Anda di halaman 1dari 4

Perjanjian “Cessie” dalam Jual beli

piutang atas nama (pergantian kreditor)

Penyerahan dimaksud adalah feitelijke levering penyerahan yang nyata dari suatu benda,
sehingga benda tersebut dialihkan ke dalam kekuasaan yang nyata dari pihak lawan dan
juridische levering penyerahan milik berserta hak untuk memiliki suatu benda kepada pihak
lainnya. Penyerahan tidak perlu dilakukan disebabkan benda yang diserahkan telah berada di
tangan atau dikuasai oleh yang hendak menerimanya.

Kreditur yang menjual (mengoper) hak dan tagihan atas nama (piutang) disebut Cedent (kreditur
lama), orang yang pembeli (penerima pengoperan) piutang disebut Cessionaris (Kreditur baru),
dan debitur piutang yang dialihkan (jual) disebut Cessus, Sehingga terdapat hubungan hukum.

Hubungan antara Cedent dengan Cessionaris bersifat Rechtstitel yaitu penyerahan (levering) hak
milik dan dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kewenangan besehikking. Suatu
perjanjian hutang piutang Cessie sebagai cara untuk menyerahkan (levering) selalu Accessoir
pada suatu peristiwa hukum yang menimbulkan kewajiban levering. Hubungan obligator yang
mendahului Cessie dapat berupa perjanjian yang paling umum perjanjian seperti halnya jual
beli piutang tesebut, bila perjanjian obligatoirnya cacat sehingga dibatalkan, maka akta
Cessie tidak menjadikan cessionaries pemilik dari tagihan yang diterimanya.

Hubungan antara Cessionarris dengan Cessus hubungan pertama antara Cedent (kreditur semula)
dengan Cessionaris (kreditur baru) pengoperan hak tagihnya antara Cedent dengan Cessionaris,
bisa dilaksanakan tanpa turut sertanya Cessus, kedua adalah antara Cessionaris dan Cessus
(debitur) agar berlaku terhadap Cessus, Cessus harus disertakan.

Hubungan antara Kreditor lama (Cedent) dengan debitur (Cessus) terjadi adanya perjanjian
pokok hutang piutang, karena Cessus tidak dapat membayar hutangnya kredit macet
(wanspestasi) maka Cedent menjual pituangnya kepada pihak lain yang merupakan Kreditor
baru Cessionaris dengan membuat perjanjian jual beli piutang atas nama (pasal 613 KUH
Peradata).

Cessie baru mempunyai pengaruh daya kerja terhadap Cessus, kalau ia telah memberitahu
secara tertulis atau secara tertulis ia sendiri telah menyetujui atau mengakuinya. Pertama-tama
yang perlu diperhatikan adalah adanya syarat pemberitahuan (betekenen) “sah” atau “resmi” atau
resmi pemberitahuan dengan surat tertulis, biasa, tercatat, pengumuman mediamasa atau
pegakuan /persetujuan secara tertulis. Adanya persetujuan dan pengakuan menunjukkan, bahwa
Cessus telah mengetahui adanya Cessie. Persetujuan atau pengakuan tersebut biasanya Cessus
menanda tangani akta Cessie-nya. Dalam mana ia menyatakan, bahwa ia mengakui atau
menyetujui pengoperan hak tagih Cedent atas dirinya. Pemberitahuan secara tertulis adalah
pemberitahuan melalui Exploit Juru Sita bentuk laian yang dapat diterima merupakan peringatan
kepada debitor yang diberitahukan kepadanya bahwa piutang telah diserahkan kepada orang lain
(Tan Thong Kie, 2012 : 348). Dalam hal Cessus sudah memberikan persetujuan, pengakuan,
maka betekening tak perlu ada lagi.

Dengan pembuatan akta Cessie hak tagih sudah beralih tetapi menurut pasal 613 ayat 3, baru
mengikat Cessus, bahwa kepadanya sudah diberitahukan atau telah diakui atau disetujui. Akibat
penting dari pemberitahuan melalui Exploit Juru Sita atau persetujuan atau pengakuan adalah
bahwa debitur (Cessus) sekarang tidak dapat lagi melunasi hutangnya secara sah dan karenanya
membebaskan dari kewajiban membayar hutng kepada Cedent, sebab dengan pemberitahuan
tersebut ia sekarang mengetahui bahwa krediturnya telah berganti (kreditor baru Cessionaris)
berdasarkan Cessie.

Terjadinya kredit macet didahului wansprestasi hal ini terjadi diawali dengan hubungan
kontraktual (charateristics of default is always preceded by a contractual relationship). Kontrak
itu dibuat sebagai intrumen yang secara khusus mengatur hubungan hukum antara pentingan
yang bersifat privat dan perdata (Yahman, 2014 : 51). Mengenai pengertian “kontrak atau
perjanjian” dalam KUH Perdata menggunakan istilah overeencomt dan contract untuk pengertin
yang sama dalam Buku III Bab kedua KUH Perdata tentang “perikatan yang lahir dari kontrak
atau persetujuan”. Pendapat sarjana yang mendukung istilah kontrak sama dengan perjanjian
antara lain : J. Satrio (2012 : 19), Marthelena Pohan (2012 : 84).

Peranan notaris dalam perjanjian Cessie, perjanjian jaminan dan memberikan penyuluhan hukum
tentang Cessie. Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 2014, Pasal 1 ayat (1) “Notaris adalah
pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki kewenangan lainnya
atau berdasarkan undang-undang lainnya”. Pasal 15 ayat (1) “Notaris berwenang membuat Akta
autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan
dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak
juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh
undang-undang”.

Sesuai dengan Pasal 1417 KUH Perdata telah ditegaskan bahwa terhadap pengalihan utang yang
dilakukan dari Debitur Lama kepada Debitur Baru, selama Bank tidak secara tegas menyatakan
dalam perikatannya bahwa Bank tidak membebaskan debitur lama dari hutang yang dialihkannya
tersebut, maka tidak terjadi suatu pembaharuan utang (Novasi). Maka sesuai Pasal 1381 KUH
Perdata terhadap Perjanjian Kredit awal (utang yang dialihkan) tidak menyebabkannya menjadi
hapus atau berakhir, artinya ketika suatu perjanjian kredit tidak hapus karena adanya delegasi
debitur lama tetap mempunyai kewajiban terhadap pelunasan utang yang dialihkan meskipun
utang tersebut telah beralih ke debitur baru. Perbuatan pengalihan utang melalui Delegasi atau
Pemindahan tersebut harus didudukkan dalam suatu Akta Delegasi tersendiri dan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kredit awalnya beserta perubahannya
dan seluruh perjanjian tambahan (Accessoirnya) yang dibuat
berdasarkan perjanjian pokoknya menjadi tidak hapus.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014.

Frieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata Jilid I, Ind-Hill. Co, Jakarta, 2012.

Herlin Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014.

Herlin Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan Buku Kedua, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013.

HFA Vollmar, Hukum Benda Menurut KUHPerdata, Tarsito, Bandung, 2012

Satrio, Cessie, Subrogasi, Novatie, Kompensatie & Percampuran Hutang, Alumni, Bandung,
2012.

Satrio, Hukum Perjanjian, Citra Adtya, Bandung, 2012.

Kartono, Hak-Hak Jaminan Kredit, Pradnya Paramita, Jakarta, 2013.

Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 2012.

Mariam Darus Badrulzaman, Bab-Bab Tentang Crediet Verband, Gadai dan Fidusia. Alumni,
Bandung, 2012.

Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak (Memahami Kontrak Dalam Persfektif Pilsafat, Teori,
Dokmatis Dan Praktek Hukum), Mandar Maju, Jakarta, 2012.

R Subekti dan R Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (Terjemahan dari


Burgelijk Wetboek), Pradnya Paramita, Jakarta, 2012.

R Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2012.


Wiwoho, Keadilan Berkontrak, Penaku, Jakrta, 2017.

Soetojo Prawirohamidjojo daan Marthelena Pohan, Hukum Perikatan, Bina Ilmu, Surabaya,
2012.

Sri Soedewi Masjchoen, Hukum Jaminan Di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan &
Jaminan Perorangan, Liberty, Yogyakarta, 2012

Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus, Prenada Media, Jakarta, 2013.

Sutan Remy Syahdaeni, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi para
Pihak dalam Perjanjian kredit Bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia Jakarta, 2013.

Tan Thong Kie, Studi Notariat & Serba Serbi Praktek Notaris, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta,
2012.

Yahman, Karakteristik Wansprestasi & Tindakan Pidana Penipuan yang Lahir Dari Hubungan
Kontraktual, Prenadamedia, Jakarta, 2014.

Anda mungkin juga menyukai