2016200155
Kelas E
1 Bunyi lengkap Pasal 207 sebagaimana diatur dalam KUHP terjemahan versi R. Soesilo (Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasa)l adalah
sebagai berikut :
“Barang siapa dengan sengaja dimuka umum, dengan lisan atau tulisan menghina kekuasaan yang ada
di Negara Indonesia atau sesuatu majelis umum yang ada di sana, dihukum penjara selama-lamnya
satu tahun enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500-,”.
Bahwa tindak-tindak pidana penghinaan ini hanya dapat dituntut atas pengaduan orang yang dihina,
merupakan sekedar pembatasan konkret dari pentutan tetapi justru rasa subjektif dari si korban inilah
yang mungkin menimbulkan keragu-raguan bagi si pengusut, penuntut, atau pemutus perkara,
apakah benar-benar ada penghinaan atau tidak. In concreto ini bergantung pula kepada jalan pikir
dan jalan perasaan dari para pengusut, penuntut, dan pemutus perkara, masing-masing berhubungan
dengan pribadinya sendiri-sendiri.
2 Perbuatan ibu tersebut masuk dalam tindak pidana pasal 341, yang terdiri dari unsur-unsur:
b. PEMBUNUHAN (MURDER)
Hal ini diatur oleh Pasal 338 KUHP yang bunyinya sebagai berikut:
“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang dihukum karena bersalah melakukan
pembunuhan dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun”.
Sebagian pakar mempergunakan istilah “Merampas jiwa orang lain”. Setiap perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan / merampas jiwa orang lain adalah pembunuhan.
PEMBUNUHAN BERENCANA
Hal ini diatur oleh Pasal 340 KUHP yang bunyinya sebagai berikut:
“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain
dihukum karena salahnya pembunuhan berencana, dengan hukuman mati atau hukuman seumur
hidup atau penjara semenatra selama-lamanya dua puluh tahun”.
Pengertian “Dengan rencana lebih dahulu” menurut M.v.T. pembentukan Pasal 340 diutarakan,
antara lain:
“Dengan rencana lebih dahulu” diperlukan saat pemikiran dengan tenang dan berpikir dengan
tenang. Untuk itu sudah cukup jika si pelaku berpikir sebentar saja sebelum atau pada waktu ia
akan melakukan kejahatan sehingga ia menyadari apa yang dilakukannya.
Mr.M.H. Tirtaamidjaja mengutarakan “direncanakan lebih dahulu” antara lain sebagai berikut:
“bahwa ada suatu jangka waktu, bagaimanapun pendeknya untuk mempertimbangkan, untuk
berpikir dengan tenang”.
Kenapa adanya perbedaan, karena dalam tindak pidana pasal 341 KUHP keadaan kejiwaan
(psikologik) si wanita pada saat itu maka suatu ancaman pidana yang lebih ringan adalah wajar.
Karena berbeda jika suatu tindak pidana pembunuhan dan pembunuhan berencana disamakan
dengan tindak pidana pasl 341 dan 342, karena dalam kasus ini kejiwaan seorang ibu tersebut
merasa sedikit terganggu karena ia merasa ketakuan jika ketahuan melahirkan seorang anak tanpa
suami,
3 Sebagaimana diterangkan Pasal 351 ayat (2) KUHP menyatakan: "Jika perbuatan mengakibatkan
luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun."
Apakah luka berat itu? Pasal 90 KUHP mengartikan luka berat sebagai berikut:
* Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang
menimbulkan bahaya maut;
* Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian;
Kehilangan salah satu pancaindra;
* Mendapat cacat berat (verminking) Menderita sakit lumpuh;
Jika dibaca keseluruhan pasal tersebut maka penganiayaan berat berarti penganiayaan yang
menyebabkan timbulkan dampak luka berat (zwaar lichamelijk letsel) sebagaimana disebutkan
tujuh jenis pada Pasal 90 KUHP.
Ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara sebagaimana disebut Pasal 351 ayat (2) KUHP
adalah jika timbulnya luka berat tersebut tidak disengaja. Sedangkan jika penganiayaan dilakukan
dengan sengaja menimbulkan luka berat maka terhadap pelaku diterapkan Pasal 354 ayat (1)
KUHP yang ancaman pidana penjaranya maksimal delapan tahun. Bahkan pada Pasal 335 ayat (1)
KUHP disebutkan bahwa penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu,
diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun.
Jika penganiayaan berat yang dilakukan si A dan si B terhadap si C yang mana A melakukan
penganiayaan dengan terlebih dahulu dipikirkan, sedangkan B tanpa dipikirkan terlebih dahulu,
dapat dipidana dengan ukuran yang sama. Tidak
Tindakan yang dilakukan oleh si A dapat dikualifikasikan kedalam Pasal 355 ayat (1)
“Penganiayaan berat yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.”
Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh si B dikualifikasikan kedalam pasal 354 ayat (1) “Barang
siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan
pidana penjara paling lama delapan tahun.”
5 iya dapat dikualifikasikan kedalam tindak pidana pasal 372 KUHP. Yang termasuk penggelapan
adalah perbuatan mengambil barang milik orang lain sebagian atau seluruhnya) di mana penguasaan
atas barang itu sudah ada pada pelaku, tapi Bonda penguasaan itu terjadi secara sah. Misalnya,
penguasaan suatu barang oleh pelaku terjadi karena pemiliknya menitipkan barang tersebut. Atau
penguasaan barang oleh pelaku terjadi karena tugas atau jabatannya, misalnya petugas penitipan
barang. Tujuan dari penggelapan adalah memiliki barang atau uang yang ada dalam penguasannya
yang mana barang/ uang tersebut pada dasarnya adalah milik orang lain.
– Memiliki barang sesuatu yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain;
Dasar Hukum:
a) KUHPerdata
“Sejak saat dilangsungkannya perkawinan, maka menurut hukum terjadi harta bersama menyeluruh
antara suami-istri, sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian
perkawinan”
Pasal 124.
Hanya suami saja yang boleh mengurus harta-bersama itu. Dia boleh menjualnya,
memindahtangankannya dan membebaninya tanpa bantuan istrinya, kecuali dalam hal yang diatur
dalam pasal 140. Dia tidak boleh memberikan harta bersama sebagai hibah antara mereka yang
sama-sama masih hidup, baik barang-barang tak bergerak maupun keseluruhannya atau suatu
bagian atau jumlah tertentu dari barang-barang bergerak, bila bukan kepada anak-anak yang lahir
dari perkawinan mereka, untuk memberi suatu kedudukan.
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-
masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para
pihak tidak menentukan lain.
Dalam hukum perdata, perbuatan melawan hukum adalah segala perbuatan yang menimbulkan kerugian
yang membuat korbannya dapat melakukan tuntutan terhadap orang yang melakukan perbuatan
tersebut. Kerugian yang ditimbulkan dapat bersifat material ataupun imaterial.
Bondan dengan sengaja melawan hukum dengan memiliki barang sebagian dari Lela, dan di berikan
sebagian kepunyaan barang tersebut kepada anak Bondan.
6 A.Unsur-unsur Objektif :
1)Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum.
Secara sederhana penjelasan dari unsur ini yaitu tujuan terdekat dari pelaku artinya pelaku
hendak mendapatkan keuntungan. Keuntungan itu adalah tujuan utama pelaku dengan jalan melawan
hukum, jika pelaku masih membutuhkan tindakan lain, maka maksud belum dapat terpenuhi. Dengan
demikian maksud ditujukan untuk menguntungkan dan melawan hukum, sehingga pelaku
mengetahui bahwa keuntungan yang menjadi tujuannya itu bersifat melawan hukum.
2)Dengan menggunakan salah satu atau lebih alat penggerak penipuan (nama palsu, martabat
palsu/ keadaan palsu, tipu muslihat dan rangkaian kebohongan). Maksudnya adalah sifat
penipuan sebagai tindak pidana ditentukan oleh dengan cara menipu dan menjadikan sebuah
permainan tersebut seakan curang.
a.Nama Palsu, dalam hal ini adalah nama yang berlainan dengan nama yang sebenarnya
meskipun perbedaan itu nampaknya kecil. Lain halnya jika si penipu menggunakan nama
orang lain yang sama dengan namanya dengan ia sendiri, maka ia dapat dipersalahkan
melakukan tipu muslihat atau susunan belit dusta.
b.TipuMuslihat, yang dimaksud dengan tipu muslihat adalah perbuatan-perbuatan yang
dilakukan sedemikian rupa, sehingga perbuatan itu menimbulkan kepercayaan atau keyakinan
atas kebenaran dari sesuatu kepada orang lain. Jika tipu muslihat ini bukanlah ucapan
melainkan perbuatan atau tindakan yang dilakukan yaitu melakukan penipuan tersebut
c.Martabat / keadaan Palsu, pemakaian martabat atau keadaan palsu adalah bilamana seseorang
memberikan pernyataan bahwa ia berada dalam suatu keadaan tertentu, yang mana keadaan itu
memberikan hak-hak kepada orang yang ada dalam keadaan itu.
d.Rangkaian Kebohongan, beberapa kata bohong saja dianggap tidak cukup sebagai alat
penggerak. Pelaku membuat dirinya curang seakan dia menang di dalam permainan tersebut.