Anda di halaman 1dari 3

Mengapa pencegahan kanker leher rahim masih minim?

Salah satu kendala yang menyebabkan tidak dilakukannya papsmear secara rutin di tempat
pelayanan kesehatan primer adalah tidak tersedianya peralatan untuk membuat apusan sitologi.
Peralatan standar yang dibutuhkan antara lain meja pemeriksaan ginekologi, spekulum cocor
bebek, spatula ayre dan cytobrush, kaca slide, kaca benda dan larutan fiksasi standar yaitu
alkohol 95%. Pembacaan slide dapat dilakukan dengan mengirimkan sediaan yang telah difiksasi
tersebut ke rumah sakit rujukan yang mempunyai tenaga sitologi (skiner).

Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menghilangkan larutan fiksasi, dan
menggantikannya dengan melakukan rehidrasi dengan larutan normal salin ( Nacl 0,9%) pada
sediaan yang telah dikeringkan di udara

Pemeriksaan sitologi diketahui sangat spesifik untuk lesi tinggi (HG-SIL), namun sensitivitasnya
sangat bervariasi, dengan rata-rata sensitivitas 58%. Hal ini terutama disebabkan kesalahan pada
proses pengambilan bahan, preparasi dan pembacaannya. Oleh karena itu dampak skrining
sitologi untuk menurunkan angka kejadian kanker serviks hanya dapat dicapai dengan
melakukan skrining dengan frekuensi yang tinggi. Kekurangan sumber daya di negara sedang
berkembang memerlukan adanya inovasi-inovasi untuk meningkatkan frekuensi dan cakupan
skrining sitologi ini (Saslow 2002).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas papsmear dengan
menggunakan teknik rehidrasi sediaan kering dibandingkan dengan sediaan basah. Penelitian
yang dilakukan oleh Silvaraman G dan Krishnan R (2002) dengan hasil sediaan papsmear
dengan teknik kering memiliki kualitas yang sama dibandingkan dengan teknik konvensional
(teknik basah). Penelitian yang dilakukan oleh Gupta S dkk (2003) mendapatkan hasil kualitas
papsmear dengan teknik kering sama baiknya dibandingkan dengan kualitas teknik basah bahkan
ketidakpuasan teknik kering ini sangat rendah. Penelitian Situmorang (2006) mendapatkan hasil
teknik sediaan kering memiliki kualitas yang sama baiknya dibandingkan dengan teknik basah,
namun hasil yang diperoleh tidak terdapat perbedaan yang bermakna ditinjau dari segi densitas
seluler, adanya artefak, latar belakang eritrosit yang mengganggu, adanya latar belakang sel
radang yang menggangu. Krit Jaiwong dkk (2006) memperoleh hasil penelitian kualitas teknik
kering lebih rendah dibandingkan dengan kualitas teknik basah.
Pengambilan sediaan pap smear

Pengambilan sediaan pap smear akan mendapatkan hasil yang representatif apabila mencakup sel
metaplasia atau sel endoserviks dengan demikian pengambilan sediaan harus di sekitar
sambungan skuamosa-kolumnar (SSK). Spatula ayre banyak dipakai untuk mengambil sediaan
papsmear, meskipun sekitar 40% tidak mencakup sel endoserviks.Di daerah SSK atau daerah
tranformasi terjadi perubahan sel dari tingkat metaplasia, displasia ringan, displasia sedang,
displasia berat sampai terjadi karsinoma insitu. Peranan mutagen yang diduga bahwa infeksi
virus HPV memegang peranan penting terutama tipe 16,18, 31, 45. Metaplasia adalah
transformasi dari satu tipe sel matur ke tipe sel matur kedua. Displasia sudah terjadi gangguan
maturasi epitel sel, tetapi belum terjadi perubahan ke arah karsinoma. Derajatnya tergantung
tebal epitel dan kelainan pada sel skuamosa. Karsinoma in-situ terjadi gangguan maturasi sel
epitel skuamosa tetapi membrana basalis masih utuh. (Kurman, 1994, Andrijono 2006, Nuranna
2006).

Pengambilan sediaan pap smear tidak boleh dikerjakan selama menstruasi atau perdarahan
karena dapat mengurangi sensitivitas skrining. Waktu yang paling baik pengambilan sediaan
dilakukan antara hari ke-7 sampai dengan hari ke -15. Bila ada infeksi saat pemeriksaan pap
smear maka harus diterapi dahulu, karena jumlah sel radang yang terlalu banyak dapat
menggangu penilaian sediaan. Sitologi serviks dipengaruhi oleh kehamilan dan laktasi, karena
meningkatkan risiko negatif palsu. Pap smear sebaiknya tidak dikerjakan pada wanita hamil dan
tiga bulan pasca melahirkan. Wanita yang pernah dilakukan bilas vagina (kurang 24 jam),
riwayat biopsi, konisasi, krioterapi dapat meningkatkan penilaian negatif palsu. Kesalahan
laboratorium seperti pewarnaan sediaan serta kesalahan interpretasi juga bisa menyebabkan hasil
negatif palsu. Suatu laboratorium sitologi yang baik bila memberikan hasil negatif palsu tidak
lebih 10%, oleh sebab itu perlu pengawasan dan perhatian kualitas sediaan.

Sistem Bethesda 2001 menyebutkan kriteria adekuasi sediaan tidak memuaskan bila saat
pengambilan sediaan terlalu tipis, tidak di oleskan merata, atau terlalu tebal sehingga menggagu
penilaian. Adekuasi sediaan yang memuaskan bila jumlah sel endoserviks atau sel metaplasia
minimal 10, jumlah sel skuamosa 10 % dari seluruh apusan sel, jumlah sel radang <75%,
eritrosit <75%, tidak ada sel skuamosa yang lisis.

Fiksasi sediaan pap smear

Fiksasi bertujuan agar sel-sel tidak cepat mengalami kerusakan. Hal yang paling sering
mempengaruhi adalah adanya artefak akibat pengeringan udara. Sediaan terlalu lama diluar tidak
segera di rendam dalam alkohol 95%. Pengambilan sediaan yang tidak layak banyak dipengaruhi
cara fiksasi sediaan. Fiksasi dengan alkohol 95% yang sering disebut dengan sediaan basah
sudah umum dikerjakan, sedangkan fiksasi dengan NaCl atau sediaan kering belum banyak
dikenal.

Pengaruh fiksasi dengan Nacl

Pemberian larutan salin pada sediaan kering sangat mempengaruhi hasil pembacaan sediaan
papsmear. Sediaan pap smear yang telah diambil terlebih dahulu di keringkan di udara selama 30
menit sampai dengan 24 jam selanjutnya direhidrasi dengan larutan normal salin. Pengaruh
pemberian larutan normal salin pada kualitas sediaan dan jumlah sel darah merah. Sel darah
merah akan tidak tampak pada sediaan kering dibandingkan dengan sediaan basah, sedangkan
kepuasan pembacaan hasil sitoplasmik memiliki hasil yang sama baiknya dengan teknik
konvensional, bahkan pembacaan sitoplasmik pada teknik kering lebih baik dibandingkan
dengan teknik basah dengan hasil yang lebih memuaskan (Sivaraman, 2002,Dalstrom, 2003,
Gupta , 2003)

Perbandingan Papsmear sediaan kering (air-dried pap smears) dan sediaan basah (konvensional)

1. Teknik basah ( konvensional)

Pemeriksaan papsmear yang rutin dikerjakan adalah dengan menggunakan teknik basah
(konvensional) yaitu dengan fiksasi alkohol (etanol) 95%. Teknik ini mempunyai beberapa
kelemahan antara lain bila fiksasi yang kurang baik akan timbul artefak, sehingga menurunkan
kualitas hasil pembacaan, apalagi pengambilan sampel dikerjakan oleh tenaga yang tidak
terampil. Beberapa penulis menyebutkan teknik kering memiliki kualitas yang lebih baik
dibandingkan dengan teknik basah, karena memiliki kemudahan dalam pembacaanya karena
terjadi lisis sel-sel darah merah (Mindy, 2003 Krit, 2006).

2. Teknik kering (air-dried)

Teknik ini merupakan bagian dari papsmear dan sangat baik dipergunakan untuk visualisasi
morfologi sel karena dapat memberikan gambaran sel (nuclear) lebih rinci. Teknik ini sangatlah
sederhana dan mudah dikerjakan. Perbedaan dengan teknik konvensional adalah terletak pada
larutan yang dipakai untuk fiksasi sediaan. Pada teknik ini menggunakan fiksasi dengan
menggunakan larutan normal salin dengan mengeringkan sediaan di udara terlebih dahulu.
Setelah sediaan diambil lalu dikeringkan di udara selama 30 menit sampai dengan 24 jam,
selanjutnya sediaan tersebut diberikan tetesan larutan normal salin. Pada teknik ini hasil yang
diperoleh sama baiknya dengan teknik konvensional (Sivaraman, 2002,Dalstrom, 2003, Gupta ,
2003)

Anda mungkin juga menyukai