PRAKTIKUM SISTEM
PROTEKSI
2. Relevansi
3. Pendataan
4. Solusi
Tegangan langkah adalah beda potensial pada permukaan tanah dari dua
titik yang berjarak satu langkah yang dialami seseorang yang menghubungkan ke
dua titik tersebut dengan kedua kakinya tanpa menyentuh suatu peralatan apapun.
Adapun rangkaian kejadian dari tegangan langkah beserta rangkaian ekivalennya
dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Pada saat terjadi fault seperti gambar diatas, tegangan pada tanah
terdistribusi menurun seiring jaraknya terhadap pusat fault. Semakin jauh dari
sumber, maka besar tegangan di tanah semakin kecil. Tegangan langkah yang
dimaksud adalah beda potensial antara dua kaki yang menginjak tanah. Semakin
besar jarak antara dua kaki maka semakin besar tegangan langkah yang dialami.
Keadaan seperti ini juga dapat terjadi ketika terjadi sambaran petir ke tanah.
Gambar 2. Arus yang terjadi disekitar Titik Netral Trafo
b. Tegangan langkah
c. Tegangan pindah
a.Tegangan Sentuh
Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara suatu obyek yang
disentuh dan suatu titik berjarak 1 meter, dengan asumsi bahwa obyek yang
disentuh dihubungkan dengan kisi-kisi pengetanahan yang berada dibawahnya.
Besar arus gangguan dibatasi oleh tahanan orang dan tahanan kontak ke tanah dari
kaki orang tersebut.
0,1 1.980
0,2 1.400
0,3 1.140
0,4 990
0,5 890
1,0 626
2,0 443
3,0 362
b.Tegangan Pindah
Tegangan pindah adalah hal khusus dari tegangan sentuh, dimana
tegangan ini terjadi bila pada saat terjadi kesalahan orang berdiri di dalam gardu
induk, dan menyentuh suatu peralatan yang diketanahkan pada titik jauh
sedangkan alat tersebut dialiri oleh arus kesalahan ke tanah.
4) Arus reaksi
a. Arus Persepsi
Bila seseorang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari
harga nol dan dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang
tersebut akan memberikan pengaruh. Mula mula akan merangsang syaraf
sehingga akan terasa suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus bolak
balik dan akan terasa sedikit panas pada telapak tangan.
Pada Electrical Testing Laboratory New York tahun 1993 telah dilakukan
pengujian terhadap 40 orang laki-laki dan perempuan, dan diperoleh arus rata-rata
yang disebut threshold of perception current sebagai berikut :
1) Untuk laki-laki : 1,1 mA.
c. Arus Fibrilasi
Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang
mempengaruhi otot dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai
mati. Hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung sehingga
jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan dan orang segera akan
mati.
Untuk mendapatkan nilai pendekatan suatu percobaan telah dilakukan
pada University of California oleh Dalziel pada tahun 1968 , dengan
menggunakan binatang yang mempunyai badan dan jantung yang kira-kira sama
dengan manusia disebutkan bahwa 99.5 % dari semua orang yang beratnya kurang
dari 50 kg masih dapat bertahan terhadap besar arus dan waktu yang ditentukan
.
d. Arus Reaksi
Arus reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat menakibatkan orang
menjadi terkejut, hal ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan
sampingan. Karena terkejut orang dapat jatuh dari tangga, melemparkan peralatan
yang sedang dipegang yang dapat mengenai bagian-bagian instalasi bertegangan
tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang lebih fatal.Penyelidikan yang terperinci
telah dikemukan oleh DR. Hans Prinz dimana batasan-batasan arus tersebut.
2.3 Rumus
Jika persamaan (1) ditelaah lebih lanjut lagi, dengan beberapa asumsi
maka akan didapatkan persamaan lanjutan dari tegangan langkah sebagai berikut:
𝐸𝐿 = (𝑅𝑘 + 𝑅𝑓 )𝐼𝑘
0,116
𝐸𝑙 = (1000 + 6𝜌)
√𝑡
116+0,696 𝜌
𝐸𝑙 = ......................................................................................................(2)
√𝑡
Dimana :
El : tegangan langkah (Volt)
ρ : hambat jenis tanah disekitar (Ohm meter)
t : waktu kejut (detik)
dari penurunan persamaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa besar tegangan
langkah yang diijinkan dipengaruhi juga oleh waktu kejut.
Tabel 3. Waktu Kejut Tegangan Langkah
Pengambilan nilai waktu 0,75 detik dianggap sudah cukup realisis. Nilai
tegangan langkah sebesar 2546 V dianggap masih pada batas aman namun tetap
saja memiliki resiko membahayakan. Pada kenyataannya besar tegangan langkah
yang terjadi pada daerah yang memiliki sistem grounding akan bernilai lebih
kecil.
2.4 Karakteristik
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6
Tegangan langkah (volt)
𝐾𝑖 = 0,65 + 0,172 𝑛
1 1 1 1 1
𝐾𝑠 = 𝜋 (2ℎ + 𝐷+ℎ + 2𝐷 + ⋯ + (𝑛−1)𝐷)
Dengan
Ki : faktor koreksi
Ks : faktor pengaruh pentanahan
n : konstanta koreksi
h : kedalaman penanaman konduktor
D : jarak antar konduktor paralel
2. Menambahkan kerikil pada daerah yang beresiko Kerikil pada daerah yang
rentan bahaya tegangan langkah dapat membuat hambatan kontak antara
manusia dan tanah.
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat praktek termasuk
elektroda bantu
b) Menanam elektroda bantu dengan jarak (r) dari titik netral trafo.
c) Mengukur arus yang mengalir dari titik netral trafo ke tanah ataupun
gardu dengan menggunakan tang ampere
Pertanyaan
1) Jelaskan yang dimaksud dengan tegangan Langkah. Dimana aplikasinya.
2) Tentukan batas minimum jarak antara manusia/operator terhadap
peralatan listrik/trafo daya apabila arus bocor ketanahnya 66% dari arus
beban trafo 200 Ampre dengan kondisi tanah ladang.
3) Tentukan batas minimum jarak antara manusia/operator terhadap
peralatan listrik/trafo daya apabila arus bocor ketanahnya 66% dari arus
beban trafo 200 Ampre dengan kondisi tanah berbatu.
4) Bandingkan jawaban nya antara point 2 dan point 3.
Jawaban
1. Tegangan Langkah adalah tegangan yang timbul diantara dua kaki orang
yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan ke tanah.
Tegangan langkah disebabkan oleh aliran arus gangguan melalui tanah. Semakin
dekat personil dengan ground rod atau grounded device, semakin besar
konsentrasi arus dan semakin besar pula tegangan atau potensial listriknya. Aliran
arus listrik menciptakan tegangan jatuh (voltage drop) karena adanya arus listrik
mengalir melalui permukaan tanah dan seseorang atau personil maintenance yang
berdiri dengan lebar langkah kaki tertentu menjadi bagian jembatan dari voltage
drop sehingga menciptakan lintasan paralel bagi arus listrik.
Pengalikasiannya pada sistem pentanahan gardu induk, distribusi,
pembangkit, jalur transmisi yang bisa mengakibatkan tegangan langkah.
2. r = .....?
I = 66 % x 200
𝟔𝟔
= x 200
𝟏𝟎𝟎
= 132 A
E1 = Ik (Rk + 6ρ)
ρ = 100 Ω – m
ρ
VL = xI
2𝛑(𝐫)^𝟐
100
211200 = x 132
2(𝟑,𝟏𝟒)(𝐫)^𝟐
13200
211200 =
6,28(𝐫)^𝟐
E1 = Ik (Rk + 6ρ)
ρ = 3000 Ω – m
ρ
VL = xI
2𝛑(𝐫)^𝟐
3000
2508000 = x 132
2(𝟑,𝟏𝟒)(𝐫)^𝟐
3000
2508000 =
6,28(𝐫)^𝟐
r^2 = 0,025
r = √0,025
= 0,158 m
4. Hasilnya sangat berbeda hal ini disebabkan oleh tahanan jenisnya berbeda
sebab struktur tanahnya berbeda yaitu tanah ladang dan tanah berbatu sehingga
jarak tegangan langkah dari trafo ke manusia berbeda pula.
Fasa
Trafo
Manusia
0,0997
Pentanahan
Trafo
Manusia
0,158
Pentanahan
Adapun data yang telah didapatkan setelah melakukan pratikum adalah sebagai
berikut :
a. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang ± 1 meter sebagai
titik awal dari trafo, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 0,6 Volt (AC) dan sebesar 0,2 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 7,8 mA (AC) dan sebesar 1,4
(DC).
b. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang 1,5 m dari titik
awal, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 0,8 Volt (AC) dan sebesar 0,2 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 9,4 mA (AC) dan sebesar 1,5 mA
(DC).
d. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang 2,5 m dari titik
awal, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 1,34 Volt (AC) dan sebesar 0,24 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 17,5 mA (AC) dan sebesar 1,84
mA (DC).
2. Percobaan tegangan langkah pada grounding trafo
Sebelum melakukan pengambilan data, praktikan mengukur arus
pentanahan pada netral trafo terlebih dahulu. Adapun besar arus pentanahan yang
terukur pada titik netral trafo sebagai berikut :
Arus AC
Arus DC
Adapun data yang telah didapatkan setelah melakukan pratikum adalah sebagai
berikut :
a. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang ± 1 meter sebagai
titik awal dari trafo, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 0,66 Volt (AC) dan sebesar 0,23 volt
(DC). Untuk arus langkah terukur sebesar 7,6 mA (AC) dan sebesar 1,4 (DC).
b. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang 1,5 m dari titik
awal, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 0,87 Volt (AC) dan sebesar 0,23 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 9,13 mA (AC) dan sebesar 1,4
mA (DC).
d. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang 2,5 m dari titik
awal, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 1,27 Volt (AC) dan sebesar 0,24 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 13,3 mA (AC) dan sebesar 1,7
mA (DC).
3. Percobaan tegangan langkah pada grounding panel
Sebelum melakukan pengambilan data, praktikan mengukur arus pentanahan
pada netral trafo terlebih dahulu. Adapun besar arus pentanahan yang terukur pada
titik netral trafo sebagai berikut :
Arus AC
Arus DC
Adapun data yang telah didapatkan setelah melakukan pratikum adalah sebagai
berikut :
a. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang ± 1 meter sebagai
titik awal dari trafo, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 0,66 Volt (AC) dan sebesar 0,24 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 9,2 mA (AC) dan sebesar 2 (DC).
b. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang 1,5 m dari titik
awal, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 0,85 Volt (AC) dan sebesar 0,22 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 7,4 mA (AC) dan sebesar 1,2 mA
(DC).
d. Saat jarak elektroda dari pengentanahan nya sepanjang 2,5 m dari titik
awal, didapatkan data sebagai berikut :
Tegangan langkah yang didapatkan sebesar 0,93 Volt (AC) dan sebesar 0,23 volt
(DC). Untuk arus langkah yang terukur sebesar 10,8 mA (AC) dan sebesar 1,6
mA (DC).
Grafik VL = F (IL)
20
18
16
14
12
Iac
10
8 Grafik
6
4
2
0
0.6 0.8 1.1 1.34
Vac
Grafik VL = F (IL)
2
1.8
1.6
1.4
1.2
Idc
1
0.8 Grafik
0.6
0.4
0.2
0
0.2 0.2 0.24 0.24
Vdc
8
6 Grafik
4
2
0
0.66 0.87 1.27 1.27
Vac
Grafik VL = F (IL)
1.8
1.6
1.4
1.2
1
Idc
0.8
0.6 Grafik
0.4
0.2
0
0.23 0.23 0.24 0.24
Vdc
10
8
Iac
4 Grafik
0
0.66 0.85 0.91 0.93
Vac
Grafik VL = F (IL)
2.5
1.5
Idc
1 Grafik
0.5
0
0.24 0.22 0.23 0.23
Vdc
Apabila nilai tegangan langkah besar maka nilai arus yang mengalir ikut
besar juga, sedangkan nilai tegangan langkah kecil maka nilai arus yang mengalir
ikut kecil, hal ini telah dideskripsikan pada hukum ohm. Dimana tegangan
sebanding dengan arus yang mengalir.
7.3 Analisa Perbandingan
1. Pengukuran tegangan langkah dari titik netral trafo
Tegangan AC
𝛒
a. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,6 = x 0,0078
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟖𝛒
0,6 =
𝟔,𝟐𝟖
3,768 = 0,0078 ρ
=ρ
𝟑,𝟕𝟔𝟖
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟖
483,07 Ω – m = ρ
𝛒
b. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,8 = x 0,0094
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟒𝛒
0,8 =
𝟏𝟒,𝟏𝟑
11,304 = 0,0094 ρ
=ρ
𝟏𝟏,𝟑𝟎𝟒
𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟒
1202,55 Ω – m = ρ
𝛒
c. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
1,1 = x 0,01484
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐)^𝟐
𝟎,𝟎𝟏𝟒𝟖𝟒𝛒
1,1 =
𝟐𝟓,𝟏𝟐
27,632 = 0,01484 ρ
=ρ
𝟐𝟕,𝟔𝟑𝟐
𝟎,𝟎𝟏𝟒𝟖𝟒
1861,994 Ω – m = ρ
𝛒
d. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
1,34 = x 0,0175
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟓𝛒
1,34 =
𝟑𝟗,𝟐𝟓
52,595 = 0,0175 ρ
=ρ
𝟓𝟐,𝟓𝟗𝟓
𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟓
3005,428 Ω – m = ρ
Tegangan DC
𝛒
a. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,2 = x 0,0014
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟒𝛒
0,2 =
𝟔,𝟐𝟖
1,256 = 0,0014 ρ
=ρ
𝟏,𝟐𝟓𝟔
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟒
897,142 Ω – m = ρ
𝛒
b. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,2 = x 0,015
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟓𝛒
0,2 =
𝟏𝟒,𝟏𝟑
2,826 = 0,0015 ρ
=ρ
𝟐,𝟖𝟐𝟔
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟓
1884 Ω – m = ρ
𝛒
c. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,24 = x 0,00164
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔𝟒𝛒
0,24 =
𝟐𝟓,𝟏𝟐
6,0288 = 0,00164 ρ
=ρ
𝟔,𝟎𝟐𝟖𝟖
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔𝟒
3676,097 Ω – m = ρ
𝛒
d. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,24 = x 0,00184
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟖𝟒𝛒
0,24 =
𝟑𝟗,𝟐𝟓
9,42 = 0,00184 ρ
=ρ
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟖𝟒
𝟗,𝟒𝟐
5119,56 Ω – m = ρ
Tegangan AC
𝛒
a. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,66 = x 0,0076
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟔𝛒
0,66 =
𝟔,𝟐𝟖
4,1448 = 0,0076 ρ
=ρ
𝟒,𝟏𝟒𝟒𝟖
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟔
545,368 Ω – m = ρ
𝛒
b. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,8 = x 0,00913
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟏𝟑𝛒
0,8 =
𝟏𝟒,𝟏𝟑
12,2931 = 0,00913 ρ
=ρ
𝟏𝟐,𝟐𝟗𝟑𝟏
𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟏𝟑
1346,451 Ω – m = ρ
𝛒
c. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
1,27 = x 0,0145
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐)^𝟐
𝟎,𝟎𝟏𝟒𝟓𝛒
1,27 =
𝟐𝟓,𝟏𝟐
31,9024 = 0,0145 ρ
=ρ
𝟑𝟏,𝟗𝟎𝟐𝟒
𝟎,𝟎𝟏𝟒𝟓
2200,1655 Ω – m = ρ
𝛒
d. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
1,27 = x 0,0133
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟏𝟑𝟑𝛒
1,27 =
𝟑𝟗,𝟐𝟓
49,8475 = 0,0133 ρ
=ρ
𝟒𝟗,𝟖𝟒𝟕𝟓
𝟎,𝟎𝟏𝟑𝟑
3747,932 Ω – m = ρ
Tegangan DC
𝛒
a. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,23 = x 0,0014
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟒𝛒
0,23 =
𝟔,𝟐𝟖
1,4444 = 0,0014 ρ
=ρ
𝟏,𝟒𝟒𝟒𝟒
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟒
1031,714 Ω – m = ρ
𝛒
b. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,23 = x 0,0014
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟒𝛒
0,23 =
𝟏𝟒,𝟏𝟑
0,23 = 0,0014 ρ
=ρ
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟒
𝟎,𝟐𝟑
2321,357 Ω – m = ρ
𝛒
c. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,24 = x 0,0016
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔𝛒
0,24 =
𝟐𝟓,𝟏𝟐
6,0288 = 0,0016 ρ
=ρ
𝟔,𝟎𝟐𝟖𝟖
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔
3768 Ω – m = ρ
𝛒
d. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,24 = x 0,0017
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟕𝛒
0,24 =
𝟑𝟗,𝟐𝟓
9,42 = 0,0017 ρ
=ρ
𝟗,𝟒𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟕
5541,176 Ω – m = ρ
Tegangan AC
𝛒
a. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,66 = x 0,0092
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟐𝛒
0,66 =
𝟔,𝟐𝟖
4,1448 = 0,0092 ρ
=ρ
𝟒,𝟏𝟒𝟒𝟖
𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟐
450,521 Ω – m = ρ
𝛒
b. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,85 = x 0,0074
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟒𝛒
0,85 =
𝟏𝟒,𝟏𝟑
12,0105 = 0,0074 ρ
=ρ
𝟏𝟐,𝟎𝟏𝟎𝟓
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟒
1623,040 Ω – m = ρ
𝛒
c. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,91 = x 0,0074
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟒𝛒
0,91 =
𝟐𝟓,𝟏𝟐
22,8592 = 0,0074 ρ
=ρ
𝟐𝟐,𝟖𝟓𝟗𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟒
3089,081 Ω – m = ρ
𝛒
d. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,93 = x 0,0108
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟏𝟎𝟖𝛒
0,93 =
𝟑𝟗,𝟐𝟓
36,5025 = 0,0108 ρ
=ρ
𝟑𝟔,𝟓𝟎𝟐𝟓
𝟎,𝟎𝟏𝟎𝟖
3379,861 Ω – m = ρ
Tegangan DC
𝛒
a. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,24 = x 0,002
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟐𝛒
0,24 =
𝟔,𝟐𝟖
1,5072 = 0,002 ρ
=ρ
𝟏,𝟓𝟎𝟕𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟐
753,6 Ω – m = ρ
𝛒
b. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,22 = x 0,0012
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟏,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟐𝛒
0,22 =
𝟏𝟒,𝟏𝟑
3,1086 = 0,0012 ρ
=ρ
𝟑,𝟏𝟎𝟖𝟔
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟐
2590,5 Ω – m = ρ
𝛒
c. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,23 = x 0,0012
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟐𝛒
0,23 =
𝟐𝟓,𝟏𝟐
5,776 = 0,0012ρ
=ρ
𝟓,𝟕𝟕𝟔
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟐
4814,667 Ω – m = ρ
𝛒
d. VL = xI
𝟐𝛑(𝐫)^𝟐
𝛒
0,23 = x 0,0016
𝟐(𝟑,𝟏𝟒)(𝟐,𝟓)^𝟐
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔𝛒
0,23 =
𝟑𝟗,𝟐𝟓
9,0275 = 0,0016 ρ
=ρ
𝟗,𝟎𝟐𝟕𝟓
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔
5642,1875 Ω – m = ρ
Tabel 1
Bagian AC
a. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ) Ik
0,6 = (1000 + 6 (483,07)) Ik
0,6 = (1000 + 2898,42) Ik
0,6 = 3898,42 Ik
𝟎,𝟔
= Ik
𝟑𝟖𝟗𝟖,𝟒𝟐
1,539 x 10-4 A = Ik
1,539 x 10-1 mA = Ik
0,01539 mA = Ik
b. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ) Ik
0,8 = (1000 + 6 (1202,55)) Ik
0,8 = (1000 + 7215,3) Ik
0,8 = 8215,3 Ik
𝟎,𝟖
= Ik
𝟖𝟐𝟏𝟓,𝟑
9,737 x 10-5 A = Ik
9,737 x 10-2 mA = Ik
0,009737 mA = Ik
c. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
1,1 = (1000 + 6 (1861,994)) Ik
1,1 = (1000 + 11171,964) Ik
1,1 = 12171,964 Ik
𝟏,𝟏
= Ik
𝟏𝟐𝟏𝟕𝟏,𝟎𝟔𝟒
9,037 x 10-4 A = Ik
9,037 x 10-1 mA = Ik
0,9037 mA = Ik
d. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
1,34 = (1000 + 6 (3005,428)) Ik
1,34 = (1000 + 18032,568) Ik
1,34 = Ik
𝟏,𝟑𝟒
= Ik
𝟏𝟖𝟎𝟑𝟐,𝟓𝟔𝟖
7,040 x 10-4 A = Ik
7,040, x 10-1 mA = Ik
0,7040 mA = Ik
Bagian DC
a. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,2 = (1000 + 6 (897,142)) Ik
0,2 = (1000 + 5382,852) Ik
0,2 = 6382,852 Ik
𝟎,𝟐
= Ik
𝟔𝟑𝟖𝟐,𝟖𝟓𝟐
3,133 x 10-5 A = Ik
3,133 x 10-2 mA = Ik
0,03133 mA = Ik
b. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,2 = (1000 + 6 (1884)) Ik
0,2 = (1000 + 11304) Ik
0,2 = 12304 Ik
𝟎,𝟐
= Ik
𝟏𝟐𝟑𝟎𝟒
1,625 x 10-5 A = Ik
1,625 x 10-2 mA = Ik
0,01625 mA = Ik
c. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,24 = (1000 + 6 (3676,097)) Ik
0,24 = (1000 + 22056,582) Ik
0,24 = 23056,582 Ik
𝟎,𝟐𝟒
= Ik
𝟐𝟑𝟎𝟓𝟔,𝟓𝟖𝟐
1,040 x 10-5 A = Ik
1,040 x 10-2 mA = Ik
0,01040 mA = Ik
d. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,24 = (1000 + 6 (5119,56)) Ik
0,24 = (1000 + 30717,36) Ik
0,24 = 31717,36 Ik
𝟎,𝟐𝟒
= Ik
𝟑𝟏𝟕𝟏𝟕,𝟑𝟔
7,566 x 10-6 A = Ik
7,566 x 10-3 mA = Ik
0,007566 mA = Ik
Tabel 2
Bagian AC
a. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,66 = (1000 + 6 (545,368)) Ik
0,66 = (1000 + 3272,208) Ik
0,66 = 4272,208 Ik
𝟎,𝟔𝟔
= Ik
𝟒𝟐𝟕𝟐,𝟐𝟎𝟖
1,544 x 10-4 A = Ik
1,544 x 10-1 mA = Ik
0,1544 mA = Ik
b. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,87 = (1000 + 6 (1346,451)) Ik
0,87 = (1000 + 8078,706) Ik
0,87 = 9078,706 Ik
𝟎,𝟖𝟕
= Ik
𝟗𝟎𝟕𝟖,𝟕𝟎𝟔
9,582 x 10-5 A = Ik
9,582 x 10-2 mA = Ik
0,09582 mA = Ik
c. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
1,27 = (1000 + 6 (2200,1655)) Ik
1,27 = (1000 + 13200,993) Ik
1,27 = 14200,993 Ik
𝟏,𝟐𝟕
= Ik
𝟏𝟒𝟐𝟎𝟎,𝟗𝟗𝟑
8,943 x 10-5 A = Ik
8,943 x 10-2 mA = Ik
0,08943 mA = Ik
d. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
1,27 = (1000 + 6 (3747,932)) Ik
1,27 = (1000 + 22487,592) Ik
1,27 = 23487,592 Ik
𝟏,𝟐𝟕
= Ik
𝟐𝟑𝟒𝟖𝟕,𝟓𝟗𝟐
5,407 x 10-5 A = Ik
5,407 x 10-2 mA = Ik
0,05407 mA = Ik
Bagian DC
a. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,23 = (1000 + 6 (1031,714)) Ik
0,23 = (1000 + 6190,284) Ik
0,23 = 7190,284 Ik
𝟎,𝟐
= Ik
𝟕𝟏𝟗𝟎,𝟐𝟖𝟒
3,198 x 10-5 A = Ik
3,198 x 10-2 mA = Ik
0,03198 mA = Ik
b. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,23 = (1000 + 6 (2321,357)) Ik
0,23 = (1000 + 13928,142) Ik
0,23 = 14928,142 Ik
𝟎,𝟐𝟑
= Ik
𝟏𝟒𝟗𝟐𝟖,𝟏𝟒𝟐
1,540 x 10-5 A = Ik
1,540 x 10-2 mA = Ik
0,01540 mA = Ik
c. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,24 = (1000 + 6 (3788)) Ik
0,24 = (1000 + 22608) Ik
0,24 = 23608 Ik
𝟎,𝟐𝟒
= Ik
𝟐𝟑𝟔𝟎𝟖
1,016 x 10-5 A = Ik
1,016 x 10-2 mA = Ik
0,01016 mA = Ik
d. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,24 = (1000 + 6 (5541,176)) Ik
0,24 = (1000 + 33247,056) Ik
0,24 = 34247,056 Ik
𝟎,𝟐𝟒
= Ik
𝟑𝟒𝟐𝟒𝟕,𝟎𝟓𝟕
7,007 x 10-6 A = Ik
7,007 x 10-3 mA = Ik
0,007007 mA = Ik
Tabel 3
Bagian AC
a. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,66 = (1000 + 6 (2703,126)) Ik
0,66 = (1000 + 2703,126) Ik
0,66 = 3703,126 Ik
𝟎,𝟔𝟔
= Ik
𝟑𝟕𝟎𝟑,𝟏𝟐𝟔
1,782 x 10-4 A = Ik
1,782 x 10-1 mA = Ik
0,1782 mA = Ik
b. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,85 = (1000 + 6 (1623,040)) Ik
0,85 = (1000 + 9738,24) Ik
0,85 = 10738,24 Ik
𝟎,𝟖𝟓
= Ik
𝟏𝟎𝟕𝟑𝟖,𝟐𝟒
7,9156 x 10-5 A = Ik
7,9156 x 10-2 mA = Ik
0,079156 mA = Ik
c. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,91 = (1000 + 6 (3089,081)) Ik
0,91 = (1000 + 18534,486) Ik
0,91 = 19534,486 Ik
𝟎,𝟗𝟏
= Ik
𝟏𝟗𝟓𝟑𝟒,𝟒𝟖𝟔
4,658 x 10-5 A = Ik
4,658 x 10-2 mA = Ik
0,04658 mA = Ik
d. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,93 = (1000 + 6 (3379,861)) Ik
0,93 = (1000 + 20279,166) Ik
0,93 = 21279,166 Ik
𝟎,𝟗𝟑
= Ik
𝟐𝟏𝟐𝟕𝟗,𝟏𝟔𝟔
4,370 x 10-5 A = Ik
4,370 x 10-2 mA = Ik
0,04370 mA = Ik
Bagian DC
a. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,24 = (1000 + 6 (753,6)) Ik
0,24 = (1000 + 4521,6) Ik
0,24 = 5521,6 Ik
𝟎,𝟐𝟒
= Ik
𝟓𝟓𝟐𝟏,𝟔
4,346 x 10-5 A = Ik
4,346 x 10-2 mA = Ik
0,04346 mA = Ik
b. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,22 = (1000 + 6 (2590,5)) Ik
0,22 = (1000 + 2590,5) Ik
0,22 = 16543 Ik
𝟎,𝟐𝟐
= Ik
𝟏𝟔𝟓𝟒𝟑
1,329 x 10-5 A = Ik
1,329 x 10-2 mA = Ik
0,01329 mA = Ik
c. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,23 = (1000 + 6 (4814,667)) Ik
0,23 = (1000 + 28888,002) Ik
0,23 = 28888,002 Ik
𝟎,𝟐𝟑
= Ik
𝟐𝟖𝟖𝟖𝟖,𝟎𝟎𝟐
7,695 x 10-5 A = Ik
7,695 x 10-2 mA = Ik
0,007695 mA = Ik
d. VL = (Rk + Rf) Ik
VL = (1000 + 6ρ)Ik
0,23 = (1000 + 6 (5642,1875)) Ik
0,23 = (1000 + 33853,125) Ik
0,23 = 34853,125 Ik
𝟎,𝟐𝟑
= Ik
𝟑𝟒𝟖𝟓𝟑,𝟏𝟐𝟓
7,172 x 10-6 A = Ik
7,172 x 10-3 mA = Ik
0,007172 mA = Ik
Untuk nilai ρ (rho) jenis tanah dihitung dari nilai pengukuran AC dan DC
baik itu tegangan maupun arus, tetapi yang di isikan pada tabel-tabel dari nilai
pengukuran AC sebab saat ini pengguna AC lebih banyak dari DC.
BAB VIII
KESIMPULAN