Anda di halaman 1dari 80

MANAJEMEN

ZAKAT DAN WAKAF


DI INDONESIA
Mochlasin

MANAJEMEN
ZAKAT DAN WAKAF
DI INDONESIA

Sanksi pelanggaran Pasal 72:


Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 Pasal 44 Tentang
Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau
hak terkait, sebagaimana dimaksud ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah)
Mochlasin
MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF DI INDONESIA
—Salatiga: 2014
x + 148 hal.; 14,5 x 20,5

Hak Cipta dilindungi undang-undang © 2014
PENGANTAR
 PENULIS
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektris maupun mekanis, termasuk memfoto-
copy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
Penulis dan Penerbit.

Penulis : Mochlasin
Editor : Mochlasin
Desain Cover : Alazuka
Desain Isi : djanoerkoening
Syukur dan keagungan hanya milik Allah semata, Zat Penggerak
Cetakan I : Juni 2014 dan Inspirator untuk merangkai setiap tetesan cahaya ilmu-ilmu-Nya
ISBN : yang luas lagi tak terbatas. Kepada-Nya segala kehidupan bermula dan
berakhir. Dan karena qudrah-Nya, cahaya pengetahuan insani dapat
Penerbit : STAIN Salatiga Press
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga bersinar maupun menjadi padam.
Jawa Tengah. Telp. (0298) 323706 Buku ini semula adalah catatan-catatan dan bahan untuk
mengajar matakuliah Manajemen Zakat dan Wakaf di Program Studi
Perbankan Syariah. Mengawali untuk merajut catatan-catatan dan
pikiran serta ide-ide yang berserakan adalah pekerjaan yang rumit
dan membosankan. Meskipun diringi dengan berbagai kesibukan dan
kemalasan yang selalu menggelayuti penulis di saat merenung dan
berkonsentrasi untuk merajut kata demi kata. Namun tekad penulis
untuk menyusun bahan-bahan tersebut menjadi buku, nampaknya
menjadi amunisi dahsyat untuk terus menggerakkan jari-jari di laptop
tua. Motivasi lain yang tidak kalah pentingnya, buku ini diharapkan
menjadi ikhtiar penulis agar dapat menjalankan tugas mengajar
berikutnya menjadi lebih baik dan berkualitas. Faktor eksternal juga
mendorong penulis untuk terus mengkaji pentingnya manajemen

Mochlasin ۞ v
dalam zakat dan wakaf adalah adanya data yabng luar biasa potensi The last but not the least, adalah kesombongan intelektual, apabila
zakat dan wakaf umat Islam di Indonesia. penulis tidak membuka ruang untuk dikritik. Meskipun buku ini telah
Pengalaman penulis selama lebih empat semester mengajar ditulis dengan segala upaya dan usaha maksimal, penulis mengakui
matakulih Manajemen Zakat dan Wakaf, sebenarnya masih jauh dari masih banyak kekurangan secara teknis maupun substansi. Oleh
cukup untuk dapat menulis secara utuh dan komprehensif. Namun karenanya, sebagai kata penutup penulis senantiasa membuka diri
dari pengalaman ini pula, penulis selaku pengajar banyak mendapatkan untuk mendapatkan saran, kritik dan perbaikan dari semua pihak.
masukan yang berupa pertanyaan, kritikan dan saran dari para Semoga di masa-masa mendatang, buku ini dapat berevolusi dan
mahasiswa. Dengan pembelajaran model Student Center Learning menjadi sempurna, meskipun kesempurnaan itu relatif. wafawqa kulli
, dimana setiap mahasiswa diberi tugas untuk mempresentasikan dzi -’ilm ’alim.
topik yang telah dirancang dosen. Membuat suasana kelas menjadi
hidup secara ilmiah, karena masing-masing diberi kebebasan untuk Jalan Godean, 2 Februari 2014
menyampaikan gagsan dari pembacaan atau pengamatan. Untuk itu,
penulis tentunya secara langsung maupun tidak merasa berhutang
Mochlasin Sofyan
budi kepada mereka. Penulis juga minta maaf apabila ada gagasan dan
ide dari mahasiswa yang tertuang dalam tulisan ini dan sampai detik
ini tidak sempat memberitahukan kepada mereka. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih pada Ketua STAIn Salatiga, Puket I dan Kaprdi
Perbankan Syariah yang telah mempercayakan matakuliah Etika Bisnis
dan Perbankan Syariah. Tanpa amanat ini, tentunya buku ini tidak
pernah muncul di dunia fana ini.
Selesainya buku ini tentu tidak semata-mata perjuangan dari
penulis pribadi, tetapi banyak campur tangan dari pihak-pihak lain,
baik yang zahir maupun yang bathin. Tentu yang pertama adalah
istri penulis, Rika Astari yang dengan sepenuh hati mendukung dan
merelakan kebersamaannnya sedikit terkurangi. Selanjutnya dua
permata hatiku, Haliya Qarera Akyan (Alya) dan Gandewa Barack
Ramadhana (Rama), meskipun belum sampai taraf kedewasaan tetapi
telah menunjukkan pengertiannya dengan tidak banyak mengganggu
saat ayahnya menyelesaikan tulisan ini.

vi ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ vii



DAFTAR
 ISI

PENGANTAR PENULIS — v
DAFTAR ISI — ix

BAB I PENGANTAR MANAJEMEN ISLAMI — 1


A. Manajemen sebagai Sunnatullah — 1
B. Manajemen dalam Pengetahuan Modern — 4
C. Manajemen dalam Pandangan Islam — 6
D. Penyiapan Manajemen Sumber Daya Insani — 11

BAB II ZAKAT DAN COMMUNITY DEVELOPMENT — 15


A. Memotret Realitas Masyarakat — 15
B. Makna Community Development — 17
C. Pemberdayaan Melalui Zakat: Kasus Dusun Jumoyo,
Salam, Magelang — 21

BAB III KEDUDUKAN ZAKAT DALAM AJARAN ISLAM — 39


A. Pengertian Zakat dan Dasar Hukumnya — 39
B. Jenis Zakat — 41

BAB IV URGENSI LEMBAGA PEMGUMPULAN ZAKAT — 51


A. Problematika Pengumpulan Zakat — 51
B. Organisasi Pengelola Zakat — 53

viii ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ ix


BAB V PENERAPAN GCG BAGI DALAM PENGELOLAAN
ZAKAT — 59
A. Konsep Good Corporate Governance — 59 PENGANTAR BAB
MANAJEMEN ISLAMI 1
B. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance — 62
C. Penerapan GCG: Kasus di BAZDA Kota
Yogyakarta — 69

BAB VI AJARAN WAKAF DALAM ISLAM — 73


A. Pengertian Wakaf — 73
B. Wakaf Menurut Al-Quran dan Hadits — 75
C. Wakaf Perspektif Hukum Positif — 78
D. Syarat dan Rukun Wakaf dalam Konteks Fiqh
Indonesia — 79
E. Sejarah dan Perkembangan Wakaf di Indonesia — 83 A. MANAJEMEN SEBAGAI SUNNATULLAH
Ajaran Islam yang tertuang dalam al-Qur’an dan as-Sunnah serta
BAB VII MANAJEMEN WAKAF DI INDONESIA DENGAN dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. banyak mengajarkan tentang
PARADIGMA BARU — 87
kehidupan yang serba terarah dan teratur dalam rangka mencapai falah
A. Wakaf dalam lintasan Sejarah — 87
B. Wakaf Produktif: Tafsir Ulang Makna Wakaf — 93 di dunia dan akhirat. Syariat shalat sebagai tiang agama misalnya,
C. Menangkap Peluang Usaha Pemberdayaan Tanah Wakaf menunjukkan dengan jelas sebagai tindakan yang beraturan dari
Produktif — 112 dimensi waktu dan gerak, hal itu juga tercermin dalam syariat lainnya
seperti puasa, haji zakat dan lain-lain. Teori dan konsep manajemen
BAB VIII PENDIDIKAN BERBASIS WAKAF: yang banyak dipraktekkan saat ini dalam setiap aktivitas organisasi
STUDI KASUS UII YOGYAKARTA — 119
maupun bisnis sebenarnya bukan hal yang asing dalam perspektif
A. Yayasan Badan Wakaf sebagai Nazir — 119
B. Sumber Wakaf — 121 Islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan
C. Wakaf Produktif untuk Pengembangan alam serta makhluk-makhluknya lainnya. Ketika Nabi Adam sebagai
Pendidikan — 123 khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur
pengurusan tersebut.Dalam penciptan alam semesta beserta isinya,
DAFTAR PUSTAKA — 137 pengurusan dilihatkan oleh Allah seperti terjadinya siang malam silih
BIODATA PENULIS — 143
berganti, matahari menjadi pusat beredarnya planet-planet yang telah
berlangsung sekian lama.
Allah juga mengajarkan manajemen dalam penciptaan ritme
kehidupan hewan yang selama ini dipandang remeh yaitu lebah dan

x ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 1


semut. Dikarenakan pentingnya pelajaran kepengurusan dalam ritme bahwa setelah diciptakannya bumi dengan penuh kebaikan dan
kehidupan dua hewan itu, maka nama keduanya diabadikan dalam kesempurnaan (ishlah), maka kerusakan di darat dan laut tidak
surat al-Qur’an yaitu an-Nahl dan an-Naml. Dalam menjalankan lepas dari perilaku manusia. Kebaikan dunia tentunya tidak akan
hidupnya semut termasuk diantara makhluk yang sangat solid dan terwujud dengan sendirinya, hal itu diperlukan manajemen yang terus
berkomitmen menjalani roda kehidupannya dengan menggunakan menerus dengan segala potensi yang dimiliki oleh manusia. Konsep
manajemen versi semut. Keteraturan dan komitmen semut dalam kekhalifahan telah memberikan nialai-nilai tentang kepemimpinan,
kinerjanya sangat solit dan penuh kepatuhan. Semut merupakan perencanaan, pendelegasian, tanggung jawab dan proses. Nilai-nilai
model indah untuk kita gunakan dalam mempelajari perilaku hewan, filosofis itu sangat mutlak diperlukan bagi manusia agar mampu
demikian pendapat Caryle P. Haskins, Ph.D., kepala Institut Carnegie menjalankan aktivitas kehidupan di segala bidang profesi.
di Washington setelah 60 tahun mengamati dan mengkaji cara hidup Dikeluarkannya Nabi Adan dan Hawa dari surga untuk hidup di
semut. Dalam kajiannya, ternyata semut memiliki sub kelompok, sub dunia adalah bukti kepercayan Allah akan kemampuan manusia untuk
kelompok ini disebut budak, pencuri, pengasuh, pembangunan, dan menjalankan konsep pengurusan-Nya. Naluri manajemen Adam
pengumpul. Sementara satu kelompok lainnya berfokus sepenuhnya sebagai manusia mulai muncul dari suatu peristiwa yang sederhana
melawan musuh atau berburu, kelompok lain membangun sarang ketia ia harus mencari pakaian untuk menutupi aurat dan badannya.
dan yang lain lagi memelihara sarang. Demikian juga lebah, apabila Kemudian berkembang bagaimana menjalankan kepengurusan
diamati secara teliti ternyata mereka secara alamiah telah menjalankan dalam menjalankan bahtera keluarga bersama Hawa. Tidak lama
unsur-unsur pengurusan. Hal itu terlihat dengan adanya pembagian kemudian Allah mengkaruniakan putra-putri yang banyak, di sisnilah
kerja kawanan lebah, masing-masing mempunyai tugas dan fungsi yang kepengurusan tentang pendidikan anak yang pertama kali dimulai.
berbeda-beda sehingga harmoni dan tujuan bersama dapat tercapai. Generasi berikutnya menunjukkan perkembangan manajemen yang
Meskipun kedua hewan itu memiliki pengurusan canggih tetapi hanya sangat luar biasa dan mengalami perkembangan serta kemajuan yang
bersifat naluriah atau alamiah semata. Manusia yang dianugerahi akal pesat. Hal itu dapat disaksikan bagaimana orang Mesir membangun
tentunya dapat menjalankan fungsi manajemen secara dinamis sesuai piramid, orang cina membangun tembok raksasa, orang Indonesia
dengan kondisi dan tantangan zaman. kuno membangun candi Borobudur dan lain-lain. Dengan demikian
Diciptakannya manusia sebagai khalifah di muka bumi merupakan secara praktis, usia kepengurusan sama tuanya dengan usia manusia itu
bentuk konseptual manajemen. Allah sebagai Tuhan yang memiliki sendiri atau dengan ungkapan lain telah ada sejak manusia menapaki
kehendak dan kekuasaan tentunya bisa mengurus kehidupan manusi, kehidpan di dunia ini. Secara keilmuan, memang manajemen muncul
tetapi justru mendelegasikan kepada manusia untuk mengurus, ketika positivisme berkembang pada era modern terutama setelah
menjaga dan memakmurkan bumi. Dalam kekhalifahan juga ada revolusi industri di Perancis. Sejak saat itu manajemen sebagai sebuah
ada unsur tanggung jawab dan menjadi bentuk amanah yang harus disiplin ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dan perluasan
dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya, al-Qur’an menegaskan cakupan bidang kajian.

2 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 3


B. MANAJEMEN DALAM PENGETAHUAN MODERN manjer yang profesional yang bisa mengurus secara efektif dan efesien.
Dalam literatur umum manajemen dapat dilihat dari empat Dengan demikian, secara singkat menurut Malayu S.P Hasibuan,
dimensi yaitu: (1) sebagai suatu proses; (2) sebagai suatu kolektivitas; manajemen adalah ilmu dari seni mengatur proses pemanfaatan
(3) sebagai suatu seni (art) dan; (4) sebagai suatu ilmu pengetahuan Sumber Daya Manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
(science). Kepengurusan sebagai proses dapat dikutip dari Encylopedia efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
of the Social Sience¸ disebutkan bahwa kepengurusan adalah suatu Dalam kajian Islam manajemen disebut tadbir ( ‫ ) تدبري‬yang bersal
proses untuk melaksanaan suatu tujuan tertentu dan diawasi. Kepe­ dari lafadz dabbara ( ‫) دبر‬. Menurut S. Mahmud al-Hawary manajemen
ngu­rusan sebagai proses juga dapat dikutipkan G.R. Terry, menu­ diistilahkan dengan idarah yaitu:
rutnya kepengurusan adalah suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
‫ااإلدارة يه معرفة إىل أين تذهب ومعرفة املشالك اليت جتنبها‬
ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang ‫ومعرفة القوي والعوامل اليت تنعرض هلا معرفة كيفية اتلرصف‬
nyata. Kepengurusan sebagai kolektivitas dapat dipahami sebagai
‫لك وبلا خرتك والطاقم ابلاحرة وبكفاءة وبدون ضياع يف‬
kolek­tivitas orang-orang yang melakukan aktivitas kepengurusan.
Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas .‫مرحلة اذلهاب إىل هناك‬
kepengurusan dalam suatu badan tertentu disebut kepengurusan. Kepengurusan adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang
Kepe­ngurusan sebagai seni dipahami sebagai cara atau gaya seseorang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana
untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam rangka mencapai mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa
suatu tujuan. pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.
Sedangkan manajemen sebagai ilmu pengetahuan dapat dide­ Dari definisi di atas memberi gambaran bahwa manajemen meru­
finisikan sebagai pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang pakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan
diinginkan. Secara umum dengan memperhatikan dimensi-dimensi akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai jobnya masing-
tersebut, menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses masing. Maka kebersamaan dalam mencapai tujuan kebaikan yang
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian menjadi fokus utama. Untuk mencapai tujuan manajemen tidak hanya
upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya terfokus kepada manusia sebagai pengurus dan anggota pelaksana lain
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari bebe­ sebagaimana definisi kepengurusan. Di samping itu juga memerlukan
rapa definisi dan pendekatan tersebut dapat dipetakan dalam tiga sarana-sarana yang lain yang erat hubungannya dengan pencapaian
hal yaitu; Pertama, manajemen sebagai ilmu pengetahuan bahwa tujuan. Sehingga sarana-sarana pengurusan menjadi kesatuan yang
kepengurusan memerlukan ilmu pengetahuan. Kedua, manajemen tidak terpisahkan antara satu sarana dengan sarana lainnya. Adapun
sebagai seni dimana manajer harus memiliki seni atau keterampilan sarana-sarana pengurusan yang semua ini disebut sumber daya itu
mengurus. Ketiga, manajemen sebagai profesi mengisyaratkan bahwa meliputi; (1) men; (2) money; (3) material; (4) methods dan; (3) markets.
4 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 5
Di samping itu, manajemen juga memiliki beberapa fungsi Rasulullah bersabda:
dili­hat keilmuan konvensional maupun ajaran Islam. Menurut
)‫(إن اهلل حيب إذا عمل أحدكم العمل أن يتقنه‬
Louis A. Allen dalam buku Management and Organization dalam
bahas­a n tentang Element of Management menyebutkan bahwa Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
fungsi dari pengurusan terdiri dari (1) Planning (perencanaan); (2) pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas). (HR.
Organization (pengorganisasian); (3) Coordination (Koordinasi); (3) Thabrani).
Motivating (motivasi), (4) Controling (pengawasan) atau disingkat Hadits di atas memberikan pelajaran agar setiap muslim membuat
dengan POCMC. Sedangkan menurut George R. Terry unsur-unsur perencanaan yang matang dan itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas).,
atau fungsi kepengurusan meliputi Planning, Organizing, Actuating, karena setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab akibat. Adanya
Controling, atau disingkat dengan POAC. perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik juga
sehingga akan disenangi oleh Allah. Tentunya penilaian yang paling
C. MANAJEMEN DALAM PANDANGAN ISLAM
utama hanya penilaian yang datangnya dari Allah SWT.
Dalam konteks Islam manajemen memiliki unsur-unsur yang
Kedua, organization ( ‫) اتلنظيم‬. Organisasi adalah merupakan
tidak jauh berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Dalam
kumpulan orang-orang yang bisa diorganisir dengan baik untuk
al-Qur’an dan al-Hadits sebagai falsafah hidup umat Islam dapat digali
mencapai tujuan bersama dalam bentuk kebaikan atau materi.
unsur-unsur pengurusan tersebut diantaranya:
Hubungan kerja ini bisa bersifat vertikal (antara karyawan dengan
Pertama, planning (‫)اتلخطيط‬, yaitu gambaran suatu aktivitas pimpinan) atau horizontal (antara karyawan dengan karyawan).
yang akan dikerjakan dengan waktu, metode tertentu untuk mencapai Kebersamaan akan menimbulkan efek dan kekuatan yang besar apabila
kemaslahatan yang optimal dan maksimal. Perencanan dalam konsep dapat diorganisir dengan baik dan profesional. Allah berfirman:
ُ َ ََْ ُ ْ ُ ََ ً َ‫اعتَص ُموا بَبْل اهلل م‬ ْ
‫هلل َعليْك ْم‬
Islam terbagi dua, yaitu rencana jangka pendek (duniawi) dan rencana
jangka panjang (keseluruhan totalitas kehidupan). Al-Qur’an banyak ِ ‫جيعا َوال تف َّرقوا َواذ َك ُروا نِعمة ا‬ ِ ِ َ ِ ِ‫َو ِ َ ح‬
ً ْ ْ ْ َ ُ ُ ُ َ ْ‫ْ ُ ْ ُ ْ ْ َ ً َ َّ َ َ ن‬
menyinggung tentang pentingnya perencanaan dalam hidup di ‫ي قلوبِ َك ْم فأ ْصبَحتُ ْم بِ ِنع َم ِت ِه ِإخ َوانا‬ ‫ِإذ كنتم أعداء فألف ب‬
antaranya: ُ ‫ي‬ ُ ّ‫ك يُبَ ن‬َ َ َ َ ْ‫ك ْم من‬ َ
ُ َْ َ َ‫َ ُ ْ ُ ْ لَى‬
َّ ‫ع َش َفا ُح ْف َر ٍة ِم َن‬
ُ َّ َ ْ َ َّ َ َ ٌ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ‫َ َ لت‬
‫ت ِلغ ٍد َواتقوا‬ ‫آمنُوا اتقوا اهلل و نظر نفس ما قدم‬
ُ َّ َ ‫ين‬َ ِ َّ‫يَا َأ ُّي َها الذ‬ ‫اهلل‬ ِ ِ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ا‬‫ه‬ ِ ‫ذ‬ ‫ق‬ ‫ن‬‫أ‬ ‫ف‬ ‫ار‬
ِ ‫انل‬
َ ُ َ ْ َ ْ ُ َّ َ َ َ ْ ُ َ
‫وكنتم‬
َ ُ َْ َ ‫اهلل إ َّن‬
ٌ ‫اهلل َخب‬ )١٠٣( ‫لكم آياتِ ِه لعلكم تهتدون‬
)١٨( ‫ري بِ َما تع َملون‬ ِ ِ
َ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah,
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18). orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang
6 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 7
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah perbuatan yang melanggar aturan atau kesepakatan. Dengan pema­
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk haman demikian, seorang muslim tentunya akan bekerja lebih baik
(QS. Ali Imron: 103). sesuai dengan prosedur dan ketentuan sehingga hasil lebih berkualitas
karena melakukan pelangaaran adalah perbuatan dosa yang harus
Menyatukan langkah yang berbeda-beda tersebut perlu cara dan
dipertanggungjawabkan. Sikap ini juga dapat diimplementasikan
kesabaran sehingga bisa berkompetitif dalam berkarya. Di samping
ketika seorang muslim menjadi seorang pemimpin. Ia akan melakukan
ayat di atas, Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengingatkan tentang
pengawasan dengan cermat dan sesuai nilai-nilai yang diajarkan oleh
pentingnya masyarakat muslim yang terorganisir yang baik:
Allah (QS. Al-Mujadalah [58]: 7, QS. Al-Zalzalah[99]: 7-8).
‫احلق بال نظام يغلبه ابلاطل بنظام‬ Kelima, motivation ( ‫) ترغيب‬, usaha untuk menggerakkan kinerja
Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh semaksimal mungkin dengan penuh keikhlasan kepada orang lain.
kebatilan yang diorganisasi dengan baik. Sebagaimna iman yang bersifat dinamis naik turun, semangat manusia
Statemen Sayyidina Ali merupakan pernyataan yang realistis juga senantiasa naik turun tergantung situasi dan rangsangan yang
untuk dijadikan rujukan umat Islam. Hancurnya suatu institusi yang ada. Seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan dan
terjadi saat ini karena belum berjalanannya ranah organisasi dengan semangat agar roda organisasi tetap berputar sehingga tujuan bersama
menggunakan manajemen yang benar secara maksimal. dapat tercapai. Dalam Islam prestasi sangat ditentukan oleh semangat
dan kemauan diri seseorang, hal ini mengajarkan bahwa Islam sangat
Ketiga, coordination ( ‫) اتلنسيق‬. Sebuah kumpulan atau organisasi
menghargai kreasi dan inovasi seseorang. Hal ini dapat dipahami
terdiri dari unsur individu-individu dan unsur bagian-bagian kecil.
misalnya dari surat ar-Ra’d: 11. Dalam surat an-Najm ayat 39 juga
Unsur-unsur itu menjadi kekuatan apabila ada saling mendukung dan
disebutkan bahwa yang dinilai oleh Allah adalah usahanya bukan
membantu. Kesamaan langkah dan visi dalam merealisasikan planning
hasilnya, hal ini mendorong agar manusia terus berusaha tanpa kenal
berperan sangat besar dalam mencapai tujuan ideal sebuah organisasi.
lelah.
Koordinasi ini dalam perspektif Islam dapat dipahami sebagai bentuk
sikap tolong-menolong dan saling peduli antar sesama keluarga (QS. Keenam, leading ( ‫) اخلالفة‬. Dalam konteks ajaran Islam bahwa
Al-Maidah [4]: 2) dalam sebuah organisasi. Koordinasi juga dapat pemimpin tidak hanya terfokus kepada seseorang yang yang memimpin
dipahami sebagai media saling menasehati atau mengingatkan dalam institusi formal dan non formal. Tuntutan Islam lebih uiversal bahwa
kebaikan (QS. Al-Ashr [103]: 3) dan bukan melakukan intervensi kepemimpinan itu lebih spesifik lagi kepada setiap manusia yang hidup
antarbagian. ia sebagai pemimpin, baik memimpin dirinya maupun kelompoknya.
Dengan demikian kepemimpinan dalam ajaran Islam dimulai dari
Keempat, controling ( ‫) الرقابة‬. Dalam Islam segala aktivitas
setiap individu. Setiap orang harus bisa memimpin dirinya dari taqarrub
manusia selalu diawasi oleh Sang Pencipta. Sehingga tidak pada
kepada Allah dan menjahui larangan-Nya. Apabila manusia sudah
tem­patnya seseorang takut hanya kepada manusia di saat melakukan
bisa memimpin dirinya, maka tidak mustahil bila ia akan lebih mudah

8 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 9


untuk memimpin orang lain. Di samping itu pertanggungjawaban tersebut, sebagai muslim yang baik harus mampu memanfaatkan benda
pemimpin dalam konteks Islam tidak serta merta hanya kepada yang paling besar maslahahnya. Keempat, methods (cara) atau dalam
sesama manusia, tetapi yang paling utama adalah pertanggungjawaban Islam disebut at-thariqah sangat penting dalam mencapai suatu tujuan
kepada Khaliknya. Dasar-dasar kepemimpinan dapat dijumpai dalam sehingga ada ungkapan khazanah Islam ath-thariqah ahammu min al-
al-Qur’an misalnya surat al-An’am ayat 165 dan Hadits diantaranya: maddah (cara lebih penting dari segala persiapan materi). Dan yang
terakhir markets (pasar) bagaimana hasil dari produk suatu pengurusan
‫لككم راع ولككم مسؤل عن رعيته‬ tersebut benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggung­ Dalam Islam tujuan utama adalah mencapai falah (kebaikan) bukan
jawaban mengenai orang yang kamu pimpin. (HR. Muslim) semata-mata mencari profit. Sehingga moralitas harus diutamakan
Dalam manajemen terdapat sarana-sarana yang diperlukan karena di didalamnya ada prinsip pertanggungjawaban dan harus
sebagai­mana telah diuraikan di atas. Pertama, men (manusia) atau yang membuang moral hazard.
sering disebut sumber daya insani sebagai sumber daya utama yang
mengatur dan menggerakkan segala aktifitas. Keberadaan manusia D. PENYIAPAN MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI
pada sumber daya pertama mennjukkan hirarki kepentingan. Karena Abad XXI sebagai era globalisasi dikenal dengan situasinya yang
manusia adalah sumber daya yang bisa menggerakkan segalanya penuh dengan persaingan (hypercompetitive situation). John Naisbitt
dengan kemampuan yang dimiliki. Kemampaun yang maha dahsyat dan Patricia Aburdene pernah mengatakan bahwa terobosan paling
dalam diri manusia akan produktif dan manfaat apabila diurus dengan menggairahkan dari abad XXI bukan karena teknologi, melainkan
baik dan benar. manajemen sumber daya insani (SDI) ini yang karena konsep yang luas tentang bagaimana memaknai manusia.
akan menjadi fokus kajian dalam tulisan ini. Kedua, money (uang) Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah paling sempurna
merupakan sarana yang selalu mengiringi segala aktifitas seseorang. dengan struktur jasmaniah dan rohaniah terbaik di antara makhluk
Dalam konsep Islam uang adalah flow concept bukan stock concep, lainnya (QS. Ath-Thin). Dalam struktur jasmaniah dan rohaniah,
artinya uang hanyalah media bukan barang yang harus dijual belikan. Allah telah menganugerahi sejumlah kemampuan dasar yang memiliki
Dengan konsep ini berarti uang tidak segalanya meskipun penting kecenderungan berkembang yang dalam psikologi behaviorisme
keberadaannya dalam menjalankan manajemen. disebut pre potence reflex. Kemampuan dasar tersebut kemudian
Ketiga, material (materi) atau bahan-bahan merupakan media dikenal dengan istilah sumber daya insani (SDI) yang memandang
pengurusan yang bisa digunakan dalam menjacai tujuan kebaikan manusia sebagai suatu kesatuan (integral) antara jasmani dan
bersama. Dalam Islam barang-barang yang digunakan haruslah rohani. Dalam perspektif ilmu pendidikan, kualitas non fisik manusia
memenuhi dua kriteria yaitu halal dan thayyib. Halal mencakup aspek mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kualitas ranah
legalitas barang tersebut dari sisi jenis dan perolehannya. Sedangkan kognitif digambarkan oleh tingkat kecerdasan individu, sedangkan
thoyyib mencakup aspek maslahah yang dikandung dalam benda kualitas ranah afektif digambarkan oleh kadar keimanan, budi
10 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 11
pekerti, integritas kepribadian, serta ciri-ciri kemandirian lainnya. memiliki kemampuan untuk membangun peradaban [67: 23];
Sementara itu, kualitas ranah psikomotorik dicerminkan oleh tingkat 5. Manusia diberi potensi-potensi kreatif yang luar biasa [13: 11].
keterampilan, produktivitas, dan kecakapan mendayagunakan peluang Dengan kemampuan, inovasi dan kreasinya manusia dapat
berinovasi (Suhandana, 1997: 151). Pengembangan kualitas sumber menjadi ujung tombak untuk mengembangkan organisasi/
daya insani (SDI) bukan persoalan yang mudah dan sederhana, karena perusahaan.
membutuhkan pemahaman yang mendalam dan luas tentang konsep 6. Di samping itu, manusia memiliki potensi moral yang berupa
dasar penciptaan manusia. kemampuan membedakan kebaikan dan keburukan [91: 8]
Menurut Kamus Webster, yang dimaksud sumber daya manusia 7. Manusia memiliki tanggung jawab individual pascakehidupan
ialah alat atau kekayaan yang tersedia (available means), kemampuan duniawi [74: 38].
atau bahan untuk menyelesaikan masalah atau persoalan. SDI adalah Potensi moral tersebut selama ini kurang mendapat perhatian
faktor sentral dalam suatu organisasi. apapun bentuk serta tujuannya. dalam pengurusan SDI konvensional. Potensi besar dalam diri
organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan manu­sia akan muncul apabila dilakukan pendidikan, pelatihan dan
dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Dengan pengembangan [16: 78]. Pengembangan SDI sebenarnya merupakan
demikian, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan bagian dari ajaran Islam.Sejak semula telah mengarahkan manusia
institusi/organisasi/perusahaan yang ingin berumur panjang. Oleh untuk berupaya meningkatkan kualitas hidupnya yang dimulai dari
karena itu, SDI saat ini harus diposisikan sebagai human capital bukan pengem­bangan budaya ilmu pengetahuan/kecerdasan [QS. 17:
hanya sebagai costs. Cara pandang demikian berupaya melakukan 36]. Ini berarti bahwa titik tolaknya adalah pendidikan yang akan
transformasi manusia yang dipandang sebagai biaya dengan indikator memper­siapkan manusia itu menjadi makhluk individual yang
keberhasilan efisiensi, berubah menjadi sebagai asset perusahaan, dan bertanggungjawab [QS. 74: 38] dan makhluk sosial yang mempunyai
indikator keberhasilan adalah inovatif dan kreativitas. rasa kebersamaan [QS. 2: 5] dalam mewujudkan kehidupan yang
SDI dalam manajemen syariah memiliki posisi yang sangat damai, adil, dan beretos kerja tinggi sehingga kesejahteraan di dunia
penting. SDI tidak hanya dipandang sebagai obyek pengurusan tetapi dan akhirat dapat tercapai [QS. 2:201].
malah menjadi subyek bahkan menjadi salah satu aspek yang sangat Dengan potensi luar biasa yang dimiliki manusia, maka perlu
penting dalam pengurusan. Dalam Islam manusia telah dibekali diatur agar dapat terarah dari sinilah urgensinya kepengurusan SDI.
dengan berbagai potensi dan kelebihan seperti: Dalam pandangan A.F. Stoner, pengurusan sumber daya insani adalah
1. Manusia telah didesain dengan sebaik-baik bentuk [QS. 95: 5); suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok
2. Kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi dan kegunaan segala suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat
macam benda [QS. 2: 31]; (the right man) untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
3. Ditundukkan bumi dan langit dengan segala isinya [45: 12]; tepat (right place) pada saat organisasi memerlukannya. Dalam ajaran
4. Manusia dianugerahi akal pikiran dan pengindraan sehingga Islam telah diingatkan oleh Nabi Muhammad, bila menyerahkan
12 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 13
sesuatu bukan pada ahlinya maka akan terjadi suatu kehancuran.
Secara lebih operasional, yang dimaksud pengurusan SDI adalah
suatu proses menangani berbagai masalah pada karyawan, pegawai, ZAKAT DAN BAB
buruh, pengurus dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang COMMUNITY 2
aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
DEVELOPMENT
Pemberdayaan SDI dalam pengurusan Islam bukan semata-mata
untuk meningkatkan produktifitas dalam rangka maksimalisasi profit
sebagaiman yang terjadi dalam pengurusan modern yang cenderung
kapitalistik. Tetapi pemberdayaan SDI dalam Islam adalah bertujuan
untuk meningkatkan kebaikan individu [QS.17: 15], meningkatkan
taraf kesejahteraan semua stake holder termasuk karyawan [QS. 51: A. MEMOTRET REALITAS MASYARAKAT
19] dan menciptakan keseimbangan dengan lingkungan. Hal itu dapat
Pemberdayaan masyarakat di Indonesia menjadi penting pada
terwujud dengan menciptakan corporate culture yang baik seperti
saat kemiskinan masih menjadi problematika dalam kehidupan
menegakkan kebaikan [QS.5: 8], keadilan [QS.5: 8], keterbukaan
masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di desa. Pemerintah
[QS. 4: 29, 3: 71] dan profesionalisme [QS. 4: 32].
dengan segala perhatiannya, baik berupa peningkatan anggaran
maupun program-program pengentasan seperti bantuan langsung
tunai, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan belum mampu
menekan angka kemiskinan secara maksimal. Menurut data BPS
yang diumumkan pada 1 Juli 2009, jumlah penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan pada Maret 2009 sebesar 32,53 juta orang
(14,15%), sementara pada Maret 2008 berjumlah 34,96 juta orang
(15,42%). Jika menggunakan standar Bank Dunia (kemiskinan
moderat), yaitu berpenghasilan kurang dari 2 dolar (Rp 400.000,-),
maka kemungkinan jumlah penduduk miskin akan sangat fantastis
yaitu menembus angka 100 juta dari 220 juta penduduk Indonesia.
Realitas tersebut menyadarkan umat Islam untuk melakukan
revitalisasi filantropi Islam dalam hal ini zakat. Zakat diharapkan
mampu menjadi instrumen penting untuk menekan angka kemis­

14 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 15


kinan yang masih tinggi dan untuk mensejahterakan umat. Bentuk kehi­dupan komunitas mereka. Sementara itu, sutrisno (2000:185)
kesa­daran itu ditunjukkan oleh umat Islam Indonesia dengan sema­kin menje­laskan, dalam perspektif pemberdayaan, masyarakat diberi
meningkatnya perolehan zakat, baik berupa zakat fitrah, zakat harta wewenang untuk mengelola sendiri dana pembangunan baik yang
benda (mal) maupun zakat profesi (zakah al-kasb). Hasil peneli­ berasal dari pemerintah maupun dari pihak lain, di samping mereka
tian PPM UIN Syarif Hidayatullah dan Ford Foundation (2003), harus aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan, perencanaan, dan
menunjukkan bahwa potensi dana ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) pelaksanaan pembangunan. Perbedaannya dengan pembangunan
umat Islam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan partisipatif adalah keterlibatan kelompok masyarakat sebatas pada
masyarakat mencapai Rp 19,3 triliun, dalam bentuk barang Rp 5,1 pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan program, sedangkan dana
triliun dan uang Rp 14,2 triliun. Jumlah dana sebesar itu, sepertiganya tetap dikuasai oleh pemerintah.
masih berasal dari zakat fitrah (Rp 6,2 triliun) dan sisanya zakat harta Cara pandang yang integral antara zakat sebagai domain keaga­
Rp 13,1 triliun. Asumsi ini juga didukung survey yang dilakukan oleh maan dan pembangunan sebagai domain kenegaraan di sisi lain, telah
PIRAC (Publik Interest Research and Advocacy Center) tahun 2000. melahirkan cara pandang baru zakat sebagai community development.
Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi pembangunan Dengan demikian, zakat yang selama ini dipahahami pemanfaatannya
dalam manajemen negara modern. dalam perspektif pembangunan ini, hanya sebatas keperluan konsumtif telah dimaknai untuk kepentingan
disadari betapa penting kapasitas manusia dalam upaya meningkatkan peningkatan kesejahteraan hidup yang lebih luas. Era baru pemaknaan
kemandirian dan kekuatan internal atas sumber daya materi dan masyarakat sebagai civil society, telah melahirkan partisipasi dari negara
nonmaterial. sebagai suatu strategi pembangunan, pemberdayaan kepada masyarakat, masyarakat kepada negara dan dari masyarakat
dapat diartikan sebagai kegiatan membantu klien untuk memperoleh kepada masyarakat. Dalam situasi demikian, zakat mendapatkan
daya guna mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang momentum tafsir baru, meskipun dalam sejarah peradaban Islam zakat
akan dilakukan, terkait dengan diri mereka termasuk mengurangi telah berfungsi untuk peningkatan kehidupan masyarakat.
hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan melalui
peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan B. MAKNA COMMUNITY DEVELOPMENT
daya yang dimiliki dengan mentransfer daya dari lingkungannya
Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya
(Payne, 1997: 266).
kemandirian masyarakat (Increasing peoples ability for self-help).
Sementara itu Ife (1995: 182) dalam buku “Community Develop­ Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu
ment: Creating Community Alternatives-Vision, Analysis and Practice”, menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemam­
memberikan batasan pemberdayaan sebagai upaya penyediaan puan masyarakat untuk berswadaya. Mencermati proses-proses
kepada orang-orang atas sumber, kesempatan, pengetahuan, dan pember­dayaan masyarakat di atas, maka dapat ditegaskan bahwa
kete­rampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka menentukan program community development sangat penting artinya dalam rangka
masa depannya dan untuk berpartisipasi di dalam dan mempengaruhi meningkatkan peran serta masyarakat lokal melalui berbagai kegiatan
16 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 17
pemberdayaan, termasuk salah satunya pendidikan keterampilan yang pemerintah untuk memandirikan masyarakat di tengah kegiatan
diberikan secara terpadu dan berkesinambungan. pembangunan. Ada tiga alasan mengapa perusahaan dan pemerintah
Sehubungan dengan pemberdayaan masyarakat ini, berdasarkan melaksanakan program community development menurut Rudito dan
perspektif Twelvetrees (1991: 1) yang membagi perspektif pember­ Budimanta (2003: 30-32), yakni : Konsep community development
dayaan masyarakat ke dalam dua bingkai yaitu pendekatan profesional merupakan istilah yang dimaksudkan untuk mewakili pemikiran
dan pendekatan radikal, maka dapat diklasifikasikan enam model tentang pengembangan masyarakat dalam konteks pembangunan
pemberdayaan sesuai dengan gugus profesional dan radikal (Mayo, sumber daya manusia ke arah kemandirian, karena tidak dapat
1998: 169): dipungkiri bahwa kehadiran perusahaan (privat service) di tengah
kehidupan masyarakat dengan berbagai kegiatannya menimbulkan
1. Perawatan masyarakat merupakan kegiatan volunter yang
ketidaksetaraan sosial ekonomi anggota masyarakat lokal dengan
biasa­nya dilakukan oleh warga kelas menengah yang tidak
perusahaan ataupun pendatang lainnya, sehingga diperlukan
dibayar. Tujuan utama adalah mengurangi kesenjangan legalitas
suatu kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian
pemberian pelayanan.
masyarakat lokal. Hal ini dikemukakan Rudito dan Arif Budimanta
2. Pengorganisasian masyarakat memiliki fokus pada perbaikan
(2003:28), diperlukannya suatu wadah program yang berbasis pada
koordinasi antara berbagai lembaga kesejahteraan sosial.
masyarakat yang sering disebut sebagai community development untuk
3. Pembangunan masyarakat memiliki perhatian pada peningkatan
menciptakan kemandirian komuniti lokal untuk menata sosial
keterampilan dan kemandirian masyarakat dalam memecahkan
ekonomi mereka sendiri, sehingga ketrgantungan terhadap negara
permasalahan yang dihadapinya.
berkurang (http://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/01/26/tinjauan-
4. Aksi masyarakat berdasarkan kelas bertujuan untuk membang­
teoritis-community development/).
kitkan kelompok lemah secara bersama-sama meningkatkan
kemampuan melalui strategi konflik, tindakan langsung dan Konsep community development banyak dirumuskan di dalam
konfrontasi. berbagai definisi. Perserikatan Bangsa-Bangsa menurut Einsiedel
5. Aksi masyarakat berdasarkan gender bertujuan untuk mengubah (dikutip dalam Suharto, 1997: 98) mendefinisikan pembangunan
relasi-relasi sosial kapitalis-patrikal antara laki-laki dan perem­ masyarakat merupakan suatu ‘proses’ dimana usaha-usaha atau
puan, perempuan dan negara, serta orang dewasa dan anak-anak. potensi-potensi yang dimiliki masyarakat diintegrasikan dengan
6. Aksi masyarakat berdasarkan ras (warna kulit) merupakan usaha sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki kondisi
untuk memperjuangkan kesamaan kesempatan dan menghi­ ekonomi, sosial dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat
langkan diskriminasi rasial. di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan agar
mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai
Program community development dimaknai sebagai konsep
kemajuan pada level nasional.
pemberdayaan masyarakat yang telah ditetapkan sebagai kebijakan

18 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 19


Community development yang dimaknai sebagai pengembangan
masyarakat terdiri dari dua konsep, yaitu ‘pengembangan’ dan ‘masya­
rakat’. Secara singkat, ‘pengembangan atau pembangunan’ merupakan
usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan
manusia pada umumnya. Bidang-bidang pembangunan biasanya
meliputi berbagai sektor kehidupan, yaitu sektor ekonomi, sektor
pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. Sedangkan pengertian
‘masyarakat’ menurut pandangan Mayo (1998: 162) dapat diartikan
dalam dua konsep, yaitu :
1. Masyarakat sebagai sebuah tempat bersama , yakni sebuah wilayah
geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga,
perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah
pedesaan.
2. Masyarakat sebagai kepentingan bersama, yakni kesamaan Sumber:http://www.baznas.or.id/zakat-community-development/
attachment/s creenhunter_001
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai
contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas
C. PEMBERDAYAAN MELALUI ZAKAT: KASUS DUSUN
atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan
JUMOYO, SALAM, MAGELANG
tertentu seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki
anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat phisik) atau bekas 1. Kondisi Geografis dan Demografi
para pengguna pelayanan kesehatan mental. Pada saat terjadi banjir lahar dingin pasca eropsi merapi, Desa
Jumoyo setiap hari menghiasi media televisi dan menjadi perhatian
Adapun konsep dan alur zakat sebagai sarana community
masyarakat Indonesia bahkan luar negeri. Bahkan Desa Jumoyo
development dapat disajikan berikut ini:
pernah menjadi obyek wisata dadakan yang banyak menyedot
perhatian. Umumnya masyarakat sangat tertarik dengan munculan
bebatuan raksasa yang terbawa arus lahar dingin dari sungai Kali Putih
lama. Desa Jumoyo adalah sebuah desa yang berada di sisi kanan kiri
jalan utama Yogyakarta-Magelang.
Desa Jumoyo berbatasan dengan empat desa tetangga, yaitu
sebelah utara berbatasan dengan Srumbung, sebelah selatan dengan
Desa Seloboro, sebelah timur dengan Desa Sucen dan sebelah

20 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 21


barat dengan Desa Gulon. Desa ini termasuk Kecamatan Salam dengan mudah dijumpai tanah perkebunan yang banyak ditanami
yang berbatasan dengan Kecamatan Srumbung, Ngluwar, Muntilan tanaman tropis seperti bambu, pohon rambutan, tanaman salak dan
dan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Desa ini memiliki sejumlah pohon tropis lainnya .Tidak jauh dari wilayah perkampungan
luas 641.874 yang terdiri dari tanah pekarangan, perkebunan dan didesa.
persawahan (Diolah dari Data Kelurahan).

Gambar 2: Kantor Kelurahan Jumoyo


Jumoyo dapat dijumpai areal sawah nan asri sehingga mengunjungi
kampung-kampung desa Jumoyo memberi kesan tersendiri. Desa
Jumoyo dikenal sebagai penghasil pertanian terutama padi serta
Gambar 1: Peta Desa Jumoyo tanaman palawija yang melimpah setiap tahunnya selain desa Jumoyo
Adapun Dusun Jumoyo Lor yang menjadi obyek penelitian ini kaya akan keindahan alam serta hasil pertanian desa Jumoyo juga kaya
adalah salah satu dari 13 dusun yang berada di wilayah Desa Jumoyo. akan buah salak pondok, meski perkebunan tanaman salak tidak seluas
Dusun-dusun itu adalah Dusun Jumoyo Kidul, Seloiring, Pendem, dengan perkebunan salak di Kecamatan Tempel, Sleman, kualitas
Gempol, Kembaran, Dowakan, Kemiren, Wironayan, Babadan, buah salak pondok didesa Jumoyo tidak kalah dengan buah pondoh
Pulosari dan Rename. Keberadaan Dusun Jumoyo Lor sesuai dengan daerah lainnya. Perkebunan salak pondoh dikawasan desa Jumoyo
namanya, berada di sebelah utara jalan raya Magelang-Yogyakarta. kini mulai merata hampir setiap dusun didesa Jumoyo penduduk
Wilayah desa Jumoyo terdiri kampung-kampung bernuansa mulai budidaya tanaman salak pondoh dikebun pekarangan rumah
pedesaan nan asri mengingat sebagaian besar kampung didesa Jumoyo atau sebagaian areal sawah. Perkebunan salak pondoh dikawasan desa
dikelilingi tanah perkebunan yang luas hampir setiap dusun dapat Jumoyo dapat mudah dijumpai dalam wilayah dusun Jumoyo Lor,
Kemburan, Dowakan dan beberapa dusun lainnya dikawasan Desa

22 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 23


Jumoyo. Namun patut disayangkan, kelompok tani didesa ini tidak JUMLAH JUMLAH KEPALA
NO DUSUN
banyak dijumpai padahal adanya kelompok tani sangat membantu PENDUDUK KK DUSUN
dalam meningkatkan kualitas dan memasarkan produk pertanian 6. Kemburan 666 227 Mugiyanto
(mywapblog.com/mengenal-dekat-desa-jumoyokecamatan-sala.xhtm). 7. Dowakan 357 109 Ngatijo
8. Kemiren 955 256 Ahmad H.
9. Wironayan - - M.Tahmid
10. Babadan 617 188 M.Yunus
11. Pulosari 913 268 A.Junaedi
12. Remame - - Asrari

Sementara gedung sekolah dari tingkat TK sampai SLTA


juga banyak dibangun wilayah desa Jumoyo diantaranya: SMK
Muhammadiyah Jumoyo,SD Jumoyo 2. Di Dusun Jumoyo Lor ditilik
dari tingkat pendidikan terdapat 2 orang tidak tamat SD, tamat
SLTA 153 (92 laki-laki/61 perempuan), S1 32 orang (20 laki-laki/12
perempuan dan S2 satu orang.
Menariknya desa Jumoyo juga terdapat budidaya ikan di Jumoyo
Gambar 3: Lokasi Penelitian lor juga banyak dijumpai warung klontong, toko disekitar kantor
kelurahan Jumoyo dan sekitar jalan raya Jumoyo serta jalan menu­
Jumlah penduduk saat ini sebanyak 7.311 orang dengan 2.160
ju daerah Srumbung. Keindahan wilayah desa Jumoyo nan asri
Kepala Keluarga. Sebanyak 98% penduduk Jumoyo memeluk agama
sesungguhnya berpotensi sebagai desa wisata sebagaimana desa wisata
Islam. Penduduk desa Jumoyo umumnya berprofesi sebagai petani,
dikecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Potensi desa Jumoyo
petani salak, buruh, pedagang dan profesi lainnya.
sebagai desa wisata cukup banyak berlatar belakang dari kondisi
JUMLAH JUMLAH KEPALA alam pedesaan indah nan asri kemudian kegiatan masyarakat desa
NO DUSUN
PENDUDUK KK DUSUN Jumoyo sebagai petani dan kegiatan ekonomi menarik lainnya seperti
1. Jumoyo Kidul 522 150 Sarto K pembuatan keramik batu didusun Kemburan, pembuatan ukir batu
2. Jumoyo Lor 805 225 Ahmad JS. di dusun Gempol, kerajinan mebel di dusun Jumoyo, Tegalsari atau
3. Seloiring 795 222 M.Jaelani melihat kegiatan penambangan pasir disungai putih. Potensi desa
4. Pendem 351 109 Maryoto Jumoyo sebagai desa wisata antara lain kesenian tradisiona. Dahulu
5. Gempol - - Sudiyanto di desa Jumoyo hampir setiap dusun terdapat kesenian tradisional

24 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 25


seperti kubro siswo, jatilan, campur sari, tapi sayang krisis moneter nan indah dapat terlaksana. Kini kebangkitan desa Jumoyo menjadi
yang berkepanjangan membuat kesenian tradisional tidak dapat desa yang maju adalah harapan serta cita-cita masyarakat desa
bertahan lama. Kini kesenian tradisional desa Jumoyo beralih ke Jumoyo sekaligus tantangan bagi generasi muda, pemerintah desa
kesenian tradisional bernuansa islami yakni hadroh atau rebana dan Jumoyo bersama masyarakat (mywapblog.com/mengenal-dekat-desa-
hampir setiap dusun memiliki kelompok seni ini. jumoyokecamatan-sala.xhtm).

2. Latar Belakang Berdirinya LAZIS Dusun Jumoyo Lor


Zakat adalah rukun Islam ketiga yang sering diabaikan oleh umat
Islam. Padahal potensi zakat dan infak di Indonesia sangat besar untuk
membangun perekonomian masyarakat pedesaan. Namun, potensi itu
belum sepenuhnya tergarap maksimal. Padahal bila zakat dan infak
dikelola dengan baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan kaum
dhu’afa’ dan mustad’afin (masyarakat kurang mampu). Menyikapi
masalah itu, masyarakat Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten
Magelang yang berada di lereng Gunung Merapi mencoba mewujudkan
pengelolaan zakat dan infak untuk membantu mensejahterakan kaum
kurang mampu (dhuafa’ dan mustad’afin). Menariknya, ide zakat
sebagai penggerak ekonomi masyarakat berawal dari visi salah satu
Gambar 4: Suasana pedesaan di Dusun Jumoyo Lor
calon kepala desa saat mencalonkan diri sebagai kepala desa 2007 lalu
Memang di desa Jumoyo sudah terdapat kerajinan tangan mebel untuk menjadikan desa agamis. Zakat yang telah terkumpul digunakan
namun hanya dimiliki beberapa masyarakat Jumoyo saja. Sementara antara lain untuk biaya kesehatan masyarakat secara gratis bekerja
kerajinan tangan jenis lain yang ada dalam masyarakat desa Jumoyo sama dengan bidan desa atau mantri kesehatan, raskin gratis, bantuan
belum banyak sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah biaya rumah sakit untuk warga kurang mampu yang sakit, bedah
maupun tokoh masyarakat setempat untuk menggerakkan dan rumah, pemberian paket sembako dan bantuan sarana pendidikan
menciptakan aneka kerajinan tangan sebagai kegiatan ekonomi bagi anak dan pengembangan ternak kambing secara berkelompok
masyarakat sekaligus mengurangi pengangguran dan membuka dengan areal di atas tanah kas desa setempat.
lapangan kerja. Keindahan alam kawasan desa Jumoyo sempat rusak Ide pembentukan lembaga zakat mulanya datang dari Kepala
akibat bencana gunung merapi 2011 yang lalu, namun sekarang Desa Jumoyo, Sungkono, yang kemudian dijadikan kebijakan
secara perlahan kawasan desa Jumoyo mulai bangkit kembali kegiatan pemerintahan desa. Oleh karena tidak heran kalau tiga belas dusun
ekonominya sehingga harapan untuk mewujudkan desa Jumoyo yang ada di wilayah Desa Jumoyo, tinggal empat dusun yang belum
26 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 27
memiliki lembaga zakat yaitu Dusun Pendem, Selo Iring,Jumoyo dasar seperti makan, kesehatan dan pendidikanr; 3) Karakter masya­
Kidul, dan Babadan. Pembentukan panitia zakat (amil) ini juga rakat pedesaan yang guyub rukun (memiliki solidaritas), dan budaya
didasari pertimbangan Alokasi Dana Desa (ADD) saat itu berkurang tolong menolong yang masih menjadi tradisi.
dari semula Rp99 juta menjadi Rp63 juta. Padahal dana itu menjadi Pengurus LAZIS Dusun Jumoyo Lor berjumlah 25 orang yang
tumpuan membangun desa dan masyarakat berharap semua terdiri dari tokoh masyarakat dan perwakilan RT yang berjumlah tujuh.
pembangunan dibiayai dari ADD. Setelah dibentuk ‘amil (pengurus Kepengurusan pertama dilantik pada tun 2008 dan berakhir tahun
zakat), anggotanya “disekolahkan” pada KH Raden Muhaimin Asnawi 2011, usia periode kepemimpinan adalah tiga tahun. Kepengurusan
tentang zakat (www.koransindo.com). saat ini di bawah kendali Luqman Arifin adalah generasi yang kedua.
Setelah warga mengerti tentang zakat, dibentuklah lembaga Susunan kepengurusan terdiri dari pelindung, penasehat ketua 1 dan
zakat dengan model pembayaran secara takjil. Takjil artinya nyicil 2, sekretaris 1 dan 2, bendahara 1 dan 2, seksi penarikan dan pentas­
(kredit), zakat dari warga yang wajib mengeluarkannya dibayarkan harufan dari tiap RT dan seksi kesehatan.
dan diambil amil di rumahnya setiap bulan mulai tanggal 1-15. Dari segi pendidikan, hanya ada satu pengurus yang sudah
Semestinya zakat profesi masyarakat ini dihitung dalam satu tahun berpendidikan sarjana. Selebihnya berpendidikan tingkat SLTA atau
tapi disepakati tiap satu bulan. Sesuai hukum Fikih Islam, zakat profesi masih kuliah dan selebihnya untuk kalangan tua hanya SD. Para
orang yang memiliki pekerjaan dan penghasilan ini adalah 2,5% dari pengelola zakat di Desa Jumoyo umumnya dan Dusun jumoyo Lor
penghasilannya (www.koransindo. com). khususnya, dengan difasilitasi kelurahan melaksanakan semacam
Anjuran dari kelurahan untuk mendirikan lembaga zakat di Workshop manajemen zakat dengan narasumber dari BAZDA
respon positif oleh para tokoh agama dan para aktivis masjid untuk Kabupaten Magelang. Untuk menindaklanjuti kemampuan mengelola
mendirikan lembaga zakat. Mulanya warga dikumpulkan untuk zakat, masyarakat Dusun Jumoyo Lor juga menyelenggarakan sendiri
membahas masalah zakat dan ternyata kesadaran sebagain warga pelatihan dengan narasumber dari BAZDA Kabupaten Magelang.
Dusun Jumoyo Lor cukup tinggi. Maka pada tahun 2008, didirikanlah
Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sodaqah (LAZIS). Kepengurusan 3. Pengelolaan Zakat di LAZIS Dusun Jumoyo
LAZIS Dusun Jumoyo dikomandani oleh Lukman Arifin dan sekretaris
a. Program Pengumpulan
Khoirul Wakhid. Pelantikan kepengurusan dilaksanakan pada acara
Melalui pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya,
keagamaan desa yaitu pengajian 10 Muharam yang rutin tiap tahun
masyarakat disadarkan oleh para penggerak zakat untuk
diselenggarakan.
selalu ingat terhadap kewajibvannya. Dari beberapakali
Respon positif itu didasarkan pada tiga hal: 1)Mayoritas warga pertemuan antara tokoh masyrakat dan para pemuda,
dusun Jumoyo lor adalah muslim dengan prosentase mendekati 99% tercetuslah perlunya menunaikan zakat mal dan lebih khusus
dan memiliki kesadaran keagamaan tinggi; 2)Masih banyaknya warga lagi zakat profesi. Untuk memudahkan pengumpulan dan
yang sangat membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan
28 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 29
sekaligus sebagai sarana mengingatkan, dibuatlah kotak penghasilan sehingga ada perhitungan yang jelas. Ketiga, bagi
papan zakat dengan ukuran kurang lebih 15x15 cm dari muzakki yang berpenghasilan tidak tetap seperti pedagang
papan. Kotak ini terdiri dua bilik berwarna hijau tua, yaitu biasanya akan memotong 2,5 dari penghasilan setiap harinya
bilik zakat dan bilik infak. Pembuatan kotak dengan dua sehingga dalam rentang sebulan muzakki sendiri tidak
bilik ini, menunjukkan pengelola khususnya dan masyarakat mengetahui jumlah nominal dalam kotak zakat.
umumnya memahami bahwa zakat adalah pengeluaran wajib Cara memasukkan zakat profesi dalam kotak zakat setiap
sedangkan infaq adalah pengeluaran sunah. Pemahaman ini hari inilah barangkali yang kemudian dikenal di kalangan
jelas terlihat dari perbandingan perolehan keduanya, zakat warga sebagai Takjil Zakat (cicilan Zakat). Dengan kotak
selalu lebih banyak jumlahnya daripada infaq. Berikut foto zakat muzakki akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap
kotak zakat milik LAZIS Dusun Jumoyo: kewajibannya dan tidak berani untuk menggunakan untuk
keperluan yang lain, kecuali keperluan mendesak. Dengan
bentuk cicilan ini juga terasa ringan bagi muzakki. Menurut
pak Luqman, ketua LAZIS Dusun Jumoyo, muzakki yang
berprofesi sebagai tukang galian pasir dengan upah Rp
100.000,- perhari, maka dia akan menghitung dengan cara
Rp 100.000,- x 2,5%= Rp 2.500,- x 1 bulan (30 hari) =
Rp 75.000. namun menurut Pak luqman, hitungan ideal
ini umumnya belum bisa dipenuhi oleh muzakki. Dengan
kewajiban zakat profesi berdasarkan hitungan Rp 75.000,-,
bisanya muzakki hanya kan memberikan sekitar Rp 30.000-
50.000,- atau sekitar 40 %- 60%. Sehingga perhitungan
Setiap tanggal 15, sejumlah 20 relawan yang statusnya pengelola, seandainya muzakki secara ideal menunaikan
adalah pengelola zakat (‘amil) jemput bola untuk mengambili zakat profesinya, penghimpunan akan mengalami lonjakan
kotak dari para warga yang tergolong muzakki. Perilaku sebesar 50%. Di samping zakat profesi yang rutin, pernah ada
muzakki warga dusun Jumoyo sangat beragam: Pertama: warga yang mengeluarkn zakat mal sebesar Rp 10.000.000,-
Bagi yang berpenghasilan tetap seperti PNS akan lsngsung karena mendapat ganti rugi tanah untuk pembangunan
menyisihkan 2,5% dari penghasilan dengan cara memasukkan jembatan Kali Putih baru.
kotak atau bayar langsung pada relawan. Kedua, muzakki Setelah kotak zakat diambil oleh relawan tiap tanggal
yang semi tetap seperti tukang galian pasir, tukang kayu dan 15, kemudian mereka kumpul di rumah mantan kades bapak
tukang batu akan membayar dengan memotong 2,5% dari Sungkono. Uang dihitung berdasarkan kategori zakat dan

30 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 31


infak serta tidak boleh bercampaur, karena dalam pemahan OKTOBER
pengelola zakat dan infak telah memiliki pos-pos penggunaan RT ZAKAT INFAQ JUMLAH
yang berbeda. Tempat berkumpulnya relawan sempat pidah 1 130.000 94.800 224.800
tiga kali. Pertama di Rumah bapak Sungkono yang saat itu 2 1.023.000 171.700 1.194.700
sebagai kepala desa, kemudian pindah di runah ketua LAZIS 3 283.000 47.500 330.500
bapak Luqman dan saat ini kembali lagi ke rumah Bapak 4 125.000 239.000 364.000
Sungkono. 5 68.000 129.300 197.300
6 1.254.300 186.350 1.440.650
7 152.000 150.500 302.500
Bu Dewi 41.000 41.000
Jumlah 3.035.300 1.060.150 4.095.450

Gambar 5: Kumpulan penarikan zakat tanggal 15


Dusun Jumoyo terdiri tujuh RT, rata-rata setiap bulan
bisa mengumpulkan kurang lebih 3.000.000,-. Pelaporan
LAZIZ biasanya disusun dalam satu buku dengan infak Gambar 6: Rumah Ketua LAZIS Dusun Jumoyo
karena penarikannya bersamaan dalam kotak papan. Berikut
contoh pelaporan bulan Oktober: b. Sasaran Pentasyarufan
Pentasarufan dana zakat profesi di Dusun Jumoyo
diperuntukkan untuk tiga bagian mustahiq yaitu fuqara’,
masakin dan ‘amil yang dikemas dalam lima program kegiatan
yaitu:

32 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 33


BANTUAN
RUTIN

BAGIAN BANTUAN
AMIL SEMBAKO

SASARAN
PENDISTRIBUSIAN
ZAKAT
BANTUAN
BANTUAN
RENOVASI
PENDIDIKAN
RUMAH

BANTUAN
Gambar 7: Salah seorang mustahiq
MENEBUS
RASKIN
penerima bantuan rutin

1). Bantuan rutin


Bantuan rutin sebesar Rp 50.000,- diberikan
kepa­da kelompok miskin tak berdaya. Yaitu mereka
yang tidak memiliki pekerjaan karena secara fisik tidak
me­mung­kinkan. Bantuan ini diberikan tiap tanggal 15
setelah pengambilan dari para muzakki. Warga yang
berada dalam kelompok ini berjumlah 10 orang yang
kebanyakan janda.
2). Bantuan sembako
Bantuan sembako sasarannya diperluas, kelompok
miskin tak berdaya ditambah warga yang memiliki peker­ Gambar 8: Rumah mustahiq penerima bantuan rutin
jaan tetapi masih kekurangan. Paket sembako diberikan
3). Bantuan pendidikan
menjelang puasa dengan tujuan agar mustahiq dapat
Bantuan pendidikan berupa uang sejumlah Rp
menjalankan ibadah puasa dengan khusus’. Penerima
200.000,- diberikan tiap menjelang tahun ajaran baru.
paket ini sebanyak 47 orang. Adapun paket sembako
Pemberian ini didasarkan pertimbangan bahwa menje­
berupa beras 10 kg, minyak 0,5 lt, 1 kg gula pasir.

34 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 35


lang tahun ajaran baru kebutuhan untuk sekolah cukup
tinggi. Paket ini diberikan anak-anak dari keluarga
miskin sebanyak 25 orang.
4). Bantuan menebus raskin
Sebagaimana di daerah lain, warga Dusun Jumoyo
juga mendapat bantuan beras miskin (raskin) sebanyak
20 kg. Untuk menebus raskin di kelurahan, biasanya
dikenai biaya sebesar Rp 10.000,-. LAZIS menanggung
uang tebusan tersebut sehingga warga dapat memperoleh
dengan gratis.
5). Bantuan renovasi rumah
Bantuan renovasi rumah dari LAZIS sifatnya tidak
rutin, tetapi didasarkan pada keperluan yang mendesak.
Setidaknya tiga kali LAZIS memberi bantuan warga
miskin yang rumahnya perlu dibedah. Biasanya tenaga
renovasi berupa bantuan suka rela dari warga.
6). Bagian ‘amil
‘Amil LAZIS adalah para pengelola zakat profesi
yang berjumlah 25 orang. Hak ‘amil diberikan berupa
Adapun paket sembako berupa beras 10 kg, minyak Gambar 9: Salah satu rumah warga yang mendapat
0,5 lt, 1 kg gula pasir yang dibagikan menjelang bulan bantuan LAZIS
Ramadhan.

36 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 37


KEDUDUKAN ZAKAT BAB
DALAM AJARAN ISLAM 3

A. PENGERTIAN ZAKAT DAN DASAR HUKUMNYA


Salah satu pilar penting Islam adalah zakat, karena ia bukan
semata ibadah yang berdimensi individual namun juga sosial. Ia
merupakan instrumen penting pemerataan pendapatan, jika zakat
dikelola dengan baik dan profesional. Karena dengan zakat, harta
akan beredar dan tidak berakumulasi di satu tangan orang-orang kaya
(al-Hasyr: 7). Kewajiban mengeluarkan zakat disebutkan sebanyak
36 kali dalam al-Qur’an, dua puluh kali diantaranya digandengkan
dengan kewajiban menunaikan salat. Secara kebahasaan, zakat
berasal dari kata zaka yang berarti tumbuh dan berkembang. Bisa
juga zakat itu berarti suci, bertambah, berkah, dan terpuji. Secara
terminologi, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak, di samping berarti
mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri (Qaradhawi, 1996). Zakat
merupakan sarana paling tepat dan paling utama untuk meminimalisir
kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, sebagai satu bentuk
sikap dari saling membantu (takaful) dan solidaritas di dalam Islam
(Zuhaili: 732).

38 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 39


Diantara hikmah zakat menurut Qaradhawi adalah sebagai berikut. Pertama, planning, yakni harus ditentukan goal yang ingin
bentuk pembersihan dan penyucian, baik material maupun spiritual, dicapai dalam waktu tertentu di masa depan dan apa yang harus
bagi pribadi orang kaya dan jiwanya, atau bagi harta dan kekayaannya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.Kedua, organizing, harus
(Qardhawi: 848). Zakat adalah refleksi keimanan seseorang kepada ada pengelompokan kegiatan dan pembagian tugas terhadap apa yang
Allah dan sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang dikaruniakan akan dikerjakan dalam rangka mencapai goal tersebut. Ketiga, staffing,
Allah kepadanya (Ibrahim: 7). Zakat merupakan salah satu ibadah harus ada penentuan sumber daya manusia yang diperlukan, pemilihan
yang mengandung dimensi vertikal (manusia-Tu-han) dan horizontal mereka, pemberian trainning, dan pengembangannya. Keempat,
(manusia-manusia) sekaligus. Secara vertikal, zakat adalah perintah motivating, pemberian motivasi dan arahan untuk menuju goal. Kelima,
Allah kepada manusia yang wajib ditunaikan dan itu sudah controlling, pengukuran performance untuk mencapai goal yang telah
final (tauqify), tidak bisa ditawar-tawar lagi. Secara horizontal, ditentukan, penentuan sebab-sebab terjadinya penyimpangan dari
pengelolaan zakat untuk disalurkan kepada yang berhak (mustahiq). goal, dan sekaligus usaha pelurusan kembali untuk menuju goal yang
Aspek horizontal inilah yang perlu didiskusikan dan dikembangkan ada. Fungsi manajemen yang standar di atas acapkali diabaikan-untuk
terus-menerus mengingat zakat memiliki potensi yang besar dalam mengatakan dianggap tidak penting. Padahal, tanpa fungsi manajemen
menyejahterakan rakyat dan mengandung nilai humanisme, tapi tersebut, pengorganisasian apa pun akan tidak maksimal dantidak
pengelolaannya selama ini belum maksimal. Tragedi pembagian zakat tepat sasaran. Akhirnya, tujuan mulia zakat hanya menguap begitu saja
yang memakan korban (mati, terinjak, berdesak-desakan) di sejumlah di udara. Naudzubillah. Apabila fungsi manajemen dilakukan dengan
daerah, seperti di Pasuruan, beberapa tahun lalu, merupakan contoh baik (well-done), tinggal dilakukanlah strategi-strategi pembangunan
kecil dari buruknya manajemen dan strategi zakat. Zakat yang dikelola zakat (Ahmad Rodoni, Republika, 04 September 2010).
dengan manajemen yang baik akan membuka lapangan pekerjaan
dan usaha yang luas dan penguasaan aset-aset oleh umat Islam. B. JENIS ZAKAT
Penghimpunan zakat memerlukan manajemen dan strategi. Dalam hal
1. Zakat Fitrah/Fidyah
ini, setidaknya ada empat unsur penting yang harus dipenuhi. Pertama,
Besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176
badan atau lembaga sebagai pengumpul zakat bisa berupa Islamic
kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang disebut nash
Center, masjid, dan lain-lain. Kedua, proses kerja, yakni sebuah usaha
hadits yaitu tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith
untuk mengumpulkan, mengelola, mengoptimalkan, dan memberikan
(semacam keju). Untuk daerah/negara yang makanan pokoknya
zakat. Ketiga, orang yang melakukan proses dalam hal ini adalah amil
selain 5 makanan di atas, mazhab Maliki dan Syafi’i membolehkan
zakat. Keempat, tujuan, yakni terkumpul sekurang-kurangnya 25-50
membayar zakat dengan makanan pokok yang lain. Menurut mazhab
persen dari wajib zakat.
hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan dengan membayarkan
Untuk melakukan kerja-kerja tersebut, seorang manajer akan
harganya dari makanan pokok yang di makan. Pembayaran zakat fitrah
melakukan kegiatan-kegiatan yang disebut fungsi manajemen sebagai
menurut jumhur ‘ulama : 1) Waktu wajib membayar zakat fitrah yaitu
40 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 41
ditandai dengan tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan; nishabnya terbebas dari Zakat dan dianjurkan mengeluarkan
2) Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal. Infaq serta Shadaqah.
d. Lebih dari Kebutuhan Pokok
2. Zakat Maal
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang
Menurut terminologi bahasa, harta adalah segala sesuatu yang diperlukan seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungannya,
diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan untuk kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan
menyimpannya. Sedangkan menurut terminologi syari’ah (istilah tersebut tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup
syara’), harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau
dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Sesuatu kebutuhan hidup minimum, misal, belanja sehari-hari, pakaian,
dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, rumah, kesehatan, pendidikan, dsb.
yaitu: 1) Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, disimpan; 2) Dapat
e. Bebas dari hutang
diam­bil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil,
Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi
ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dll. Syarat-syarat Kekayaan
senishab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu
yang Wajib di Zakati:
mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari zakat.
a. Milik Penuh
f. Berlalu Satu Tahun (al-Haul)
Artinya harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya
Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah
secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta
belalu (mencapai) satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku
tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan
bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedangkan hasil
menurut syariat Islam, seperti : usaha, warisan, pemberian negara
pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada
atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta
syarat haul.
tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta
g. Harta (maal) yang Wajib di Zakati
tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan
1). Binatang Ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau),
dari tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak
hewan kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik,
atau ahli warisnya.
burung).
b. Berkembang
2). Emas dan Perak Emas dan perak merupakan logam mulia
Artinya harta tersebut dapat bertambah atau berkembang
yang selain merupakan tambang elok, juga sering dijadikan
bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.
perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang yang
c. Cukup Nishab berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai perak sebagai harta yang (potensial) berkembang. Oleh
dengan ketetapan syara’. sedangkan harta yang tidak sampai

42 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 43


karena syara’ mewajibkan zakat atas keduanya, baik berupa 6). Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau
uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau yang lain. biasa disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai
yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh pemiliknya.
karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan,
deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk 3. Zakat Profesi/Pendapatan
keda­lam kategori emas dan perak. sehingga penentuan Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan
nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud
perak. Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter,
rumah, villa, kendaraan, tanah, dll. Yang melebihi keperluan notaris, akuntan, artis, wiraswasta, dan lain-lain. Zakat profesi
menurut syara’ atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyim­ didasarkan pada Firman Allah SWT:
pan uang dan sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas
“dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta
dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan, asal tidak
dan orang miskin yang tidak dapat bahagian”. (QS. Adz-Dzaariyaat (51):
berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang
19)
tersebut.
3). Harta Perniagaan, yaitu semua yang diperuntukkan untuk “Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah (zakat) sebagian dari hasil
diperjual-belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. bumi untuk kamu”. (QS Al Baqarah: 267)
Perniagaan tersebut di usahakan secara perorangan atau Zakat profesi juga didasarkan pada Hadist Nabi SAW:
perserikatan seperti : CV, PT, Koperasi, dsb.
“Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ia akan merusak harta
4). Hasil Pertanian yaitu tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang
itu”.(HR. AL Bazar dan Baehaqi)
bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-
mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, Profesi seperti pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris,
dedaunan, dll. wiraswasta, dan lain-lain merupakan sumber pendapatan (kasb) yang
5). Ma’din dan Kekayaan Laut adalah benda-benda yang tidak banyak dikenal di masa generasi terdahulu, oleh karenanya
terdapat di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis bentuk kasab ini tidak banyak dibahas, khususnya yang berkaitan
seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak dengan “zakat”. Lain halnya dengan bentuk kasab yang lebih populer
bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu saat itu, seperti pertanian, peternakan dan perniagaan, mendapatkan
yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan, porsi pembahasan yang sangat memadai dan detail. Meskipun
dll. demikian bukan berarti harta yang didapatkan dari hasil profesi

44 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 45


tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada dasarnya/hakekatnya 4. Zakat Uang Simpanan
adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk Uang simpanan (baik tabungan, deposito, dll) dikenakan zakat
dibagikan kepada orang-orang miskin diantara mereka (sesuai dengan dari jumlah terendah bila telah mencapai haul. Besarnya nisab senilai
ketentuan syara’). dengan 85 gr emas (asumsi 1 gr emas Rp 75.000, nisab sebesar Rp
Dengan demikian apabila seseorang dengan penghasilan profe­ 6.375.000). Kadarnya zakatnya sebesar 2,5 %.
sinya ia menjadi kaya, maka wajib atas kekayaannya itu zakat,
akan tetapi jika hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup (dan 5. Simpanan Deposito
keluarganya), maka ia menjadi mustahiq (penerima zakat). Sedang
Seseorang mempunyai deposito di awal penyetoran tanggal
jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi kebutuhan hidupnya,
01/04/99 sebesar Rp 10.000.000 dengan jumlah bagi hasil 300.000
atau lebih sedikit maka baginya tidak wajib zakat. Kebutuhan hidup
setahun. Haul wajib zakat adalah tanggal 31/03/00, nisab sebesar
yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan, sandang,
6.375.000. Maka setelah masa haul tiba zakat yang harus dikeluarkan
pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan profesinya.
sebesar :
Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam,
2.5 % x Rp 10.000.000 = Rp 250.000
sedangkan hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan ke
dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil Bila seseorang mempunyai beberapa simpanan deposito maka
profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka seluruh jumlah simpanan deposito dijumlahkan. Bila mencapai
wajib baginya untuk menunaikan zakat. Nisab zakat pendapatan/ nisab dengan masa satu tahun kadar zakatnya sebesar 2,5 % dengan
profesi setara dengan nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 perhitungan seperti di atas.
wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras, kadar zakatnya
sebesar 2,5 %. Waktu untuk mengeluarkan zakat profesi pada setiap 6. Zakat Emas/Perak
kali menerima diqiyaskan dengan waktu pengeluaran zakat tanaman Seorang muslim yang mempunyai emas dan perak wajib menge­
yaitu setiap kali panen sebagaiman firman Allah: “Dan tunaikanlah luarkan zakat bila sesuai dengan nisab dan haul. Adapun nisab emas
haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluar kan zakat nya) (QS: sebesar 85 gr dan nisab perak 595 gr. Zakat ini ada dua kategori:
Al-An’am : 141). Contoh perhitungan: a. Emas yang tidak dipakai. Emas yang tidak dipakai adalah perhiasan
• Nisab sebesar 520 kg beras, asumsi harga beras 2000 jadi nilai nisab emas yang tidak digunakan atau sekali pun dipakai hanya sekali
sebesar 520 x 2000 = 1.400.000 setahun. Dengan demikian bila seseorang menyimpan me-nyamai
• Jumlah pendapatan perbulan Rp 2.000.000,- atau melebihi 85 gr maka ia wajib mengeluarkan zakat emas
• Zakat atas pendapatan (karena telah mencapai nisab) 2,5 % x tersebut. Ada pun kadar zakatnya besarnya 2,5 % di hitung dari
2.000.000,- = 50.000,- nilai uang emas tersebut. Misalnya : seseorang mempunyai 90
gr emas. Harga 1 gr emas 70.000. Maka besarnya zakat yang

46 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 47


dikeluarkan sebesar : 90 x 70.000 x 2,5 % = 157.500 mengikuti zakat profesi. Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria,
b. Emas yang dipakai. Emas yang dipakai adalah dalam kondisi wajar pertama, jika sumber hibah tidak di duga-duga sebelumnya, maka
dan tidak berlebihan. Jadi bila seorang wanita mempunyai emas zakat yang dikeluarkan sebesar 20 %, kedua, jika sumber hibah sudah
120 gr, dipakai dalam aktivitas sehari-hari sebanyak 15 gr. Maka diduga dan diharap, hibah tersebut digabung kan dengan kekayaan
zakat emas yang wajib dikeluarkan oleh wanita tersebut adalah yang ada dan zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5 %.
120 gr - 15 gr = 105 gr. Bila harga emas 70.000 maka zakat yang
harus dikeluarkan sebesar : 105 x 70.000 x 2,5 % = 183.750 9. Zakat Perniagaan (Zakat Perdagangan)
Zakat ini didasarkan pada Hadits :
7. Zakat Investasi
“Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari
Zakat investasi adalah zakat yang dikenakan terhadap harta yang semua yang kami persiapkan untuk berdagang.” (HR. Abu Dawud)
diperoleh dari hasil investasi. Diantara bentuk usaha yang masuk
Ketentuan zakat perdagangan:
investasi adalah bangunan atau kantor yang disewakan, saham,
a. Berjalan 1 tahun (haul), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat
rental mobil, rumah kontrakan, investasi pada ternak atau tambak,
dan realistis yaitu dengan menggabungkan semua harta
dll. Dilihat dari karakteristik investasi, biasanya modal tidak bergerak
perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun kemu­
dan tidak terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi
dian dikeluarkan zakatnya.
lebih dekat ke zakat pertanian. Pendapat ini diikuti oleh ulama modern
b. Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu
seperti Yusuf Qordhowi, Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab
senilai 85 gr emas
Khalaf, Abdurahman Hasan, dll. Dengan demikian zakat investasi
c. Kadarnya zakat sebesar 2,5 %
dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan modal tidak dikenai
d. Dapat dibayar dengan uang atau barang
zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5 % atau 10 %. 5 % untuk
e. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
penghasilan kotor dan 10 untuk penghasilan bersih.
Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika
semua anggota syirkah beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu
8. Zakat Hadiah dan Sejenisnya
sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang bersyirkah. Tetapi jika
Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama
anggota syirkah terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya
dengan zakat profesi/pendapatan. Dikeluarkan pada saat menerima
dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja (apabila jumlahnya
dengan kadar zakat 2,5 %. Jika komisi, terdiri dari 2 bentuk : pertama,
lebih dari nishab).
jika komisi dari hasil prosentasi keuntungan perusahaan kepada
pegawai, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10 % (sama dengan
zakat tanaman), kedua, jika komisi dari hasil profesi seperti makelar,
dll maka digolongkan dengan zakat profesi. Aturan pembayaran zakat
48 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 49
10. Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan hampir sama dengan zakat perdagangan
URGENSI LEMBAGA BAB
PEMGUMPULAN ZAKAT 4
dan investasi. Bedanya dalam zakat perusahaan bersifat kolektif.
Jika perusahaan bergerak dalam bidang usaha perdagangan maka
perusahaan tersebut mengeluarkan harta sesuai dengan aturan
zakat perdagangan. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5.
Jika perusahaan tersebut bergerak dalam bidang produksi maka
zakat yang dikeluarkan sesuai dengan aturan zakat investasi atau
pertanian. Dengan demikian zakat perusahaan dikeluarkan pada saat
menghasilkan sedangkan modal tidak dikenai zakat. Kadar zakat yang
dikeluarkan sebesar 5 % atau 10 %. 5 % untuk penghasilan kotor dan
10 % untuk pengahasilan bersih. A. PROBLEMATIKA PENGUMPULAN ZAKAT
Apabila dilakukan mapping persolan zakat secara komprehensif di
Indonesia, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) Pemahman
umat Islam terhadap zakat umumnya sangat minim dibandingkan
dengan syariat lainnya seperti shalat dan puasa. jenis harta yang
dizakati, ketentuan minimal, pihak-pihak yang berhak dan tujuan
pensyariatan ibadah ini kurang dikenal oleh umat Islam. Bahkan
kewajiban zakat, masih dipahami identik dengan zakat fitrah saja
yang secara kuantitatif sangat kecil; (2) Adanya konflik kepentingan
antarlembaga pengelola zakat yang bermunculan di masyarakat, hal
itu menimbulkan kesan tidak adanya koordinasi satu lembaga dengan
lainnya; (3) Meskipun kesadaran semakin baik untuk berzakat,
namun masih muncul krisis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga
penghimpunan zakat. Mereka masih menganggap lembaga-lembaga
tersebut tidak profesional, tidak amanah dan fungsi kontrol yang
lemah; (4) Adanya kekhawatiran politis apabila dana zakat tersebut
digunakan untuk kepentingan politik umat Islam; (5) Masih adanya
pandangan yang tradisionalis, seperti memberikan langsung kepada

50 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 51


pemuka agama bukan pada mustahiq sehingga terjadi penumpukan Dalam konteks keindonesiaan, keberadaan ’amil dijamin dalam
zakat (Ali, 1988: 52-56); (6) Zakat masih dipahami sebagai tujuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang
bukan bukan instrumen untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan Pengelolaan Zakat. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan yang meliputi:
kesejahteraan sosial (social walfare) (Mannan, 1995: 271). (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3)pelaksanaan; dan (4)
Dari mapping persoalan-persoalan zakat di atas, dengan memper­ pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
hatikan perkembangan saat ini masalah kinerja amil (lembaga/ Perencanaan meliputi perencanaan program beserta budgetingnya
orga­nisasi) penghimpun dan pengelola zakat masih menjadi masalah serta pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq, kemudian.
yang perlu segera dicari pemecahaannya. Perlunya kepanitiaan atau Pengor­ganisasian meliputi pemilihan struktur organisasi (Dewan
lembaga untuk mengelola zakat didukung oleh dua argumen. Pertama, pertimbangan, Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana), penempatan
berdasarkan surat at Taubah ayat 103, perintah zakat menggunkan fi’l orang-orang (amil) yang tepat dan pemilihan sistem pelayanan yang
amar (kata perintah) yaitu ”khudz” (ambilah). Kata ambillah berarti memudahkan ditunjang dengan perangkat lunak (software) yang
harus ada orang atau lembaga yang berupaya untuk menggambil memadai. Pelakasanaan adalah tindakan nyata (pro active) melakukan
kepada mereka yang sudah dikenai kewajiban. Kedua, secara eksplisit sosialisasi serta pembinaan baik kepada muzakki maupun mustahiq.
al-Qur’an surat at-Taubah ayat 60 menyebutkan salah satu pihak yang Dan terakhir adalah pengawasan, pengawasan meliputi sisi syariah,
berhak menerima zakat adalah ’amil (panitia). manajemen dan keuangan operasional pengelolaan zakat. Empat hal
di atas menjadi persyaratan mutlak yang harus dipenuhi oleh lembaga
Di samping alasan syar’i di atas, keberadaan lembaga pengelola
pengelola zakat baik oleh lembaga negara yaitu BAZ (Badan Amil
secara empiris juga dapat diperhitungkan seperti: (1) dapat menghim­
Zakat) maupun lembaga swasta yaitu LAZ (Lembaga Amil Zakat)
pun zakat dalam jumlah yang banyak, sehingga bentuk distribusinya
(http://dsniamanah.or.id/web/content/view/86/1/).
lebih fleksibel tidak terbatas pada bentuk konsumtif tetapi bisa dalam
bentuk program produktif; (2) ’amil memiliki waktu dan infrastruktur
yang cukup sehingga mampu menyeleksi mustahiq yang sebenarnya; B. ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT
(3) dengan dana yan banyak amil mampu mendistribusikan lebih 1. Pengertian Organisasi Pengelola Zakat
komprehensif misalnya dalam bentuk layanan umum, seperti kese­ Istilah organisasi pengelola zakat sebenar sebuah tafsir aktual dari
hatan, beasiswa dan lain-laian; (4) ’amil dapat mengupayakan data ’amilin sebagaimana disebutkan dalam surat at-Taubah [9]: 60. Tafsir
base tentang mustahiq dan muzakki, dengan data ini dapat dievaluasi itu didasarkan pada terjadinya perubahan sosial dan terbentuknya
apakah mustahiq pada masa berikutnya dapat berkembang menjadi konsep negara bangsa (nation-state) di dunia. Kata ’amilin berasal dari
muzakki; (5) ’amil dapat bentuk kelembagaan dapat memudahkan kata ’amala yang berarti bekerja, ’amilin (bentuk majrur/’amilun bentuk
kerjasama antarlembaga penghimpun zakat maupun lembaga lainnya marfu’) berarti orang-orang yang bekerja dalam hal ini mengelola zakat.
untuk melakukan pemberdayaan masyarakat (Sukmana dan Beik Menurut Yusuf Qardawi, pengertian ’amilun adalah orang-orang
dalam Republika, 10/10/2008). yang bekerja dalam mengurus perlengkapan administrasi zakat, baik
52 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 53
yang berkaitan dengan pengumpulan, pemeliharaan, ketatausahaan, (Rahman, 1995: 301). Pengelola zakat berkewajiban memungut,
perhitungan, pendayagunan dan lain-lain (Qardawi, 1991: 579). menghimpun, dan mendistribusikan dengan amanah dan profesional.
Sedangkan definisi menurut UU Nomor 38 Tahun 1999, pengelolaan
zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, 4. Jenis-Jenis Organisasi Pengelola Zakat
dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, dan
Dalam UU Nomor 38 Tahun 1999 disebutkan bahwa Organisasi
pendayagunaan zakat.
Pengelola Zakat terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Badan Amil Zakat (BAZ) adalah organisasi pengelolaan zakat
2. Karakteristik Organisasi Pengelola Zakat
yang dibentuk oleh pemerintah untuk tingkat daerah, sedangkan
Rifqi Muhammad (2006: 2) dalam buku Akuntansi Lembaga untuk tingkat nasional disebut BAZNAS (Badan Amil Zakat
Keuangan Publik Islam, memberikan kriteria pengelola zakat sebagai Nasional).
berikut: b. Lembaga Amil Zakat(LAZ) adalah organisasi pengelolaan zakat
a. Sumber daya organisasi berasal dari penyumbang (donatur) yang yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat, dan dikukuhkan
tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi oleh Pemerintah. Terdapat LAZ yang reputasinya sangat baik
yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. seperti Dompet Dhuafa (DD), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU),
b. Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk Dompet Peduli Umat-Daarut Tauhid, Rumah Zakat dan lain-lain.
laba.
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya organisasi bisnis. 5. Fungsi Organisasi Pengelola Zakat
Biasa­nya terdapat pendiri, yaitu orang-orang yang bersepakat
Organisasi pengelola zakat apapun bentuk dan posisinya secara
untuk mendirikan lembaga amil zakat tersebut pada awalnya.
umum mempunyai dua fungsi yakni (Ridwan, 2005: 107-108):
Hakekatnya lembaga amil zakat bukanlah milik pendiri, tetapi
1). Sebagai financial mediator
milik ummat. Hal itu karena sumber daya organisasi terutama
Amil berperan menghubungkan antara pihak muzakki
berasal dari masyarakat. Termasuk jika organisasi tersebut
dengan mustahiq. Sebagai perantara keuangan, amil dituntut
dilikuidasi, kekayaan yang ada tidak boleh dibagikan kepada para
menerapkan azas trust (kepercayaan). Sebagaimana layaknya
pendiri.
lembaga keuangan yang lain, azaz kepercayaan menjadi syarat
mutlak yang harus dibangun. Setiap amil dituntut mampu
3. Hak dan Kewajiban Pengelola zakat
menunjukkan keunggulannya masing-masing sampai terlihat jelas
Pengelola zakat memperoleh hak berupa gaji dari dana zakat
positioning organisasi, sehingga masyarakat dapat memilihnya.
tersebut tanpa memperdulikan kondisi keuangannnya. Gaji yang
Tanpa adanya positioning, maka kedudukan akan sulit untuk
diterima hanya berkaitan dengan pekerjaannya mengelola zakat. Upah
berkembang.
yang diterima ditetapkan besar kecilnya tanggung jawab yang diemban
54 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 55
2). Agen of empowerment (Pemberdayaan) 4) Memahami hukum zakat
Fungsi ini, sesungguhnya upaya mewujudkan misi pemben­ Seorang amil atau pengelola zakat harus mampu mengerti dan
tukan amil, yakni bagaimana masyarakat muzakki menjadi lebih memahami hukum-hukum zakat yang menyebabkan ia mampu
berkah rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi melakukan sosialisasi sesagala sesuatu yang berkaitan dengan
terjamin di satu sisi. Di sisi lain masyarakat mustahiq tidak zakat kepada masyarakat. Dengan pengetahuan tentang zakat
selamanya tergantung dengan pemberian bahkan dalam jangka yang relatif memadai, para amil zakat diharapkan terbebas dari
panjang diharapkan dapat berubah menjadi muzakki baru. kesalahan dan kekeliruan yang diakibatkan dari kebodohannya
pada masalah zakat tersebut.
6. Persyaratan Lembaga Pengelola Zakat 5) Mampu melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya
Munurut Qaradhawi dalam Hafidhudin (2002: 127-129), Amanah dan jujur merupakan syarat yang sangat penting,
menyatakan bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat atau akan tetapi juga harus ditunjang oleh kemampuan dalam
pengelola zakat harus memiliki beberapa persyaratan sebagi berikut : melaksanakan tugas. Perpaduan antara amanah dan kemampuan
inilah yang akan menghasilkan kinerja yang optimal.
1) Beragama Islam
Zakat adalah salah satu urusan utama kaum Muslimin yang 6) Kesungguhan amil zakat dalam melaksanakan tugasnya.
termasuk Rukun Islam, karena itu sudah saatnya apabila urusan Amil Zakat yang baik adalah Amil Zakat yang full-time
penting kaum muslimin ini diurus oleh sesama muslim. dalam melaksanakan tugasnya, tidak asal-asalan dan tidak pula
sambilan.
2) Mukallaf
Yaitu orang dewasa yang sehat akal pikirannya yang siap Selain persyaratan yang telah disebutkan diatas, organisasi
menerima tanggung jawab mengurus urusan umat. pengelola zakat juga harus memiliki persyaratan teknis sesuai dengan
3) Memiliki sifat amanah atau jujur Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 tahun 1999, yaitu:
Sifat ini sangat penting karena berkaitan dengan kepercayaan 1) Akte pendirian (berbadan hukum)
umat. Artinya para muzakki akan dengan rela menyerahkan 2) Data muzakki dan mustahiq
zakatnya melalui lembaga pengelola zakat, jika lembaga ini 3) Daftar susunan pengurus
memang patut dan layak dipercaya. Keamanahan ini diwujudkan 4) Rencana program kerja jangka pendek, jangka menengah, dan
dalam bentuk transparansi (keterbukaan) dalam meyampaikan jangka panjang
laporan pertanggungjawaban secara berkaladan juga ketepatan 5) Neraca atau laporan posisi keuangan
penyalurannya sejalan dengan ketentuan syariah. 6) Surat Pernyataan bersedia untuk diaudit

56 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 57


PENERAPAN GCG BAGI BAB
DALAM PENGELOLAAN 5
ZAKAT

A. KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE


Konsep good corporate governance (GCG) di Asia adalah
konsep manajemen dalam perusahaan yang relatif baru. Konsep
ini berkembang sejak tahun 1990-an. Konsep GCG baru dikenal
di Inggris pada tahun 1992. Negara-negara maju yang tergabung
dalam kelompok OECD (Organization of Economic Coorporation and
Development), yaitu kelompok Negara-negara maju di Eropa Barat dan
Amerika Utara) baru mempraktikkan pada tahun 1999. Istilah GCG
dalam perjalanan pertamakali digunakan pada tahun 1976, kemudian
di tahun 1992 pedoman Corporate Governance untuk pertama kalinya
dibuat oleh Cadbury Committee (Inggris), yang merupakan lembaga
yang pertama kali dibentuk oleh Bank of England yang bertugas
menyusun Corporate Governance Code. Rumusan struktur corporate
governance itu adalah; (1) menetapkan distribusi hak dan kewajiban
di antara berbagai partisipan dalam perusahaan, seperti dewan
direksi dan komisaris, pemegang saham, dan stakeholders lainnya, (2)
menetapkan berbagai aturan dan prosedur dalam membuat keputusan
mengenai perusahaan.

58 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 59


Di Indonesia GCG mulai populer pada 1997-an, saat perusahaan- GCD selanjutnya dikembangkan dalam tata pemerintahan
perusahaan besar di Indonesia ambruk sebagai akibat krisis moneter dengan istilah good governance. Istilah lain yang lazim digunakan
karena tidak patuhnya terhadap prinsip-prinsip GCG. Menyadari adalah Good Public Governance, Good Government Governance,
akan pentingnya penerapan GCG, pada tahun 1999 dibentukn sebuah Good Nation Governance, atau Good Civil Governance. Dalam
lembaga bernama Komite Nasional on Corporate Governance pada konteks pemerintahan pengertian Good Governance mencakup
tanggal 19 Agustus 1999 melalui Surat Keputusan Menko Ekuin pemerintahan bersih yang meliputi pertanggungjawaban secara
nomor : Kep. 10/M.EKUIN/08/1999. jujur, transparan, diberlakukannya hukum dengan adil, visioner,
Istilah GCG terdiri dari tiga kata dalam bahasa Inggris, yaitu good, responsif, akuntabel, provesional, efisien dan efektif, desentralisasi,
corporate dan governance. Good berarti having the right, giving satisfaction demokratis, berorientasi pada konsensus, partisipatif, kemitraan,
(memiliki kebaikan atau member kepuasan) (Hornby, 1987: 372). supremasi hukum, pengurangan kesenjangan, komitmen pada pasar,
Corporate berarti unitied in one group (berpadu dalam satu kelompok) komitmen pada lingkungan hidup, terciptanya kekuatan masyarakat
(ibid: 192). Sedangkan governance berarti the activity or manner of sipil, hasil kebijakan yang terarah, dan dapat diprediksi, pembangunan
governing (aktivitas pengelolaan) (Crowther, 1995: 515). Selanjutnya sosial ekonomi, pertumbuhan kelembagaan yang berkelanjutan
GCG didefinisikan sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan dan tertuju pada kebaikan masyarakat banyak (Ahmad, 2007:
perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk 48). Dalam pandangan Hessel, terdapt tiga hal pokok yang urgen
semua stakeholder (Monks, 2003). Menurut Robert A.G. Monk dan untuk menciptakan GCG yaitu: (1) pemberantasan KKN (korupsi,
Nell Minov dalam buku “Corporate Governance” sebagaimna dikutip kolusi, dan nepotisme); (2)disiplin anggaran, dan penghapusan dana
oleh Fajari, mengartikan sebagai seperangkat aturan yang mengikat nonbudgeter; serta (3)peningkatan fungsi pengawasan.
hubungan kerja antara manajemen sebagai pengendali perusahaan Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance
dengan komisaris sebagai wakil pemegang saham dan stakeholders adalah stewardship theory dan agency theory (Shaw, 2003). Stewardship
(masyarkat yang terkait dengan perusahaan). Dengan adanya theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia
penerapan tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan menjamin yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu
tidak terjadinya penyalahgunaan sumberdaya perusahaan untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan
kepentingan pribadi (www.nu.or.id). Ada dua hal yang ditekankan kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan
dalam konsep ini: (1)pentingnya hak pemegang saham untuk fidusia yang dikehendaki para pemegang saham. Dengan kata lain,
memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan; stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya
(2) kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan public
secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi maupun stakeholder. Sementara itu, agency theory yang dikembangka
kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder (Kaihatu, 2006: 2). oleh Michael Johnson, memandang bahwa manajemen perusahaan
sebagai “agents” bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan

60 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 61


penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak GCG tadi. Tak kalah pentingnya, terciptanya keseimbangan kekuatan
yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham. Dalam di antara struktur internal perusahaan direksi, komisaris, komite
perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih audit, dan lain sebagainya. Sehingga, pengambilan keputusan bisa
luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. menjadi lebih dipertanggungjawabkan (accountable), juga hati-hati
Berbagai pemikiran mengenai corporate governance berkembang dan bijaksana (prudent) (SWA 09/XXI/April 2005: 27). Dari kelima
dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan dilakukan prinsip-prinsip tesebut dapat dijelaskan berikut ini.
dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan (keadilan) a. Tranparancy
(Daniri, 2005: 9). Pertama, transparansi (transparency) atau keterbukaan.
Keter­bukaan adalah suatu tindakan untuk menjelaskan segala
B. PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE sesuatu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan kepada
publik. Keterbukaan tidak mudah dilakukan jika manajemen
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana juga
memiliki kepentingan dan informasi privat yang mendukung
ditetapkan oleh Organization of Economic Coorporation and Development
kepentingannya. Kondisi seperti ini dapat terjadi jika dalam
(OECD), terdiri dari lima aspek, yaitu transparancy (transparansi),
perusahaan terdapat manajemen yang memiliki andil sebagai
accountability (akuntabilitas), responsibility (tanggung jawab),
pemilik (managerial ownership). Semakin besar prosentase
independency (kemandirian) dan fairness. Jika kelima prinsip GCG ini
kepemilikan manajerial, maka kemungkinan untuk melakukan
dilaksanakan secara sungguh-sungguh, bias dipastikan perusahaan
keterbukaan semakin kecil, sehingga perusahaan akan lebih
akan memiliki landasan yang kokoh dalam menjalankan bisnisnya.
memiliki risiko(Iskander dan Chamlou, 2000).
Secara eksternal, perusahaan akan lebih dipercaya investor, yang
berarti nilai pasar sahamnya akan terus membubung. Mitra kerja Transparansi dalam koneks ini dapat diartikan sebagai
pun tak ragu mengembangkan hubungan bisnis lebih luas lagi. Para keterbukaan informasi baik dalam proses pengambilan keputusan
pemasok memiliki pegangan yang jelas dan terpercaya serta yakin akan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan
diperlakukan secara adil sehingga bias memberikan harga yang terbaik mengenai perusahaan dalam hal ini lembaga pengelola zakat.
yang berarti menciptakan efisiensi bagi perusahaan. Para kreditor Prinsip ini sangat penting bagi muzakki dan merupakan hak
pun memiliki kepercayaan tinggi untuk mengucurkan kreditnya yang muzakki untuk mendapatkan informasi yang akurat dan tepat
mungkin kita perlukan buat perluasan usaha. Secara internal, suasana pada waktunya mengenai semua hal yang penting bagi kinerja
kerja juga menjadi lebih kondusif. Karenadengan menerapkan GCG Lembaga Pengelola zakat. Prinsip ini diwujudkan antara lain
secara benar dan konsisten, berartiperusahaan sudah menerapkan dengan mengembangkan sistem akuntansi yang berbasis standar
sistem pengelolaan perusahaan sesuaidengan pembagian peran akuntansi yang menjamin adanya laporan keuangan, kemudian
masing-masing di tingkatan direksi, komisaris, komite-komite, dan mengembangkan Information Technology (IT) dan Management
lain-lain serta aturan main yang bakuberdasarkan kelima prinsip Information System (MIS) untuk dijadikan pengukuran kinerja

62 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 63


yang memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif zakat dengan bantuan akuntan publik. Sehubungan dengan hal
oleh pemerintah dan pengurus lembaga pengelola zakat. Dalam tersebut, Islam mengatur secara jelas prinsip akuntabilitas dan
sejarah kepemimpinan awal Islam, prinsip transparansi dalam transparansi yaitu memberikan arahan bahwa suatu perusahaan
praktek pemerintahan, dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan harus dapat menunjukkan prinsip keterbukaan dan bebas dari
Khalifah Umar Bin Khattab yang selalu bermusyawarah dan manipulasi (Sidiq). Prinsip tersebut sesuai dengan al-Qur’an
memberikan informasi secara terbuka dapat berjalan dengan baik surat al-Baqarah ayat 282:
antara pemimpin dengan umatnya. Sebagaimana dalam al-Qur’an ُ ُ‫اكتُب‬ ْ َ ًّ‫َ َ ُّ َ لذَّ َ َ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ لىَ َ َ ُ َ ى‬
‫وه‬ ‫يا أيها ا ِ ين آمنوا ِإذا تداينتم بِدي ٍن ِإ ْ أج ٍل مس َم ف‬
disebutkan dalam surat An Nisa ayat 58.
َ ُ‫ب أ ْن يَكت‬
ْ ٌ ‫ب بالْ َع ْدل َوال يَأ َب اَكت‬ ٌ ‫ك ْم اَكت‬ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ‫َ ي‬
َ َ َ َ َ ْ َ َ‫َ َ لى‬
ْ‫ك ْمتُم‬ ُّ َ ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ َّ ‫ب‬ ِ ِ ِ ِ ‫ولكتب بين‬
‫ات ِإ أه ِلها وإِذا ح‬ِ ‫ِإن اهلل يأمر َكم أن تؤدوا األمان‬ َ‫ب َو يْلُ ْملل الذَّ ِ ي َعلَيْه الحْ َ ُّق َو يْلَ َّتق اهلل‬ ْ ُ‫كت‬ ْ َ ْ َ ُ ُ َ َّ َ َ َ
َّ ُْ ُ َ َّ َ َّ ْ َ ْ ُ ْ َ‫ْ ح‬ َ ْ‫َب ن‬ ِ ْ‫ِ َ لح‬ ِ ِْ َ ‫كما علمه اهلل فلي‬
‫اس أن تك ُموا بِالعد ِل ِإن اهلل نِ ِعما ي ِعظكم بِ ِه ِإن‬ َّ ‫ي‬
ِ ‫انل‬ َّ‫لذ‬
ً ‫خ ْس منْ ُه شيْئًا فإن ك َن ا ي َعليْه ا َ ُّق َسف‬ َ‫ا‬ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ
ً ‫يعا بَص‬ ً ‫اهلل اَك َن َسم‬
َ ‫يها‬ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫َر ْبه َوال ًيب‬
)٥٨( ‫ريا‬ ِ ِ ْ َ ْ ُ ُّ َ ْ ْ ُ ْ َ َ ُ َّ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ْ
‫أو ض ِعيفا أو ال يست ِطيع أن ي ِمل هو فليم ِلل و يِله بِالعد ِل‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat ْ‫ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ ن‬ َ ‫استَ ْشه ُدوا َشه‬
ْ ‫يدي‬ ْ ‫َو‬
‫ي‬ ِ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ون‬‫ك‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫إ‬
ِ ‫ف‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬
ِ ‫ا‬‫ج‬ ‫ر‬
ِ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ن‬ ِ ِ ِ
ُ ْ َّ َ ْ َ َََ ْ َ ٌ ُ ََ
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
ُّ َ َ
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan ‫ان ِم َّم ْن ت ْر َض ْون ِم َْن الش َه َدا ِء أن ت ِضل ِإح َداه َما‬ ِ ‫فرج ّل وامرأت‬
ُ َ ُّ
ُ ‫اه َما األخ َرى َوال يَأ َب الش َه َد‬ ْ ُ َ ْ َ ََُ
‫اء إِذا َما د ُع َوا َوال‬
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
‫فتذ ِكر إِحد‬
ُ َ َ َ َ‫َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ُ َ ً َ ْ َ ً لى‬
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha Melihat” (Q.S. An-Nisa: 58). ُ‫ك ْم أقْ َسط‬ ‫تسأموا أن َتكتبوه ص ِغري َا أو َك ِبريا ِإ أج ِل ِه ذ ِل‬
َ َ َ‫َّ َ ْ ى‬ ْ َْ
‫هلل َوأق َو ُم لِلش َهاد ِة َوأدن أال ت ْرتابُوا‬ ِ ‫ِعند ا‬
b. Accountability
Accountability (akuntabilitas). Berdasarkan Keputusan “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu›amalah
Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-MBU/2002, akuntabilitas tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
secara efektif. Prinsip ini diwujudkan dalam bentuk penyiapan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah
laporan keuangan pada waktu yang tepat dan dengan cara ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
yang cepat dan tepat. Selain itu juga mengembangkan komite (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
audit dan manajemen risiko dalam rangka mendukung fungsi Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
pengawasan oleh unsur pengawas dalam Lembaga Pengelola hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau

64 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 65


ُّ ُ‫ْ ٌ َّ َّ ْ َ َ لبْ َصرَ َ َ ْ ُ َ َ كل‬ َ َ َْ َُْ
‫ُ َوال تقف َما لي َس لك بِ ِه ِعلم ِإن السمع وا‬
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
‫والفؤاد‬
Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persak­
ُ ْ َ َ َ‫ئَ َ ا‬
sikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). )٣٦( ‫ولك كن عنه َم ْسئُوال‬ ِ ‫أ‬
jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S.
saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
Al-Isra’: 36)
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di
d. Independency (kemandirian)
sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu›amalahmu itu)”
M-MBU/2002, adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
(Q.S. Al-Baqarah: 282).
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/
tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
c. Responsibility
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
Responsibility. Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
yang sehat. Untuk itu dalam meningkatkan independensi dalam
Nomor: KEP-117/M-MBU/2002, adalah pertanggungjawaban
pengambilan keputusan, perusahaan atau lembaga pengelola
perusa­haan yang merupakan kesesuaian (kepatuhan) di dalam
zakat seharusnya mengembangkan aturan atau pedoman yang
penge­lolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undang­
jelas dan tegas tentang bagaimana eksistensi organ-organ lembaga
an yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Dalam
seperti para mustahiq, para muzakki, pengurus lembaga pengelola
hal ini perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap
zakat dan pemerintah. Prinsip independensi (al-hurriyah) ini
masyarakat atau stakeholders dan menghindari penyalahgunaan
terkandung dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 99:
kekuasaan serta menjunjung tinggi etika, moral dan akhlaq
ُ‫كره‬ْ ُ َ ْ َ َ َ ً َ‫ْ كلُ ُّ ُ ْ م‬ ْ ‫آلم َن َم‬
َ ‫ك‬ َ ُّ َ َ َ ْ َ َ
serta tetap menjaga lingkungan perusahaan yang sehat. seba­gai ِ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ف‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫يع‬ ‫ج‬
ِ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ض‬ ِ ‫األر‬ ِ‫في‬ ‫ن‬ ‫ولو شاء رب‬
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusa­ َ ْ ُ ُ ُ َ َّ‫َّ َ َ ى‬
)٩٩( ‫انلاس حت يكونوا مؤ ِم ِنني‬
haan. Stakeholders dalam hal ini adalah pengurus BAZ, LAZ,
para muzakki, para mustahiq, pemerinth sebagai regulator “Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua
dan masyarakat dan lingkungan sekitar. Dalam Islam, prinsip orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak)
responsibility (al-Mas’uliyah) ini terkandung di dalam al-Qur’an memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman
surat al-Isra ayat 36: semuanya ?”.

66 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 67


d. Fairness (kesetaraan, keadilan dan kewajaran) C. P E N E R A PA N G C G : KA S U S D I B A Z DA KO TA
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP- YOGYAKARTA
117/M-MBU/2002, yaitu perlakuan adil dan setara di dalam Problematika yang umumnya dihadapi oleh para pengelola zakat
memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjan­ di Indonesia adalah adalah Apabila dilakukan mapping persolan
jian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini zakat secara komprehensif di Indonesia, maka diantara masalah yang
menekankan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan sering mengemka adalah masih muncul krisis kepercayaan terhadap
zakat harus diperlakukan sama atau setara. Prinsip ini diwujudkan lembaga-lembaga penghimpunan zakat. Mereka masih menganggap
dengan membuat peraturan yang melindungi kepentingan para lembaga-lembaga tersebut tidak profesional, tidak amanah dan fungsi
pihak,peraturan pelaksanaan lembaga pengelola, dan kebijakan- kontrol yang lemah. Maka penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
kebijakan yang melindungi lembaga dari perbuatan buruk orang Governance (GCG) yang meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung
dalam lembaga, dan konflik kepentingan, serta menerapkan jawab, independensi dan keadilan, menjadi relevan adanya.
bagaimana peran dan tanggungjawab organ lembaga pengelola
Prinsip-prinsip GCG di atas yang selanjutnya dapat dirumuskan
zakat. Dalam Islam prinsip tersebut terdapat dalam al-Qur’an
indikator-indikator dalam praktiknya, ternyata sangat relevan dengan
surat an-Nisa ayat 58:
َ َ َ َ َ ْ َ َ‫َ َ لى‬ ُّ َ ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ َّ
ajaran al-Qur’an. Oleh karena itu, tidak ada alasan lagi bagi pengelola
ْ‫ك ْمتُم‬ ‫ات ِإ أه ِلها وإِذا ح‬ ِ ‫ِإن اهلل يأمر َكم أن تؤدوا األمان‬ zakat untuk tidak menerapkan prinsip-prinsip GCG, baik bagi Badan
َّ ُ ُ َ ‫ك ُموا بالْ َع ْدل إ َّن‬ ُ ْ َ‫ْ ح‬ َ ْ‫َب ن‬
‫اهلل نِ ِع َّما يَ ِعظك ْم بِ ِه إِن‬ َّ ‫ي‬ Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ). Undang-
ِ ِ ِ ‫اس أن ت‬ ِ ‫انل‬ undang zakat Nomor 38 Tahun 1999, sebenarnya juga mengarahkan
)٥٨( ‫ريا‬ ً ‫يعا بَص‬ ً ‫اهلل اَك َن َسم‬
َ
ِ ِ kepada pengelola zakat yang umumnya masih menggunakan mana­
jemen tradisional untuk hijrah dengan manajemen GCG. Upaya ini
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
dilakukan dalam rangka membangun kepercayaan muzakki terhadap
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
eksistensi ’amil (pengelola zakat). Penerapan prinsip-prinsip GCG
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan masing-masing empat butir indikator, telah peneliti temukan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
di BAZDA Kota Yogyakarta.
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha Melihat”. Untuk mengukur kepuasan responden (muzakki) terhadap pene­
rapan prinsip-prinsip GCG, peneliti menggunakan kuesioner dengan
skala 1-10. Semakin tinggi skor yang diberikan, maka semakin tinggi
tingkat kepuasan muzakki terhadap BAZDA Kota Yogyakarta. Semakin
rendah skor yang diberikan, maka semakin rendah tingkat kepuasan
muzakki. Untuk tranparansi dengan empat butir indikatornya, yang
memberikan skor 8-10 mencapai 59 %. Untuk akuntabilitas dengan
68 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 69
empat butir indikatornya, yang memberikan skor 8-10 mencapai 53 sosial (pemerataan distribusi dana zakat). Dalam konteks BAZDA
%. Untuk tanggung jawab dengan empat butir indikatornya, yang Kota Yogyakarta, dengan program Jogja Cerdas dan Jogja berkualitas
memberikan skor 8-10 mencapai 72 %. Untuk indepndensi dengan memang tidak secara instan, pengelola dapat menciptakan kesejah­
empat butir indikatornya, yang memberikan skor 8-10 mencapai 68 %. teraan. Dengan program ini mustahiq dapat merasakan keadilan
Untuk keadilan dengan empat butir indikatornya, yang memberikan dalam memperoleh hak pendidikan dan kesempatan mendapatkan
skor 8-10 mencapai 67 %. pendidikan adalah salah satu indikator tingkat kesejahteraan.
Dari pemaparan data kuantitatif tersebut, dapat dipastikan bahwa Ketiga, meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat yang dalam
kesediaan para muzakki untuk memberikan zakatnya kepada BAZDA realitas konkrit dapat terlihat dari jumlah mustahiq yang berpindah
Kota Yogyakarta di samping panggilan keagamaan (religious calling), menjadi muzakki. Kinerja ini juga tidak dapat dirasakan secara spontan
juga terdapat faktor persepsi positif terhadap pengelola. Citra positif oleh para mustahiq, akan tetapi dapat dilihat dalam jangka panjang
tersebut telah mampu dicapai berdasarka tingkat kepuasan muzakki . BAZDA Kota Yogyakarta dengan program Jogja Cerdas dan Jogja
dengan menerapkan konsep manajemen baru, yaitu penerapan Berkualitas, sebenarnya untuk mencapai idealita tujuan zakat tersebut.
prinsip-prinsip GCG. Berdasarkan jumlah pegawai yang menyediakan Para pelajar yang dibantu sebagai mustahiq, baik dari putra-putri
diri menjadi muzakki memang baru mendekati 50%, hal itu juga pegawai atau siswa miskin kelak dengan bekal pendidikannya akan
disebabkan faktor usia BAZDA yang masih relatif muda, berdiri mendapat kesempatan bekerja lebih baik dari orang tuanya. Dengan
2009. Namun bila dilihat dari potensi capean, kinerja pengelola zakat pekerjaan yang lebih baik, tentunya akan mendapat penghasilan lebih
memuaskan dibuktikan denga terbentuknya Unit Pengumpul Zakat baik sehingga diharapkan kelak bisa menjadi muzakki.
yang berjumlah 97 buah. Tingkat kepuasan pada tanggung jawab Perbaikan manajemen dalam pengelolan zakat dirasa penting
pengelola yang mencapai 72% dalam skala 8-10, menunjukkan trust untuk membangun kepercayan para muzakki terhadap pengelola.
(kepercayaan) dari muzakki cukup tinggi terhadap pengumpulan dan Meskipun tingkat kepuasan sudah di atas 50 %, namun hendaknya
pentasyarufan zakat di BAZDA Kota Yogyakarta. BAZDA Kota Yogyakarta berupaya terus untuk meningkatkan prinsip-
Dampak dari penerapan prinsip-prinsip GCG, tentu berdampak prinsip GCG, terutama menyangkut akuntabilitas publik. Selama ini
pada kinerja pengelola yang terukur dalam kinerja yang berupa: Bazda Kota Yogyakarta hanya memfokuskan pada zakat profesi dari
Pertama, meningkatnya kesadaran para pegawai dalam penunaian para pegawai dan pegawai pusat di lingkungan pemerintahan Kota
zakat profesi sehingga jumlah dana zakat yang terkumpul semakin Yogyakarta. Keberadan beberapa muzakki dari luar hanya bersifat
meningkat. Kinerja pengelola zakat di Bazda Kota Yogyakarta, dalam kebetulan belum menjadi agenda utama. Sebagai satu-satunya
konteks ini terlihat dari kesediaan pegawai yang berjumlah 6000 dari pengelola zakat resmi milik pemerinyah, hendaknya di masa yang akan
7000 pegawai sebagai pembayar, baik infaq maupun zakat. datang bisa mengelola zakat dari masyarakat. Hal itu diharapkan bisa
Kedua, meningkatnya fungsi dan peranan Badan Amil Zakat sejalan dengan program pemerintah Kota Yogyakarta dalam upaya
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan mengentaskan kemiskinan. Apalagi angka kemiskinan di daerah

70 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 71


perkotaan Propinsi DIY Yogyakarta cukup tinggi, yaitu mencapai
308,38 ribu orang. Dengan harga sembako dan bahan dapur melonjak,
tentu angka kemiskinan akan mengalami kenaikan. AJARAN WAKAF BAB
Pilihan BAZDA Kota Yogyakarta untuk menggulirkan Program DALAM ISLAM 6
Jogja Cerdas adalah tepat sasaran dan kontekstual dengan kondisi
Yogyakarta sebagai kota pelajar. Namun demikian, pendidikan
setingkat SLTA untuk saat ini masih sangat ketinggalan. Oleh
karenanya, di masa yang akan dating BAZDA Kota Yogyakarta
diharapkan mampu meningkatkan bantuan pendidikan sampai jenjang
perguruan tinggi. Tingkat ketidakmampuan melkanjutkan pendidikan
saat ini terjadi pada jenjang perguruan tinggi, seiring mahalnya biaya
kuliah baik di swasta maupun negeri. A. PENGERTIAN WAKAF
Wakaf secara etimologi adalah al-habs (menahan) (Ibn Manzur,
1954, 276). Wakaf merupakan kata yang berbentuk masdar (gerund)
dari ungkapan waqfu al-syai’ yang pada dasarnya berarti menahan
sesuatu. Dengan demikian, pengertian wakaf secara bahasa adalah
menyerahkan tanah untuk orang-orang miskin untuk ditahan. Diar­
tikan demikian karena barang milik itu dipegang dan ditahan orang
lain, seperti menahan hewan ternak, tanah dan segala sesuatu (al-
Kabisi, 2004, 37). Secara gramatikal, penggunaan kata “auqafa” yang
digabungkan dengan kata-kata segala jenis barang termasuk ungkapan
yang tidak lazim (jelek). Yang benar adalah dengan menggunakan
kata kerja “waqaftu” tanpa memakai hamzah (auqaftu). Adapun yang
semakna dengan kata “habistu” adalah seperti ungkapan “waqaftu al-
syai’ aqifuhu waqfan” (Ibn Manzur, 1954).
Para ulama berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf,
sebagaimana tercantum buku-buku fiqh. Perbedaan tersebut mem­
bawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Definisi
wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut. Pertama, Hanafiyah

72 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 73


mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain) milik berbagai pendapat ulama tersebut. Hal ini dapat terlihat dalam
wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada rumusan pengertian wakaf dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun
siapapun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan (Ibn al-Humam, 2004 tentang wakaf, wakaf diartikan dengan perbuatan hukum Wakif
1970, 203). Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahwa kedu dukan untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda
harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan wakif itu miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
sendiri. Dengan artian, wakif masih menjadi pemilik harta yang tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/
diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat atau kesejahteraan umum menurut syariah. Rumusan dalam UU wakaf
harta tersebut, bukan termasuk aset hartanya. tersebut, jelas sekali merangkum berbagai pendapat para ulama fiqh
Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan tersebut di atas tentang makna wakaf, sehingga makna wakaf dalam
manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan konteks Indonesia lebih luas dan lebih komplit. Dari beberapa definisi
cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang berhak dengan satu wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf bertujuan untuk
akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang
wakif. Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam.
kepada orang atau tempat yang berhak saja. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang disebutkan pasal 5 UU No.
41 tahun 2004 yang menyatakan wakaf berfungsi untuk mewujudkan
Ketiga, Syafi‘iyah m engartikan wakaf dengan menahan harta
potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan
yang bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain)
ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh wakif
untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah (Khatib
al-Syarbini, 1958: 376). Menurut Syaikh Syihabuddin al-Qalyubi, B. WAKAF MENURUT AL-QURAN DAN HADITS
wakaf adalah habsul mali yumkinu al-intifa’u bihi ma’a baqa’i ainihi ‘ala Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan
mashrafin mubahin (menahan harta yang bisa diambil manfaatnya konsep wakaf secara konkrit tekstual.  Wakaf termasuk infaq fi
dengan menjaga bentuk aslinya untuk disalurkan kepaa jalan yang sabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama dalam menerangkan
dibolehkan). Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat al-Quran yang
harus harta yang kekal materi bendanya (al-‘ain), dalam arti harta menjelaskan tentang infaq fi sabilillah. Di antara ayat-ayat tersebut
yang tidak mudah rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya antara lain: 
secara berterusan. Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan
bahasa yang sederhana, yaitu menahan asal harta (tanah) dan ‫مثل اذلين ينفقون أمواهلم يف سبيل اهلل كمثل حبة أنبتت سبع‬
menyedekahkan manfaat yang dihasilkan (Ibn Qudamah, 1972: 185). ‫سنابل يف لك سنبلة مئة حبة واهلل يضاعف ملن يشاء واهلل واسع‬
Sedangkan dalam konteks perundangan di Indonesia, nampaknya
‫اذلين ينفقون أمواهلم يف سبيل اهلل ثم ال يتبعون ما أنفقوا‬. ‫عليم‬
wakaf dimaknai secara spesifik dengan menemukan titik temu dari
74 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 75
yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” (Q.S.
‫منا وال أذى هلم أجرهم عند ربهم وال خوف عليهم وال هم‬ Ali Imran (3): 92) 
‫حيزنون‬ Ayat-ayat tersebut di atas menjelaskan tentang anjuran untuk
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan harta yang diperoleh untuk mendapatkan pahala
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih dan kebaikan. Di samping itu, ayat 261 surat al-Baqarah telah
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah menyebutkan pahala yang berlipat ganda yang akan diperoleh orang
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah yang menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis
menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab ketika
apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan memperoleh tanah di Khaibar. Setelah ia meminta petunjuk Nabi
dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala tentang tanah tersebut, Nabi  menganjurkan untuk menahan asal
di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak tanah dan menyedekahkan hasilnya. Hadis tentang hal ini adalah:
(pula) mereka bersedih hati. (Q.S. al-Baqarah (2): 261-262).
‫عن عبد اهلل بن عمر أن عمر ريض اهلل عنه أىت انليب صىل اهلل‬
‫يا أيها اذلين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم‬
‫عليه وسلم واكن قد ملك مائة سهم من خيرب فقال قد أصبت‬
‫من األرض وال تيمموا اخلبيث منه تنفقون ولستم بآخذيه إال أن‬
‫ماال لم أصب مثله وقد أردت أن أتقرب به إىل اهلل تعاىل فقال‬
‫تغمضوا فيه واعلموا أن اهلل غين محيد‬
‫حبس األصل وسبل اثلمرة‬
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami “Dari Abdullah bin Umar bahwa sesungguhnya Umar bin Khattab
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang mendatangi Nabi saw, (pada waktu itu) Umar baru saja memperoleh 100
buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak kavling tanah Khaibar (yang terkenal subur), maka Umar berkata, ‘Saya
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. telah memiliki harta yang tidak pernah saya miliki sebelumnya dan saya
Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Q.S. al- benar-benar ingin mendekatikan diri kepada Allah SWT melalui harta ini.’
Baqarah (2): 267).  Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Tahanlah asal harta tersebut dan alirkan
manfaatnya’. (H.R. al-Bukhari, Muslim, al-Tarmidzi, dan al Nasa’i).
‫لن تنالوا الرب حىت تنفقوا مما حتبون وما تنفقوا من يشء فإن اهلل‬
Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan
‫به عليم‬ oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah sebagai berikut:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian dari apa yang kamu cintai. Dan apa saja
76 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 77
Pelaksanaan PP No. 28 Tahun 1977, Intruksi Bersama Menag RI
‫اذا مات االنسان انقطع عمله اال من ثالث صدقة جارية أو‬ dan Kepala BPN No. 4 Tahun 1990 tentang Sertifikat Tanah Wakaf,
‫علم ينتفع به أو ودل صالح يدعو هل‬ Badan Pertanahan Nasional No. 630.1-2782 tantang Pelaksanaan
Penyertifikatan Tanah Wakaf, Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang
 “Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal
KHI, SK Direktorat BI No. 32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum
perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah (wakaf),
Berdasarkan Prinsip Syariah (pasal 29 ayat 2 berbunyi: bank dapat
ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya,  dan anak soleh yang
bertindak sebagai lembaga baitul mal, yaitu menerim dana yang berasal
mendoakannya.” (H.R. Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasa’ i, dan Abu Daud).
dari zakat, infaq, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana sosial lainnya dan
Selain dasar dari al-Quran dan Hadis di atas, para ulama sepakat menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau
(ijma’) menerima wakaf sebagai satu amal jariah yang disyariatkan pinjaman kebajikan [qard al-hasan]), SK Direktorat BI No. 32/36/KEP/
dalam Islam. Tidak ada orang yang dapat menafikan dan menolak DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah
amalan wakaf dalam Islam karena wakaf telah menjadi amalan yang (pasal 28 berbunyi: BPRS dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal,
senantiasa dijalankan dan diamalkan oleh para sahabat Nabi dan yaitu menerim dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, wakaf,
kaum Muslimin sejak masa awal Islam hingga sekarang. hibah, atau dana social lainnya dan menyalurkannya kepada yang
berhak dalam bentuk santunan dan atau pinjaman kebajikan [qard
C. WAKAF PERSPEKTIF HUKUM POSITIF al-hasa) (Sari, 2006, 57-59).

Dalam konteks negara Indonesia, praktik wakaf sudah


dilaksanakan oleh masyarakat muslim Indonesia sejak sebelum D. SYARAT DAN RUKUN WAKAF DALAM KONTEKS
merdeka. Pemerintah Indonesia pun telah menetapkan Undang- FIQH INDONESIA
undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia, Rukun wakaf dalam hukum fiqh ada empat yaitu: (1) orang
yaitu Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. yang berwakaf (al-waqif). (2) benda yang diwakafkan (al-mauquf). (3)
Untuk melengkapi Undang-undang tersebut, pemerintah juga telah orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi/nadzir). (4)
menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang lafadz atau ikrar wakaf (sighah). Sedangkan dalam UU Wakaf Pasal
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 41 tahun 2004. 6 yang merupakan fiqh Indonesia yang telah diundangkan, selain 4
Sebelum itu, telah ada berbagai peraturan yang mengatur tentang rukun tersebut, wakaf dilaksanakan dengan memenuhi 6 unsur, yaitu
wakaf. Peraturan yang mengatur tentang wakaf adalah UU No. 5 4 unsur tersebut ditambah dengan dua unsur lain yaitu: peruntukan
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, khususnya harta benda wakaf dan jangka waktu wakaf.
pasal 5, 14 (1), dan 49, PP No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Dalam konteks ini, wakif meliputi perseorangan, organisasi,
Tanah Milik, Peraturan Menteri No. 1 Tahun 1978 tentang Peraturan maupun badan hukum. Wakif perseorangan dapat melakukan wakaf

78 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 79


apabila memenuhi persyaratan: dewasa, berakal sehat, tidak terhalang harta lain (mufarrazan). Harta benda wakaf bisa berbentuk benda
melakukan perbuatan hukum, dan merupakan pemilik sah harta tidak bergerak ataupun benda bergerak. Yang termasuk benda tidak
benda wakaf. Wakif organisasi dan badan hukum dapat melakukan bergerak antara lain:
wakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi atau badan hukum a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
untuk mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi atau badan undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum
hukum sesuai dengan anggaran dasar organisasi atau badan hukum terdaftar;
yang bersangkutan (UU wakaf bagian keempat). b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah
Adapun pihak nazhir bisa dilakukan oleh perseorangan, sebagaimana dimaksud pada huruf a;
organisasi, atau badan hukum. Syarat nazhir perseorangan adalah c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
warga negara Indonesia, beragama Islam dewasa, amanah, mampu d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan
secara jasmani dan rohani, dan tidak terhalang melakukan perbuatan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
hukum. Organisasi atau badan hokum yang bisa menjadi nazhir harus e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan
memenuhi persyaratan yaitu pengurus organisasi atau badan hukum peraturan perundang-undangan yang berlaku.
yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan
Sedangkan yang dimaksud benda bergerak adalah harta benda
sebagaimana tersebut di atas, organisasi atau badan hukum itu
yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, antara lain:
bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau
a. uang;
keagamaan Islam, badan hukum itu  dibentuk sesuai dengan peraturan
b. logam mulia;
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
c. surat berharga;
Tugas nazhir adalah melakukan pengadministrasian harta d. kendaraan;
benda wakaf, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf e. hak atas kekayaan intelektual;
sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya, mengawasi dan f. hak sewa; dan
melindungi harta benda wakaf, melaporkan pelaksanaan tugas kepada g. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
Badan Wakaf Indonesia. Dalam melaksanakan tugas tersebut, nazhir perundangundangan yang berlaku (UU Wakaf Bagian keenam
dapat menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pasal 15-16).
pengembangan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10%
(sepuluh persen) (UU wakaf bagian kelima, pasal 9-12). Berdasarkan paparan tersebut, dapat ditegaskan bahwa pema­
haman tentang benda wakaf hanya sebatas benda tak bergerak, seperti
Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf) harus memenuhi
tanah adalah kurang tepat. Karena wakaf juga bisa berupa benda
beberapa persyaratan, yaitu: al-mauquf harus barang yang berharga,
bergerak, antara lain uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan,
al-mauquf harus diketahui kadarnya, al-mauquf dimiliki oleh wakif
hak kekayaan intelektual, dan hak sewa, sebagaimana tercermin dalam
secara sah, al-mauquf harus berdiri sendiri, tidak melekat kepada
80 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 81
Bab II, Pasal 16, UU No. 41 tahun 2004, dan juga sejalan dengan E. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN WAKAF DI
fatwa MUI ihwal bolehnya wakaf uang. INDONESIA
Syarat-syarat shigah berkaitan dengan ikrar wakaf, yaitu harus Perilaku sejenis wakaf telah dikenal umat manusia sebelum Islam
memuat nama dan identitas Wakif, nama dan identitas Nazhir, datang.  Umat manusia –terlepas dari agama dan kepercayaan yang
keterangan harta benda wakaf, dan peruntukan harta benda wakaf, mereka anut sesungguhnya telah mengenal beberapa bentuk praktik
serta jangka waktu wakaf. Pada prinsipnya, dalam rangka mencapai pendayagunaan harta benda, yang substansinya tidak jauh berbeda
tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya dapat diperuntukan dengan wakaf dalam Islam. Hal ini disebabkan pada dasarnya, umat
bagi: manusia sudah menyembah Tuhan melalui ritual keagamaan sesuai
a. sarana dan kegiatan ibadah; kepercayaan mereka. Hal inilah yang kemudian menjadi faktor
b. sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan; pendorong bagi setiap umat beragama untuk mendirikan bangunan
c. bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa; peribadatannya masing-masing (Al-Kabisi: 13).
d. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau Mereka yang memiliki kepedulian serta perhatian terhadap
e. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan kelangsungan agamanya rela melepaskan sebagian tanahnya atau
dengan syariah dan peraturan perundang-undangan. menyumbangkan sebagian harta miliknya untuk kepentingan rumah
peribadatan. Contoh yang paling nyata dari adanya praktik wakaf
Berdasarkan paparan tersebut, dapat ditegaskan bahwa pema­
sebelum Islam adalah dibangunnya al-Ka’bah al-Musyarrafah oleh
haman tentang pemanfaatan harta benda wakaf yang selama ini
Nabi Ibrahim as. Hanya saja, dalam perjalanan waktu, Ka’bah pernah
masih terbatas digunakan untuk tujuan ibadah saja (yang berwujud
digunakan sebagai tempat penyembahan berhala, padahal sebelumnya
misalnya: pembangunan masjid, komplek kuburan, panti asuhan,
adalah tempat beribadah kepada Allah SWT (Al-Kabisi: 14).
dan pendidikan) adalah kurang tepat. Nilai ibadah itu tidak harus
berwujud langsung seperti itu. Bisa saja, di atas lahan wakaf dibangun Jika praktik wakaf telah dikenal sebelum Islam, maka yang
pusat perbelanjaan, yang keuntungannya nanti dialokasikan untuk membedakannya dengan wakaf dala m Islam adalah bahwa praktik
beasiswa anak-anak yang tidak mampu, layanan kesehatan gratis, wakaf yang diamalkan masyarakat jahiliyah dilakukan semata-mata
atau riset ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan hanya untuk mencari prestise (kebanggan). Sedangkan dalam Islam
masyarakat. Ini juga bagian dari ibadah. bertujuan untuk mencari ridla Allah dan sebagai sarana mende­
katkan diri kepada-Nya. Dalam sejarah Islam, wakaf dikenal sejak
masa Rasulullah SAW karena wakaf disyariatkan pada tahun
kedua Hijriyah. Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan
ahli yurisprudensi Islam (fuqaha’) tentang siapa yang pertama kali
melaksanakan syariat wakaf. Menurut sebagian pendapat ulama
mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah
82 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 83
Rasulullah SAW yaitu wakaf tanah milik Nabi SAW untuk dibangun masjid, mushalla, langgar, madrasah, perkuburan, sehingga kegiatan
masjid (Lihat Habib Ahmed, 2004: 30). wakaf di Indonesia kurang bermanfaat secara ekonomis bagi rakyat
Sebagian ulama menyatakan bahwa yang pertama kali melak­ banyak.
sanakan syariat wakaf adalah Umar bin Khatab. Pendapat ini Walaupun beberapa aturan telah dibuat oleh pemerintah terkait
berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar ra, sebagaimana dengan mekanisme wakaf, seperti PP Nomor 28 Tahun 1977 tentang
telah dikemukakan di atas.  Praktek wakaf juga berkembang luas pada perwakafan tanah milik, akan tetapi PP ini hanya mengatur wakaf
masa dinasti Umayah dan dinasti Abbasiyah dan dinasti sesudahnya, pertanahan saja. Ini berarti tak jauh beda dengan model wakaf pada
banyak orang berduyun-duyun untuk melaksanakan wakaf, dan wakaf periode awal, identik dengan wakaf tanah, dan kegunaannya pun
tidak hanya untuk orang-orang fakir dan miskin saja, tetapi wakaf terbatas pada kegiatan sosial keagamaan, seperti masjid, kuburan,
menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan, membangun madrasah, dan lain-lain.
perpustakaan dan membayar gaji para statnya, gaji para guru dan Karena minimnya regulasi yang mengatur tentang perwakafan,
beasiswa untuk para siswa dan mahasiswa. Antusiasme masyarakat maka tidaklah heran jika perkembangan wakaf di Indonesia mengalami
kepada pelaksanaan wakaf telah menarik perhatian negara untuk stagnasi. Stagnasi perkembangan wakaf di Indonesia mulai mengalami
mengatur pengelolaan wakaf sebagai sektor untuk membangun dinamisasi ketika pada tahun 2001, beberapa praktisi ekonomi
solidaritas sosial dan ekonomi masyarakat.  Islam mulai mengusung paradigma baru ke tengah masyarakat
Di Indonesia, kegiatan wakaf dikenal seiring dengan perkembangan mengenai konsep baru pengelolaan wakaf tunai untuk peningkatan
dakwah Islam di Nusantara. Di samping melakukan dakwah Islam, kesejahteraan umat. Ternyata konsep tersebut menarik dan mampu
para ulama juga sekaligus memperkenalkan ajaran wakaf. Hal ini memberikan energi untuk menggerakkan kemandegan perkembangan
terbukti dari banyaknya masjid-masjid yang bersejarah dibangun wakaf. Kemudian pada tahun 2002, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
di atas tanah wakaf. Ajaran wakaf ini terus berkembang di bumi menyambut konsep tersebut dengan mengeluarkan fatwa yang
Nusantara, baik pada masa dakwah pra kolonial, masa kolonial, membolehkan wakaf uang (waqf al-nuqud).
maupun pasca kolonial pada masa Indonesia merdeka. Hal ini terlihat Fatwa MUI tersebut kemudian diperkuat oleh hadirnya UU No.
dari kenyataan bahwa lembaga wakaf yang berasal dari agama Islam 41/2004 tentang wakaf yang menyebutkan bahwa wakaf tidak hanya
ini telah diterima (diresepsi) menjadi hukum adat bangsa Indonesia benda tidak bererak, tetapi juga dapat berupa benda bergerak, seperti
sendiri. Masa pemerintahan kolonial merupakan momentum kegiatan uang.  Selain itu, diatur pula kebijakan perwakafan di Indonesia, mulai
wakaf. Karena pada masa itu, perkembangan organisasi keagamaan, dari pembentukan nazhir sampai dengan pengelolaan harta wakaf.
sekolah, madrasah, pondok pesantren, masjid, semuanya merupakan Untuk dapat menjalankan fungsinya, UU ini masih memerlukan
swadaya dan berdiri di atas tanah wakaf. Namun, perkembangan wakaf perangkat lain yaitu Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
kemudian hari tak mengalami perubahan yang berarti. Kegiatan wakaf Agama tentang Wakaf Uang  yang akan menjadi juklak dalam
dilakukan terbatas untuk kegiatan keagamaan, seperti pembangunan implementasinya, serta adanya Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang
84 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 85
akan berfungsi sebagai sentral nazhir wakaf. Setelah melalui proses
panjang, pada penghujung tahun 2006 terbitlah PP No. 42/2006
tentang Pelaksanaan UU Wakaf. Setelah itu, pada juli 2007 keluar MANAJEMEN WAKAF BAB
Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 75/M tahun 2007 DI INDONESIA DENGAN 7
yang memutuskan dan mengangkat keanggotaan BWI periode 2007-
2010. Dengan demikian, ternyata dalam perjalanan sejarahnya,
PARADIGMA BARU
wakaf terus berkembang dan insyaAllah akan selalu berkembang
bersamaan dengan laju perubahan zaman dengan berbagai inovasi-
inovasi yang relevan dengan tetap mengedepankan dan berpandukan
prinsip Syariah. Lahirnya UU wakaf berikut peraturan turunannya
merupakan titik tolak peningkatan pemberdayaan potensi wakaf di
Indonesia ke arah yang lebih produktif dalam bingkai fiqh Indonesia
A. WAKAF DALAM LINTASAN SEJARAH
(Nur Kholis, 2009).
Sejak datangnya Islam, wakaf telah dilaksanakan berdasarkan
paham yang dianut oleh sebagian besar masyarakat islam Indonesia,
yaitu adat kebiasan setempat. Pola pelaksaan wakaf sebelum adanya
UU No. 5 tahun 1960 tentang: Peraturan Dasar Pokok Agraria dan
Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1977 tentang: Perwakafan Tanah
Milik, Masyarakat Islam Indonesia masih menggunakan kebiasaan-
kebiasaan keagamaan, seperti kebiasaan melakukan perbuatan hukum
perwakafan tanah secara lisan atas dasar saling percaya kepada
seseorang atau lembaga tertentu, kebiasaan memandang wakaf sebagai
amal saleh yang mempunyai nilai mulia dihadirat Tuhan tanpa harus
melalui prosedur administrative, dan harta wakaf dianggap milik allah
semata yang siapa saja tidak akan berani menganggu gugat tanpa seijin
Allah. Selain tradisi lisan dan tingginya kepercfayaan kepada penerima
amanah dalam melakukan wakaf, umat islam Indonesia lebih banyak
mengambil pendapat dari golongan Syafi’iyyah yangterkait dengan:
ikrar wakaf, benda yang boleh diwakafkan, diperuntukan harta wakaf
dan boleh tidakanya tukar menukar benda wakaf.

86 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 87


Tradisi wakaf tersebut kemudian memunculkan berbagai feno­ factor kepercayaan kepada salah satu tokoh agama yang diangkat
mena yang mengakibatkan perwakafan di Indonesia tidak menga­lami sebagai Nazhir, obyek persengketaan para pihak yang berkepentingan,
perkembangan yang mengembirakan untuk kiepentingan masyarakat ketidak jellasan status benda wakaf sehingga mengakibatkan tidak
banyak. Bahkan banyak harta benda yang hilang atau bersengketa dikelola secara baik. Untuk itu, pola seterfikasi tanah-tanah atau
dengan pihak ketiga akibat tidaknya bukti tertulis, seperti ikrar benda wakaf lainya merupakan upaya memperbarui paradigma baru
wakaf, seterfikat tana, dan lain-lain. Dari segi jenis bendanya, wakaf dalam pelaksanaan perwakafan di Indonesia.
yangt dilakasanakan oleh masyarakat Indonesia lebih banyak berupa Kedua, pertukaraan benda wakaf, menurut PP No. 28 Tahun
tanah yang dibangun untuk keperluan masjid, mushalla, madrasah, 1977 Bab IV Bagian Pertama, pasal 11 ayat (2) bdan ditegaskan lagi
pesantren, makam, rumah yatim piatu dan seterusnya. Ada juga dalam Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Bab IV
berupa tanah persawahan dan perkebunan, namun karena terbatasnya pasal 41 sebenarnya memberikan legalitas terhadap tukar menukar
kemampuan dan sempitnya pemahaman terhadap wakaf itu sendiri, benda wkaf setelah terlebih dahulu meminta ijin dari menteri Agama
mengakibatkan banyak tanah wakaf yang tidak produktif. Selain itu RI dengan dua alas an, yaitu: karena tidak sesuai dengan tujuan wakaf
juga tidak kecil jumlahnya terhadap benda-benda wakaf yang justru dan demi kepentingan umum. Secara substansial, benda-benda wakaf
menjadi beban para Nazhirnya. boleh diberdayakan secara optimal untuk kepentingan umum dengan
Dari kenyataan itulah, sejak diundangnya UU No.5 Tahun 1960 jalan tukar mrnukar. Keberadaan aturan tersebut merupakan upaya
tentang Peraturan Dasar pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah pembaharuan paham yang sejak awal diyakini oleh mayoritas ulama
No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan Tanah milik dan lahirnya dan masyarakat Indonesia yang mengikuti pendapat imam syafi’I
undang-Undang no.41 Tahun 2004 tentang wakaf, perwakafan mulai dahwa benda-benda wakaf tidak boleh diotak-atik, walupun demi
dan terus dibenahi dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan kepentingan manfaat sekaligus seperti membangun masjid dari hasil
di bidang pengelolaan dan paham wakaf secara umum. Paling tidak, wakaf yang sudah roboh. Paradigm baru terhadap perubahan status
pelaksanaan pembaharuan paham yang selama ini sudah dan sedang benda wakaf memnag menjadi salah stu bukti bahwa paham wakaf
dilakukan oleh para pihak yang berkepentingan dengan wakaf adalah: di Indonesia sejatinya sudah cukup baik, paling tidak sejak adanya
Pertama, seterfikat tanah wakaf. Uapaya seterfikat tanah wa­ PP No. 28 Tahun 1977 dan UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf
kaf terhadap tanah-tanah wakaf yang belum memiliki seterfikat nerkaitan dengan perubahan status dan peruntukannya.
adalah bentuk pembaharuan paham lingkungan masyarakat muslim Ketiga, pola seleksi yang dilakukan oleh para Nazhir wakaf atas
Indonesia, bahwa wakaf adalah sah jika dilakukan secara lisan tanpa pertimbangan manfaat. Memang sistim yang diterapkan oleh para
dicatatkan secara resmi kepada administrasi pemerintah. Fenomena nazhir wakaf di Indonesia tidak seluruhnya menggunakan pola
yang banyak terjadi sebelum UU No. 5 Tahun 1960 dan PP No. 28 penyeleksian secara ketat agar benda-benda yang ingin diwakafkan
Tahun 1977 hingga lahirnya Undang-Undang No. 41 tahun 2004 oleh masyarakat dapat member manfaat secara maksimal. Selama
tentang wakaf adalah perbuatan wakaf yang dilakukan hanya dengan ini banyak Nazhir wakaf yang “asal” menerima ewakaf tanpa

88 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 89


mempertimbangkan asaa kemampuan dalam pengelolaan, sehingga model paham wakaf seperti ini sudah dibuktikan oleh Badan-badan
banyak benda-benda wakaf, khususnya tanah tidak dikelola secra baik. wakaf besar, seperti Pesantren Gontor, UII Yogjakarta dan UMI
Namun, hingga saat ini ada perkembangan yang positif yang dilakukan makasar.
oleh beberapa lembaga wakaf, seperti pesantren Modern, Gontor, Kelima, perluasan benda yang diwakafkan (mauquf bih). Sebelum
yang sejak awal sudah menerapkan penerimaan selektif terhadap UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, pengaturan wakaf hanya
benda wakaf yang akan diwakafkan oleh para wakif. Sebagai contoh, menyangkut perwakafan benda tak bergerak yang lebih banyak
pesantren gontor tidak menerima wakaf seseorang yang dinilainya dipergunakan untuk kepentingan konsumtif, seperti masjid, madrasah,
kurang menguntungkan secara ekonomismaupun secara startegis, kuburan, yayasan yatim-piatu, pesantren, sekolah dan sebagainya.
seperti lahan persawahan yang sangfat jauh dari lokasi pesantren Namun saat ini masih berkembang dan sudah dipraktikan oleh
sehingga akan menyulitkan secara transportasinya, atau loasi yang sebagian lembaga Islam terhadap wacana wakaf benda bergerak,
dinilai kurang produktif dalam pengelolaanya. Jika persyaratan seperti uang (cash waqf), saham atau surat-surat berharga lainya
tersebut tideak terpenuhi, maka Badan Wakaf Pesantren Gontor seperti yang diatur dalam undang-undang Wakaf. Tentu saja ini
akan menolaknya atau ditawarkan kedapa calon wakif agar tanah merupakan terobosan yang cukup signifikan dalam dunia perwakafan,
atau benda yang akan diwakafkan itu dijual terlebih dahulu untuk karena wakaf seperti uang, saham atau surat berhaga lainya merupakan
selanjutnya hasil penjualanya diwakafkan kepada Pesantren Gontor. variable penting dalam pengembangan ekonomi. Pembaharuan paham
Keempat, system ikrar yang dilakukan oleh para calon wakif wakaf tersebut bukan untu k dibelanjakan secara konsumtif seperti
diarahkan kepada bentuk ikrar wakaf untuyk umum, tanpa kekhawatiran sebagian orang hingga habis yang berarti menyalahi
penyebutan bersifat kusus sepert yang selama ini. Di pesantren Gontor konsep dasar wakaf itu sendiri, namun bagaimana agar uang,
misalnya, tidak diperkenankan bentuk ikrar wakaf dengan penyebutan saham atau surat berharga lainya yang dimiliki oleh seseorang atau
peruntukan nwakaf secara khusus (tertentu) oleh calon wakif. Karena lembaga (badan hukum) dapat dimanfaatkan untuk kep-entingan
bentuk penyebutan peruntukan benda wakaf yang diwkafkan oleh kesejahteraan masyarakat banyak. Aspek kemanfaatan dzat (benda
calon wakif akan sangat memberatkan oleh pihak pengelola (Nazhir) yang diwakafkan) menjadi esensi dari jenis benda wkaf ini, bukan
dalam pemberdayaan secara maksimal. Apalagi misalnya, calon wakif aspek dzat benda wakaf itu sendiri. Sehingga dengan diaturnya benda
tersebut menginginkan tanah wakaf yang berada di pinggir gunung bergerak seperti diatur dalam UU wakaf seperti uang, saham atau surat
misalnya untuk didirikan pesantren. Padahal kalo analisis riilnya, berharga lainya diharapkan bias menggerakan seluruh potensi wakaf
tanahy tersebut hanya cocok untuk penanaman padi atau tumbuhan untuk kesejahteraan masyarakat luas.
sayuran lainya. Dengan bentuk ikrar yang bersifat umum dan tidak Keenam, persayaratan Nazhir (pengelola harta wakaf). Ada
menyebutkan peruntukanya secra khusus tersebut, maka pihak Nizar bebe­rapa hal yang diatur Unfdang-undang wakaf dalam ranglka
bias memberikan perkiraan sesuai pengelola dan pemberdayaan demi mem­bangun paradihgma baru wakaf terkait dengan Nazhir, yaitu:
kepentingan masyarakat banyak secara lebih nyata . pelaksanaan (a) selain mengatur Nazhir perseorangan, ada Nazhir organisasi dan

90 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 91


badan hukum. Penekanan berupa badan hukum dan organisai sebagai Paling tidak menyangkut dua hal, yaitu : (a) aspek pemberdayaan dan
Nazhir merupakan pilihan yang sangat tepat, karena pengalaman pengembangan. UU wakaf ini menakankan pentingnya mempunyai
membuktikan bahwa Nazhir perseorangan (Sigle) telah banyak pontensi ekonomi secara optimal melalui system dan arah menejemen
membuka peluang terjadinya penyelewengan dan atau pengabaian dan ekonomi sesuai dengan syarat islam. Kalau selama ini wakaf
terhadapm tugas-tugas keNazhiran. Sehingga dengan berbentuk badan dikelola “ seadanya” dengan menggunakan system ribawi, maka
hukum dan organisasi diharapkan dapat meningkatkan keNazhiran saatnya harta wakaf dikelola berdasarkan system yang islami. (b)
untuk mengelola wakafr secara baik. (b) persyaratan Nazhir yang Dalam UU wakaf ini juga menekankan pentingnya sebuah lembaga
mengarah pada kinerja professional. Kalau dalam PP No. 28 tahun wakaf nasional yang di sebuat dengan badan wakaf Indonesia (BWI).
1977, bahwa persyaratan untuk menjadi Nazhir (kelompok orang) Pembentukan BWI bertujuan untuk menyelenggarakan administrasi
masih bersifat normatif dan belum ada peraturan yang mengarah pengelola secara nasional untuk membina para Nazhir yang sudah
pada persayaratan untuk membangun kinerja profesionalisme Nazhir, ada agar lebih professional, mengelola sendiri harta wakaf yang
seperti warga Negara RI, beragama Islam, dewasa, sehat jasmani dan dipercayakan kepadanya, dan promosi program yang diadakan oleh
ruhani, tidak berada di bawah pengampuan dan bertempat tinggal di BWI dalam rangka sosialisasi kepada umat Islam dan masyarakat.
kecamatan tempat letaknya tanah yang diwakafkan. (c) pembatasan Sehingga BWI kelak akan menduduki peran kunci, selain Nazhir
masa jabatan Nazhir. Kalau aturan perundangan sebelumnya tidak wakaf yang telah ada, dalam pengembangan wakaf di tanah air.
menangatur tentang ini,dalam PP sebagai pelaksanaan UU wakaf Tim, Paradigma baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Direktorat
menjadi point penting agar Nazhir bias dipantau kinerjanya melalui Pemberdayaan Wakaf Direktorat jenderal Bimbingan Masyarakat
tahapan-tahapan periodik untuk menghindari penyelewengan dan Islam Departemen Agama RI, 97-104)
atau pengabaian tugas-tugas ke Nazhir. Adapun masa bhakti nazhir
adalah lima tahun dan dapat diangkat kembali, (d) hak nazhir.
B. WAKAF PRODUKTIF: TAFSIR ULANG MAKNA WAKAF
Memang hak nazhir, selin kewajibannya, telah diatur oleh peraturan
Meskipun wakaf telah memainkan peran yang sangat penting
wakaf yang telah ada, namun UU wakaf ini memberikan perhatian
dalam pembangunan masyarakat Muslim sepajang sejarah perkem­
ulang agar nazhir wakaf tidak sekedar dijadikan pekerjaan sambilan
bangan islam, namun dalam kenyataanya, persoalaan perwakafan
yang hanya sekedar dijadikan pekerjaan sambilan yang hanya di jalani
belum dikelola secara baik sebagaimana tujuan para wakif itu sendiri,
seadanya, tapi agar Nazhir benar-benar mau patut diberikan hak-hak
khususnya di Indonesia. Untuk itu sudah waktunya kita mengkaji,
yang pantas sebagai mana mereka kerja di dalam dunia professional.
menganalisis dan menerapkan strategi pengelolaan dalam rangka
Reward yang diberikan kepada nazhir berhak mendapatkan hasil
pengembangan wakaf secara berkesinambungan agar harta wakaf,
berhasil 10% dari pengelolaan wakaf.
khususnya tanah wakaf yang strategis bisa dijadikan salah satu
Ketujuh, pemberdayaan, pengembangan dan pembinaan. Selain
alternatif nyata dalam pemberdayaan ekonomi umat. Di Indonesia
kedua hal tersebut, point yang ketiga ini menjadi cirri utama UU wakaf.
memang masih sedikit orang yang mewakafkan tanahnya dalam
92 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 93
betuk tanah produktif, andaikata ada, untuk mengelola tanah a. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan
tersebut masih memerlukan biaya yang tidak sedikit dan biaya mengembangkan harta benda wakaf.
tersebut harus diusahakan. Oleh karena itu sudah saatnya umat b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
islam Indonesia memikirkan cara pengelola wakaf yang ada ini supaya berskala nasional dan internasional.
dapat mendatangkan kemanfaatan pada semua pihak, baik bagi wakif c. Memberikan persetujuan dan/atau izin atas perubahab peruntukan
maupun mauquf ‘alaih (masyarakat). dan status harta benda wakaf.
Hal ini penting dilakukan karena dalam kenyataanyadi negeri d. Memberhentikan dan menganti Nazhir.
kita, kondisi tanah wakaf justru banyak yang menurun nilainya karena e. Memberikan persetujuan atas penukaraan harta benda wakaf.
tidak adanya pemeliharaan dan pengembangan asset secara baik. Agar f. Memberikan sarana dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam
tetap memberikan manfaat kepada mauquf ‘alaih(penerima wakaf) penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.
seperti fakir miskin atau mustahiq lainya, perlu adanya tekad semua
Dilihat dari tugas kelembagaan, keberadaan Badan Wakaf
pihak untuk bau membau dalam mengembangkannya.
Indonesia (BWI) mempunyai posisi sangat strategis dalam pember­
Jika kita perhatikan beberapa pengelolaan wakaf yang diterapkan dayaan wakaf secara produktif. Pembentuklan Badan Wakaf (BWI)
di beberapa negara muslim lainya, nampaknya Indonesia harus bertujuan untuk menyelenggarakan koordinasi dengan Nadzir dan
mengacu pada manajemen wakaf yang dilakukan di Mesir, Yordan, dan pembinaan manajemen pengelolaam wakaf secara nasional, baik
Bangladesh. Untuk mengelola wakaf produktif di Indonesia, hal yang bersifat nasioal dan internasional dan terlantar maupun pembinaan
harus dilakukan adalah merencanakan program, baik jangka pendek terhadap nazhir. Keberadapan Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersifat
maupun jangka panjang. Berikut ini akan diuraikan program-program independen dan profesional yang bersinergi dengan peran pemerintah
yang terkait, yaitu: sebagai regulator, fasilitator, motivator, dan public service.
1. Program Jangka Pendek Untuk itu, Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai pioneer
pengem­bangan wakaf secara nasional akan di isi oleh Sumber daya
Dalam rangka mengembangkantanah wakaf secara produktif,
Manusia (SDM) yang benar-benar mempunyai kemampuan dan
satu hal yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka pendek
kemauan dalam mengelola wakaf, berdedikasi tinggi dan memiliki
adalah membentuk badan Wakaf Indonesia (BWI). Pembentukan
komitmen dalam pengembangan wakaf. Bentuk organisai Badan Wakaf
BWI sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang No. 41 Tahun
Indonesia (BWI) terdiri paling sedikit 20 orang dan paling banyak 30
2004 tentang Wakaf, pasal 47 sampai dengan pasal 61 ditegaskan
orang yang terdiri dari unsur masyarakat dari berbagai disiplin ilmu dan
bahwa Badan Wakaf Indonesia (BWI) sibentuk dan berkedudukan di
latar belakang, seperti ekonom yang berbasis syariah, ulama, praktisi
ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk
bisnis, arsitektur, ahli perbankan syariah, dan cendekiawan lain yang
perwakilan di provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan
memeiliki perhatian terhadap perwakafan secara umum.
kebutuhan. Adapun Tugas dari lembaga ini adalah:

94 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 95


Pola organisasi dan kelembagaan BWI harus meresponterhadap dan lumbung bibit, perternakan, perikanan, dan perkebunan. Model
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat ada umumnya ini merupakan analogi dari wakaf ahli, diman wakif memberikan
dan umat islam pada khususnya. Meminjam istilah Prof. Dr. Mannan, wasiat agar hasil pengelolaan wakaf dapat dipakai untuk menyantuni
harus disertai dengan semangat perubahan. Di tingkat masyarakat, anggota keluarga yang kekurangan atau membutuhkan dana. Dalam
persoalan yang paling mendasar adalak kemiskinan, baik dalam arti model ini keluarga besar seseorang di perluas menjadi warga desa,
khusus, yaitu seperti yang dicerminkan dengan tingkat pendapatan sehingga setiap bagian warga desa yang mengalami kemiskinan dan
masyarakat, maupun dalam arti luas, yang mencakup aspek kesehatan, kesulitan lain seperti kesehatan dan pendidikan, dapat disantuni dari
pendidikan atau pemenuhan hak-hak asasi manusia pada umunya. dana pengelolaan wakaf tersebut. Model ini dapat diterapkan secara
Persoalan-persoalan tersebut juga bisa disebut sebagai persoalan umat nasional. Karena itu untuk merespon model ini, lembaga Nazhir bisa
islam, persoalan-persoalan itu menjadi tanggung jawab gerakan islam didirikan di setiap desa.
juga. Tapi dari sudut misi organisasi, persoalaan itu menjadi tanggung Untuk menjalankan semua rencana praktis di atas, sebagai
jawab gerakan islam. Oleh sebab itu, organisasi-organisasi Islam lembaga yang strategis, BWI harus didukung oleh sumber daya manusia
berkepentingan juga untuk mengakses sumber daya wakaf. (SDM) yang benar-benar mempunyai kemampuan dan kemauan
Untuk mengatasi kemiskinan, wakaf (khususnya tanah produktif dalam urusan wakaf, berdedikasi tinggi dan memiliki komitmen dalam
strtegis yang sudah ada di hampir seluruh pelosok nusantara) pengembangan wakaf serta memahami masalah wakaf serta dengan
merupakan sumber dana yang sngat potensial. Selama ini, program hal-hal yang terkait dengan wakaf. Untuk menjalankan roda organisasi
pengentasan masyarakat dari kemiskinan bergantung dari bantuan secara efektif, struktur BWI anggotanya harus terdiri dari para ahli
kredit dari kredit luar negeri, terutama dari bank Dunia. Tapi dana itu dari berbagai disiplin ilmu yang ada kaitanya dengan pengembangan
terbatas dari segi jumlah maupun waktu. Dalm hal ini pengembangan wakaf produktif, seperti: ahli manajemen, ekonom, praktisi bisnis,
tanah wakaf produktif strategis dapat menjadi alternatif sumber ahli hukum wakaf, ahli hukum perdata, ahli perbankan syariah, ahli
pendanaan dalam pemberdayaan ekonomi umat secara umum. Di pertanian, dan cendekiawan lain yang memiliki perhatian terhadap
Qatar dan Kuwait, dana yang dihasilkan dari wakaf, dana wakf yang perwakafan secara umum.
diperoleh dari pengusahaan tanah waka, misalnya di bidang real estate Adapun wilayah tugas badan wakaf ini bisa dikelompokan dalam
atau pendirian gedung-gedung perkantoran yang disewakan atau tiga hal, yaitu sebagai berikut:
dikelola sendiri, dipakai untuk membiayai program kemiskinan, baik
1. Tugas Administratif
langsung oleh pemerintah maupun disalurkan lewat LSM.
Tugas administratif BWI dalam pengelolaan tanah wakaf
Tanah wakaf produktif strategis bisa dikerjakan secara kolektif, produktif strategis yang selama ini sudah ada, tapi belum terkelola
tapi bisa pula dikerjasamakan dengan pihak swasta, baik dalam maupun secara baik adalah:
luar negeri. Proyek-proyek yang dikerjakan bisa berupa perytanian padi a. Menginventarisir seluruh tanah wakaf yang mempunyai
saawah atau palawija, sehingga bisa menghasilkan cadangan pangan, potensi untuk dikembangkan secara produktif diseluruh
96 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 97
wilayah nusantara. Tanah yang dianggap mempunyai lembaga yang mengkoordinir seluruh arah kebijakan
potensi produktif meliputi pada bidang: pertanian, perke­ ke Nazhiran di Indonesia dalam menjalankan program-
bunan, pembangunan gedung-gedung perkantoraan dan program yang bersifat nasional. (5) fungsi education, Bwi
pengelolaannya, pembangunan real estate, pembangunan mempunyai tugas pemberdayaan secara nasional dalam
industri rumah tangga, dan pengelolaannya serta bentuk- memasyarakatkan dunia perwakafan di tengah-tengah
bentuk usaha lainya yang relevan dengan ketentuan dengan masyarakat melalui jalur pendidikan, baik formal maupun
system Syari’ah Islam. informal, seperti seminar, pelatihan keNazhiran, work shop
b. Mengorganisir dan membina lembaga-lembaga Nazhir perwkafan, dan kegiatan-kegiatan lain yanh relevan terhadap
tanah wakaf yang sudah ada untuk memberdayakan peningkatan pemahaman masyarakat tentang perwakafan.
tanah-tanah wakaf tersebut dengan membuat kebijakan- c. Mendorong kepada Nazhir dalam mengembangkan wakaf
kebijakan yang mengarah pada peningkatan kemampuan tunai (cash waqh) dari pusat sampai tingkat daerah bersama
para Nazhir wakaf sehingga mereka dapat mengelola wakaf dengan lembaga keuangan syariah (LKS). Fungsi LKS ini
yang menjadi tanggung jawabnya secara produktif. Tugas sebagai lembaga custodian (tempat penitipan), sedangkan
BWI disini lebih menepati pada posisi motivator, fasilitator, pengelolaanya tetap di pegang oleh Nazhir yang ditunjuk
regulator, koordinator, dan education. (1) fungsi fasilitator, oleh Wakif.
BWI mempunyai tugas sebagai lembaga yang memberikan
rangsangan atau stimulus terhadap lembaga Nazhir yang ada 2. Pengelolaan Wakaf Mandiri
agar memaksimalkan fungsi pengelolaan secara profesional Selain tugas administratif yang bersifat nasional, BWI
dalam rangka kesejahteraan masyarakat banyak. (2) juga mempunyai kewenagan dalam mengumpulkan, mengelola
fungi fasilitator, BWI memberikan fasilitsa-fasilitas yang dan mengembangkan wakaf khusus untuk harta benda wakaf
memungkinkan terhadap para Nazhir, baik yang bersifat fisik yang terlantar, berskala nasional dan internasional. Tugas
maupun non fisik dalam mengoptimalkan peran pengelola, pengelolaan wakaf mandiri ini, BWI sebagai pengelola wakaf
pengembangan, pelapor dan pengawasan kelembagaan. (3) atau lembaga yang diserahi atau diberi kekuasaan atau diberi
fungsi legulator, BWI menjadi pihakyang memantau seluruh tugas untuk mengawasi harta wakaf. Dalam hal ini, BWI berhak
kebijakan dan peraturaan perundang-undangan perwakafan untuk bertindak atas harta wakaf, baik untuk mengurusnya,
yang di anggap tidak relevan dengan perkembangan memeliharanya dan menistribusikan hasil wakaf kepada pihat
kekinian untuk kemudian menyusun dan atau mengusulkan atau orang yang berhak menerimanya ataupun mengerjakan
perubahan kebijaksanaan bersama Departemen Agama, segala sesuatu yang memungkinkan harta itu tumbuh dengan
baik yang bersifat internal, maupun eksternal(yang bersifat baik dan kekal.
kelembagaan negara). (4) fungsi koordinator, BWI menjadi

98 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 99


BWI dalam posisi ini langsung memegang peranan yang b. Mendorong kepada para Nazhir (lembaga pengelola wakaf)
sangat penting agar harta itu dapat berfungsi sebagaimana agar meningkatkan profesionalisme pengelolaan dengan
mestinya dan dapat berlangsung terus menerus. BWI mempunyai mengali seluruh potensi yang memungkinkan untuk
kewajiban menjaga, memelihara dan mengembangkan sesuai dikembangkan, baik terhadap harta wakaf yang bergerak
dengan tugas-tugas sebagai Nazhir pada umumnya. Namun yang mau tidak bergerak.
membedakan dengan lembaga Nazhir yang sudah ada, bahwa c. Meningkatkan kreatifitas pada Nazhir dalam menemukan
hasil pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan oleh BWI formula menaganan kendala dn ksempatan dlam rangka
dapat diberikan kepada mauquf ‘alaih yang bersifat nasional, atau mengoptimalkan peran wakaf di tengah-tengah kehidupan
penyelesaian problem-problem sosial secara makro. masyarakat yang membutuhkan peran kelembagaan secara
Tentu saja wilayah tugas BWI ini diharapkan tidak tumpang konkrit.
tindih dengan Nazhir yang sudah ada. Karena ada kekha­ d. Merangsang kepada para wakif atau calon wakif untuk selalu
watiran bahwa BWI yang juaga berfungsi sebagai operator akan meningkatkan kuantitas harta untuk diwaafakan secara
mengakibatkan konflik kepentingan dengan Nazhir-nazhir produktif.
yang dibinanya. Oleh karena itu BWI harus dapat memisahkan e. Mengenalkan seluruh produk kelembagaan BWI kepada
antara peran koordinatif dan pembinaan dengan peran operator. masyarakat, khususnya para wakif, Nazhir dan mauquf’alaih
Sehingga BWI dapat menkadi pioneer lembaga wakaf yang agar diapresiasi secara positif.
kredibel dan profesional yang bisa dijadikan rujukan oleh f. Mengajak kepada lembaga-lembaga atau perorangan yang
lembaga-lembaga Nazhir diseluruh Indonesia. peduli terhadap kelembagaan wakaf agar menjalin kemitraan
dalam mengelola perwakafan dalam rangka melebarkan
potensi dan kualitas hasil menuju pembangunan system
3. Tugas Promosi Program
sosial yang berkeadilan.
Badan wakaf indonesia (BWI) selain mengemban kedua
tugas tersebut, juga mempunyai tanggung jawab dalam
mensosialisasikan (mempromosikan) program kelembagaan agar 2. Program Jangka Menengah dan Panjang
diapresiasi oleh masyarakat luas. Paling tidak, tugas BWI dalam Mengembangkan lembaga-lembaga Nazhir yang sudah ada agar
mempromosikan program ini mempunyai tujuan sebagai berikut : lebih kredibel (profesioanl dan amanah). Lembaga-lembaga Nazhir
a. Masyarakat (uamat Islam) semakin memahami pentingnya yang sudah ada, khususnya dibawah naungan organisasi islam seperti
wakaf sebagai amal ibadah yang tidak berhenti pada aspek Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah,Al-Washliyah,Persis,Al
pemberian yang semata untuk Allah, tapi juga menyangkut irsyat dan lembaga wakaf lainya harus di arahkan,di bina dan di
aspek pengelolaan secara maksimal dalam rangka mencapai berikan stimulus (rangsangan) agar tanah-tanah yang strategisdapat
kesejahteraan masyarakat banyak. di kembangkan secara produktif. Dalam rangka upaya tersebur,Badan

100 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 101


Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga perwakafan nasional yang dahi dalam kepemimpinan. Aspek kepemimpinan dalam
berfungsi sebagai mengkoordinirseluruf aspek pelaksanaan perwakafan lembaga keNazhiran menjadi ukuran baik tindaknya mengelola
yang bersangkutan harus memberikan dukungan management bagi dan pengembangan secara produktif. Minimnya kualitas.
pelaksanaan pengelolaan tanah-tanah produktif strategis.Setdaknya Kepemimpinan dalam lembaga keNazhiran menjadi butkti
dukungan management yang harus secara mendesak adalah hal-hal tidak berjalanya system pengelolaan yang baik dalam lembaga
yang sebagai berikut: perwakafan selama ini. lembaga-lembaga Nazhir yang ada selama
a. Dukungan sumber daya manusia (SDM) Nzahir ini masih didominasi oleh struktur kepengurusan yang otoriter
Sebagaimana disebutkan dalam bab 3, bahwa Nazhir dan tertutup. Untuk itulah, kepempimpinan yang baik dalam
mempunyai peran sentral dalam pengelolaan harta wakaf secara tiga aspek, yaitu:
umum. Karean itu eksistensi dan kualitas SDM nya harus Pertama, transparansi. Dalam kepemimpinan professional,
betul-betul diperhatikan. Dalam tinjuan fiqih islam, persyaratan transparan menjsdi ciri utama yang harus dilakukan oleh seorang
seseorang menjadi Nazhir (baik perseorangan atau lembaga) pemimpin. Ketika aspek transparansi sudah ditinggalkan,
adalah: beragama islam, mukallaf (memiliki kecakapan dalam maka kepemimpinan tidak akan berjalan dengan baik, bahkan
melakukan perbuatan hukum), baligh (sudah dewasa) dan ‘aqil membuka peluang terjadinya penyelewengan yabg tidak
(berakal sehat), memiliki kemampuan dalam pengelolaan wakaf terken­dali, adanya transparansi kepemimpinan dalam lembaga
(professional) dan memiliki sifat amanah, jujur, dan adil. keNazhiran harus dijadikan tradisi untuk menutup tindakan
Dari sekian persyaratan yang ada bisa kita pahami dan ketidak­jujuran , korupsi, manipulasi, dan lain sebagainya.
mungkin telah diterapkan oleh lembaga-lembaga Nazhir. Namun Trans­paransi adalah aspek penting yang tak terpisahkan dalam
kemampuan profesional seorang atau lembaga Nazhir perlu rangkaian kepemimpinan yang diajarkan oleh nilai-nilai Islam.
dijabarkan secara panjang lebar karena menyangkut keseluruhan Kedua, publik accountability (pertanggungjawaban umum).
system yang berkaitan dengan aspek pengelolaan. Dan kemam­ Pertanggung jawaban umum merupakan wujud dari pelaksanaan
puan profesional inilah yang sebenarnya menjadi problem sifat amanah (kepercayaan) dan shidiq (kejujuran). Karena
pertama dalam perwakafan di Indonesia. Ukuran professionalime kepercayaan dan kejujuran memang harus dipertanggung
Nazhir dalam pengelolaan harta wakaf, khususnya tanah wakaf jawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
produktif strategis adalah: Ketiga, aspiratif(mau mendengar dan mengakomodsi lem­
b. Mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang baik dalam leadership baga keNazhiran). Seorang Nazhir yang dipercaya mengelola
(kepemimpinan). harta milik umum harus mendorong terjadinya sistem sosial
Seseorang atau lembaga yang diberikan kepercayaan dalam yang melibatkan partisipasi banyak kalangan. Hal ini dilakukan
pengelolaan harta wakaf, khususnya tanah wakaf produk­tif untuk menghindari terjadinya pola pengambilan keputusan
strategis, dituntut memiliki kemampuan pribadi yang mema­ secara sepihak oleh para kalangan elit kepemimpinan. Sehingga
102 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 103
mengurangi, bahkan menutup potensi-potensi yang berkembang, e. Mempunyai kemampuan yang memadahi dalam bidang penge­
yang isa jadi mungkin jauh lebih baik dan sempurna. Kaedah lolaan harta.
prinsip dalam gerakan yang aspiratif merupakan ceminan dari Di samping memiliki kualitas leadership, visi dan kecerdasan
sifat adil dalam diri atau lingkungannya. yang baik, seorang Nazhir atau lembaga Nazhir harus menguasai
c. Memiliki visi yang jelas dan mempraktekan pengelolaan harta wakaf secara memadahi.
Seseorang atau lembaga Nazhir harus mempunyai visi yang Kemampuan manajemen operaional lembaga keNazhiran harus
jelas dan terarah dala pengelolaan harta wakaf, khususnya tanah didukung oleh aspek pendukung manajemen moderen dalam
wakaf produktif strategis. Visi sangat diperlukan karena untuk system ekonomi berdasarkan syariah islam (SES). Sistem ekonomi
menggali potensi dan membuka peluang yang asa dalam rangka syari’ah berbeda dengan system ekonomi konvensional dalam
menambah values (nilai)wakaf untuk kepentingan masyarakat banyak hal. Memang pada saat ini terdapat berbagai madzab
banyak. Ketiadaan visi dalam pengelolaan dan menciptakan pemikiran yang bertujuan untuk mengembangkan apa yang
suasana atau iklim yang tidak menguntungkan sama sekali. dimaksud dengan SES. Dari semua madzab yang ada, terlihat
Memang harus diakui bahwa lembaga-lembaga Nazhir yang ada bahwa yang menjadi dasar berpijak dari sistemnya adalah Al-
selama ini tidak banyak yang memiliki visi yang jelas dan tersrah, Quran dan al Hadits. Al-Quran dan al-Hadits dijadikan landasan
sehingga wakaf hanya ditempatkan pada kerangka teori ibadah pembangunan seluruh elemen SES yang ada. Dari Al-Quran dan
yang memberikan janji pahala yang terus mengalir pada wakif, al-Hadits maka kita dapat memperoleh nilai-nilai fundamental
sementara kemanfaatan untuk kehidupan sosial sangat minim, yang merupakan landasan dari SES.
bahkan tidak sama sekali. Secara umum dapat dikatakan bahwa salah satu ciri utama
d. Mempunyai kecerdasan yang baik secara intelektual, sosial, dan dari pada system tersebut adalah pelarangan riba dalam kegiatan
pemberdayaan. perekonomian. Sementara itu kita tau bahwa ‘bunga’ merupakan
Tentu saja bukan setiap orang bisa menjadi Nazhir, tapi salah satu variabel dalam system ekonomi konvensional yang
orang yang mempunyai kecerdasan intelektual (IQ), sosial dan menentukan jalanya system yang ada. Dengan demikian, pela­
pemberdayaan harta wakaf yang baik menjadi persyaratan mutlak. rangan riba dalam seluruh aspek kegiatan ekonomi merupakan
Kemampuan dalam leadership dan visi yang jelas sangat dipenga­ruhi ciri utama dari SES. Ciri umum lainya adalah variable zakat yang
oleh kecerdasan yang dimiliki. Kemampuan kecer­dasan Nazhir merupakan variabel kunci untuk mengerakkan roda pereko­
yang minim seseorang atau lembaga Nazhir harus dilakukan, nomian dalam SES.
atau kalu perlu dicantumkan dalam klausul UU atau peratauran Variable kunci lainya dalam SES adalah pemberdayaan
dibawahnya, sehingga nanti diharapkan Nazhir dikelola oleh wakaf. Karena wakaf merupakan wahana mobilitas sumber daya
orang-orang yang memiliki wawasan yang luas sekaligus mempu perekonomian yang mempunyai kekuatan sosial yang cukup
mererapkan dalam manajemen perwakafan secara umum. dahsyat apabila dikelola secara professional. Dan pemberdayaan

104 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 105


wakaf bisa dijadikan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan Upaya pengembangan tanah wakaf produkif strategis sangat
hidup masyarakat serta sebagai upaya melepaskan ketergantungan tergantung pleh dukungan keuangan uyang memadahi untuk
ekonomi Indonesia terhadap bantuan-bantuan (pinjaman uang) membiayai seluruh operasionalisasi pengelolaan dan cadangan devisa
luar negeri. Dengan pemberdayaan wakaf serta lembaga-lembaga yang memungkinkan. Dukungan keuangan ini bisa dilakukan melakui
keuangan syari’ah lainya dengan sendirinya akan menjadikan lembaga-lembaga keuangan terkait, kususnya lembaga perbankan
negeri yang independen dan lepas dari campur tangan asing, baik syari’ah, lembaga-lembaga investasi dan perseorangan yang memiliki
ekonomi, politik, sosial, dan budaya. modal cukup denhgan system bagi hasil atau instrumen lembaga
ekonomi Islam lainya, seperti zakat, infak dan sedekah (ZIS). Atau
kalau memungkinkan menjalin kerja sama dengan lembaga asing
Setelah dilaksanakan inventarisasi secara nasional dan spesifik
yang mempunyai concern (kepedulian) terhadap pengembangan harta
terhadap tanah-tanah wakaf strategis, hal yang segera dilakukan
wakaf secara Islamic Development Bank (IDB), lembaga-lembaga
adalah membentuk tim advokasi terhadap tanah-tanah wakaf yang
perbankan negeri muslim lainya atau lembaga swadaya masyarakat
masih sengketa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tanah-tanah
(LSM) dala maupun luar negeri yang berminat dalam pemberdayaan
ewakaf yang diserahkan kepada Nazhir wakaf sebelum pp No. 28 Tahun
tanah wakaf prodiktif strategis.
1977 banyak yang tidak mempunyai bukti wakaf, sehingga tanah wakaf
yang seharusnya menjadi milik Allah dan hak masyarakat banyak Dukungan ini diperlukan agar tanah wakaf produktif strategis
berpindah ketangan-tangan orang yang tidaj bertanggung jawab. yang ada menjadi aman karena dirasakan adanya upaya pihak-pihak
Keberpindahan kepemilikan tanah wakaf bisa saja dilakukukan oleh tertentu, termasuk oknum Nazhir yang ingin menukar dengan tanah-
: oknum Nazhir yang nakal, keluarga wakif yang merasa mempunyai tanah yang tidak strategis. Dukungan pengawasan yang bersifat
hak atas tanah maupun oranglain yang mempunyai kepentingan internal ini sudah menjadi keharusan, bersamaan dengan kepeduliaan
dengan tanah-tanah tersebut. Menurut beberapa pengurus Nazhir masyarakat sekirtar terhadap keutuhan tanah-tanah wakaf. Disamping
lembaga-lembaga keagamaan seperti Muhammadiyah, NU, Persisi pengawasan yang bersifat umum tersebu, juga diperlukan pengawasan
dan lain-lain, bahwa tanah wakaf yang diserahkan kepada lembaga- pengelolaan agar para pelaksana keNazhiran yang mengurusi langsung
lembaga tersebut banyak yang digugat oleh ahli waris dari si wakif. terhadap tanah-tanah wakaf tersebut dapat menjalankan perannya
Apalagi misalya tanah-tanah wakaf tersebut mempunyai potensi yang secara baik dan benar, sehingga menghasilakan keuntungan yang
cukup besar terhadap pengembangan ekonomi di masa depan, seperti memadahi. Aspek pengawasan pengelolaan internal ini meliputi :
di pinggir jalan, dekat pasar atau pusat perbelanjaan dan sebagainya, manajemen organisasi, manajemen keuangan dan manajemen pelapor
tugas pembentukan tim advokasi ini bisa dilakukan oleh lembaga- kepada pihak atau lembaga yang tertinggi.
lembaga Nazhir. Yang bersangkutan dengan kerjasama dengan Badab Dari keempat dukungan manajemen tersebut seseungguhnya
Wakaf Indonesia (BWI) sebagai pihak yang memberikan pengayoman sudak mengcover seluruh konsep manajemen moderen untuk menge­
dan pembinaan secara kelembagaan. lola tanah-tanah wakaf produktif strategis dengan baik, sepanjan

106 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 107


Nazhir sebagai pemeganag konsep mai berkomitmen pada critera 3. Pemberdayaan Tanah Wakaf Produkif Strategis
yang dibangun. Namun manusia pada prinsipnya adalah makhluk Tanah-tanah wakaf produktif strategis yang sudah diinventarisir
yang malas kecuali bila mendapat tekanan dan pengawasan yang oleh Departemen Agama RI yang meliputi seluruh provinsi di
ketat. Dalam hal ini punishment menjadi instrumen penting dalam Indonesia dapat diberdayakan secara maksimal dalam bentuk :
menegakkan dimensi etis dalam pengelolaan ekonomi. Masalahnya
a. Asset wakaf yang menghasilkan produk barang dan jasa.
adalah ketika punishment hanya dilakukan oleh manusia yang pada
Secara teoritis, Islam mengakui bahwa tanah (semua unsur
dasarnya memiliki sifat yang sama buruknya, maka penerapan konsep
tanah, termasuk tanah wakaf produktif strategis) sebagai faktor
manajemen moderen menjadi kehilangan “khasiatanya” dalam
produksi. Dalam hazanah pemikiran klasik yang masih relevan
memajukan lembaga keNazhiran.
dengan masa sekarang ini, bahwa tanah yang dianggap sebagai
Konsep manajemen moderen hanya mampu membatas gerak suatu faktor produksi penting mencangkup semua sumber daya
manusia secara fisik. Tetapi tidak mampu mengelimir niat-niat alam yang digunakan dalam proses produksi, seperti permukaan
terselubung (jahat) yang sangat mungkin tersedia dalam diri seseorang, bumi, kesuburan tanah, sifat-sifat sumber daya udara, mineral
termasuk para Nazhir wakaf sekalipun. Sebagaimana disebutkan dan sebagainya. Baik al-Quran maupun as-Sunnah banyak
dalam al-Quran (91 ; 8), bahwa manusia memiliki potensi jahat dan memberikan tekanan pada pentingnya pemberdayaan tanah
potensi baik. Dalam teori manajemen moderen, usaha preventif untuk secara baik. Al-Quran sangat menganjurkan agar tanah yang
menghindari potensi penyelewengan seseorang dilakukan dengan kosong dikelola secara produktif.
menerapkan system kontrol berupa aturan-aturan.
Oleh karena itu, tanah wakaf yang dianggap strategis
Untuk itulah di samping harus mempunyai kapabilitas manajemen harus dikelola secara produktif dalam rangka meningkatkan
yang memadahi, seseorang atau lembaga Nazhir wakaf harus memiliki nilai wakaf untuk kesejahteraan umat banyak. Bentuk pengelo­
kesadaran transcendental, yaitu kesadaran spiritual diman manusia laanya diwujudkan dalam bentuk-bentuk usaha yang dapat
ketika melakukan sesuat didasari dan ditujukan untuk sesuatu yang menghasilkan untung, baik melalui produk barang atau jasa.
bersifat vertical, bukan untuk kepentingan pribadi-pribadi. Apalagi Tentu saja pemilihan produk-produk yang akan dikelola harus
yang dikelola adalah harta-harta yang sejatinya merupakan milik memperhatikan hal-hal berikut ini:
Allah untuk kesejahteraan umat manusia. Adanya kesadaran spiritual
1) Produk barang dan jasa yang ditawarkan harus benar-
tersebut seorang Nazhir akan sangat anti melakukan tindakan-
benar unik (memiliki kelebihan) yang mampu memberikan
tindakan penyelewengan, meskipun ia mampu melakukan. Inilah
keunggulan komperatif dengan produk sejenis sekalipun yang
internal control yang lahir dari keimanan yang kuat.
sudah ada di pasaran atau lapangan.
2) Memastikan bahwa konsumen potensial adalah : (1) mereka
yang benar-benar membutuhkan produk barang atau jasa

108 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 109


tersebut sesuai dengan karakteristik dan fungsi yang dimiliki, b. Asset wakaf yang berbentuk investasi usaha.
(2) mereka memiliki daya beli atau dana yang cukup, (3) Asset wakaf ini adalah kekayaan lembaga nazhirhasil
mereka yang mempunyai wewenang atau kekuasaan yang penge­lolaan usaha produk barang atau jasa yang sukses untuk
memungkinkannya mengambil keputusan untuk membeli. kemudian dikembangkan melalui investasi kepada pihak ke tiga
3) Memastikan posisi konsumen potensial dengan menjawab atau lembaga Nazhir wakaf yang lain. Bentuk investasi usaha yang
pertanyaan berikut ini : (a) siapakah konsumen target terbaik akan dilakukan harus memenuhi standar syari’ah,yaitu:
lembaga ini? (b) dimanakah kategori persaingan produk 1) Akad Musyarakah
lembaga ini? (c) apakah keuntungan utama yang diperoleh Akad ini merupakan bentuk partisipasi usaha yang
calon konsumen target lembaga dari produk barang atau melibatkan kedua belah pihak atau lebih (termasuk Nazhir
jasa? wakaf) dalam suatu usaha tertentu dengan menyertakan
sejumlah modal dengan pembagian keuntungan sesuai
Pola pegelolaan tanah wakaf strategis melalui usaha-usaha
dengan kesepakan bersama. Apabila terjadi kerugian,
produktif bisa dilakukan sebagaimana diatas jika Nazhir wakaf
masing-masing harus menaggung sesuai batas (kadar) modal
memiliki dana yang cukup untuk membiayai operasional usaha.
yang ditanamkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam akad
Sementara pada umumnya, para wakif yang meyerahkan tanah
tersebut mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan atau
kepada Nazhir tidak disertai dengan unsur pembiayaan usaha
membatalkan hak nya dalam pengelolaan (manajemen)usaha
yang dimaksud. Memang ini menjadi kendala yang cukup serius
tersebut. Modal yang diserahkan dalam akad musyarakah in
ketika tanah-tanah tersebut akan dikelola secara produktif.
dapat uang atau harta benda yang dinilai dengan uang.
Kalaulah misalnya sebagian tanah wakaf dijual dan dana hasil
penjualanya untuk pembiayaan usaha, maka secara otomatis 2) Akad Mudlarabah
akan mengurangi nilai wakaf pada tataran nominal pemberian Yaitu suatu akad (kontrak) yang memuat penyerahan
awalnya dan hal ini masih menjadi kontroversi ditengah-tengah modal khusus atau semaknanya dalam jumlah, jenis, dan
masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, maka diperlukan pihak karakter (sifat)dari orang yang diperbolehkan mengelola
ketiga yang mau bekerja sama dengan Nazhir-nazhir yang ada harta kepada orang lain yang akil (berakal), mumayyiz
bersama dengan lembaga penjamin. Lembaga penjamin ini (dewasa) dan bijaksana yang ia pergunakan untuk berusaha
sangat dibutuhkan ketika prospek usahanya ternyata mengalami (produk/jasa) dengan mendapatkan bagian tertentu dari
kerugian yang sangat tidak diharapkan dalam pengelolaan wakaf. keuntungannya menurut nisab pembagianya dalam kesepa­
Sedangkan harta yang telah di wakafkan mempunyai sifat abadi katan. Dari pengertian tersebut, maka modal usaha dalam
yang tidak boleh kurang. akad mudlarabah sepenuhnya berasal dari pemilik modal
(shohibul mal). Selain itu pemilik modal tidak terlibat dalam
manajemen usaha. Adapun, keuntungan dibagi menurut

110 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 111


nisabah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Manakala pengamatan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
terjadi kerugian, yang menaggung adalah pemilik modal. a. Apakah ada peluang usaha produktif yang memungkinkan
Pihak pengelola tidak menanggung kerugian tenaga dan terhadap lokasi tanah wakaf?
waktu yang dikeluarkan selama menjalankan usaha, selain b. Apakah liku-liku usaha yang akan dilakukaan telah diketahui
tidak mendapatkan keuntungan. benar, mulai dari cara mengawalinya, membuat menjual (mema­
sarkan), menyimpan, sampai cara mendapatkan modal usaha
Semua hasil usaha, baik yang didapatkan melalui pengelolaan
tersebut?
produk barang/jasa atau melalui keuntungan dengan cara
c. Adakah pesaing dan calon pesaing dilapangan usaha itu dan
berinvestasi kepada pihak ketiga sesuai system syari’ah yang
sejauh mana para pesaing itu telah dikenali?
dijalankan, adalah untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat
d. Seberapa besarkah pasar yang akan dicapai?
banyak. Yaitu berbentuk dua asset wakaf : pertama, asset yang
e. Bila usaha yang akan dikerjakan memerlukan pemasok, sudahkah
dapat langsung dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat,
diketahui benar siapa yang akan menjadi supplier dan apakah ada
seperti : untuk membiayai pengelolaan, rumah sakit, panti asuhan
supplier potensial lainnya?
dan lain-lain yang bertujuan melayani urusan kemanusiaan dan
f. Bila usaha itu berupa barang, sudahkah diketahui teknik pembu­
kebajikan umum. Kedua, aseet wakaf yang berbentuk investasi
atan barang yang dimaksud?
SDM dan kebudayaan dalam jangka panjang, yaitu diperuntukkan
g. Seberapa banyak modal sudah ditangan atau bagaimana pula
pengembangan bidang pendidikan, pelayanan kebudayaan
bila memerlukan pinjaman atau investasi dari pihak ketiga dalam
seperti beasiswa, perpustakaan, perkuliahaan, lembaga penelitian
rangka penambahan modal?
ilmiah untuk kajian iptek dan keagamaaan dan lain-lain, dan
h. Bagaimana cara mendaptakan tenaga kerja yang diperlukan ?
pengembangan bidang kesehatan seperti : pelayanan kesehatan
i. Apakah sudah dimengerti seluk beluk peralatan yang diperlukan?
masyarakat kurang mampu, pelayanan rumah sakit, dokter dan
j. Apakah sudah diketahui segala peraturaan dan ketentuan yang
obat-obatan.
menyangkut bidang usaha, seperti undang-undang gangguan, izin
usaha, pajak, kutipan resmi, kebersihan, tata kota dan sebagainya?
C. MENANGKAP PELUANG USAHA PEMBERDAYAAN
TANAH WAKAF PRODUKTIF Daftar pertanyaan diatas yang masih dapat ditambah atau
dikurangi sesuai dengan kebutuhan dan sifat usaha yang diinginkan
Sebelum para Nazhir wakafmemulai usaha yang bersifat produk­
sangat membantu identifikasi peluang usaha. Inti dari pertanyaan ini
tif, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengamati situasi
adalah bahwa situasi lingkungan usaha harus diperhatikan dengan
lingkungan secara cermat. Kira-kira usaha apa yang cocok untuk
seksama sebelum memutuskan jenis usaha apa yang akan dilakukan.
mengelola keberadaan tanh wakaf yang dinilai strategis itu agar
Setelah diketahui situasi lingkungan melalui daftar pertanyaan diatas,
nantinya dapat menuai hasil yang optimal. Untuk itu, lakukan

112 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 113


selanjutnya dapat dilakukan analisa terhadap kekuatan dan sekaligus memang lembaga-lembaga Nazhir wakaf,namun untuk mempermudah
kelemahan diri sendiri dengan melakukan identifikasi terhadap upaya memperdayakan produktif melalui usaha sebaiknya dengan
apa yang diketahui, dikuasai, dan dimiliki sebagai situasi internal mendirikan badan usaha di bawah naungan yayasan wakaf.
pendukung pada saat akan dilakukan pengambilan keputusan dan Dalam kondisi sistem ekonomi yang merlaku sampai saat itu
pemilihan bidang usaha yang diinginkan. dimana hubungan usaha juga tidak luput dari sejumlah ketentuan
Agar diperoleh hasil pengamatan situasi interbnal dan eksternal perundangan,ada tiga jenis aplikasi syarikah yang mungkin di lakukan.
secara tepat, penyusunan matrik analisis kualitatif peluang usaha Pertama,dalam hubungan usaha dengan lembaga pemerintah (lembaga
dapat dijadikan media dalam melakukan analisis hasil pengamatan keuangan maupun non keuangan) yang belum atau yang tidak
lingkungan internal dan eksternal. Pertanyaanya kemudian adalah, mengakui pola dan mekanisme syarikah.pada jenis pertama ini,pola
adakah kekuataan atau kelemahan diantara yang disebutkan dalam dan mekanisme syarikah secara konsisten hanya di lakukan dalam
matrik itu. Jika ada, lakukanlah suatu keputusan dengan memper­ konteks internal badan usaha.hubungan usaha dalam lembaga lain di
gunakan kotak atau ruangan yang mempertemukan antara kekuatan lakukan dengan lembaga lain dilakukan dengan tetao berpayung pada
dan kelemahan sebagai bagian internal dengan peluang usaha yang badan hukum konvensional yang formal,seperti PT,CV dan koperasi.
mungkin dapat ditangkap sebagai bagian dari eksternal lingkungan. Kedua,dalam hubungan usaha dengan lembaga pemerintah
(lembaga keuangan maupun non keuangan) yang telah mengaku
1. Memulai Sebuah Usaha
dan mengadopsi pola dan mekanisme syarikah.pada jenis kedua,pola
Jika identifikasi terhadap peluang usaha telah dilakukan dan mekanisme syari’ah dapat di lakukan secara terbuka,baik internal
dan alternatif usaha apa yang akan dikerjakan telah didapat, berarti maupun eksternal.misalnya,hubungan usaha dengan sejumlah
langkah pemberdayaan produktif telah mulai pada langkah pertama lembaga keuangan syari’ah milik pemerintah, BNI Syari’ah dan Bank
dari lima langkah yang harus dikerjakan lembaga Nazhir, yaitu: (a) syari’ah Mandiri (BSM).
memilih peluang usaha dan jenis bidang usaha (b) mendirikan atau
Ketiga, dalam hubungan usaha dengan lembaga non pemerintah
membentuk badan usaha (c) mempersiapkan kegiatan usaha (d)
(LSM,Swasta) perseorangan. Penerapan syariah dalam bentuk
merencanakan kegiatan usaha. Adapun langkah selanjutnya adalah
hubungan usaha yang ketiga ini sangat bergantung pada sikap lembaga
memulai melakukan proses perencanaan kearah relasi usaha.
bersangkutan.saat ini telah ada sejumlah lembaga non pemerintah
Mendirikan atau membentuk badan usaha setelah melakukan yang telah mengakui dan mengadopsi pola mekanisme syari’ah,di
langkah-langkah sebagimana sebutkan diatas, pengamatan selanjutnya antaranya. Syaria’ah,Bang Muamalat Indonesia (BMI),Bang IFI
diarahkan kepada alternatif pilihan sarana atau wadah apa yang paling Syari’ah, Baitu Mal Wa-tam wil (BMT),Dompet Duafa Republika
baik memulai uasha pemberdayaan. Langkah memilih bentuk badan (DDR) dan lain lain.
usaha, pada dasarnya lebih banyak ditinjau dari aspek legal yuridis yang
mengatur tingkah laku badan usaha dalam dunia usaha.Selama ini

114 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 115


2. Mempersiapkan Kegiatan Usaha threat (ancaman). Analisis ini menjadi dasar dan sangat penting bagi
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kegiatan usaha pembuatan perencanaan usaha. Dengan mengenal situasi internal
dengan berpegang pada perencanaan yang sudah di persiapkan sebagai dan eksternal, dapat dilakukan pengambilan keputusan yang tepat
sarana melakukan langkah dalam merumuskan alternatif kegiatan untuk menjalankan kegiatan usaha.
untuk mencapai sasaran usaha yang ingin di raih.penyusunan langkah
strategis harus segera dilakukan,kemudian di ikuti dengan langkah
langkah praktis jangka pendek yang semuanya di tungkah dalam
program kerja lengkap dengan anggaran yang telah di perhitungkan
secara seksama. Jika langkah langkah ini telah di tempuh,super visi
dan monitoring terhadap kegiatan usaha akan dapat dilakukan dengan
mudah,yang pada gilirannya akan dapat mengendalikan management
usaha.

3. Merencanakan Kegiatan Usaha


Perencanaan merupakan suatu proses dengan pencarian data,
analisi situasi internal dan eksternal, hingga penyusunan rencana
kegiatan yang akan di lakukan dalam suatu pertiode tertentu untuk
mencapai tujuan dan sasaran,serta bagaimana proses evaluasi akan di
lakukan sampai akhir masa perencanaan. Jadi, perencanaan memang
merupakan proses awal guna mencapai tujuan dan di tuangkan serta
di jabarkan dalam rencana langkah langkah konkrit.
Membuat suatu perencanaan usaha pada dasarnya harus
berdasarkan dan sesuai dengan visi dan misi usaha sebagai mana di
tampakkan dalam bagan alur berfikir perencanaan usaha. Dalam
kesempatan ini akan di tunjukan bagian yang paling penting
dalam proses pembuatan perencanaan usaha,yaitu memahami dan
mengenal situasi lingkungan dengan melakukan analisis terhadap
situasi internal dan ekstrnal dengan lebih di kenal dengan SWOT :
Strength (kekuatan),weekness (kelemahan), opportunity (peluang) dan

116 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 117


PENDIDIKAN BAB
BERBASIS WAKAF: 8
STUDI KASUS
UII YOGYAKARTA

A. YAYASAN BADAN WAKAF SEBAGAI NAZIR


Badan Wakaf UII adalah yayasan penyelenggara Universitas
Islam Indonesia dan lembaga-lembaga pendidikan lain yang ada di
lingkungan Badan Wakaf UII. Lembaga pendidikan lain tersebut
adalah SMA UII dan TK UII. Badan Wakaf dalam geraknya
tersusun oleh organ-organnya yaitu: Pengurus Harian Badan Wakaf
(PHBW UII) yang menjalankan tugas yayasan sehari-hari. Lembaga
Pengawasan dan Pengendalian Badan Wakaf Universitas Islam
Indonesia (LPP-BW UII) Kantor Perbendaharaan Badan Wakaf
Universitas Islam Indonesia yang mempunyai wewenang dan tugas
dalam hal Penerimaan, Pengelolaan dan Pengeluaran Dana.

1. Lembaga Pengawasan dan Pengendalian Badan wakaf


Mengawasi dan mengendal ikan administrasi keuangan dan
kebijakan terkait di lingkungan Badan Wakaf. Adapun tugas LPP-BW
UII adalah melakukan pengawasan dan pengendalian admininstrasi
pemilikan dan penggunaan seluruh harta kekayaan Badan Wakaf
UII, tentunya meliputi kekayaan dana (uang) dan kekayaan
barang fisik serta melakukan pemeriksaan semua pelaksanaan

118 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 119


Anggaran dan Belanja di lingkungan Badan Wakaf. Tugas yang masyarakat madani, sehingga tercipta negeri Indonesia yang indah dan
berkaitan dengan Pengawasan dan pengendalian keuangan dapat penuh ampunan Tuhan (Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur).
dijalankan relatif sudah berjalan baik, karena peraturan yang Sedangkan tujuan BW UII adalah terselenggaranya pendidikan dalam
berhubungan dengan administrasi keuangan relatif telah cukup rangka dakwah islamiyah dengan pengembangan ilmu amaliyah dan
untuk mendukung tugas tersebut, sedang perangkat peraturan yang amal ilmiyah sebagai upaya melahirkan pemimpin-pemimpin umat
berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian kekayaan dan bangsa yang memiliki akhlak mulia dan mampu mendatangkan
fisik, saat ini masih dalam proses penyusunan dan penyempurnaan. rahmat bagi umat manusia (Rohmatan Lil ‘Alamin)
Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tugas
pengawasan LPP-BW UII diberikan wewenang untuk (1) meminta
B. SUMBER WAKAF
informasi kepada berbagai pihak di lingkungan Badan Wakaf UII
Harta wakaf yang dikelola BW UII berasal dari perseorangan
antara lain kepada: Pengurus Harian Badan Wakaf, Pimpinan unit
yang memiliki simpati tinggi terhadap perkembangan UII sebagai
pendidikan, Pimpinan unit usaha, Pimpinan unit operasional,
perguruan tinggi Islam tertua di Indonesia. Wakaf yang diterima bisa
Pimpinan proyek dan pegawai dilingkungan Badan Wakaf UII, (2)
dalam bentuk tanah sebagaimana dikenal di Indonesia, tetapi juga
meminta bantuan langsung atau tidak langsung kepada unit-unit
bisa dalam bentuk sumbangan yang saat ini dikenal sebagai wakaf
kerja di lingkungan Badan Wakaf serta (3) memberikan rekomendasi
tunai. Menurut salah seorang pengurus BW UII, harta wakaf yang
penunjukkan Akuntan Publik kepada Ketua Pengurus Harian dalam
berupa tanah untuk membangun kampus sebenarnya berasal dari
rangka melaksanakan tugasnya.
berbagai waqif. Sebenarnya wakaf di UII dari berdirinya belum pernah
terjadi pemberian wakaf yang spektakuler (luas). Kampus terpadu
2. Kantor Perbendaharaan Badan Wakaf di Jl. Kaliurang adalah hasil dari pembelian yayasan yang diambil
Karena KPBW adalah organisasi yang diamanati Dewan Pengurus dari berbagai sumber atau pendanaan. Di samping, wakaf tradisional
untuk mengelola secara administratif harta kekayaan Badan Wakaf (tanah), wakaf tunai UII juga mampu mengembangkan harta wakaf
Universitas Islam Indonesia (BW UII), oleh karena itu, data - data menjadi produktif seperti menyewakan gedung untuk Bank Syariah
keuangan pada website ini mencakup informasi umum dan pelaporan Mandiri (BSM).
keuangan BW UII untuk pihak internal. Visi BW UII adalah
terwujudnya lembaga pendidikan yang mampu melahirkan pemimpin umat
dan bangsa dengan komitmen pada kesempurnaan risalah islamiyah menuju
umat unggulan. Adapun misis BW UII adalah menyelenggarakan
pendidikan yang mampu memandu mengantarkan umat memenuhi
fitrahnya sebagai khairu ummah (umat unggulan) yang dapat
memerankan kepeloporan kemajuan dan perubahan sosial ke arah
120 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 121
C. WAKAF PRODUKTIF UNTUK PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN
Harta wakaf yang diterima oleh yayasan Badan wakaf UII
kemudian dikelola secara profesional dengal manajemen dan alur
berikut ini:

Gambar 1: Salah Satu Pengurus di Kantor Badan Wakaf UII

Kinerja Badan Wakaf UII dalam pengelolaan harta wakaf secara


produktif, dapat diikhtisarkan bahwa pengelolaan harta wakaf
produktif berupa:

Gambar 2: Salah Satu Gedung yang disewakan

122 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 123


Kemudian Jurusan Ekonomi Pembangunan, yang pada
awalnya baru memperoleh Status TERDAFTAR pada tanggal
PERINTISAN
PERPUSTAKAAN 21 Febmari 199T, dan Status DIAKUI pada tanggal 9 Juli 1994,
PENDIRIAN TK
PERKEBUNAN
berdasarkan keputusan Badan Akreditasi Nasional (BAN)
UII
Perguruan Tinggi Nomor: 002/BAN-PT/Ak-Il/XII/1998, tanggal
KINERJA 22 Desember 1998 tentang Hasil dan Peringkat Akreditasi
BADAN Program Studi untuk Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi
WAKAF UII Pembangunan, memperoleh akreditasi dengan Peringkat A (Baik
PENDIRIAN PENDIRIAN
SMU UII PERCETAKAN

Sekali). Pada tahun akademik 1996/1997 Fakuitas Ekonomi


membuka Program Intemasional bekerjasama dengan University
PENIRIAN PERENCANAAN
PONDOK GEDUNG of Wollonggong Australia.
Universitas Islam Indonesia mulai tahun akademik 1993/
1994, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI No. 47/D/
1. Pengembangan Akademik 0/1993, menyelenggarakan Program Pascasarjana untuk kate­
gori pendidikan profesional jenjang S2 Program Studi Magister
Langkah yang diambil olehg pihak universitas sebagai follow up
Manajemen bertempat di Fakultas Ekonomi Universitas Islam
peningkatan sistem pendidikan adalah dengan peningkatan Status
Indonesia Yogyakarta.
Akreditasi program studi yang telah ada, pembukaan program studi
baru, baik secara vertikal maupun horizontal di semua lingkungan Program MM-UII bertujuan menghasilkan lulusan yang
fakultas UII. Fakultas yang dikembangkan samapai saat ini adalah: memiliki kualifikasi profesional tinggi, berdedikasi tinggi dalam
profesinya, memiliki kemampuan intelektual yang man­diri,
a. Fakultas Ekonomi
mempunyai integritas moral yang tinggi, serta memiliki kemam­
Kemajuan yang dicapai oleh Fakultas Ekonomi adalah
puan analitik dan konseptual untuk memecahkan masalah di
mendapat Status Akreditasi berdasarkan Sertifikat Akreditasi
berbagai jenjang jabatan dalam organisasi baik nasional maupun
dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) PERGURUAN Tinggi
inter­nasional. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Program
Nomor : 007932/Ak-1.1/UIIMAN/VIII/1998, DAN 00793/Ak-
MM-UII mengembangkan nilai dasar, yaitu Accountability; High
1.1/UIIMAN/VIII/1998, tanggal 11 Agustus 1998 tentang Hasil
Standard of Integrity dan Exist in ExeHence.
dan Peringkat Akreditasi Program Studi Akuntansi dan Program
Studi Manajemen Perusahaan, bahwa Program Studi Akuntansi Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Fakultas Ekonomi UII terakreditasi dengan Peringkat B (Baik) (UII) merupakan program doktor yang terakreditasi oleh peme­
dan Program Studi Manajemen Perusahaan terakreditasi dengan rintah, berdasarkan surat keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi
Peringkat A (Baik Sekali). No. 220/DIKTI/Kep/2000 tgl 6 Juli 2000. Mulai tahun akademik
124 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 125
2000/2001 program ini menyelenggarakan pendidikan jenjang S3 1994, Universitas Islam Indonesia (UII) diberi kepercayaan
bertempat di Kampus UII Condong Catur Yogyakarta. Program oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan Program Magister
ini secara efektif dan efisien akan memberi bekal teori dan (S2) Ilmu Hukum. UII merupakan Perguruan Tinggi Swasta
metodologi, sehingga siswa dapat mengembangkan disiplin ilmu pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang
secara mandiri. Hal tersebut dimungkinkan karena program menyelenggarakan program tersebut
ini dikelola oleh tenaga berpengalaman yang sudah terbukti Program Magister (S2) Ilmu Hukum UII diselenggarakan
membawa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UII mendapat untuk merespon tuntutan perkembangan masyarakat yang
Akreditisai A (Pembina) dan Magister Manjemen mendapat semakin membutuhkan tenaga-tenaga akademik dan profesional
Akreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional. dalam bidang hukum, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Sejak Tahun Ajaran pertama (1995/1996), Program Mag-ister
b. Fakultas Hukum
(S2) llmu Hukum UII membuka tiga Bidang Kajian Utama (BKU)
Fakultas Hukum, berhasil mendapatkan Status DISAMAKAN
yaitu BKU Hukum Bisnis, BKU Hukum Kenegaraan, dan BKU
pada tanggal 28 Februari 1966. Status ini bisa diper­tahan­kan
Hukum Islam.
hingga sekarang berkat usaha gigih pihak fakultas, dengan terus
melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan. Kemajuan teknologi informasi moderen dewasa ini, telah
Pada tahun 1998 dengan SK Badan Akreditasi Nasional (BAN) mengubah model interaksi ke arah yang lebih cepat dan terpadu.
Nomor: 00794/AKA-I-I/UIIIHK/1998, Fakultas Hukum UII Era globalisai yang ditandai oleh pasar bebas telah berakibat
dengan Program Studi Ilmu Hukum memperoleh Akreditasi A peraturan-peraturan hukum yang diperlukan sebagai instrumen
(Sangat Baik). pengatur dan pengendali hubungan hukum dan sosial untuk
berbagai kepentingan yang berbeda menjadi perlu untuk dise­
Program Internasional ini merupakan program S-l khusus
iaraskan. Kondisi demikian ini menuntut perlunya pe­nye­leng­
di Fakultas Hukum UII. Perbedaan Program Internasional ini
garaan pendidikan Doktor llmu Hukum. Maka, berda­sarkan SK
dengan Program Reguler adalah aktivitas belajar mengajarnya
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi No. 272/ DIKTI/KEP/2000
yang menggunakan pengantar Bahasa Inggris. Oleh karenanya
tertanggal 10 Agustus 2000, Program Doktor llmu Hukum resmi
bagi mahasiswa diharuskan mampu berbahasa Inggris dengan
dibuka di Universitas Islam Indonesia.
baik, minimal score TOEFL mencapai 450. Nantinya ketika lulus,
siswa Program Internasional ini memperoleh ijazah dengan dua Program Doktor llmu Hukum UII didirikan untuk menjadi
bahasa, yaitu Inggris dan Indonesia. Program Internasional ini mitra pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas akademik
dibuka mulai tahun akademik 2001-2002. seiring dengan pencapaian visi dan misi UII. Dengan adanya
Program Doktor ini, diharapkan dapat membantu mempercepat
Melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan
akselesari SDM hukum bagi kaum Muslimin dan masyarakat
Tinggi Nomor 304/DIKTI/ Kep./1994, tanggal 24 September
Indonesia secara lebih luas serta membantu pemerintah dalam
126 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 127
mengeliminir berlangsungnya perolehan gelar Doktor secara berdasarkan SK Menag. RI No. 84 Tahun 1990 tanggal 26 Mei
tidak sah yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga yang tidak 1990 dan Fakultas Tarbiyah ditetapkan kembali memperoleh
berkualitas. Status DISAMAKAN berdasarkan SK Menag. RI No. 134
Tahun1996 tanggal 19 April 1996, adapun Fakultas Syari’ah
c. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
berdasarkan SK Menag. RI No. 259 Tahun 1996 tanggal 17 Juni
Kemajuan yang dicapai oleh Fakultas Teknik Sipil dan
1996.
Perencanaan adalah Status DISAMAKAN bagi Jurusan Teknik
Mulai tanggal 1 April 1998 Fakultas Syari’ah dan Fakultas
Sipil, yang diperoleh pada tahun 1991 sebagaimana disebutkan
Tarbiyah digabung menjadi satu fakultas, yaitu Fakultas Ilmu
pada Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) berdasarkan
No. 0639/Q/1991. Kemudian Jurusan Arsitektur memperoleh
Surat Keputusan Dewan Pengurus Badan Wakaf Universitas Islam
Status DISAMAKAN pada tahun 1995 dengan diterbitkannya
Indonesia Nomor: V/TAP/DP/1997 tanggal 30 November 1997.
Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 504/
DIKTI/Kep/1995 tanggal 30 Desember 1995. Selanjutnya dengan UII sebagai perguruan tinggi yang telah berdiri sejak tahun
adanya Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, maka Jurusan Teknik 1945 merasa terpanggil untuk menyiapkan SDM yang berku­alitas
Sipil dan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil Perencanaan telah dalam mengisi dan menjawab tantangan laju perkem­bangan ilmu
terakreditasi dengan Peringkat B sesuai dengan Surat Keputusan pengetahuan dan teknologi serta pem­bangunan nasional. Untuk
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, No. 001/BAN-PT/AK-I/ itu, UII membuka Program Pasca­sarjana Magister Studi Islam
VIII/1998, tanggal 11 Agustus 1998. (S2) pada tahun akademik 1997/1998.
Pada tanggal 22 September 1999 dibuka Jurusan Teknik Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Lingkungan FTSP UII berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Kelembagaan Agama Islam Depar­temen Agama R.I. Nomor:
Jenderal Pendidikan Tinggi No. 413/DIKTI/Kep/1999 sekaligus E/13 1/1996 tanggal 26 Juni 1996, selanjutnya dikukuhkan
dikeluarkannya Status TERDAFTAR bagi program studi dengan SK Menteri Agama RI Nomor 805 Tahun 1997
tersebut. Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai perguruan tanggal 20 November 1997, Universitas Islam Indonesia
tinggi swasta yang berpengalaman menyelenggarakan pen­didikan (UII) menda­pat kepercayaan untuk menyelenggakan Program
tinggi sejak tahun 1945, merasa terpanggil untuk ikut berperan Magister Studi Islam (S2), dengan Konsentrasi Ekonomi Is
dalam menjawab tantangan global dan laju perkem­bangan ilmu lam dan Pendidikan Islam.
pengetahuan serta teknologi (iptek).
e. Fakultas Psikologi
d. Fakultas Ilmu Agama Islam Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia yang dibuka
Pada tahun 1990, program Sarjana SI Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 1995/1996 merupakan realisasi dari
dan Fakultas Tarbiyah memperoleh Status DISAMAKAN Rencana Induk Pengembangan (RIP) UII tahun 1997-2008.

128 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 129


Pembukaan Fakultas Psikologi pada tahun tersebut dititikberatkan g. Fakultas Kedokteran
pada partisipasi UII dalam mendukung kebijaksanan pemerintah Pembukaan Fakultas Kedokteran UII tidak lepas dari realitas
tentang pengembangan Sumber Daya Manusia. Sejalan dengan masyarakat yang masih sangat membutuhkan hadirnya tenaga
hal itu, Pengurus Harian Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia medis. Jumlah dokter di Indonesia, termasuk dokter spesialis
melalui SK PHBW UII No. 11 Tahun 1995 tertanggal 15 April pada tahun 2000 sebanyak 14.000 orang. Proyeksi hingga
1995 telah menetapkan pembukaan Fakultas Psikologi UI1 dan tahun 2010, Indonesia membutuhkan tenaga dokter spesialis
memulai penerimaan mahasiswa baru pada tahun 1995/1996. sebanyak 13.842 dan tenaga dokter umum sebanyak 64.440.
Pada tahun pertama, tahun 1995/1996 pendaftar berjumlah Proyeksi kebutuhan ini akan terus meningkat untuk masa 25
400 orang, 150 di antaranya dinyatakan lolos seleksi. Seleksi tahun mendatang. Proyeksi kebutuhan tenaga dokter hingga
yang ketat ini semata-mata dimaksudkan untuk menjaring tahun 2010 itu diasumsikan belum akan dapat dipenuhi oleh
maha­siswa yang berkualitas. Segera sesudah pembukaannya, 35 Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia, yang rata-rata
Fakultas Psikologi UII memperoleh Status TERDAFTAR sebagai pertahun hanya meluluskan sebanyak 3.000 orang. Atas dasar
Lembaga Pendidikan Psikologi di Indonesia melalui SK Dirjen itulah, Universitas Islam Indonesia, sebagai perguruan tinggi
DIKTI DEPDIKBUD No. 449/DIKTI/KEP/1995 tertanggal 6 Islam pertama di Indonesia, tergugah untuk ambil bagian dengan
November 1995. mendirikan Fakultas Kedokteran, yang secara resmi dibuka mulai
Tahun Akademik 2001/2002.
f. Fakultas Matemdtika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sebenarnya, UII pernah memiliki dan membina Fakultas
Pada tahun akademik 1995/1996 Fakultas Matematika dan
Kedokteran mulai tahun 1966 sampai dengan 1975 di Surakarta.
flrnu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Islam Indonesia
Ditutupnya Fakultas Kedokteran pada waktu itu karena diambil
mulai dibuka dan menerima siswa baru. Fakultas MIPA UII
alih oleh pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai Fakultas
memiliki tiga jurusan yaitu Jurusan Statistika dengan Program
Kedokteran pada Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS),
Studi Statistika, Jurusan Kimia dengan Program Studi Kimia,
ketika universitas tersebut pertama kali didirikan. Program
keduanya mendapat Status TERDAFTAR berdasarkan SK
pendidikan kedokteran di UII dibagi dalam dua tahap, yaitu
Dirjen Dikti No. 196/DIKTI/Kep/1996 tanggal 20 Juni 1996,
Program Pendidikan Sarjana dan Program Pendidikan Profesi.
dan Jurusan Farmasi dengan Program Studi Farmasi mendapat
Program Pendidikan Sarjana dimaksudkan untuk mendidik
Status TERDAFTAR berdasarkan SK Diijen Dikti No. 368/
dokter sebagai ilmuan kedokteran yang dapat melakukan berbagai
DIKTI/ Kep/1998 tanggal 14 Oktober 1998. Kemudian pada
kegiatan ilmiah kedokteran, sedangkan Program Pendidikan
tahun 2002 ini Jurusan Farmasi berdasarkan SK BAN Perguruan
Profesi dimaksudkan untuk mendidik dokter agar mempunyai
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No. 001/BAN-PT/
kemampuan di bidang klinik serta mampu menerap’kan ilmu
Ak-V/Sl/ 11/2002 tanggal 18 Februari 2002 telah memperoleh
kedokteran di masyarakat.
Status Akreditasi C.
130 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 131
2. Perintisan Perpustakaan 5. Penyusunan Rencana Pembangunan Gedung
Dengan membentuk dan mengembangkan perpustakaan sebagai Dengan bantuan dana dari NOVIB (Belanda). Bantuan NOVIB
pusat pengembangan wacana akademik mahasiswa. Dua buah tersebut adalah hasil usaha Prof. DR. dr Sardjito, ketika beliau
perpustakaan yang dimiliki oleh UII, satu di Yogyakarta dan satu melakukan penelitian mikrobiologi di Belanda sekitar tahun 1968,
di Surakarta. UII juga bekerjasama dengan Perpustakaan Islam dan tetapi sampai Prof. DR. dr. Sardjito wafat pada tahun 1970, bantuan
Perpustaan Hatta (Hatta Foundation). Di samping dua perpustakaan tersebut belum terealisasi karena UII tidak mampu memenuhi salah
yang telah dimiliki, Perpustakaan Islam memberikan prioritas satu syarat pencairan bantuan dana tersebut, yaitu menyediakan
khususnya bagi mahasiswa dan Dosen UII untuk memanfaatkan dana untuk matching, dana bantuan dari NOVIB sebesar 25% dari
buku-buku yang menjadi koleksinya. nilai Proyek. Untuk menyiasati dana matching tersebut H. Djauhari
Muhsin mengusahakan menerbitkan Bank Reference oleh Bank
3. Perkebunan Rakyat Indonesia Cabang Cik Ditiro, dengan adanya Bank Reference
dari Bank Rakyat Indonesia dan bantuan dari Djarban Wahid, SH.
Usaha ini merupakan hadiah dari Dato Sayyed Ibrahim bin Umar
(Kepala Perwakilan NOVIB Jakarta), maka dana bantuan NOVIB
Al-Sagaf. Perkebunan itu berada di beberapa pulau yang terletak di
bisa dicairkan, selanjutnya pembangunan gedung UII Ciktiro dapat
daerah Riau Propinsi Sumatera Tengah, luasnya berjumlah 15.786
dimulai pembangunannya pada akhir tahun 1972, di tandai dengan
Bouws atau 27.625 Acres. Sebagian besar lahan tersebut ditanami
peletakan batu pertama oleh Ibu Prof. DR. dr Sardjito pada tanggal
dengan pohon karet, akan tetapi perkebunan tersebut tidak terpelihara
3 desember 1972. Pada tanggal 27 April 1972, Badan Wakaf UII
sejak pecahnya perang dunia kedua. Pada akhirnya dengan kondisi
menerima penyerahan sebuah rumah dari keluarga Drs. Amin, MA,
perkebunan yang sudah tidak ada pohonnya dan sulit dikembangkan,
yang terletak di Jalan Lawu Yogyakarta.
pada tahun 1982 dibeli oleh seorang Pengusaha dari Jakarta.
Sejak itu Badan Wakaf UII tidak pernah berhenti membangun
gedung pada setiap tahunnya. Setelah pembangunan di Jalan Cikditiro,
4. Pendirian Unit Percetakan dan Penerbitan UII
dilanjutkan dengan pembangunan gedung di Jalan Demangan Baru
Percetakan dan penerbitan UII berdiri pada tanggal 11 noovember
No. 24, Jalan Taman Siswa No. 116, Jalan Cik Ditiro tahap kedua
1951, dan ditandai dengan penyerahan secara resmi oleh Ketua Bagian
dan Jalan Sorowajan Baru. Pada masa kepemimpinan Prof. Ace
Keuangan Badan Wakaf UII Mr. Soenarjo, Kepala Dewan Pengurus
Partadiredja, pembangunan dan pengembangan bidang akademik
Badan Wakaf UII dalam satu piagam yang dinamakan dengan Piagam
dilakukan seimbang dengan pembangunan bidang fisik. Pembangunan
Penyerahan. Unit usaha dapat berjalan dengan baik sejak dinyatakan
kampus terpadu merupakan salah satu pembangunan dilingkungan
sebagai Badan Hukum dalam sebuah Akta Notaris No. 8 Tanggal 9
UII yang dirintis pada masa Rektor Prof. Ace Portadiredja. UII sudah
April 1953, dengan nama ”Jajasan Pertjetakan dan Penerbitan UII”
memiliki kampus yang luasnya sekitar 13 hektar, hanya saja lokasinya
dengan berkedudukan di Yogyakarta.
tersebar dibeberapa tempat di Yogyakarta. Pada tahun 1982 dalam

132 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 133


rangka pembangunan dan perluasan kampus, dibentuklah panitia 8. Taman Kanak-Kanak Sultan Agung
kampus terpadu, yaitu sebuah panitia yang bertugas untuk melakukan Keberadaan Taman Kanak-Kanak Sultan Agung semakin
usaha-usaha pembangunan kampus terpadu UII yang presentatif dan melengkapi lembaga-lembaga Pendidikan yang berada dibawah
seluruhnya berada dalam satu kompleks. Ketua pelaksana kampus naungan Badan Wakaf UII. Lembaga pendidikan ini terletak di jajaran
terpadu adalah Prof. Ace Portadiredja sampai akhir tahun 1983, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta. Taman Kanak-Kanak
panitia berhasil memilih tanah untuk kampus terpadu yang terletak Sultan Agung ini merupakan hasil wakaf dari seseorang penduduk
di Desa Binjotan, Umbul Martani, Ngemplak Sleman. desa tersebut yang bernama Drs. Perudin, seorang Alumni Fakultas
Tarbiyah UII. Jika merujuk pada ketetapan Undang-Undang No.
6. Pendirian Pondok Pesantren 41 Tahun 2004 tentang wakaf, dapat diambil penjelasan bahwa
Badan Wakaf UII menawarkan program rekrutmen unggulan mekanisme dan sistem yang dilakukan oleh Badan Wakaf UII telah
yang nantinya akan dibina secara intensif dalam sebuah lembaga mengacu pada apa yang telah ditetapkan pada setiap pasal-pasal
pondok yang dikombinasikan dengan pendidikan regular setingkat yang berlaku dalam kompilasi hukum Islam tentang wakaf tersebut.
strata satu (S1) di fakultas yang ada di UII sesuai dengan minat dan Hanya pengelolaan ini vakum dikarenakan masa purna jabatan
kemampuannya. Pondok pesantren ini merupakan fasilitas pelengkap pengelola wakaf tunai dan kevakuman internal organisasi sendiri
pendidikan yang diresmikan oleh Bupati Sleman pada tanggal 2 dalam pengelolaan wakaf tunai.
Oktober 1996. Idealisme awal dibukanya program pesantren ini
adalah untuk menghasilkan lulusan yang akan kembali dan mengabdi Realisasi pengelolaan dana wakaf tunai di Badan Wakaf UII
di daerah masing-masing. Namun dalam perjalanan waktu, idealisme belum maksimal, serta belum menyentuh aspek-aspek dalam kegiatan
awal ini mengalami pergeseran dimana para lulusan diberikan lahan ekonomi, karena hanya sebatas diperuntukkan untuk pendidikan dan
pengabdian yang lebih fleksibel, tanpa ada keharusan untuk kembali pelayanan sosial seperti pembangunan rumah sakit. Untuk itulah
ke daerah asalnya. dibutuhkan sistem organisasi yang handal serta manajemen yang
profesional dalam pengelolaan dan pengembangan manajemen wakaf
7. Mendirikan SMU UII, tersebut. Fungsi kepemimpinan juga memiliki andil dalam pengambilan
kebijakan dalam manajemen wakaf, karena alur pendistribusian segala
Sekolah ini pada awalnya diresmikan sebagai laboratorium
jenis wakaf dilakukan oleh seorang nazhir yang benar-benar memiliki
Fakultas Tarbiyah UII yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
niat untuk beribadah.
Pengurus Harian Badan Wakaf UII No. 15, tanggal 19 Mei 1994 dan
keberadaannya dikukuhkan dengan SK Kakanwil Depdikbud Propinsi Berikut ini bagan Simulasi Skema Pengelolaan Wakaf Tunai
DIY No. 1052/113/J/1994. Secara resmi, SMU UII ini dibuka pada PHBW UII Yogyakarta:
tanggal 16 juli 1994.

134 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 135



DAFTAR
 PUSTAKA

Abdullah Ubaid Matraji (Staf Divisi Humas Badan Wakaf Indonesia),


Republika Newsroom, Kamis, 05 Februari 2009, accessed
3 Juli 2009.
Ali, Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,
Jakarta UII Press, 1988.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian(suatu pendekatan praktek),
cet. 11, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998.
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008.
Daniri, Mas Achmad Good Corporate Governance, Konsep dan
Penerapannya dalam konteks Indonesia, Jakarta: PT.Ray
Indonesia, 2005
Daniel, Moehar Metode Penelitian Sosial Ekonomi, cet.2, Jakarta: Bumi
Aksara, 2003
Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta:
Gema Insani, 2002.
Hornby, AS., Oxford Advanced Leaner’s Dictionary of Current English,
Oxford: Oxford University Press, 1987.

136 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 137


Kurde, Nukhtoh Arfawie, Memungut Zakat dan Infaq Profesi, PT.Raja Gravindo Persada, 2006
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Darul Fikr, jilid II
Mannan, M. Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Islamic Economic:
Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah
Theory and Praktice), Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
Wakaf di Negara Kita (Bandung:Alumni¸1979)
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2006
Abidin, HE. Zaenal. 2002. Wakaf dalam Syariat Islam, Kumpulan
Moehar Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, cet.2, Jakarta: Bumi Makalah Hasil Workshop Internasional Pemberdayaan
Aksara, 2003 Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Wakaf Produktif di
Wisma Haji Batam, 7-8 Januari
Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian. cetakan 5. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003) Abubakar, Irfan dan Chaider, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial
(Jakarta; CSRC UIN Jakarta, 2006)
http://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/01/26/tinjauan-teoritis-
community-development/) Abu Su’ud Muhammad, Risalah fi Jawazi Waqf al-Nuqud, (Beirut: Dar
Ibn Hazm, 1997)
Payne, Modern Social Work Theory, 1997.
Ali, Muhamad Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta:
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
UI Press, 1988)
Kuantitatif : Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007. Al-Imam Kamal al-Din Ibn ‘Abd al-Rahid al-Sirasi Ibn al-Humam,
Sharh Fath al-Qadir, jil. 6. (Beirut: Dar al- Kutub al-‘Ilmiyyah,
Qardhawi, Yusuf, Fiqh az-Zakah, Bairut: Dar al-Irsyad, tt.
1970)
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam (Economics Doctrine of Islam),
al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir, juz IX, tahqiq Mahmud Mathraji,
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
(Beirut: Dar al-Fikr,1994)
Ridwan, Muhammad , Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), cet
Al-Syafi’i. t.t. Al-Umm. Mekah: al-Maktabah al-Islamiyyah.
2, (Yogyakarta: UII Press, 2005)
DEPAG RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. (Jakarta:
Soehadi, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen,
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006)
Yogyakarta: Lukman offset,1999
DEPAG RI, Peraturan Perundangan Perwakafan. (Jakarta: DEPAG
Supardi, Productive Zakat and Poverty Alleviation, Salatiga: Salatiga
RI, 2006)
Press, 2007.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, “Data Luas dan Lokasi Tanah
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R&D, set. III,
Wakaf Nasional Sampai Dengan Tahun 2008”, Jakarta, 22
Bandung: Alvabeta, 2007
April 2008.
Undang-undang Zakat No.38 tahun 1999.
Djunaedi, Ahmad dkk., Pedoman Pengelolaan & Pengembangan Wakaf
Yin, Robert K. , Case StudyResearch Design and Methods, M.Djauzi (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Mudzakir (Terj.), Studi Kasus: Desain dan Metode, Jakarta: dan Penyelenggaraan Haji, 2003)

138 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 139


Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. (Jakarta: wa Awladih, 1958)
Grasindo, 2006)
Muhammad Syafii Antonio, “Cash Waqf dan Anggaran Pendidikan”,
Farid Wadjdy dan Mursyid, Wakaf dan Kesejahteraan Umat (Filantropi dalam Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan. (Jakarta: Depag
Islam yang Hampir Terlupakan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, RI, 2004)
2007)
Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Arab Indonesia
Habib Ahmed, Role of Zakah and Awqaf in Poverty Alleviation. (Jeddah: (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Pondok
IRTI, 2004) Pesantren Al-Munawir, 1984)
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/13 Mundzir Qahar, Manajeman Wakaf Produktif (PT Khalifa: Jakarta,
2005)
https://unisys.uii.ac.id/cetak.asp
Munzir Kahaf, Manajemen Wakaf Wakaf Produktif, diterjemahkan oleh
 Ibn Manzur, Lisan al-‘Arab, jil. 11. (Kairo: al-Dar al-Misriyyah li al-
Muhyiddin Mas Rida, (Jakarta: Khlmifa, 2005)
Ta’lif wa al-Tarjamah, 1954)
 Mustafa Edwin Nasution dan Uswatun Hasanah (Editor), Wakaf
Ibn Qudamah, Al-Mughni Wa al-Syarh al-Kabir, jil. 6. (Beirut: Dar
Tunai Inovasi Finansial Islam, Peluang dan Tantangan dalam
al-Kutub al-‘Arabi, 1972)
Mewujudkan Kesejahteraan Umat (Jakarta: PKTTI-UI, 2005)
Ibrahim, M. Anwar, Wakaf dalam Syariat Islam, Kumpulan
Padang Ekspres, Rabu, 28 Mei 2008 accessed 3 Juli 2009
Makalah Hasil Workshop Internasional Pember­
d a y a a n E k o n o m i U m a t M e l a l u i Pe n g e l o l a a n PP Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun
Wakaf Produktif di Wisma Haji Batam, 7-8 Januari 2004 tentang wakaf
Kom­pi­­lasi Hukum Islam (KHI) Buku III Hukum Perwakafan.
Praja, Juhaya S., Perwakafan di Indonesia: Sejarah, Pemikiran, Hukum,
Imam Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Subul al-Salam. (Bandung: dan Perkembangannya (Bandung: Yayasan Piara, 1993)
Maktabah Dahlan, tt.)
Republika, 31 Oktober 2008 accessed 3 Juli 2009
Ismail bin Umar bin Kasir, Tafsir Ibnu Katsir, (Riyad: Dar al-Salam,
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, 1983)
2001)
Suparman IA, “Manajemen Fundraising dalam Penghimpunan Harta
Muhammad Abid Abdullah al-Kabisi, Ahkam al-Waqf fi al-Syariah
Wakaf”, (dengan beberapa modifikasi oleh penulis) dalam
al-Islamiyah. (Baghdad: Mathba’ah al-Irsyad, 1977). Alih
www.bw-indonesia.net/ diakses 3 Juli 2009.
bahasa Ahrul Sani Faturrahman dkk, judul Indonesia:
Hukum Wakaf, (Jakarta: DD Republika dan IIMan, 2004) Syafi’i Antonio “Bank Syariah Sebagai Pengelola Dana Waqaf”,
disampaikan pada Workshop Internasional Pemberdayaan
Muhammad Ahmad Alisy, Syarh Minah al-Jalil ala Mukhtashar Khalil,
Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Wakaf Produktif,
(Mesir: Penerbit al-Kubra, 1294H)
diselenggarakan oleh DEPAG-IIIT, 7-8 Januari 2002.
Muhammad al-Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 2. (Kairo:
Syams al-Din al-Syaikh Muhammad al-Dasuqi, Hasyiyah al-Dasuqi
Syarikah Maktabah wa Matba‘ah Mustafa al-Babi al-Halabi
‘ala al-Syarh al-Kabir, juz 2. (Beirut: Dar al-Fikr, tt.)

140 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 141


Thalhah Hasan (Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia
(BWI)) (2009), Peran LKS di Era Wakaf Produktif, http://
bw-indonesia.net/, Senin, 09 Maret 2009, accessed 10
Agustus 2009.

Tim, Sejarah dan Dinamika Universitas Islam Indonesia (Yogyakarta:
UII Press, 2002 BIODATA
 PENULIS
Tholhah Hasan (2009), “Perkembangan Kebijakan Wakaf di
Indonesia”, dalam Republika, Rabu, 22 April 2009, accessed
3 Juli 2009.
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf
Usman, Suparman, Hukum Perwakafan di Indonesia (Jakarta: Radar
Jaya Offset. 1999) Mochlasin Sofyan, M.Ag adalah dosen tetap STAIN Salatiga
pada Program Studi Perbankan Syariah dengan pangkat Lektor/IIIc.
Uswatun Hasanah, Wakaf Produktif Untuk Kesejahteraan dalam
Perspektif Hukum Islam di Indonesia. (Jakarta: Naskah Pidato Di samping mengajar, sejak tahun 2007 dipercaya sebagai dewan
Pengukuhan Guru Besar di Universitas Indonesia, 6 April redaksi Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan ’Inferensi’. Dilahirkan
2009) di kota sejuk, Temanggung Jawa Tengah. Menghabiskan pendidikan
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, juz VIII (Damaskus: dasar dan menengah pertama di tempat kelahirannya, selanjutnya
Dar al-Fikr, 1985) nyantri di Kuliyatul Mu’alimin al-Islamiyah Gontor Ponorogo selama
www.ui.ac.id/id/profile/page/visi-mis empat tahun. Tahun1993 menimba ilmu di IAIN Sunan Kalijaga
Yogya-karta pada Fakultas Syariah Jurusan Perdata dan Pidana Islam
selesai 1998. Mendapat beasiswa S2 di perguruan tinggi yang sama
pada kosentrasi Muamalat (Ekonomi Islam) selesai tahun 2001.
Selama kuliah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Yogyakarta dan pernah menjadi bendahara Senat Mahasiswa (Sema)
Institut. Karirnya dimulai sebagai guru di SMU Muhammadiyah
I Yogyakarta, dosen Universitas Muhammadiyah Magelang dan
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Yogyakarta. Saat ini disamping
disibukkan dengan aktivitas mengajar, dipercaya untuk menangani
penerbitan di STAIN. Untuk memperdalam ekonomi Islam, kini
sedang melanjutkan Program S3 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Konsentrasi Ekonomi Islam.
142 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 143
Karya Tulis (Buku): 9. Posistivisasi Hukum Islam di Indonesia; Perlunya Membangun
1. Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia (STAIN Salatiga Press, Fikih Bermazhab Indonesia (Ijtihad/2006).
2014)
2. Etika Bisnis dan Perbankan Perspektif Islam (STAIN Salatiga Penelitian:
Press, 2012) 1. Teori Consumer Behaviour Perspektif Islam (Rekonstuksi Teoritik
3. Islamisasi Ilmu Pengetahuan: Merumuskan Ekonomika Islam Dengan Pendekatan Interkoneksi) (P3M, 2014).
dengan Model Unitied Approuch (Kontributor, 2010) 2. Pemberdayaan Harta Wakaf untuk Pengembangan Pendidikan
4. Islam dan Etos Kerja: Islam Transformatif Perspektif Dawam (Studi Pada Manajemen Wakaf Universitas Islam Indonesia
Rahardjo (STAIN Salatiga Press, 2010) Yogyakarta) (P3M, 2013)
5. Khutbah Jum’at: Tematik Sepanjang Tahun (Kontributor, 2009). 3. Community Development melalui Zakat Profesi di Desa Jumoyo,
6. Evolusi Syariah: Mengenal Lebih Dekat Mazhab Liberal Abdullahi Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang (P3M, 2013)
Ahmed an-Na’im (2008). 4. Pasang Surut Islamic Leadership di India:Tinjauan Klasik dan
7. Pengantar Fikih dan Ushul Fikih (2008). Modern (P3M, 2013)
8. Pengantar Etika Bisnis Islam (2008). 5. Pengaruh Fatwa Haram Bunga Bank terhadap Preferensi Nasabah
9. Islam Doktrin dan Konteks: Studi Islam Konprehensif (2005), Di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga (P3M, 2012)
6. Advance Research “Islam in Thailand “ 21-24 Juni (Peserta, P3M
Karya Tulis (Jurnal): STAIN Salatiga, 2011)
1. Teori Consumer Equilibrium Perspektif Islam: Telaah Terhadap 7. Dampak Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Al-Qur’an Surat Al-Furqan Ayat 67 (Jurnal Muqtashid 2013). Amil Zakat: Studi pada BAZ Kota Yogyakarta (2010).
2. Tafsir Problematik Tentang Riba dalam Produk Perbankan Syariah 8. Kontribusi BMT terhadap Pemberdayaan Pelaku Usaha Kecil;
(Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Muqtashid, 2011) Studi terhadap BMT Bina Dhuafa Yogyakarta (2009).
3. Dampak Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja 9. Ideologi dan Gerakan Islam Kampus Pascareformasi: Studi
Amil Zakat: Studi pada BAZ Kota Yogyakarta (Inferensi/2010). terhadap Varian-varian Fundamentalisme di UGM (2008)
4. Rekonstruksi Teori Finansial al-Ghazali (Ijtihad/2009).
5. Kontribusi BMT Bina Dhuafa Beringharjo Yogyakarta pada Pelaku Workshop/Tarining
Usaha Kecil (Inferensi/2009). 1. Workshop Manajement of Journal on Open Journal System (Peserta,
6. Rekonstruksi Teori Finansial al-Ghazali (Ijtihad/2009) 2014 PIP STAIN Salatiga)
7. Tasawuf Positif dan Fenomena Urban Sufism (At-tarbiyah/2008) 2. Workshop on Islamic Economics Curriculum 2013 (WIEC
8. Rekonsruksi Fikih dan Ushul Fikih; Menakar mazhab Liberal 2013)“Towards an International Standardization of Islamic Economics
dalam Hukum Islam (Ijtihad/2007)
144 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 145
Curriculum” 28-29 November (Peserta, International Program 2. Forum Riset Perbakan Syariah IV (Peserta, BI, IAEI, MES, UMI
for Islamic Islamic Economics and Finance UMY and IIUM , Makassar, 2012)
Yogyakarta, 2013). 3. Seminar Internasional “ The Qur’an Veil and Muslim Diaspora:
3. Workshop Penelitian Lektur Keagamaan (Peserta, P3M STAIN Negotiating Sharia and Citizenship in a Changging Global World
Salatiga (2013) Order” (Peserta, Fak. Syariah UIN Sunan kalija Yogyakarta, 2012)
4. International Training Programme on Ledership Development, 7-25 4. The 12 th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS
October (Peserta, ITEC/SCAAP, Government of India, 2013) XII) (Peserta, kemenag dan IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012)
5. Lokakarya Penentuan awal Ramadhan (Peserta, Jurusan Syariah 5. Seminjar Nasional : Pendidikan Korupsi (Peserta, STAIN, KPK,
STAIN Salatiga, 2012) Asia Fondation 2012).
6. Workshop Nasional Peningkatan Kompetensi Dosen PTAIN/ 6. Simposium Ekonomi Islam (Peserta, UIN Sunan Kalijaga, 2011)
PTAIS di Yogyakarta (Peserta, Kemenag, 2012) 7. Seminar Nasional Ekonomi Islam “Ekonomi Islam Menghadapi
7. Training of Trainer Kewirausahaan (Peserta, Bank Mandiri dan Tantangan Global” (Moderator, STAIN Salatiga, 2011).
Rumah Perubahan Bekasi, 2012) 8. Seminar Internasional: “Fundamentalism: Some Reflections from a
8. Penataran dan Lokakarya manajemen Terbitan Berkala Ilmiah di European Perpsective (Peserta, STAIN Salatiga, 2011)
Bogor (Peserta, DP2M Kemendikbud, 2012). 9. The International Seminar and Gathering of the Deans “ Accelerating
9. Advance research: Islam in Thailand (2011) the Coruption Eradication in Indonesia: Positive and Islamic Law
10. Workshop TOT: Kewirausahaan (Bank Mandiri,2011). Perspective (Peserta, STAIN Salatiga, 2011).
11. Diklat Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Kepala RA dan 10. Seminar Milad Fak. Kedokteran UII, ISLAMIC PERSPECTIVE
Kepala MI di Lingkungan Kementrian Agama provinsi Jateng dan ON AESTHETIC CARE, Fak. Kedokteran UII 2011 (Pemateri)
DIY, 30 Oktober 2011, Bandungan, Semarang ((Pemateri). 11. Seminar Pengelolaan Jurnal Ilmiah (2010)
12. Diklat Peningkatan Kompetensi Kewirausaan Kepala RA dan 12. Seminar Mengenal Aliran-aliran Islam dan Signifikansinya
Kepala MI di Lingkungan Kementrian Agama provinsi Jateng dan dalam kehidupan Majemuk (pemateri, 22 Mei 2010, Ponpes Edi
DIY, 30 Oktober 2010, Bandungan, Semarang (Pemateri). Mancoro, Salatiga).
13. Workshop Metodologi Studi Ekonomi Islam (STAIN 13. Seminar Terbatas: Presentasi Penelitian Dinamika Islam Kampus
Surakarta/2009), (2008),
14. Krisis Finansial Global: Tanda Nyata Runtuhnya Kapitalisme
Kegiatan Ilmiah: (2008), Seminar Nasional: Kontribusi Ekonomi Islam dalam
Menanggulanggi Krisis Ekonomi Global (2008),
1. Interdisciplinary Colloquium ”pendidikan Karakter” (Pascasarjana
15. Memberdayakan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah (2008), Temu
STAIN Salatiga, 2014)
Riset Keagamaan Tingkat Nasional VI (2008)

146 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia Mochlasin ۞ 147


16. Delegitimasi Sekularisme; Upaya Cerdas Mengakhiri Krisis
Keuangan Global dengan Sistem Ekonomi Islam (2008)
17. Seminar Nasional: Perda Bernuansa Syariat (2007),
18. Seminar Nasional; Islam dan Kebangsaan (Pemateri, 2006)

Aktivitas Bisnis:
Sejak tahun 2007 mendirikan percetakan dan Penerbitan Mitra
Cendekia Yogyakarta. Bisnis ini melayani cetak leaflet, pamflet, buku
dan konsultan penerbitan buku dan jurnal. Sampai saat ini telah
menerbitkan dan mencetak lebih dari 50 buku dan menjadi editor
lebih dari 25 buku.
Saat ini, bersama istri dengan dengan dua buah hatinya, Alya
dan Rama tinggal di sebuah dusun yang dikelilingi persawahan
dengan hiasan burung-burung bangau putih, tepatnya di Kurahan,
Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta. CP: HP 08122744202, email:
mochlas_sofyan@yahoo.co.id, blog: mochlassofyan.blogspot.com.
Motto hidup: Berupaya menjadi hamba Tuhan: Humanis, Honesty
dan Humoris.

148 ۞ Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai