secara yuridis diatur dalam UU Darurat nomor 7 tahun 1955 tentang Pengusutan, Penuntutan dan
Peradilan tindak pidana ekonomi.
Tindak pidana di bidang ekonomi dapat diartikan perbuatan pelanggaran terhadap setiap hak,
kewajiban / keharusan atau larangan sebagai ketentuan – ketentuan dari peraturan – peraturan
hukum yang memuat kebijaksanaan negara di bidang ekonomi untuk mencapai tujuan nasional.
Tindak Pidana Ekonomi adalah suatu tindak pidana yang mempunyai motif ekonomi dan
lazimnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan intelektual dan mempunyai posisi
penting dalam masyarakat atau pekerjaannya.
Bussiness crime merupakan suatu tindak pidana yang dilakukan oleh orang/sekelompok orang
yang memiliki status social yang tinggi/ yang memiliki status pekerjaan sebagai seorang pengusaha
yang mana bertujuan untuk mendapatkan keuntungan financial bagi perusahaan atau bagi diri sendiri.
ruang lingkup dari tindak pidana ekonomi terbatas pada perbuatan – perbuatan yang dilarang
dan diancam pidana oleh pasal 1 undang - undang undang No. 1 Tahun 1961 :
Undang – undang yang mengatur beberapa sektor di bidang ekonomi sebagai sumber
hukum pidana ekonomi, menyatakan ketentuan pidana
Pasal 2 ayat 3; yang menentukan bahwa suatu tindak pidana ekonomi merupakan
kejahatan apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja, apabila dilakukan tidak
dengan sengaja kualifikasinya adalah pelanggaran, kecuali ditentukan lain.
a. pasal 26, dengan sengaja tidak memenuhi tuntutan pegawai pengusut berdasarkan suatu
ketentuan dalam undang – undang
b. pasal 32, dengan sengaja berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan :
4. suatu tindakan tata tertib sementara atau menghindari hukuman tambahan / t indakan
tata tertib sementara seperti tersebut diatas.
c. pasal 33, dengan sengaja baik sendiri maupun perantara orang lain menarik bagian –
bagian kekayaan untuk dihindarkan dari :
- Tagihan – tagihan
- pelaksanaan suatu hukuman atau tindakan tata tertib sementara, yang dijatuhkan
berdasarkan undang – undang