Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GURU DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Semester Gasal Tahun 2023
Dosen Pengampu : Dr. Fifi Nofiaturrahmah

Disusun oleh : Kelompok 08

1. Zahrany Dewi Arintika (2210210036)


2. Najwa Arvianti (2210210044)
3. Imroatun Nurul Azizah (2210210058)
Kelas: B3BAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
Tahun Akademik 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apapun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga syafa’atnya mengalir pada kita
hingga hari akhir kelak. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Fifi Nofiaturrahmah,


selaku Dosen mata kuliah Psikologis Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat berguna bagi kita
semua. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini dengan
baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten penulis memohon maaf.

Kudus, 27 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1. Latar Belakang ..................................................................................................1
2. Rumusan Masalah .............................................................................................1
3. Tujuan Penulisan ...............................................................................................1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
1. Pengertian Guru ................................................................................................2
2. Karakteristik Kepribadian Guru ........................................................................3
3. Kompetensi Profesionalisme Guru ...................................................................4
4. Hubungan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar .............................................5
BAB III............................................................................................................................... 9
PENUTUP .......................................................................................................................... 9
1. Kesimpulan .......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Guru adalah seorang figur pemimpin. Guru adalah salah satu sosok arsitek
yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru berperan dalam
membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna
bagi agama, nusa , dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang
cakap yang dapat di harapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan
negara. Oleh karena itu, guru di tuntut untuk mengembangkan profesionalitas diri
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau
teladan bagi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat
karakter atau sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang patut di
teladani atau tidak. Dalam sekolah formal, tugas guru menjadi penting dalam
memajukan peserta didik sesuai tujuan pendidikan yang diinginkan. Maka dari itu
guru merupakan salah satu komponen yang mendukung kemajuan pendidikan.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan guru?
2. Apa saja karakteristik kepribadian seorang guru?
3. Apa kompetensi profesionalisme seorang guru?
4. Bagaimana hubungan guru dalam proses belajar mengajar?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari seorang guru
2. Untuk mengetahui karakteristik kepribadian seorang guru
3. Untuk mengetahui kompetensi profesionalisme seorang guru
4. Untuk mengetahui hubungan guru dalam proses belajar mengajar

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Guru
Guru ialah tenaga pendidik yang pekerjaan utamanya mengajar
(UUSPN tahun 1989 Bab VII Pasal 27 ayat 3)1. Selanjutnya, kegiatan mengajar
yang dilakukan guru itu tidak hanya berorientasi pada kecakapan-kecakapan
berdimensi ranah cipta saja tetapi kecakapan yang berdimensi ranah rasa dan karsa.
Sebab dalam perspektif psikologi pendidikan, mengajar pada prinsipnya berarti
proses perbuatan seseorang (guru) yang membuat orang lain (siswa) belajar, dalam
arti mengubah seluruh dimensi perilakunya. Perilaku ini meliputi tingkah laku
yang bersifat terbuka seperti keterampilan membaca (ranah karsa), juga yang
bersifat tertutup seperti berfikir (ranah cipta) dan berperasaan (ranah rasa).
Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu
kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan
mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria
sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada
guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam
dunia pendidikan. Roestiyah N.K. mengatakan bahwa: “Seorang pendidik
professional adalah seorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
professional yang mampu dan setia mengembangkan profesinya, menjadi anggota
organisasi professional pendidikan memegang teguh kode etik profesinya, ikut
serta didalam mengomunikasikan usaha pengembangan profesi bekerja sama
dengan profesi yang lain”2.
Pekerjaan guru dapat dipandang suatu profesi yang secara keseluruhan
harus memiliki kepribadian yang baik dan mental yang tangguh, karena mereka
dapat menjadi contoh bagi siswnya dan masyarakat sekitarnya. Dzakiyh drajat
mengemukakan tentang kepribadian guru sebagai berikut “setiap guru hendaknya

1
Almaydza Pratama Abnisa. "Konsep Pendidik dan Peserta Didik Dalam Perspektif Al-
Qur’an." Jurnal Asy-Syukriyyah 18.1 (2017),h. 67-81.
2
Roestiyah NK, “Masalah-Masalah Ilmu Keguruan” (Jakarta: Bina Aksara, Cet k IV, 2001), h.
175.

2
mempunyai kepribadian yang akan di contoh dan diteladani oleh anak didiknya,
baik secara sengaja maupun tidak”3.
Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat dipahami bahwa
pengertian guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak
didiknya, baik secara klasikal maupun individual.

2. Karakteristik Kepribadian Guru


Karakteristik Kepribadian Guru Dalam arti sederhana, kepriadian
berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang
membedakan dirinya dari yang lain. Menurut tinjauan psikologi, kepribadian pada
prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran,
perasaan dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral perbuatan nyata.
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang
guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Karena sebagai pembimbing dan
pembantu, guru juga berperan sebagai anutan. Karakteristik kepribadian yang
berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya meliputi :4
a. Fleksibilitas Kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan yang memadai dalam
situasi tertentu. Kebalikannya adalah frigiditas kognitif atau kekakuan ranah
cipta yang ditandai dengan kekurangmampuan berpikir dan bertindak yang
sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan
berpikir dan beradaptasi. Selain itu, guru memiliki resitasi (daya tahan)
terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur (terlampau dini) dalam
pengamatan dan pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali suatu objek
atau situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis.
Berpikir kritis (critical thinking) ialah berpikir dengan penuh pertimbangan
akal sehat (reasonable reflective) yang dipusatkan pada pengambilan

3
Zakiyah Darajat, “Kepribadian Guru” ( Jakarta: Bulan Bintang Edisi VI, 2005), h. 10.
4
Euis Puspitasari, "Profesionalisme Guru Dalam Mengenal Perkembangan Siswa Sebagai Subjek
Belajar." Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi 4.2 (2016).

3
keputusan untuk mempercai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau
menghindari sesuatu.
b. Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat
posisinya sebagai anutan siswa. Selain sisi-sisi positif sebagai mana di atas,
ada pula signifikansi lain yang terkandung dalam keterbukaan psikologis guru
diantaranya :
a) Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasarat penting
yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang
lain.
b) Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana
hubungan antar pribadi guru dan siswa untuk mengembangkan
dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.
Keterbukaan psikologis merupakan sebuah konsep yang
menyatakan kontinum yakni rangkaian kesatuan yang bermula dari titik
keterbukaan psikologi sampai sebaliknya, ketertutupan psikologis. Posisi
seorang guru dalam kontinum tersebut ditentukan oleh kemampuannya
menggunakan pengalaman sendiri dalam hal berkeinginan, berperasaan dan
berfantasi untuk menyesuaikan diri jika kemampuan dan keterampilan dalam
penyesuaian tadi makin besar, maka makin dekat pula tempat pribadinya
dalam kutub kontinum keterbukaan psikologis tersebut, secara sederhana
bermakna jika guru lebih cakap menyesuaikan diri maka guru lebih memiliki
keterbukaan diri.
Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya, keterbukaan
psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru
dalam hubungan sebagai direktur belajar (director of learning)selain sebagai
anutan siswa. Oleh karena itu guru memiliki keterbukaan psikologis yang
benar-benar dapat diharapkan berhasil dalam mengelola proses mengajar-
belajar. Ottimisme ini muncul karena guru yang terbuka dapat lebih gterbuka
dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan kebutuhan para siswanya, bukan
hanya kebuituhan guru itu sendiri.

4
3. Kompetensi Profesionalisme Guru
Kompotensi dasar adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi
profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi
pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan
sebagai guru yang profesional.5 Artinya guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya
dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Berikut kompetensi
profesionalisme guru meliputi :6
a. Kompetensi Kognitif Guru
Kompetensi ranah cipta merupakan kompetensi utama yang wajib
dimiliki oleh setiap calon guru dan guru profesional. Pengetahuan dan
keterampilan ranah cipta dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:
1) kategori pengetahuan kependidikan/keguruan, 2) kategori pengetahuan
bidang studi yang akan menjadi vak atau mata pelajaran yang akan diajarkan
guru.
b. Kompetensi Afektif Guru
Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak sehingga
amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini sebenarnya meliputi
seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti: cinta, benci, senang, sedih dan
sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain.
c. Kompetensi Psikomotor Guru
Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau
kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan
garapannya dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional
memerlukan penguasaan yang prima atas sejumlah keterampilan ranah karsa
yang langsung berkaitan dengan bidang studi garapannya.

4. Hubungan Guru dengan Proses Belajar Mengajar

5
Andi Sopandi. "Pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian terhadap kinerja
guru." Scientific Journal of Reflection: Economic, Accounting, Management and Business 2.2
(2019): 121-130.
6
Puspitasari, Euis. "Profesionalisme Guru Dalam Mengenal Perkembangan Siswa Sebagai Subjek
Belajar." Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi 4.2 (2016).

5
Hubungan guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan
faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan
sesempurnanya metode yang digunakan. Kemampuan professional dan peran guru, mutu
kurikulum, sarana prasarana dan fasilitas pendidikan, biaya, iklim dan pengelolaan sekolah
sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan di sekolah guna untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat mengguakan metode-
metode atau cara mengajar yang baik sehingga siswa dapat merasa tertarik atau tidak bosan
pada saat proses belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar.7
Berikut merupakan hubungan guru dengan proses belajar mengajar :8
a. Konsep dasar belajar mengajar
Proses belajar mengajar ialah suatu kegiatan yang integral (utuh
terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru
sebagai pengajar yang sedang mengajar. Kesatuan kegiatan ini terjadi
interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam
situasi instruksional yaitu suasana yang bersifat pengajaran. Para siswa dalam
situasi instruksional itu menjalani tahapan kegiatan belajar melalui interaksi
dengan kegiatan tahapan mengajar yang dilakukan guru. Namun dalam proses
mengajar-belajar masa kini disamping guru menggunakan interaksi
resiprokal, guru juga dianjurkan memanfaatkan konsep komunikasi banyak
arah untuk menciptakan suasana pendidikan yang kreatif, dinamis dan
dialogis (Pasal 40 ayat 2a UU Sisdiknas 2003). Kegiatan mengajar-belajar
selayaknya dipandang sebagai kegiatan sebuah sistem yang memproses input,
yakni para siswa yang diharapkan terdorong secara intrinsik untuk melakukan
belajar aneka ragam materi pelajaran yang disajikan di kelas. Hasil yang
diharapkan dari proses mengajar-belajar tersebut adalah output berupa para
siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi ranah cipta, rasa
maupun karsa sehingga cita-cita mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas dapat tercapai.
b. Sasaran kegiatan proses belajar mengajar

7
Suwardi, Imam, and Ririn Farnisa. "Hubungan peran guru dalam proses pembelajaran terhadap
prestasi belajar siswa." Jurnal Gentala Pendidikan Dasar 3.2 (2018): 181-202.
8
Euis Puspitasari. "Profesionalisme Guru Dalam Mengenal Perkembangan Siswa Sebagai Subjek
Belajar." Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi 4.2 (2016).

6
Setiap kegiatan mengajar-belajar, apapun materinya selalu memiliki
sasaran (target). Sasaran yang lazim disebut tujuan pada umumnya tertulis
walaupun ada juga sasaran tidak tertulis yang dikenal dengan objektive in
mind. Sasaran yang dituju oleh proses mengajar-belajar bersifat bertahap dan
meliputi beberapa jenjang dari jenjang yang konkret dan langsung dapat
dilihat dan dirasakan sampai yang bersifat nasional dan universal. Ditinjau
dari sudut waktu pencapaiannya, sasaran proses mengajar-belajar dapat
dikategorikan dalam tiga macam, yakni:
a) Sasaran-sasaran jangka pendek (tujuan pembelajaran khusus)
b) Sasaran-sasaran jangka menengah (tujuan pendidikan dasar)
c) Sasaran-sasaran jangka panjang (tujuan pendidikan nasional)
Setiap guru bertanggung jawab menetapkan rumusan sasaran
pembelajaran baik yang khusus maupun yang umum sebagai tujuan kegiatan
proses menmgajar belajar yang harus dicapai setelah kegiatan proses
mengajar-belajar selesai.
c. Strategi Perencanaan proses belajar mengajar
Proses mengajar-belajar adanya garis-garis besar haluan sebagai
prosedur (tahapan/langkah-langkah) untuk merealisasikan rencana
pelaksanaan kegiatan mengajar-belajar tersebut. Menurut Newman & Legan
mengemukakan empat langkah besar sebagai prosedur penyusunan rencana
pengelolaan proses mengajar-belajar. Langkah-langkah ini pada asasnya
hanya merupakan “pendahuluan” proses mengajar-belajar yang akan
diselenggarakan.
a) Merumuskan dan menetapkan spesifikasi output yang menjadi target
hendak dicapai dengan memperhatikan aspirasi dan selera serta
kebutuhan masyarakat yang memerlukan output tersebut.
b) Mempertimbangkan dan memilih cara atau pendekatan dasar (basic
away) proses mengajar-belajar yang dipandang paling efektif untuk
mencapai target.
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah tepat yang akan
ditempuh sejak titik awal hingga titik akhir yakni tercapainya hasil
proses mengajar-belajar.

7
d) Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria (ukuran yang menjadi
dasar) dan standar (patokan) yang akan dipergunakan untuk
mengevaluasi taraf keberhasilan proses mengajar-belajar.
Proses mengajar-belajar bukanlah proses yang dapat dilakukan secara
serampangan. Proses mengajar-belajar merupakan proses komunikasi
edukatif yang menghendaki perencanaan cermat khususnya dalam hal
prosedur pelaksanaannya dan kriteria minimum keberhasilannya.
d. Strategi pelaksanaan proses belajar mengajar
Melaksanakan rencana kegiatan proses mengajar-belajar, guru seyogianya
pandai-pandai menentukan pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar
pas dengan sifat pokok bahasan, kemampuan para siswa dan tujuan
instruksional yang hendak dicapai.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar
Baik buruknya situasi proses mengajar-belajar dan tingkat pencapaian hasil
proses instruksional pada umumnya bergantung pada faktor-faktor yang
meliputi: 1) Karakteristik siswa 2) karakteristik guru 3) interaksi dan metode
4) karekteristik kelompok 5) fasilitas fisik 6) mata pelajaran 7) lingkungan
alam sekitar.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan
yang penting. Guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan dalam pengalaman
teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis.
Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu
kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya perbincangan mengenai
kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia
yang dihasilkan oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini
menunjukkan betapa signifikan (penting) posisi guru dalam dunia pendidikan.
Proses belajar mengajar bukanlah proses yang dapat dilakukan secara
serampangan. Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi edukatif yang
menghendaki perencanaan cermat khususnya dalam hal prosedur pelaksanaannya
dan kriteria minimum keberhasilannya.
Kegiatan belajar mengajar selayaknya dipandang sebagai kegiatan
sebuah sistem yang memproses input, yakni para siswa yang diharapkan terdorong
secara intrinsik untuk melakukan belajar aneka ragam materi pelajaran yang
disajikan di kelas. Hasil yang diharapkan dari proses mengajar-belajar tersebut
adalah output berupa para siswa yang telah mengalami perubahan positif baik
dimensi ranah cipta, rasa maupun karsa sehingga cita-cita mencetak sumber daya
manusia yang berkualitas dapat tercapai.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abnisa, Almaydza Pratama. "Konsep Pendidik dan Peserta Didik Dalam Perspektif
Al-Qur’an." Jurnal Asy-Syukriyyah 18.1 (2017).
Darajat, Zakiyah, “Kepribadian Guru” ( Jakarta: Bulan Bintang Edisi VI, 2005).
NK, Roestiyah, “Masalah-Masalah Ilmu Keguruan” (Jakarta: Bina Aksara, Cet k
IV, 2001).
Puspitasari, Euis, "Profesionalisme Guru Dalam Mengenal Perkembangan Siswa
Sebagai Subjek Belajar." Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial &
Ekonomi 4.2 (2016).
Sopandi, Andi. "Pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian
terhadap kinerja guru." Scientific Journal of Reflection: Economic,
Accounting, Management and Business 2.2 (2019): 121-130.
Suwardi, Imam, and Ririn Farnisa. "Hubungan peran guru dalam proses
pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa." Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar 3.2 (2018): 181-202.

10

Anda mungkin juga menyukai