FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PAPER FARMAKOKINETIK
DISTRIBUSI & METABOLISME OBAT
OLEH :
Ikatan Protein Sebagian besar obat berikatan dengan protein plasma hingga
yang bersifat asam utamanya berikatan dengan albumin, sedangkan obat yang
mempengaruhi baik distribusi obat (karena hanya fraksi yang bebas atau tidak
berikatan yang bisa melewati membran sel) dan efek obat, yang kembali lagi
karena fraksi bebaslah yang menentukan konsentrasi obat yang berikatan pada
reseptor.
Tingkat ikatan protein sebanding dengan solubilitas obat terhadap lipid. Hal ini
karena obat yang hidrofobik lebih mudah berikatan dengan protein plasma dan
lipid lemak. Untuk obat anestesi intravena, yang cenderung cukup poten, jumlah
lokasi ikatan proteindi dalam plasma jauh melebihi jumlah lokasi yang benarbenar
berikatan. Sehingga fraksi yang berikatan tidak tergantung pada konsentrasi obat
Ikatan obat dengan albumin plasma bersifat non selektif, dan obat dengan
karakteristik psikokemikal yang mirip, dapat berkompetisi satu sama lain dan
dengan zat endogen untuk berikatan dengan protein. Sebagai contoh, sulfonamid
bisa menggeser bilirubin yang tidak terkonjugasi dari ikatannya dengan albumin,
konsentrasi plasma protein. Perubaan pada ikatan protein penting pada obat yang
memiliki ikatan protein yang tinggi (>90%). Pada obat tersebut, fraksi bebas
berubah menjadi proporsi yang terbalik dengan perubahan pada konsentrasi
protein. Jika fraksi bebas pada keadaan normal 2%, maka pada pasien dengan
penurunan protein plasma sebanyak 50%, fraksi bebas akan meningkat sebanyak
perubahan efek farmakologi. Alasannya adalah karena fraksi yang tidak berikatan
Protein plasma hanya sebagian kecil dari total tempat berikatan obat di dalam
bagian dari seluruh binding sites, tidak hanya binding sites plasma, konsentrasi
obat bebas yang sesungguhnya yang mendorong atau menarik obat dari reseptor
plasma.
Soal .
Obat A dan B masing masing dengan Vapp = 20 L dan 100 L, kedua obat
Obat A.
Pergunakan persamaan 22 )
Vapp = Vp + Vt [ fu / fut ]
20 = 4 + 10 ( 0,4 / fut )
fut = 4 / 16 = 0, 25.
Fraksi obat yang terikat pada jaringan adalah 1–0, 25 = 0,75 atau 75 %.
Obat B.
fut = 0,042
Fraksi obat yang terikat pada jaringan adalah 1-0,042 = 0,958 = 95,8 %
Persen obat bebas dalam cairan plasma untuk obat A adalah 25 % dan
untuk obat B adalah 4,2 %. Obat B lebih kuat berikatan dengan jaringan, yang
utuh, sebab tidak mungkin mengidentifikasi kumpulan jaringan secara fisika pada
dan Vm . ini dilakukan pada m maks " pH dan suhu inkubasi optimum yang
diperoleh pada saat optimasi kerja enzim. Penentuan Km dan Vmaks dengan kurva
Salah satu hal yang diperlukan agar reaksi enzimatis dapat berjalan efisien ialah
persamaan Michaelis- Menten adalah Km, yang bersifat khas bagi enzim tertentu,
dengan substrat spesifik pada kondisi pH dan suhu tertentu. Nilai Km (Konstanta
Dengan mengetahui nilai Km dan Vmaks suatu enzim, maka dapat dilakukan
kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh lipase dalam berbagai konsentrasi minyak
Metoda analisis ini dapat menentukan nilai laju maksimum enzim (Vmaks)
dan nilai Konstanta Michaelis Menten (Km) yang bekerja dalam menghidrolisis
kanji. Nilai laju maksimum (Vmaks) menunjukkan jumlah substrat kanji yang dapat
dihidrolisis dalam satuan waktu, sedangkan nilai kontanta Michaelis Menten dapat
prinsip reduksioksidasi untuk mengetahui Km dan Vmax dari enzim amilase yang
diteliti. Pengujian ini akan dibatasi hanya dengan menggunakan pH netral yaitu pH
7 dan suhu kamar dengan tujuan agar industri mengetahui kinerja enzim pada
kondisi tersebut. Pada kondisi pH 7 dan suhu kamar, artinya dalam proses desizing
tersebut tidak memerlukan banyak zat tambahan dan meminimalkan energy yang
dipergunakan. Kinerja enzim akan lebih baik pada kondisi optimum enzim.
menjadi larut air dan tidak aktif secara farmakologis. Namun hal ini tidak selalu
merupakan opioid yang lebih poten dibandingkan morfin itu sendiri. Dalam
beberapa contoh, senyawa induk inaktif (prodrug) dimetabolisme menjadi obat aktif.
Hal ini terjadi pada kodein, yang merupakan opioid lemah. Kodein dimetabolisme
menjadi morfin, yang kemudian berperan dalam efek analgesik dari kodein.
Jalur Metabolisme Empat jalur dasar metabolisme adalah (a) oksidasi, (b)
reduksi, (c) hidrolisis, (d) konjugasi. Secara tradisional, metabolisme dibagi menjadi
reaksi fase I dan fase II. Reaksi fase I meliputi oksidasi, reduksi, dan hidrolisis, yang
meningkatkan polaritas obat dan menyiapkannya untuk reaksi fase II. Reaksi fase II
adalah konjugasi yang mengikatkan obat atau metabolitnya secara kovalen dengan
molekul polar (karbohidrat atau asam amino), yang menyebabkan konjugat tersebut
lebih laruh air untuk nantinya diekskresi. Enzim hepatik mikrosomal berperan dalam
hampir sebagian besar metabolisme obat. Lokasi metabolisme obat lain adalah plasma
(Hofmann elimination, hidrolisis ester), paru, ginjal, dan saluran gastrointestinal, serta
obat, terletak di dalam smoothendoplasmic reticulum dari hati. Enzim ini juga terdapat
dalam ginjal, saluran penernaan, dan korteks adrenal. Mikrosom adalah struktur
terhomogenasi. Dan enzim mikrosomal adalah enzim yang terkonsentrasi pada struktur
tersebut.
Enzim fase 1
Enzim Fase I Enzim yang berperan dalam reaksi fase I meliputi cytochrome
cytochrome P450 (CYP) adalah gabungan besar dari protein membrane-bound yang
P450 sebagian besar adalah enzim hepatik mikrozomal, walau terdapat beberapa
senyawa ini memuncak pada 450 nm ketika dikombinasi dengan karbon monoksida.
Sistem cytochrome P450 juga merupakan fungsi campuran dari sistem oksidase karena
melibatkan tahap oksidasi dan reduksi. Reaksi yang paling umum dikatalis oleh enzim
atom oksigen ke dalam substrat organik sedangkan atom oksigen lain direduksi menjadi
air. Cytochrome P450 juga berfungsi sebagai oksidase akhir dalam rantai transpor
electron.
Enzim cytochrome P450 berkembang dari protein umum. Enzim cytochrome
P450 atau CYP, yang memiliki homologi hingga 40% pada sekuennya, dikelompokkan
dan dinamai berdasarkan angka (contoh CYP2), sedangkan yang memiliki 55%
homologi dikelompokkan lagi dan dinamani berdasarkan huruf (contoh CYP2A), dan
enzim CYP individual ditandai dengan nomor ketiga (contoh CYP2A6). Sepuluh isoform
dari cytochrome P450 bertanggung jawab terhadap metabolisme oksidatif dari sebagian
besar obat. Aktifitas CYP yang lebih besar untuk obat anestesi disebabkan oleh
CYP3A4, yang merupakan isoform yang paling banyak diekspresikan, sekitar 20%
hingga 60% dari total aktivitas P450. P450 3A4 memetabolisme lebih dari satu
setengah dari seluruh obat yang ada saat ini, termasuk opioid (alfentanil, sufentanil,
Obat bisa mempengaruhi aktivitas enzim ini melalui induksi dan inhibisi. Induksi
terjadi melalui peningkatan ekspresi dari enzim. Sebagai contoh, fenobarbital memicu
meningkat. Sebaliknya, obat lain bisa menghambat enzim. Salah satunya adalah jus
anggur yang menghambat CYP 3A4, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi obat
Oksidasi Enzim cytochrome P450 sangat penting dalam reaksi oksidasi. Untuk
kerja tersebut enzim ini memerlukan donor elektron dalam bentuk reduced nicotinamide
adenine dinucleotide (NAD) dan oksigen molekular. Molekul oksigen terbagi, dimana
satu atom oksigen mengoksidasi tiap molekul obat dan atom oksigen lain tergabung
menjadi molekul air. Contoh metabolisme oksidatif dari obat yang dikatalis oleh enzim
cytochrome P450 meliputi hidroksilasi, deaminasi, desulfurasi, dealkilasi, dan
metabolit sementara yang tidak stabil dan melepaskan atom halogen secara spontan.
lepasnya ion bromida, klorida, dan fluorida. Oksidasi alifatik adalah oksidasi dari rantai
samping. Sebagai contoh, oksidasi rantai samping dari tiopental mengubah obat induk
yang laruh lemak menjadi turunan asam karboksilik yang lebih larut air. Tiopental juga
metabolisme oksidatif obat berperan dalam ikatan kovalen dengan makromolekul dan
juga berperan dalam beberapa toksisitas organ akibat obat, seperti disfungsi hepatik.
Normalnya, bentuk yang sangat reaktif ini, hanya ada sementara dan tidak
menghasilkan aksi biologis. Ketika terjadi induksi enzim, intermediat yang reaktif ini
dihasilkan dalam jmlah besar, dan mengakibatkan kerusakan organ. Hal ini terutama
terjadi jika antioksidan glutathione, yang jumlahnya terbatas dalam hati, habis oleh
intermediat reaktif.
Reduksi
Enzim cytochrome P450 juga penting dalam reaksi reduksi. Dalam kondisi
hanya terjadi jika jumlah oksigen kurang untuk berkompetisi dengan elektron.
Konjugasi
Konjugasi dengan asam glukuronik melibatkan enzim cytochrome P450. Asam
glukuronik disintesis dari gula dan ditambahkan ke obat larut lemak dan mengubahnya
menjadi larut air. Hasil ini kemudian diekskresikan di empedu dan urin. Pada bayi
Penurunan kemampuan konjugasi pada neonatus akan meningkatkan efek dan potensi
toksik obat yang normalnya dihambat melalui konjugasi oleh asam glukuronik.
Hidrolisis
melibatkan sistem enzim cytochrome P450. Hidrolisis biasanya terjadi diluar hati.
Enzim Fase II
eksogen, dan mengubahnya menjadi lebih larut air. Glukuronidasi adalah jalur
Hepatic Clearance
sebanding dengan konsentrasi obat, yang menyebabkan clearance dari obat bersifat
konstan. Ini merupakan asumsi dasar untuk farmakokinetik obat anestesi. Menelusuri
asumsi ini akan memberikan gambaran tentang apa itu clearance sebenarnya dan
sebanding dengan konsentrasi obat karena hati memiliki kapasitas metabolik yang
terbatas. Dalam beberapa kondisi, tergantung kecepatan aliran obat ke hati, obat akan
dimetabolisme secepat mungkin selama enzim metabolik hati tersedia. Pada titik ini,
metabolisme tidak lagi sebanding dengan konsentrasi obat karena kapasitas metabolik
sederhana: kecepatan dimana obat mengalir keluar dari hati haruslah pada kecepatan
dimana obat masuk ke hati, dikurangi kecepatan hati memetabolisme obat. Kecepatan
obat masuk ke hati adalah aliran darah hati, Q, dikali konsentrasi obat yang mengalir
masuk, Cinflow. Kecepatan aliran obat keluar dari hati, adalah aliran darah hati, Q,
dikali konsentrasi obat yang mengalir keluar, Qoutflow. Kecepatan metabolisme hepatik
oleh hati, R, adalah perbedaan antara konsentrasi obat yang masuk dan konsentrasi
obat yang keluar dari hati, dikali kecepatan aliran darah hati:
Kecepatan metabolisme obat = R = Q (Cinflow – Coutflow)
induksi atau inhibisi enzim yang ditimbulkan oleh komponen makanan. Akibat adanya