Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KULIAH

HPKP

MINGGU KE :I

Sabtu Tanggal : 11 April 2020

Mata Kuliah : Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan HPKP

Dosen : Hj. Chairijah, MH, Ph.D

OLEH

Nama : Rahmat Damaiandi

NPM : B.180301051

No. Urut Absen : 24

Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum

UNBARI 2020
Pengertian Hukum Pidana dan Kegiatan Perekonomian

Secara harfiah terdiri dari 4 suku yaitu hukum, pidana, kegiatan, perekonomian yang
dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti masing masing, akan tetapi pada saat ke 4 suku kata
terangkai menjadi satu rangkaian kalimat akan ditemukan yang lebih luas, mempunyai
konsekuensi hukum dan menjadi suatu perbuatan pidana yang khusus dibidang kegiatan
perekonomian, artinya undang undang tindak pidana ini bersifat khusus, banyak sekali
ketentuan ketentuan didalamnya yang berbeda dari hukum pidana umum (yang tercantum
dalam KUHP).

Menurut undang undang darurat itu nomor 7 tahun 1955, yang dimaksud dengan
tindak pidana ekonomi adalah:

1. Tindak pidana ekonomi berdasarkan pasal 1 sub 1e:


a. Pelanggaran dibidang devisa.
b. Pelanggaran terhadap prosedur impor, ekspor/ penyeludupan.
c. Pelanggaran izin.
d. Pelanggaran ketentuan barang barang yang diawasi
2. Tindak pidana ekonomi berdasarkan pasal 1 sub 2e meliputi :
a. Pasal 26, dengan sengaja tidak memenuhi tuntutan pegawai pengusut
berdasarkan suatu ketentuan dalam undang undang
b. Pasal 32, dengan sengaja berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang bertentangan
dengan :
- Suatu hukuman tambahan sebagai tercantum dalam pasal 7 sub s, b, dan c
- Suatu tindakan tata tertib sebagai tercantum dalam pasal 8
- Suatu peraturan termaksud dalam pasal 10
- Suatu tindakan tata tertib sementara atau menghindari hukuman tambahan/
tindakan tata tertib sementara seperti tersebut diatas.

Pasal 33, dengan sengaja baik sendiri maupun perantara orang lain menarik bagian
bagian kekayaan untuk dihindarkan dari tagihan tagihan, pelaksanaan suatu hukuman atau
tindakan tata tertib sementara yang dijatuhkan berdasarkan undang undang.
Tujuan Hukum Pidana dan Kegiatan Perekonomian
Hukum pidana kegiatan perekonomian mempunyai konsekuensi hukum dan menjadi
suatu perbuatan pidana yang khusus dibidang kegiatan perekonomian, artinya undang undang
tindak pidana ini bersifat khusus, banyak sekali ketentuan ketentuan didalamnya yang
berbeda dari hukum pidana umur (yang tercantum dalam KUHP).

Undang undang yang mengatur tindak pidana ekonomi adalah undang undang (drt) no
7 tahun 1955 tentang tindak pidana ekonomi yang merupakan sadaran dari “ wet op
deoconomische delicten “ (undang undang pelanggaran ekonomi) di nederland, pasal pasal
yang terdapat dalam undang undang tersebut adalah merupakan terjemahan langsung akan
tetapi beberapa isinya terdapat perbedaan perbedaan yang disesuaikan dengan kondisi khusus
indonesia.

Hukum pidana dalam bidang perekonomian dalam sistem ketatanegaraan modern,


dimana negara bertujuan untuk kemakmuran warganya, ikhwal/ ikut campur pemerintah
dalam bidang perekonomian bukanlah menjadi masalah lagi.

Ruang Lingkup Hukum Pidana dan Kegiatan Perekonomian

1. Unsur unsur tindak pidana ekonomi tidak berbeda dengan unsur tindak pidana pada
umumnya yakni:
a. Unsur subyektif, yang terdiri dari sengaja atau culpa
b. Unsur obyektif, yang terdiri dari perbuatan manusia, akibat perbuatan melawan
hukum, dan keadaan keadaan
2. Berdasarkan unsur subyektif, tindak pidana ekonomi dibedakan yakni :
a. Jika dilakukan dengan sengaja, maka tindak pidana ekonomi tersebut dinyatakan
sebagai kejahatan
b. Jika dilakukan dengan tidak sengaja, maka tindak pidana ekonomi tersebut
termasuk pelanggaran.
3. Membantu dan percobaan berdasarkan pasal 4 undang undang nomor 7/Drt/1955
membantu dan percobaan melakukan tindak pidana ekonomi dapat dihukum sedang
hal tersebut pada tindak pidana umum tidak dapat dihukum.
4. Wilayah tindak pidana ekonomi tindak pidana ekonomi yang dilakukan di indonesia
atau dilakukan di luar negeri, di berlakukan undang undang nomor 7/Drt/1955

Anda mungkin juga menyukai