Utama
Sudut Pandang
Jaksa, Splitsing dan Kemungkinan
Pelanggaran Azas Hukum
Meski KUHAP
membolehkan jaksa
memisahkan berkas
perkara. Namun
prakteknya berpotensi
terjadi pelanggaran azas
hukum dalam proses
pembuktian.
asih ingat kasus dug-
M aan korupsi dalam
proyek pengadaan
mobil pemadam ke-
bakaran melibatkan banyak ke-
pala daerah? Nah, hingga saat
ini, yang duduk di kursi terdak-
wa baru HB Amiruddin Maula,
mantan Walikota Makassar.
Mengapa hanya Maula yang
diseret ke Pengadilan Tipikor?
Pertanyaan itulah yang diajukan
pengacaranya. Tim pengacara
percaya perbuatan korupsi itu,
kalaupun benar, dilakukan ber-
sama-sama dengan orang lain.
Jaksa semestinya juga mencan-
tumkan keterlibatan orang lain
itu dalam berkas perkara. “Ber-
kas perkara harus disempurna-
kan sampai jelas pelaku-pelaku-
nya baik plegen, medeplegen, doen-
pleger, uitlokker,” HM Taufan
Pawe, ketika membacakan pem-
belaan atas Maula.
Pernyataan Taufan membuka
kembali dasar di balik pemisah-
an berkas untuk perkara yang
sama. Pemisahan perkara
(splitsing) sudah sering ditemu-
kan, termasuk di Pengadilan
Tipikor. Biasanya pemisahan itu
dikualifikasi dari kualitas pel-
aku, yaitu rekanan dan pejabat
negara. Sementara pasal yang
dibidik kepada pelaku, biasan-
ya sama. Pasal langganan yang
kerap dituding kepada terdakwa
adalah Pasal 2 ayat (1) dan Pasal
3 UU Korupsi.
Pada prinsipnya, menurut
hukum acara pidana splitsing
kasus adalah hak jaksa. Pemisa-
han itu dapat dilakukan jika jak-
sa menerima satu berkas perkara
yang memuat beberapa tindak
pidana. Kejahatan itu juga meli-
batkan beberapa orang tersang-
ka. Dengan kata lain, lebih dari
satu perbuatan dan pelaku.
“Splitsing bisa dilakukan karena
peran masing-masing terdakwa
berbeda. Selain peran, bisa juga
dilihat dari locusnya,” jelas To-
tok Bambang, seorang jaksa.
Menurut M. Yahya Harahap,
pakar hukum acara, pemisahan
berkas perkara bukan tren yang
muncul belakangan. Sejak za-
man HIR, itu sudah lazim
dipraktekkan di pengadilan.
“Pada masa lalu, tujuan me-
mecah perkara itu terkait kare-
na kurangnya saksi. Sehingga
Sidang Di PN Banda Aceh
untuk mencukupi saksi sebagai
alat bukti, berkas dipecah,”
ujarnya.
Meskipun berkas dipisah,
kalau perbuatannya dilakukan
bersama-sama dengan orang
lain, jaksa di Pengadilan Tipikor
tetap menjerat para pelaku den-
gan pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
tentang penyertaan. Nah, hakim
acapkali berbeda pandangan
dalam melihat peran dari mas-
ing-masing terdakwa. Bahkan
kerugian negara yang diakibat-
kan perbuatan pidana tersebut
pun bisa tidak sama.
Sebut saja perkara korupsi
Automatic Fingerprint Identifica-
tion System (AFIS) yang diputus
beberapa hari lalu. Perkara AFIS
ini dibagi menjadi dua berkas.
Pertama dakwaan kepada Eman
Rachman, Direktur PT Sentral
Filindo yang menjadi rekanan
dalam pengadaan alat AFIS. Ber-
kas kedua menyangkut Zulkar-
nain Yunus dan Apendi. Mere-
ka adalah mantan Sekjen Depar-
temen Hukum dan HAM (Dep-
kumham) dan Kepala Bagian
Rumah Tangga Dirjen Adminis-
trasi Hukum Umum.
Majelis hakim dalam kedua
perkara itu pun berbeda. Perkara
Eman dipimpin oleh hakim Moer-
diono. Sedang perkara Zulkarnain
dan Apendi dipimpin oleh hakim
Moefri. Rambut boleh sama, putu-
san bisa beda. Pada akhirnya pu-
tusan yang dijatuhkan kedua ma-
jelis memang berbeda.
Eman selaku rekanan ditud-
ing melakukan perbuatan mela-
wan hukum alias melanggar
Pasal 2 ayat (1) UU Korupsi.
Eman terbukti sebagai medeple-
ger (turut serta) bersama Zulkar-
nain dan Apendi. Sementara
Zulkarnain dan Apendi terbuk-
ti sebagai medepleger (turut ser-
ta) bersama Zulkarnain dan
Apendi. Sementara Zulkarnain
dan Apendi terbukti menyalah-
gunakan wewenang. Tidak jelas
kualifikasi deelnemingnya (peny-
MODUS ACEH MINGGU V, DESEMBER 2007 11
memang dibenarkan oleh angnya.
undang-undang. Na- Azas Nonself Incrimination
mun disisi lain, pemisa- Konsekuensi lain dari
han itu kerap menimbul- splitsing, para pelaku harus sal-
kan masalah. Berdasar- ing bersaksi dalam perkara mas-
kan wawancara huku- ing-masing. Dalam satu perkara
monline kepada ahli hu- pelaku memiliki dua kedudu-
kum, ada tiga problem kan, baik sebagai saksi maupun
yang mencuat dalam terdakwa. Akibatnya timbul
pemisahan perkara. Per- saksi mahkota.
tama perbedaan penera- Menurut Chairul, itu tidak
pan hukum, pelangga- bisa dibenarkan. Karena dalam
ran azas non self incrim- memberikan keterangan saksi
ination dan praduga tak
bersalah dan kaburnya
unsur deelneming.
Deelneming
harus disumpah. Artinya dia
tidak boleh bohong. Sementara,
dalam kapasitas terdakwa, pel-
aku tidak disumpah. Ia punya
Menurut ahli hukum hak ingkar. “Artinya dia boleh
acara pidana, Chairul bohong,” terang Chairul. Kondi-
■ MODUS/Dok
Huda splitsing di Penga- si itu, kata Chairul, sangat tidak
dilan Tipikor tidak tepat. adil bagi terdakwa. Sementara,
ertaan). Ujung-ujungnya aktor “Bahkan bisa menutup tujuan dari penegakan hukum,
intelektual kasus AFIS belum ter- siapa pelaku utamanya,” tegas- tidak hanya menegakan hukum,
ungkap. nya. Sebab, lanjutnya, pemisah- tapi juga keadilan. Padahal, ter-
Hal serupa juga terjadi an perkara menyebabkan unsur dakwa tidak boleh dipersalah-
dalam kasus korupsi busway penyertaan tidak terbukti. Pasal- kan atas keterangannya.
yang melibatkan Rustam Effen- nya, penentuan siapa pelaku (ple- Apalagi, keterangan yang
di Sidabutar (Kepala Dinas Per- ger) dan medepleger (turut serta) diberikan besar kemungkinan
hubungan DKI Jakarta) dan tidak jelas. Padahal, unsur peny- menunjukan kesalahan dia
Sylvira Ananda (Pimpro ertaan itu harus dibuktikan kare- dalam kasus tersebut. “Dia men-
Busway). Keduanya diputus ber- na itu merupakan unsur delik. gatakan hal yang membenarkan
salah menyalahgunakan jaba- Jika tidak dibuktikan, berarti un- kesalahannya,” terang Rudi.
tan. Sementara rekanannya, sur dakwaan tidak terbukti. Disisi lain, hal ini kerap dijadi-
Budi Susanto, mantan Direktur Hal senada juga disampai- kan petunjuk bagi hakim dalam
Utama PT Armada Usaha Ber- kan oleh Rudy Satrio, ahli hu- menangani kasus pelaku itu
sama dituding melakukan per- kum pidana Universitas Indone- sendiri. Padahal selaku terdak-
buatan melawan hukum yang sia. Ia menjelaskan splitsing da- wa ia memiliki hak ingkar.
merugikan keuangan negara. pat menyulitkan jaksa dalam Chairul menambahkan prak-
Begitu pula dalam kasus ko- membuktikan hubungan pelaku tek saksi mahkota mengakibat-
rupsi penerbitan Izin Pemanfaa- satu dengan pelaku lainnya. kan pengadilan tidak dilaksan-
tan Kayu (IPK) di Kalimantan Pasalnya, dalam tindak pidana akan tidak berdasarkan hukum
Timur. Kasus yang dibagi men- yang dilakukan oleh beberapa acara (due proecss of law). “Itu bisa
jadi empat berkas ini bahkan orang otomatis diperlukan pem- dijadikan alasan kasasi dan
berbeda soal perhitungan keru- buktian antara pelaku. “Kalau banding,” terangnya.
gian negara. perkaranya di-split bagaimana Terkait dengan penyusulan
Dalam tingkat banding, ka- bisa mengetahui hubungan terdakwa baru, Rudi menyata-
sus penerbitan IPK yang meli- antar pelaku,” terangnya. kan hal itu melanggar azas
batkan Suwarna Abdul Fatah, Akibat penentuan kualitas praduga tak bersalah. Sebab pe-
Gubernur Kaltim non-aktif, pu- deelneming (penyertaan) yang meriksaan di muka persidangan
tusan pengadilan Tipikor tidak jelas mengakibatkan perbe- belum selesai. Namun dengan
tingkat pertama dibatalkan. daan penerapan hukum. Pada- putusan terdakwa lama ia
Menurut majelis hakim banding, hal tidak mungkin terbukti unsur sudah dinyatakan bersalah.
putusan itu salah dalam mener- penyertaan jika tindak pidana Artinya pemeriksaan itu hanya
apkan hukum. Putusan itu diko- yang dilakukan berbeda. “Kalau formalitas saja.
reksi dan Suwarna juga dikena- tidak sama, turut serta dalam Menurut Rudi, pemisahan
kan Pasal 2 ayat (1) seperti reka- melakukan apa ? Kalau pasaln- itu bisa dilakukan dalam hal
nannya, Marthias alias Pung ya beda tidak bisa dikatakan deel- kekurangan alat bukti. Misaln-
Kian Hwa. neming, red),” terang Rudi. ya dalam kasus pemerkosaan
Padahal jika mengacu pada Chairul menerangkan semua yang dilakukan oleh beberapa
ketentuan Pasal 142 KUHAP, atau salah satu unsur yang ada orang. Tidak ada yang bisa di-
pemisahan perkara itu harus ter- dalam dakwaan harus dilaksan- jadikan saksi kecuali para pel-
diri dari beberapa tindak pidana akan secara bersama-sama. “Ka- aku dan korban. Dalam hal ini
yang berbeda. Namun dilaku- lau dia didakwa sendiri bagaim- diantara pelaku itu akan dijadi-
kan oleh beberapa orang dalam ana membuktikan bersama-sa- kan sebagai saksi.
waktu yang sama. manya,” tandasnya. Terdakwa Pemisahan juga bisa dilaku-
Apalagi, biasanya ada ter- tunggal itu tidak mungkin ter- kan kualitas peran yang berbe-
dakwa baru dalam kasus yang bukti melakukan tindak pidana da. Dengan catatan ada perbe-
sama diajukan ke pengadilan bersama-sama orang lain. daan ketentuan hukum yang di-
setelah ada putusan dengan ter- Menurutnya dosen Universi- langgar. “Harus bisa dilihat
dakwa lain. Otomatis terdakwa tas Muhammadiyah itu, inkon- apakah terdakwa itu memenuhi
baru itu pasti dihukum. Sebab sitensi penerapan pasal menun- kualitas dari delik yang didak-
dalam putusan itu, terdakwa jukan adanya dua delik yang wakan,” terang Chairul. Misal-
lama sudah dinyatakan melaku- berbeda. Padahal didakwa nya antara penyuap dan pejabat
kan tindak pidana bersama- melakukan deelneming. yang menerima suap.***
sama dengan terdakwa baru. “Menunjukan ketidaktepatan ■ Shaleh L.Seumawe
Di satu sisi splitsing perkara dalam menerapkan pasal,” ter-