Anda di halaman 1dari 6

Makalah

KARAKTERISTIK TINDAK PIDANA PIDANA EKONOMI


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Tindak Pidana Ekonomi yang diampu oleh
Dosen Aleks Abbas S.H, M.H

Oleh :
Sintya Ambeda
192042006

KELAS HES B
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO
TAHUN 2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tindak pidana ekonomi adalah bagian dari hukum pidana tetapi yang memiliki
kekhususan. Di Indonesia, pengundangan tindak pidana ekonomi relative baru karena
baru mulai dikenal sejak diundangnkan UU Darurat No. 7 Tahun 1955 tentang Tindak
Pidana Ekonomi

Edmund Kitch mengemukakan ada tiga karakteristik atau features of economic


crime yaitu sebagai berikut: Pertama, pelaku menggunakan modus operandi kegiatan
ekonomi pada umumnya; kedua tindak pidana ini biasanya melibatkan pengusaha-
pengusaha yang sukses dalam bidangnya dan ketiga, tindak pidana ini memerlukan
penanganan atau pengendalian secara khusus dari aparatur penegak hukum. Kitch
membedakan tiga tipe secara umum dari “economic crime” ialah property crimes,
regulatory crimes, and tax crimes.

Tata cara pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan tindak pidana ekonomi diatur di
dalam Undang-Undang No 7 drt Tahun 1955, akan tetapi apabila Undang-Undang No 7
drt Tahun 1955 tidak mengatur tentang hukum acara, yang diberlakukan adalah Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Pihak yang mengusut tindak pidana
ekonomi adalah mereka yang pada umumnya dibebani pengusutan tindak pidana, dan
pegawai-pegawai yang ditunjuk oleh Presiden.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dan tipe tindak pidana ekonomi?
2. Bagaimana tata cara dan pengusutan penuntutan tindak pidana ekonomi?
II. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Dan Tipe Tindak Pidana Ekonomi


Andenaes, Johannes, 1983 dalam Nyoman Serikat Putra Jaya, memberikan
pemahaman mengenai “Economic Crime” sebagai: “any nonviolent, illegal activity
which principally involves deceit, misreprensentation, concealment, manipulation,
breach of trust, subterfuge or illegal circumvention”.
Dalam tindak pidana ekonomi nampak aspek bidang hukum ialah aspek hukum
perdata, aspek hukum administrasi dan aspek hukum pidana. Untuk menentukan adanya
aspek hukum pidana haruslah dilihat dengan menggunakan parameter yang mengandung
nuansa hukum pidana seperti: kecurangan (deceit), manipulasi (manipulation),
penyesatan (misreprentation), penyembunyiankenyataan (concealment of facts),
pelanggaran kepercayaan (breach of facts), akal-akalan (subterfuge), atau pengelakan
peraturan (illegal circumvention).
Sampai sekarang tidak ada teori yang dapat menjelaskan pengertian tindak pidana
ekonomi dengan memuaskan. Termasuk pula menguraikan karakteristik maupun tipe-
tipe economic crime. Namun sebagai acuan Edmund Kitch telah mengemukakan ada tiga
karakteristik atau features of economic crime yaitu sebagai berikut: Pertama,
pelakumenggunakan modus operandi kegiatanekonomi pada umumnya; kedua tindak
pidana ini biasanya melibatkan pengusaha-pengusaha yang sukses dalam bidangnya dan
ketiga, tindak pidana ini memerlukan penanganan atau pengendalian secara khusus dari
aparatur penegak hukum.
Sedangkan tipe tindak pidana ekonomi menurut Ensiklopedi Crime and Justice
dibedakan dalam tiga tipe tindak pidana ekonomi yaitu property crimes, regulatory
crimes, dan tax crimes. Property Crimes memiliki pengertian yang lebih luas dari
pengertian pencuriandalam Pasal 362 KUHP. Property crime ini meliputi objek yang
dikuasai individu (perseorangan) dan juga yang dikuasai oleh negara.
Regulatory crimes adalah setiap tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan usaha di bidang perdagangan atau
pelanggran atas ketentuan-ketentuan mengenai standarisasi dalam dunia usaha.
Termasuk dalam regulatory crime ini pelanggaran atas larangan perdagangan marijuana
illegal atau penyelenggaraan pelacuran atau peraturan tentang lisensi, pemalsuan
kewajiban pembuatan laporan dari aktivitas usaha di bidang perdagangan, dan melanggar
ketentuan upah buruh dan larangan monopoli di dunia usaha serta kegiatan usaha yang
berlatar belakang politik.
Ada dua corak dari “economic crime”, ialah:
a. Consist of crime committed by businessman as an adjunk to their regular
business activities. Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis
sebagai tambahan kegiatan bisnis mereka yang tetap. Penguasa mempunyai
tanggungjawab atas pemberian kesempatan kepadanya untuk melakukan
penggelapan, pelanggaran peraturan- peraturan yang berhubungan dengan
kegiatan usahanya, atau mengelak pembayaran pajak. Corak kejahatan ekonomi
ini disebut “White Collar Crime”.
b. The provision of illegal goods and services of provision of goods and services in
an illegal manner. Penyediaan barang-barang dan jasa-jasa yang illegal atau
penyediaan barang-barang dan jasa-jasa dengan cara illegal. Penyediaan barang-
barang dan jasa-jasa illegal diselaraskan dengan tuntutan kegiatan ekonomi
seperti usaha yang normal, tetapi kesemuanya itu termasuk dalam kejahatan.
Kejahatan model inidisebut “organized crime”. Hal ini disebabkan..”the
necessity of economic coordination outside the law leads to the formation of
criminal group with elaborate organizational customs and practices” Disebut
kejahatan terorganisasi karena kepentingan ekonomi dikoordinasikan dengan
pimpinan kelompok criminal di luar hukum dengan elaborasi kebiasaan-
kebiasaan dan praktik-praktik organisasi.
Kitch membedakan tiga tipe secara umum dari “economic crime” ialah
 property crimes, regulatory crimes, and tax crimes. - Property crimes adalah
“acts that threaten property held by private person or by stale”.
 Regulatory crimes are actions violate government regulations.
 Tax crimes are violations of the liability or reporting requirement of tax laws.
2. Tata Cara dan Pengusutan Penuntutan Tindak Pidana Ekonomi
Tata cara pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan tindak pidana ekonomi
diatur di dalam Undang-Undang No 7 drt Tahun 1955, akan tetapi apabila Undang-
Undang No 7 drt Tahun 1955 tidak mengatur tentang hukum acara, yang diberlakukan
adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Dalam melaksanakan
pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan tindak pidana ekonomi terdapat berbagai
kekhususan, yaitu:
a. Dapat dijatuhkan pidana kumulatif (gabungan dua pidana pokok, yaitu hukuman
badan dengan hukuman denda) yang dalam tindak pidana biasa tidak mungkin
dilakukan.
b. Dapat diadakan peradilan in absentia, dengan maksud untuk menyelamatkan
kerugian negara.
c. Dapat menjatuhkan pidana kepada terdakwa yang sudah meninggal dunia berupa
perampasan barang bukti hasil kejahatan.
d. Subjek hukum terdiridari orang dan badan hukum.
e. Dalam tindak pidana ekonomi, percobaan pelanggaran dapat dihukum.
f. Dapat dijatuhkan tindakan tata tertib sebagai hukuman tambahan.

Yang mengusut tindak pidana ekonomi adalah mereka yang pada umumnya
dibebani pengusutan tindak pidana, dan pegawai-pegawai yang ditunjuk oleh Presiden.
Pegawai pengusut setiap waktu berwenang menyita, atau menuntut penyerahan untuk
disita semua barang yang dapat dipergunakan untuk mendapat keteranganatau yang
dapat dirampas atau dimusnahkan menurut undang-undang. Pegawai pengusut setiap
waktu berhak memasuki tempat dalam menjalankan tugas, baik dengan sukarela
maupun atas bantuan alat kekuasaan umum. Di tiap-tiap Pengadilan Negeri
ditempatkan seorang hakim atau lebih untuk mengadili perkara pidana ekonomi, dan
dapat dipekerjakan pada pengadilan negeri lain dengan tugas yang sama.
III. PENUTUP

Kesimpulan

Edmund Kitch telah mengemukakan ada tiga karakteristik atau features of economic
crime yaitu sebagai berikut: Pertama, pelakumenggunakan modus operandi
kegiatanekonomi pada umumnya; kedua tindak pidana ini biasanya melibatkan
pengusaha-pengusaha yang sukses dalam bidangnya dan ketiga, tindak pidana ini
memerlukan penanganan atau pengendalian secara khusus dari aparatur penegak hukum.
Sedangkan tipe tindak pidana ekonomi menurut Ensiklopedi Crime and Justice
dibedakan dalam tiga tipe tindak pidana ekonomi yaitu property crimes, regulatory
crimes, dan tax crimes. Property Crimes memiliki pengertian yang lebih luas dari
pengertian pencuriandalam Pasal 362 KUHP. Property crime ini meliputi objek yang
dikuasai individu (perseorangan) dan juga yang dikuasai oleh negara.

Anda mungkin juga menyukai