waktu juga tak bisa mutlak
atau absolute seperti dipikirkan Newton. Dengan kata lain, pada setiap peristiwa mustahil
menetapkan waktu yang akan disepakati semua pengamat. Sebaliknya, pengamata memiliki
pengukuran pengukuran waktu sendiri, dan waktu yang diukur dua pengamat yang bergerak
relatif terhadap satu sama lain tak akan sama. Gagasan ini berlawanan dengan intuisi kita karena
dampaknya tak bisa diamati pada kecepatan pada kecepatan yang biasa kita temui dalam

8
kehidupan sehari-hari. Tapi gagasan ini telah terbukti benar dalam percobaan. Salah satu
percobaan yang telah membuktikan gagasan ini adalah percobaan yang dilakukan pada Oktober
1971, satu jam atom (atomic clock) yang amat akurat diterbangkan mengelilingi dunia searah
rotasi bumi, dari barat ke timur. Jadi Anda bisa memperpanjang hidup anda dengan terbang ke
timur terus, walaupun efeknya amat kecil, sekitar 1/180 miliar per detik untuk tiap kali keliling
dunia (dan juga agak dikurangi efek perbedaan gravitasi).
Para ahli fisika menyebut gagasan ini sebagai penyatuan ruang dan waktu (space-time)
dengan waktu disebut sebagai dimensi keempat yang memiliki arah tergantung terhadap
kecepatan pengamat. Teori relativitas khusus Einstein mencampakkan konsep waktu mutlak dan
diam mutlak (yaitu diam terhadap eter yang bergerak).

C. Teori Relativitas Umum


Setelah sukses dengan teori relativitas khusus, tak lama kemudian Einstein menyadari bahwa
agar gravitasi sesuai dengan relativitas, diperlukan perubahan lain.
Sebelas tahun berikutnya Einstein mengembangkan teori gravitasi baru, yang dia sebut
relativitas umum (general relativity). Konsep gravitasi dalam relativitas umum sangat
berbeda  dengan konsep gravitasi Newton. Konsep gravitasi umum didasarkan kepada usul
revolusioner bahwa ruang-waktu bukan datar sebagaimana diduga sebelumnya, melainkan
melengkung dan terdistorsi oleh massa dan energy di dalamnya.
Menurut hukum gerak Newton, benda seperti peluru meriam, dan planet bergerak menyusur
garis luerus kecuali jika terpengaruh gaya seperti gravitasi. Tapi gravitasi dalam teori Einstein
bukan gaya sebagaimana gaya lain; gravitasi justru konsekuensi kenyataan bahwa massa
mendistorsi ruang-waktu, menciptakan kelengkungan. Dalam teori Einstein, benda bergerak
mengikuti geodesika, yang merupakan pendekatan bagi garis lurus dalam ruang melengkung.
Garis adalah geodesika dii budang datar, dan lingkaran besar adalah geodesika pada permukaan
bumi. Tanpa adanya zat, geodesika pada ruang-waktu berdimensi empat sepadan dengan garis
pada ruang berdimensi tiga. Tapi ketika ada zat yang yang mendistorsi ruang-waktu, jalur gerak
benda dalam ruang berdimendi tiga menjadi melengkung karena tarikan gravitasi menurut teori
Newton. Ketika ruang-waktu tidak datar, jalur benda tampak berbelok, sehingga memberi  kesan
ada gaya yang mempengaruhinya.

9
Penerapan teori relativitas umum dalah model alam semesta yang amat berbada, yang
memprediksi efek-efek baru seperti gelombang gravitasi dan lubang hitam. Teori relativitas
umum menyatakan jagat raya berhingga namun tak terbatas. Sebagaimana teori relativitas
khusaus, teori relativitas umum juga telah melalui uji sensitifitas dan semuanya menyatakan
sukses. Salah satu penjelasan yang telah teruji sukses adalah penjelasan mengenai perihelion
Planet Merkurius.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Relativitas Einstein muncul dari kesenjangan antara mekanika Newton tentang perilaku
zat (eter) dengan electromagnet Maxwell (kecepatan cahaya).
Teori relativitas khusus  menyatukan ruang dan waktu menjadi ruang-waktu. Teori ini
menyatakan adanya pemuluran waktu sehingga waktu dinyatakan sebagai dimensi keempat yang
memiliki arah yang bergantung terhadap kecepatan pengamat.
Teori relativitas umum menyuguhkan konsep baru tentang gravitasi yang menyatukan antara
gravitasi dan relativitas yakni konsep gravitasi Einstein. Konsep gravitasi umum menyatakan
bahwa ruang-waktu bukan datar, melainkan melengkung dan terdistorsi oleh massa dan energy
di dalamnya.
Gagasan ini melahirkan pandangan bahwa alam semesta atau jagat raya berhingga namun tak
terbatas.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menambah khasanah pengetahuan pembaca
mengenai konsep ruang-waktu, relativitas, serta konsep alam semesta. Dengan memahami
konsep relativitas ini sekiranya dapat menambah keyakinan kita pada Sang Pencipta akan adanya
jagad raya yang diciptakan-Nya sedemikian rupa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Albert, David Z.______.  Philosophy of Physics. Colombia University. Colombia.


Einstein, Albert.  2005. The special and general theory (terjemahan oleh Liek Wilardjo). Grafika
Mardi Yuana. Bogor.
Russel, Bertrand. Teori Relativitas Einstein, Penjelasan Populer Untuk Umum. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Hawking, Stephen & Mlodinow, Leonard. 2010. The Grand Design. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Van  Kliken, Gerry. 2004. Revolusi Fisika : Dari alam Gaib ke ALam Nyata. Grafika Mardi
Yuana. Bogor.

12

Anda mungkin juga menyukai