Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Komang Ari Buana Nusantara P.

NIM : 1704551161
Kelas :A
Mata Kuliah : Penologi
Tanggal : 1 April 2020

Soal :
1. Penologi merupakan salah satu mata kuliah bantu dalam lapangan hukum pidana. Apakah
yang dimaksud dengan ”Penologi” tersebut? Dan apakah yang menjadi objek kajiannya?
2. Aliran-aliran dalam bentuk pidana merupakan gambaran dari perkembangan hukum pidana
tersebut. Penggolongan tersebut bertujuan untuk memperoleh suatu sistem hukum pidana
yang praktis dan bermanfaat. Sebutkan latar belakang dan unsur-unsur dari aliran tersebut.
3. Apakah hubungan antara alasan pembenar dengan teori-teori pemidanaan? Sebutkan dan
jelaskan secara ringkas teori-teori pemidanaan secara umum yang saudara ketahui.

Jawaban
1. Secara etimologis, penologi (penology) berasal dari kata penos dan logos yang artinya
sebagai ilmu pengetahua tentang kejahatan. Sehingga, secara singkat penologi didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pidana dan sistem pembinaan
narapidana (terutama manajemen kepenjaraan) dalam rangka penanggulangan kejahatan atau
mencegah residivisme. Lalu, yang menjadi objek kajian dari penology ini yaitu diantaranya :
a. Pengertian dan jenis sanksi dalam hukum pidana.
b. Landasan pembenaran pemberlakukan dan penjatuhan sanksi dalam hukum pidana atau
pembenaran kewenangan dalam pemidanaan.
c. Tujuan dan manfaat sanksi dalam penanggulangan kejahatan.
d. Proses pelaksanaan sanksi pidana
e. Dampak penjatuhan sanksi terhadap terpidana, masyarakat, dan upaya penanggulangan
kejahatan dalam arti luas (kebijakan criminal)
2. Latar belakang dan unsur-unsur dari masing-masng aliran tersebut yaitu:
a. Aliran klasik
 Latar belakang dari aliran ini yaitu :
(1) Reaksi terhadap ancient regime yang abritair yang kemudian banyak
menimbulkan ketidakpastian hukum, ketidaksamaan dalam hukum, dan
ketidakadilan
(2) Memberikan pembinaan terhadap pelaku kejahatan
(3) Memberikan pengelolaan lembaga kepenjaraan sebagai sarana pembinaan
pelaku kejahatan
 Unsur-Unsur dari aliran klasik yaitu :
(1) Asas legalitas
(2) Asas kesalahan
(3) Pidana harus ditentukan secara pasti
(4) Asas pengimbalan
(5) Dimungkinkan dijatuhkan pidana mati dalam tindak pidana tertentu
b. Aliran Modern
 Latar belakang dari aliran ini yaitu :
(1) Perbuatan seseorang harus dilihat secara kongkrit
(2) Munculnya tokoh-tokoh aliran modern
 Unsur-Unsur aliran ini yaitu :
(1) Penghapusan pidana mati
(2) Tidak terbatas mempelajari lembaga khusus melainkan teori pembenaran,
sejarah kepenjaraan, perbandingan penology dll.
(3) Pidana tidak ditentukan secara pasti
(4) Pidana yang diberikan disesuaikan dengan perbuatan pelaku tindak pidana
(5) Ada alasan untuk setiap perbuatan yang dilakukan
c. Aliran Neoklasik
 Latar belakang dari aliran ini yaitu :
(1) Memiliki latar belakang yang sama dengan aliran klasik
(2) Reaksi atas aliran klasik yang menentukan pidana terlalu berat dan merusak
semangat kemanusiaan
 Unsur-Unsur aliran ini yaitu :
(1) Diterimanya keadaan-keadaan yang meringankan.
(2) Modifikasi doktrin kebebasan berkehendak yang dapat dipengaruhi oleh
patologi.
(3) Mofifikasi dari doktrin pertanggungjawaban untukmengadakan peringanan
pemidanaan, dengan kemungkinan adanya pertanggungjawaban di dalam kasus-
kasus tertentu.

3. Hubungan antara alasan pembenar dan teori pemidanaan yaitu alasan pembenar merupakan
sebagai dasar pembenaran untuk menghapuskan teori-teori pemidanaan tersebut. Sehingga,
apabila terdapat alasan pembenar yang menghapuskan sifat melawan hukumnya suatu
perbuatan pidana maka tidak ada pemidanaan dan itu berarti teori pemidanaan tersebut tidak
berlaku. Adapun teori-teori pemidanaan tersebut sebagai berikut :
a. Teori Retributif / Pembalasan
Berdasarkan teori ini, kejahatan merupakan dasar hukum dikenakannya pidana. Dasar
pemikirannya ialah pidana dikenakan sebagai pembalasan terhadap kesalahan yang
dilakukan pelaku kejahatan. Teori ini memperhatikan pelanggaran hukum yang
dilakukan disbanding pelaku itu sendiri.
b. Teori Tujuan
Teori ini lebih menekankan untuk memperbaiki atau membina si pelaku tindak pidana
dan mewujudkan ketertiban masyarakat. Menurut penganut teori ini, pidana dijatuhkan
pada si pelaku tindak pidana bukan sebagai pembalasan namun sebagai sarana untuk
pembinaan bagi pelaku tindak pidana tersebut. Sehingga, dengan demikian teori ini
mengakui adanya suatunindividualisasi hukum pidana.
c. Teori Gabungan
Teori ini merupakan sebagai wujud reaksi atas teori pembalasan dan teori tujuan.
Menurut Muladi, dimana teori gabungan sebagai tujuan pidana yang terintegrasi yang
diantaranya :
(1) Pencegahan;
(2) Perlindungan di masyarakat;
(3) Pemeliharaan kesolodaritasan masyarakat;
(4) Pengimbalan atau pengimbangan.

Anda mungkin juga menyukai