Dalam kodifikasi KUHP Belanda tidak ada diatur tentang masalah ekonomi, sehingga tahun 1932
oleh pemerintah Belanda dibuat aturan di bidang ekonomi, siapapun yang melanggar harus
dikenakan “Wet op de economische delicten” dengan catatan bagi Indonesia walaupun ada asas
korkodansi belum dibuat ketentuan tersebut tapi di Belanda mengenai tindak pidana ekonomi
sudah ada peraturan di Hindia Belanda tidak dibuat, padahal seharusnya dibuat dengan asas
korkodansi.
Walaupun asas korkodansi ada, bagi Hindia Belanda tidak ada peraturan seperti UU 1932 tadi
sampai tahun 1955 baru munculperaturan yang mengatur tentang pidana kalau melanggar hal-hal
dibidang ekonomi tersebut yaitu :
UU Darurat No. 7 tahun 1955 tentang Tindak Pidana Ekonomi yang mulai berlaku 13 Mei 1955,
yang telah mengalami beberapa perubahan, pencabutan, penambahan di bidang ekonomi.
Dalam kenyatannya UU Darurat No. 7 Tahun 1955, itu tidak pernah diajukan oleh pemerintah
kepada DPR atau parlemen untuk disyahkan baru dalam tahun 1963 UU Darurat No. 7 Tahun 1955
tersebut diajukan oleh pemerintah kepada DPR dan UU No. 7 Tahun 1955 tersebut berdasarkan
UU No. 1 Tahu 1965 dinyatakan sebagai UU dengan nama UU Darurat No. 7 Tahun 1955.
Soal :
1. Apakah yang disebut sebagai tindak pidana ekonomi berdasarkan UU Darurat No. 7 Tahun
1955?
2. Jelaskan ruang lingkup dari pengertian tindak pidana ekonomi dalam pengertian sempit
dan luas?
3. Jelaskan hal-hal yang bersifat khusus dalam tindak pidana ekonimi?
Jawaban :
1. Yang disebut sebagai tindak pidana ekonomi berdasarkan UU Darurat No. 7 Tahun 1955
yaitu :
berupa pelanggaran sesuatu ketentuan dalam atau berdasarkan :
a. "Ordonnantie Gecontroleerde Goederen 1948" ("Staatsblad" 1948 No. 144),
sebagaimana diubah dan ditambah dengan "Staatsblad" 1949 No. 160;
b. "Prijsbeheersing-ordonnantie 1948" ("Staatsblad" 1948 No. 295);
c. "Undang-undang Penimbunan Barang-barang 1951 " (Lembaran Negara tahun
1953 No.4);
d. "Rijsterdonnantie 1948" ("Staatsblad" 1948 No. 253);
e. "Undang-undang Darurat kewajiban penggilingan padi" (Lembaran Negara tahun
1952 No.33);
f. "Deviezen Ordonnantie 1940" ("Staatsbld" 1940 No. 205).
Tindak pidana yang dilakukan berupa dengan sengaja tidak memenuhi tuntutan pegawai
pengusut
Melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukuman pidana atau tindakan
tata-tertib, yaitu sengaja berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan
suatu hukuman-tambahan, seperti; a. pencabutan hak-hak tersebut dalam pasal 35 Kitab
Undangundang Hukum Pidana untuk waktu sekurang-kurangnya enam bulan dan selama-
lamanya enam tahun lebih lama dari hukuman kawalan atau dalam hal dijatuhkan hukuman
denda sekurang-kurangnya enam bulan dan selama-lamanya enam tahun; b. penutupan
seluruhnya atau sebagian perusahaan siterhukum, di mana tindak-pidana ekonomi
dilakukan, untuk waktu selama-lamanya satu tahun; atau e. pencabutan seluruh atau
sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu,
yang telah atau dapat diberikan kepada si-terhukum oleh Pemerintah berhubung dengan
perusahaannya, untuk waktu selama-lamanya dua tahun, dengan suatu tindakan tata-tertib,
dengan suatu peraturan, atau dengan suatu tindakan tata-tertib sementara, atau menghindari
hukuman tambahan, tindakan tata-tertib, peraturan, tindakan tata-tertib sementara seperti
tersebut di atas.
Melakukan perbuatan yaitu berupa sengaja, baik sendiri maupun dengan perantaraan
seorang lain, menarik bagian-bagian kekayaan untuk dihindarkan dari tagihan-tagihan atau
pelaksanaan suatu hukuman, tindakan tatatertib atau tindakan tata-tertib sementara, yang
dijatuhkan berdasar undang-undang darurat itu.
pelanggaran sesatu ketentuan dalam atau berdasar undang-undang lain, sekadar undang-
undang itu menyebut pelanggaran itu sebagai tindak-pidana ekonomi.
2. Tindak Pidana Ekonomi dalam arti sempit dan luas yaitu :
a. Dalam arti sempit
Tindak pidana ekonomi yang bersumber pada pasal 1 UU Tindak Pidana Ekonomi. Hal ini
dapat dibagi 3 yaitu :
Himpunan peraturan – peraturan dibidang ekonomi yang sudah ada sebelum UU tindak
pidana ekonomi ini diundangkan.
2. Tindak pidana ekonomi berdasarkan pasal 1 ayat 2 UU TPE yakni sebagai yang
diatur dalam pasal 26, 32,33
3. Tindak Pidana ekonomi berdasarkan pasal 1 ayat 3 UU TPE yakni pelanggaran
suatu ketentuan-ketentuan berikut :
Didalam UU lain
Berdasarkan UU lain
UU yang bersangkutan (UU lain) harus memuat suatu ketentuan bahwa pelanggaran terhadap
ketentuan – ketentuan tersebut dinyatakan sebagai TPE. Dalam UU lain dinyatakan atau
menyatakan sendiri itu adalah TPE seperti yang tertera dalam pasal 26,32,33 Contoh .: Perpu No.
8 tahun 1962 menjadi UU berdasarkan UU No. 7 tahun 1964 tentang perdagangan barang – barang
dalam pengawasan.
Antara lain :
b. Peraturan tentang lautan teritorial dan lingkungan lautan larangan yaitu stb. 1939 / 442 dan
dengan beberapa peraturan lain.
Pelanggarannya :
- Pasal – pasal yang berhubungan dengan perdagangan, produksi, retribusi yang kesemuanya
memberikan pengaruh terhadap situasi dan perkembangan ekonomi atau moneter.
Kesemua pelanggaran diatas tentang tindak pidana Ekonomi yang dapat diberlakukan KUHP
tersebut adalah :
Tentang hal memalsukan mata uang dan uang kertas negara serta uang kertas bank.
2. Bab 11
3. Bab 12
4. Bab 24
Tentang penggelapan.
5. Bab 25
Tentang penipuan.
6. Bab 26
Oleh :
1704551161
Fakultas Hukum
Universitas Udayana
Denpasar
2019