SRI WAHYUNI
N111 14 003
i
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SABUN PADAT
TRANSPARAN EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga (L.)Willd.) DAN
EKSTRAK KULIT BATANG BANYURU (Pterospermum celebicum Miq.)
TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIF
SKRIPSI
SRI WAHYUNI
N111 14 003
ii
iii
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
hambatan yang dihadapi, namun berkat do’a dan bantuan dari berbagai
setinggi-tingginya kepada:
1. Para pembimbing penulis, Prof. Dr. M. Natsir Djide, M.S., Apt. selaku
penyelesaian skripsi. Ibu Prof. Dr. Asnah Marzuki, M.Si., Apt. selaku
dan dalam menyelesaikan skripsi, serta Ibu Dra. Rosany Tayeb, M.Si.,
2. Para penguji penulis, Dr. Latifah Rahman, DESS., Apt. selaku ketua
penguji penulis, ibu Dra. Ermina Pakki, M.Si., Apt. selaku sekretaris
vi
penguji penulis, dan Ibu Dr. Herlina Rante, S.Si., M.Si., Apt. selaku
seluruh staf Fakultas Farmasi atas segala fasilitas yang diberikan selama
kerja keras, dukungan materi, kasih sayang, dan ketulusan hati dalam
penulis.
Nurul Asmi, Evi, Nur Indah Sari, Nurul Atikah, Nahdah, Ika Sartika,
Nurul Ilmi, Israyanti, kak Faika, Kak Nono, dan Sari Fatahillah.
vii
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ix
ABSTRACT x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I PENDAHULUAN 1
II.1 Banyuru 5
II.2 Lengkuas 6
II.5 Sabun 13
II.8 Antimikroba 19
xi
II.10 Uraian Bahan Tambahan 32
III.2.2 Ekstraksi 40
III.2.5 Evaluasi 42
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . 50
V.1 Kesimpulan 65
V.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 66
LAMPIRAN 70
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5. Hasil ekstraksi 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Reaksi penyabunan 14
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skema Kerja 70
2. Hasil Uji Bilangan Penyabunan VCO dan Minyak Zaitun Sifat Fisis,
pH, kadar Alkali Bebas, dan Aktivitas Antibakteri Sabun Transparan 73
5. Dokumentasi Kegiatan 87
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar utamanya
tubuh, kulit juga berfungsi sebagai tempat ekskresi. Zat berlemak, air, ion-
ion, dan keringat merupakan contoh dari hasil ekskresi kulit. Hasil ekskresi
dan dapat menyebakan infeksi jika terjadi vulnus pada kulit (Barel et al.
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif adalah
bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet dan memiliki lapisan
1
2
pada luka bakar, infeksi pada saluran pernafasan bagian bawah, dan
dan diare (Djide, dan Sartini; 2013, Dimpudus, dkk. 2017; Murwani, 2015).
kesehatan kulit salah satu diantaranya ialah sabun. Sabun adalah produk
yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan basa kuat yang
sabun yang dikenal, yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair. Sabun
2010).
digunakan untuk menjaga kesehatan kulit dari bakteri. Sabun yang dapat
antibakteri yang digunakan dapat berasal dari bahan alam yang memiliki
3
beberapa bakteri yang telah dilakukan oleh Marzuki A., dkk. (2015)
negatif?
menurut SNI ?
negatif.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Banyuru
sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Pterospermum
5
6
hingga 100-120 cm. Daunnya tunggal hijau licin pada bagian bawah daun
kulit batang halus, bersisik atau bercelah dangkal, berlentisel, kulit bagian
masuk angin dan disentri (Ogata et al. 2008; Sosef et al. 1998).
II.2 Lengkuas
sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
7
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Alpinia
Jawa : Laos
Sunda : Laja
tumbuh dari tunas rimpang, sebelum berbunga terdiri atas pelepah daun
yang menyatu, sesudah berbunga batang semu terisi oleh tangkai bunga
panjangnya 15-30 cm, tangkai daun pendek dan helaian daun. Bentuk
lanset, tepi rata, ujung lancip, pangkal tumpul, panjang 25-50 cm, lebar 7-15
masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna merah lalu menghitam
muntah, bisul, kelainan pada kulit, dan gigitan ular (Hariana, 2008; Chudiwal
et al. 2010).
9
bagian tanaman obat, hewan termasuk biota laut. Komponen kimia yang
senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik. Proses ini didasarkan atas
perpindahan massa komponen zat padat yang ada dalam simplisia ke dalam
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan larut, dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (DJPOM, 1986).
dan peralatan yang digunakan sederhana, murah, dan tidak memerlukan alat
10
yang relatif rumit. Selain itu, metode ini dapat menghindari kerusakan
sehingga baik untuk sampel yang tidak tahan panas. Kelemahan metode ini
adalah dari segi waktu dan penggunaan pelarut yang tidak efektif dan efisien
waktu yang lebih lama serta penyarian yang kurang sempurna (DJPOM,
1986).
Kulit adalah organ yang terbesar dan paling luas dari tubuh. Bahkan,
rata-rata orang dewasa memiliki sekitar 170-200 cm2 dengan berat yang
bervariasi antara 15 kg dan 17 kg. Kulit manusia tersusun atas tiga lapisan
1. Epidermis
Epidermis adalah bagian terluar kulit, bagian ini tersusun dari jaringan
yang paling tebal ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang
Dermis tersusun atas matriks jaringan fibrus dan jaringan ikat yang terdiri
dari serat protein kolagen, elastin, dan retikulin yang terikat oleh bahan dasar
dan bagian pelengkap kulit pada lapisan ini. Dermis dipisahkan dari
epidermis dengan adanya jaringan dasar atau lamina, membran ini tersusun
dari dua lapisan jaringan ikat (Sloane, Ethel, 2003; Pearce, 2013).
3. Subkutan
dan menyimpan energi yang siap digunakan dalam jumlah besar (Aulton,
1988).
pada daerah pilosebaseus dan banyak terdapat pada daerah ketiak, putting
dan perianal. Hasil sekresinya umumnya keruh dan terasa berminyak yang
12
Folikel rambut terdapat pada sekujur tubuh selain pada bibir, telapak
dengan folikel yang terdapat di atas otot penegak rambut sehingga kelenjar
Kelenjar sebasea paling banyak ditemukan pada wajah, dahi, telinga, tengah
tangan dan kaki. Kelenjar ini memproduksi sebum melalui disintegrasi sel,
b. Pelindung terhadap agen biologis (bakteri dan virus), fisik, dan kimia;
h. Memproduksi vitamin D.
13
II.5 Sabun
Sabun merupakan garam natrium dan kalium dari asam lemak yang
berasal dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang digunakan
sebagai pembersih dapat berwujud padat (keras), lunak dan cair. Badan
digunakan untuk tujuan mencuci dan mengemulsi, terdiri dari asam lemak
dengan rantai karbon C12-C18 dan sodium atau potassium (BSN, 2016).
dan ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut
dalam zat-zat non polar. Sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut
dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara
Sabun dengan grade mutu A diproduksi oleh bahan baku minyak atau lemak
yang terbaik dan mengandung sedikit atau tidak mengandung alkali bebas.
Sabun dengan grade B diperoleh dari bahan baku minyak atau lemak
dengan kualitas yang lebih rendah dan mengandung sedikit alkali, namun
sabun dengan kualitas C mengandung alkali bebas yang relatif tinggi berasal
dari bahan baku lemak atau minyak yang berwarna gelap (Kamikaze, 2002).
Na- stearat
(sabun keras) gliserol
Gliserin tristearat
Gambar 2. Reaksi penyabunan (NIIR Board of Consultants & Engineers. 2016. The
Complete Technology Book on Soaps. 2nd ed. Asia Pacifik Business Press Inc. India.
8)
membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif, sabun bertindak sebagai
suatu zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak atau lemak, dan sabun
1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga
akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air
bersifat basa.
2. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih,
peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun
untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena
yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik
dan larut dalam air. Non polar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak,
dimana asam lemak yang bereaksi dengan basa akan menghasilkan gliserin
mendasar pada lemak dan minyak adalah pada bentuk fisisnya, lemak
digunakan pada pembuatan sabun adalah coconut oil, palm oil, palm kernel
2. Basa
Basa seperti NaOH dan KOH diperlukan dalam pembuatan sabun. Peran
dari basa adalah sebagai agen pereaksi dengan fase minyak, sehingga akan
terjadi proses saponifikasi. Dengan adanya reaksi antara fase minyak dan
basa, maka akan terbentuk gliserol dan sabun, yang berupa garam sodium
3. Bahan aditif
keuntungan produk tersebut. Bahan aditif yang biasa digunakan, antara lain :
a. Fragrance
asam lemak atau fase minyak. Fragrance yang digunakan tidak boleh
b. Pengawet
asam lemak tak tersaturasi (seperti oleat, linoleat, linolenat), dan adanya
terdiri dari agen pengkhelat logam, seperti ediamine tetra acid (EDTA)
2001).
c. Kondisioner kulit
vitamin E, jojoba oil, lanolin, mineral oil, beeswax, dll. (Barel et al, 2001).
d. Surfaktan sintetik
aktif seperti agen antimikrobia triklosan (TCC), whitening agent (asam kojic,
vitamin C dan derivatnya), skin care (astringent, dan vitamin A, B, D, E), dan
binder atau pengikat (gum dan resin), dan filler atau pengisi (dextrin dan talk)
dibanding jenis sabun lain serta mampu menghasilkan busa yang lebih
lembut dikulit. Tampilan dari sabun transparan yang menarik, berkelas dan
mewah membuat sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih
mahal. Selain itu sabun transparan juga bisa dijadikan cindera mata,
dari campuran minyak/lemak dan larutan NaOH yang disebut dengan reaksi
larutan gula. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras
(hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH disebut sabun lunak
(soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan
19
II.8 Antimikroba
(transpeptidasi). Oleh karena itu tekanan osmotik dalam sel bakteri lebih
tinggi daripada di luar sel maka kerusakan dinding sel bakteri akan
tidak efektif pada bakteri Gram positif karena jumlah fosfor bakteri ini
dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-
lain.
menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu
22
(pada sub unit) sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim
spiral sehingga bisa dimuat dalam bentuk bakteri yang kecil. Banyak
b. Jumlah Mikroorganisme
c. Suhu
d. Spesies Mikroorganisme
mengakibatkan:
mikroorganisme.
dengan sel.
pada pH asam akan lebih mudah dibasmi pada suhu rendah dan
1. Uji Difusi
Uji difusi dilakukan pada medium padat, umunya pada medium agar
akan berdifusi di atas medium dalam pola radial dari suatu pencadang
a. Zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar paper disk atau sumuran
tersebut.
b. Zona irradikal yaitu suatu daerah di sekitar paper disk atau sumuran
Ada lima macam uji difusi, yaitu (Djide, dan Sartini, 1997):
b. Metode difusi dengan mangkuk pipih. Cara perlakuan dari metode ini
tengah 0,6 cm. kertas saring tersebut akan ditetesi dengan larutan
Sartini, 2008):
lempeng.
Pada uji ini digunakan medium cair yang cocok dengan mikroba uji
Prosedur uji respon metabolik sama dengan uji turbidimetri tetapi juga
dilakukan pengukuran efek dari produk fermentasi terhadap mikroba uji yang
27
metabolisme yang diukur pada pengujian ini antara lain adalah produksi
4. Uji Enzimatik
atas dua golongan yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
selnya. Dinding sel bakteri Gram negatif lebih rumit susunannya daripada
positif. Dinding sel bakteri Gram positif hanya tersusun satu lapisan saja,
negatif mempunyai dua lapisan dinding sel yaitu: lapisan luar yang tersusun
2013).
1. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
2. Morfologi
tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora,
dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37ºC, tetapi
membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25ºC). Koloni pada
bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik
tipis yang berperan dalam virulensi bakteri (Jawetz et al. 2008; Joshi and
Devkota, 2014).
29
1. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
2. Morfologi
flagel polar, tetapi kadang kadang 2-3 flagel. Bakteri Gram negatif dan
membentuk rantai yang pendek. Struktur dinding sel sama dengan famili
pili untuk perlekatan pada permukaan sel dan memegang peranan penting
(fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan membantu perlekatan pada sel
merupakan salah satu faktor virulensi dan juga melindungi sel dari
protease dan dua hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan
1. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
2. Morfologi
Gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm, sebagian besar gerak positif
dan beberapa strain mempunyai kapsul. Nama bakteri ini diambil dari nama
1. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Actinobacteridae
Ordo : Actinomycetales
Famili : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
2. Morfologi
teratur yang terlihat pada pewarnaan Gram positif, tidak berspora, tangkai
pertumbuhan lebih baik sebagai anaerob. Bakteri ini dapat berbentuk filamen
kokoid. Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman. Bakteri ini
(Irianto K, 2006).
32
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak yang diproses dari buah
adalah minyak yang paling kaya dengan kandungan asam lemak yang
yang bening putih jernih dan mudah larut dalam air. Asam lemak yang paling
pada VCO adalah asam laurat 46%. Asam laurat sangat diperlukan dalam
baik dan lembut untuk produk sabun. Asam laurat merupakan asam lemak
2. Minyak Zaitun
Minyak zaitun atau yang biasa dikenal dengan oleum olive merupakan
berminyak, sedikit berbau dan berasa, bobot jenisnya 0,910 – 0,915. Sedikit
atau eter. Minyak zaitun dapat digunakan untuk mengurangi iritasi yang
3. Asam stearat
Asam stearat adalah asam lemak jenuh berupa granul, potongan lilin,
padat keras atau bubuk, berwarna putih atau sedikit kuning, agak mengkilap,
sedikit bau (dengan ambang bau 20 bpj) dan rasa yang seperti lemak,
memiliki titik lebur 59,4°C-59,8°C. Praktis tidak larut dalam air, larut dalam
yang bersifat jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom
karbonnya. Asam stearat dapat berbentuk cairan atau padatan. Pada proses
4. Natrium Hidroksida
butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan sorensen.
Natrium hidroksida memiliki sifat lembap cair dan secara spontan menyerap
karbon dioksida dari udara bebas. NaOH sangat mudah larut dalam air dan
dalam air bereaksi secara eksotermis. NaOH juga larut dalam etanol dan
metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. NaOH tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-
atau soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan
sabun yang disebut dengan saponifikasi (Barel et al, 2001; Hambali 2005)
5. Gliserin
adalah larutan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, cair
higroskopik dan memiliki rasa manis 0,6 kali lebih manis dari sukrosa.
Gliserin dapat bercampur dengan air, metanol, dan etanol 95%, tidak
Spitz, 2016).
6. Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari tebu, gula bit, dan sumber
berwarna, seperti massa kristalin atau blok, atau bubuk kristal putih, dan
Hambali, 2005).
7. Etanol
penetran kulit, pelarut. Etanol dan larutan etanol dari berbagai konsentrasi
8. Asam sitrat
Asam sitrat berbentuk kristal tidak berwarna atau tembus cahaya, atau
sebagai kristal putih, bubuk berkabut, berbau dan memiliki rasa asam yang
2009).
36
9. Trietanolamin (TEA)
tersier yang mengandung gugus hidroksil, dapat bercampur dengan air dan
Butil Hidroksi Toluena berbentuk putih atau kuning pucat atau bubuk
minyak dan untuk mencegah hilangnya aktivitas vitamin yang larut dalam
mandi padat dan sabun mandi cair, sebagai surfaktan sekunder dalam
baik, dan stabilisasi cairan busa, dengan sifat pembasahan yang sangat
PELAKSANAAN PENELITIAN
Hinton Agar (MHA), medium Nutrient Agar (NA), minyak zaitun, Natrium
betain.
38
39
antara kulit batang dari kayu batangnya dan dicuci hingga bersih pada air
mengalir. Kulit batang yang telah bersih ditiriskan dan dirajang kecil-kecil
pada suhu 50°C selama beberapa hari hingga diperoleh kadar air <10%.
kadar air <8%. Sampel kering kemudian disortasi kering dan dihaluskan
III.2.2 Ekstraksi
maserasi dilakukan selama 3 hari pada tempat yang terlindung dari sinar
Lengkuas.
41
Tabel 4. Formula sabun padat transparan ekstrak kulit batang Banyuru dan ekstrak
Lengkuas
Bahan Konsentrasi (%)
F0 F1 F2 F2 F3 F4
Ekstrak Lengkuas - 1,0 - 1,0 1,0 1,0
Ekstrak kulit batang Bayuru - - 1,0 1,0 2,0 3,0
Basis sabun ad 100 100 100 100 100 100
42
pada suhu 60°C di dalam gelas piala di atas penangas air, kemudian
dalam gelas piala dan diaduk hingga homogen. Larutan NaOH 30%
ditambahkan ke dalam gelas piala jika suhu sudah mencapai 70°C dan
diaduk selama 2-4 menit hingga terbentuk sabun, suhu diturunkan sampai
cocobetain dan asam sitrat yang telah terlebih dahulu dilarutkan dalam air
Ekstrak kulit batang Banyuru dan ekstrak Lengkuas dilarutkan dalam sisa
II.2.5 Evaluasi
penyimpanan.
menit. Busa yang terbentuk kemudian diamati dan dicatat tinggi busa
penyimpanan.
44
yang berisi 50 mL campuran Etanol P : Eter P (1:1), bila sabun tidak larut
30 detik. Dihitung kadar alkali bebas dengan bilangan asam atau jumlah
Keterangan :
oven pada suhu 180°C selama 2 jam. Sedangkan alat-alat gelas berskala
Pepton 5,0 g
Agar 15,0 g
pH setelah sterilisasi 7
Cara pembuatan :
Pati 1,5 g
Agar 17,0 g
pH setelah sterilisasi 7
Cara pembuatan :
1. Ekstrak
untuk larutan uji ekstrak Banyuru 1% dibuat dengan cara menimbang 0.05
dengan cara menimbang 0.05 gram ekstrak Lengkuas dan 0.05 gram
ekstrak Lengkuas dan 0.10 gram ekstrak kulit batang Banyuru dalam
dengan cara menimbang 0.05 gram ekstrak Lengkuas dan 0.15 gram
antibakterinya.
2. Sabun
1. Ekstrak
Medium MHA yang telah berisi 100 µL bakteri uji dituang kedalam cawan
ekstrak kulit batang Banyuru (1:1%, 1:2%, dan 1:3%) yang masing-masing
pemukaan medium MHA yang telah berisi bakteri uji, didiamkan kurang
pada seed layer (metode sumur agar). Medium MHA agar yang telah
disterilkan dituang ke dalam cawan petri untuk membuat base layer yang
menjadi dasar pada cawan petri, kemudian 20 µl biakan bakteri yang telah
layer dituang diatas base layer. Setelah lapisan seed layer memadat,
negatif, F1, F2, F3, F4 dan F5 serta sabun antiseptik triclocarban sebagai
kontrol positif yang telah dilarutkan dalam air suling steril, masing-masing
IV.1.1 Lengkuas
IV.1.2 Banyuru
50
51
memiliki warna coklat kehitaman, agak transparan, bau minyak jeruk, dan
A B C
D E F
dan ekstrak kulit batang Banyuru dilakukan setiap minggu hingga minggu
(Hambali, 2008).
55
7,00
6,00 F0
Tinggi busa (Cm)
5,00 F1
4,00
F2
3,00
F3
2,00
1,00 F4
0,00 F5
1 2 3 4
Minggu ke
dan ekstrak kulit batang Banyuru dilakukan setiap minggu sampai minggu
keempat waktu penyimpanan, pada uji tinggi busa sabun dalam air suling
pula tinggi busa sabun. Pada semua formula, setelah lima menit
dkk., 2014)
Hasil pengukuran pH
9,50
F0
PH meter 9,00
F1
8,50
F2
8,00 F3
7,50 F4
1 2 3 4
F5
Minggu ke
berkisar antara 8,83 – 9,23. Formula basis (F0) pH yang diperoleh cukup
semula segera setelah dibilas dalam jangka waktu 15-30 menit. Efek
2016.
25
F1
20
F2
15
F3
10
5 F4
0 F5
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
Waktu
kelarutan sabun dalam air. Menurut Hambali (2005) Semakin banyak air
yang terkandung dalam sabun, maka sabun akan mudah menyusut dan
cepat habis pada saat digunakan. Pada tabel 11, gambar 7, kadar air
ekstrak Lengkuas dan ekstrak kulit batang Banyuru, pada sabun dengan
sabun padat yang ditetapkan oleh SNI 3532-2016 adalah ≤15% dengan
Tabel 12. Hasil pengukuran kadar alkali bebas sabun padat transparan pada
minggu keempat
Alkali Bebas
F0 F1 F2 F3 F4 F5
Replikasi 1 0,0821 0,0696 0,0696 0,0532 0,0492 0,0409
Replikasi 2 0,0861 0,0693 0,0693 0,0530 0,0449 0,0410
Replikasi 3 0,0862 0,0734 0,0735 0,0490 0,0491 0,0409
Rata-Rata 0,0848 0,0708 0,0708 0,0517 0,0477 0,0409
SD 0,0023 0,0023 0,0023 0,0024 0,0025 0,0001
Keterangan:
F0 : Basis sabun tanpa kandungan ekstrak
F1 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas
F2 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak kulit batang Banyuru
F3 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas dan 1% ekstrak kulit batang
Banyuru
F4 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas dan 2% ekstrak kulit batang
Banyuru
F5 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas dan 3% ekstrak kulit batang
Banyuru
60
penyimpanan. Pada tabel 12, kadar alkali bebas sabun berkisar antara
konsentrasi ekstrak semakin rendah pula kadar alkali bebas sabun padat
Tabel 13. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak Lengkuas dan Banyuru
Formula Rata- Rata Diameter Daerah Hambat (mm)
S. aureus P. aureginosa E. coli P. acnes
K- - - - -
Lengkuas 1 % 7,87 ± 0,01 7,12 ± 0,03 6,49 ± 0,05 6,51 ± 0,10
Banyuru 1 % 8,95 ± 0,01 7,37 ± 0,17 7,40 ± 0,07 7,11 ± 0,01
Lengkuas 1% : 17,84 ± 0,01 14,91 ± 0,01 14,31 ± 0,02 14,88 ± 0,06
banyuru 1%
Lengkuas 1% : 18,16 ± 0,05 15,84 ± 0,01 15,33 ± 0,04 15.83 ± 0,01
banyuru 2%
Lengkuas 1% : 19,23 ± 0,02 16,92 ± 0,01 16,37 ± 0,09 16,82 ± 0,01
banyuru 3%
K+ (amox.) 29,75 ± 0,11 40,28 ± 0,15 30,35 ± 0,05 39,23 ± 0,11
61
40
35 S. aureus
30
25 P. aureginosa
20 E. coli
15
10 P. acne
5
0
K- Lengkuas Banyuru 1 Lengkuas Lengkuas Lengkuas K+
1% % 1% : 1% : 1% :
banyuru banyuru banyuru
1% 2% 3%
Ekstrak
Gambar 9. Histogram hasil uji antibakteri ekstrak lengkuas dan ekstrak kulit batang
Banyuru
P. acnes sebagai bakteri uji. Pemilihan mikroba uji ini berdasarkan tujuan
dan E. coli mewakili bakteri Gram negatif. Pada pengujian aktivitas daya
Banyuru 1%, dan pada kombinasi ekstrak Lengkuas dan ekstrak kulit
batang Banyuru (1:1%, 1:2%, dan 1:3%). Hasil penelitian dapat dilihat
pada tabel 13. Dari pengujian yang telah dilakukan ekstrak Banyuru
memiliki daerah hambat yang lebih besar pada semua bakteri uji
62
kulit batang Banyuru semakin besar pula diameter daerah hambat yang
dengan diameter daerah hambat tergolong kuat pada semua bakteri pada
16,92 ± 0,01 mm, E.coli 16,37 ± 0,09 mm dan P.acnes 16,82 ± 0,01 mm.
30
25
20 S. Aureus
15 P. aureginosa
10 E. coli
P. acne
5
0
F0 F1 F2 F3 F4 F5 K+
Formula
sebagai kontrol negatif, dari hasil pengujian antibakteri diperoleh F1, F2,
F3, F4, F5 dan kontrol positif memberikan respon hambatan yang sangat
yang kuat pada bakteri E. coli dan P. acnes, dimana daerah hambat F2
ekstrak dengan bahan organik yang digunakan seperti VCO dan minyak
terjadi pada basis karena salah satu komponen basis yaitu VCO
yaitu -R dan gugus -COONa yang bersifat polar. Sifat hidrofil dari sabun
yang bersifat polar sedangkan sifat lipofil sabun akan membantu penetrasi
V.1 Kesimpulan
bakteri Gram negatif dan Gram positif, daerah hambat paling besar
0,14 mm, E. coli 16,23 ± 0,50 mm, dan pada bakteri P. acnes 19,41
± 0,31 mm.
menunjukkan kadar air dan kadar alkali bebas pada semua formula
V.2 Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. APCC Standards for Virgin Coconut Oil. Asian and Pasific
Coconut Community. Jakarta.
Areea, J.O, Suzuki, T., Gasaluck, P., and Eumkeb, G. 2006. Antimicrobial
properties and action of galanga (Alpinia galanga Linn.) on
Staphylococcus aureus. LWT. 39. (2006): 1214–1220.
Barel, A.O., Paye, M., and Maibach, H.I., 2001, Handbook of Cosmetic
Science and Technology. 3rd ed. Informa Healthcare USA, Inc.
New York. 6, 485-491, 495-496. Alvailable as PDF file.
Casida, Jr.L.E. 1968. Industrial Microbiology. John Wiley and Sons Inc.
New York. 219.
Chudiwal, A.K., Jain, D.P., and Somani, R.S. 2010. Alpinia galanga Willd.
An Overview on Phyto-pharmacological Properties. Indian
Jurnal of Natural Products and Resources. 1. (2): 143-149.
Ditjen POM. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. DepKes RI.
Jakarta.
66
67
Ganiswara, G.S., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Astuti, P., dan Nafrialdi,
(editors). 1995. Farmakologi dan Terapi. Ed. 4. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 586-587.
Hernani, Bunasor, T.K., dan Fitriati. 2010. Formula Sabun Transparan Anti
Jamur dengan Bahan Aktif Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga
L.Swartz.). Bul. Litro. 21. (2): 192-205.
Heryati, Y., Mandawati, N., dan Kokasih, A.S. 2003. Bayur. Departemen
Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Kannan. 2016. Essentials of Microbiology for Nurses. 1st ed. Relx India Pvt
ltd. India. 113.
Marzuki, A., Lidjaja, A., Yulianty, R., Yanti, N.I. 2015. Potensi Ekstrak Kulit
Batang Banyuru (Pterospermum celebicum, Miq) Terstandar
sebagai Agen Anti Infeksi pada Beberapa Bakteri. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M). Universitas
Hasanuddin.
Ogata, K., Fujii T., Abe. H., & Baas, P. 2008. Identification of the Timbers
of Southeast Asia and the Western Pacific. Kaisesha Press.
Japan. 332.
Rao, K., Bhuvaneswari, C.H., Lakshmi, M., Narasu, and Giri, A. 2010.
Antibacterial Activity of Alpinia galanga (L.) Willd. Crude
Extracts. Appl Biochem Biotechnol. 162: 871–884.
Satuhu, S., & Yulianti, S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Penebar
Swadaya. Depok. 46-48.
Skema Kerja
Ditimbang 500 g
Dibasahi dengan etanol 70% ±3 L
Ditambahkan pelarut etanol 70% ±2 L
Didiamkan selama 3 hari, sambil
sesekali diaduk
Disaring
residu dimaserasi kembali dengan
Etanol 70% 5 L
Disaring
2. Ekstraksi Lengkuas
Simplisia Lengkuas
Ditimbang 300 g
Dibasahi dengan etanol 70% ±2 L
Ditambahkan pelarut etanol 70% ±1 L
Didiamkan selama 3 hari, sambil sesekali
diaduk
Disaring
Residu dimaserasi kembali dengan Etanol
70% 5 L
Disaring
70
3. Formulasi
Fraksi lemak
Saponifikasi
Sabun transparan
Evaluasi
71
3. Uji Antibakteri
Sterilisasi alat
Ket :
Inkubasi 1 x 24 jam suhu 37°C A : Kontrol Positif
B : Formula F1
C : Formula F2
D : Formula F3
Ukur diameter daerah hambat E : Formula F4
menggunakan jangka sorong F : Formula F5
G : Kontrol negatif
72
Lampiran 2
Hasil uji Bilangan Penyabunan Minyak, sifat fisis, pH, Bilangan Alkali
Bebas, dan Aktivitas Antibakteri Sabun Transparan
73
74
75
5. Pengukuran Kadar Air Sabun Padat Transparan
76
6. Pengukuran Kadar Alkali Bebas Sabun Padat Transparan
Data pengukuran kadar alkali bebas sabun padat transparan pada minggu keempat
Alkali Bebas
F0 F1 F2 F3 F4 F5
Replikasi 1 0,0821 0,0696 0,0696 0,0532 0,0492 0,0409
Replikasi 2 0,0861 0,0693 0,0693 0,0530 0,0449 0,0410
Replikasi 3 0,0862 0,0734 0,0735 0,0490 0,0491 0,0409
Rata-Rata 0,0848 0,0708 0,0708 0,0517 0,0477 0,0409
SD 0,0023 0,0023 0,0023 0,0024 0,0025 0,0001
Daerah Hambat Ekstrak Banyuru dan Lengkuas terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Daerah Hambat Ektrak Banyuru dan Lengkuas terhadap bakteri
Staphylococcus aureus (mm)
Lengkuas Lengkuas Lengkuas
Lengkuas Banyuru 1% : 1% : 1% :
K- K+
1% 1% banyuru banyuru banyuru
1% 2% 3%
1 - 7,89 8,94 17,84 18,11 19,21 29,62
2 - 7,91 8,95 17,85 18,19 19,25 29,81
3 - 7,80 8,95 17,84 18,19 19,22 29,81
Rata-Rata - 7,87 8,95 17,84 18,16 19,23 11,75
SD - 0,01 0,01 0,01 0,05 0,02 0,11
Daerah Hambat Ekstrak Banyuru dan Lengkuas terhadap bakteri Escherichia coli
Daerah Hambat Ektrak Banyuru dan Lengkuas terhadap bakteri
Escherichia coli (mm)
Lengkuas Lengkuas Lengkuas
Lengkuas Banyuru 1% : 1% : 1% :
K- K+
1% 1% banyuru banyuru banyuru
1% 2% 3%
1 - 6,45 7,43 14,31 15,31 16,31 30,36
2 - 6,55 7,44 14,33 15,31 16,48 30,39
3 - 6,48 7,32 14,30 15,38 16,33 30,29
Rata-Rata - 6,49 7,40 14,31 15,33 16,37 30,35
SD - 0,05 0,07 0,02 0,04 0,09 0,05
77
78
79
Lampiran 3
( )
Rendemen % ( )
= 6,7%
( )
Rendemen % ( )
= 9,2 %
80
81
= 224,4456
Perhitungan Selanjutnya dengan cara yang sama, hasilnya ditabulasikan
pada tabel berikut :
Hasil pengukuran bilangan penyabunan minyak VCO dan minyak zaitun
Berat Normalit Volume Bilangan
Volume titrasi
Minyak sabun as HCl Titrasi penyabunan
sampel (mL)
(gram) (N) Blanko (mL) (mg/gram)
R1 2,0188 0,5016 25,2 9,1 224,4456
V R2 2,0009 0,5016 25,2 9,2 225,0569
R3 2,0023 0,5016 25,2 9,3 223,4940
R1 2,0024 0,5016 25,2 10,5 206,6162
Z R2 2,0003 0,5016 25,2 10,4 208,2401
R3 2,0005 0,5016 25,2 10,5 206.8124
Ket :
V : minyak VCO
Z : minyak Zaitun
82
% Alkali bebas = ( )
% Alkali bebas =
=0,0821 %
Perhitungan selanjutnya dengan cara yang sama, hasilnya ditabulasikan
pada tabel berikut :
Hasil analisis bilangan alkali bebas sediaan sabun padat transparan
Berat Berat Bilangan
Normalitas Volume titrasi
Formula sabun setara alkali
HCl (N) sampel (mL)
(mg) NaOH bebas (%)
R1 10003 0,1026 2,0 40 0,0821
F0 R2 10007 0,1026 2,1 40 0,0861
R3 10001 0,1026 2,1 40 0,0862
R1 10019 0,1026 1,7 40 0,0696
F1 R2 10065 0,1026 1,7 40 0,0693
R3 10068 0,1026 1,8 40 0,0734
R1 10019 0,1026 1,7 40 0,0696
F2 R2 10065 0,1026 1,7 40 0,0693
R3 10045 0,1026 1,6 40 0,0735
R1 10027 0,1026 1,3 40 0,0532
F3 R2 10053 0,1026 1,3 40 0,0530
R3 10053 0,1026 1,2 40 0,0490
R1 10015 0,1026 1,2 40 0,0492
F4 R2 10049 0,1026 1,1 40 0,0449
R3 10027 0,1026 1,2 40 0,0491
R1 10028 0,1026 1,0 40 0,0409
F5 R2 10012 0,1026 1,0 40 0,0410
R3 10022 0,1026 1,0 40 0,0409
5. Kadar Air Sabun Padat Transparan
Keterangan
W0 = berat cawan kosong
= 34,80 %
Perhitungan Selanjutnya dengan cara yang sama, hasilnya ditabulasikan
pada tabel berikut :
Hasil analisis kadar air sediaan sabun padat transparan
Berat sabun + Berat sabun +
Min Berat berat cawan berat cawan
Kadar air
Formula ggu sabun sebelum setelah
(%)
ke (gram) pemanasan pemanasan
(gram) (gram)
R1 1 5,00 59,61 57,87 34,80
R2 1 5,00 59,44 57,70 34,80
R3 1 5,00 93,36 91,62 36,20
R1 2 5,00 58,88 57,87 20,20
R2 2 5,00 47,80 46,80 20,00
R3 2 5,00 53,58 52,57 20,20
F0
R1 3 5,00 53,25 52,49 15,20
R2 3 5,00 58,02 57,26 15,20
R3 3 5,00 55,65 54,88 15,40
R1 4 5,00 52,69 52,00 13,80
R2 4 5,00 53,30 52,60 14,00
R3 4 5,00 56,12 55,43 13,80
R1 1 5,00 59,54 57,83 34,20
R2 1 5,00 65,09 63,39 34,00
R3 1 5,00 65,15 63,45 34,00
R1 2 5,00 64,44 63,51 18,60
R2 2 5,00 60,94 60,00 18,80
R3 2 5,00 60,62 59,69 18,60
F1
R1 3 5,00 56,15 56,15 14,20
R2 3 5,00 60,06 59,36 14,00
R3 3 5,00 57,96 57,25 14,20
R1 4 5,00 58,39 57,75 12,80
R2 4 5,00 53,21 52,57 12,80
R3 4 5,00 57,53 56,88 13,00
83
84
Pembakuan :
lahan dari buret sambil diaduk hingga warna merah mudah pucat.
85
4. Larutan HCI 0,5 N sebanyak 100 mL
Pembakuan :
lahan dari buret sambil diaduk hingga warna merah mudah pucat.
86
Lampiran 5
Dokumentasi Kegiatan
A B
Gambar 1. A. Ekstrak Lengkuas, B. Ekstrak Kulit Batang Banyuru
A B C
D E F
Gambar 2. Uji transparansi sabun A. Basis; B. Sabun transparan Lengkuas 1%; C.
Sabun transparan Ekstrak kulit batang Banyuru 1%; D. Sabun transparan Ekstrak
Lengkuas : Ekstrak kulit batang Banyuru (1:1); E. Sabun transparan Ekstrak Lengkuas :
Ekstrak kulit batang Banyuru (1:2); F. Sabun transparan Ekstrak Lengkuas : Ekstrak kulit
batang Banyuru (1:3)
87
Gambar 3. Proses homogenizer Gambar 4. Uji tinggi busa sabun
pembuatan sabun transparan transparan
88
Gambar 9. Uji bilangan Alkali bebas
K-
1:3
1:1 B
L K+
K+
L
1:2
K- B
1:2
1:3 1:1
A B
1:3 B
K-
L
1:1
K+ K+
L 1:2
K-
1:2
B 1:1
1:3
C D
Keterangan gambar :
K- = kontrol negatif, L = ekstrak Lengkuas 1%; B = Ekstrak kulit batang
Banyuru 1%; 1:1 = Lengkuas 1% : Banyuru 1%; 1:2 = Lengkuas 1% : Banyuru
2%; 1:3 = Lengkuas 1% : Banyuru 3%; K+ = kontrol positif (paper disc
amoxicillin)
Gambar 10. Uji antibakteri ekstrak lengkuas dan ekstrak kulit batang banyuru
terhadap A. Staphylococcus aureus, B. Pseudomonas aeruginosa, C.
Escherichia coli, D. Propionibacterium acnes
89
F3 F1
K+
F2
F2
F4
F0 F1 F0
F5
F5 K+ F3
F4
A B
F4
F5 F4
F3
F5
F0 F0 F3
F2 K+
F1 K+ F1 F2
C D
Keterangan:
F0 : Basis sabun tanpa kandungan ekstrak
F1 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas
F2 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak kulit batang Banyuru
F3 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas dan 1% ekstrak kulit
batang Banyuru
F4 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas dan 2% ekstrak kulit
batang Banyuru
F5 : Sabun dengan konsentrasi 1% ekstrak Lengkuas dan 3% ekstrak kulit
batang Banyuru
K+ : kontrol positif, sabun merek D yang mengandung triclocarban
Gambar 11. Uji antibakteri sediaan sabun padat transparan ekstrak Lengkuas
dan ekstrak kulit batang Banyuru terhadap A. Staphylococcus aureus, B.
Pseudomonas aeruginosa, C. Escherichia coli, D. Propionibacterium acnes
90