* Hakim, agaknya, bukan cuma apa, tapi juga siapa ... ............... .... .. .. Dan ketika ha-
kim itu tampak tergerak emosinya sewaktu membacakan kesalahan-kesalahan si tertu-
duh, akhirnya kita sadari: fa seorang manusia juga .... ..... .. .... ..... .... ........................ "
(Gunawan Mohammad)
Azas ini berarti · bah wa para pihak Perdata merupakan inisiatip para pihak
yang berperkara dalam suatu proses yang berkepentingan. Jadi apakah
perdata di muka pengadilan, harus di- akan ada proses atau tidak, apakah
perlakukan sarna oleh hakim. Bah wa suatu perkara atau tuntutan hak itu
para pihak haruslah memperoleh ke- akan diajukan atau tidak, sepenuhnya
sempatan yang sam,! untuk menang diserahkan kepada pihak yang berke-
dan kesempatan yang sarna untuk ka- pentingan. Hakim bersifat menunggu
lah. Dengan kat a lain. secara prosesual datangnya tuntutan hak diajukan ke-
maka kedudukan para pihak yang ber- padanya: iudex ne procedat ex officio
perkara sarna di muka hakim. Oleh (lihat pasal 118 HIR, 142 Rbg). Pemeo
karena itu penulis menterjemahkan yang tidak asing lagi mengenai azas Ha-
azas Audi Et Alteram Partem ini de- kim bersifat menunggu ini adalah Wo
ngan "azas kedudukan prosesual yang kein Klager ist, ist kein Richter: nemo
sama dari para piha k yang berperkara judex sine actore.
perdata ". Di mana letak hubungan azas Audr
Et Alteram Partem dengan azas Hakim
Hubungan Antara Azas Audi Et bersifat menunggu ini? Pihak yang ber-
Alteram Partem Dengan Azas- inisiatip sehingga suatu perkara perda-
Azas Hukum Acara Perdata Lain- ta bisa tiba di hadapan Hakim (di mu-
nya. ka Pengadilan Negeri) adalah pihak
penggugat. Dengan masuknya gugatan,
Hukum adalah satu sistem. Konsek-
maka berdasarkan azas Ius Curia Novit,
wensi hukum sebagai satu sistem ada-
azas hakim dianggap tahu akan hukum
lah bahwa bagian-bagian yang terda-
nya setiap perkara, Hakim diwajibkan
pat di dalam sistem itu tidak boleh di-
memeriksa setiap perkara yang diaju-
lihat secara sendiri-sendiri, secara ter-
kan; hakim tidak boleh menolak me-
pisah satu sarna lain, melainkan harus
meriksa perkara terse but. Dalam hal
dilihat secara keseluruhan. Demikian
ini, dihubungkan dengan azas Audi Et
pula azas Audi Et Alteram Partem
Alteram Partem (Dengarlah juga pihak
ini, tidak boleh kita lihat secara terpi-
lain), hakim wajib memanggil pihak
sah dengan azas-azas lain yang terda-
tergugat selain pihak penggugat dengan
pat di dalam Hukum Acara Perdata
prosedure pemanggilan yang ditetap-
khususnya, dan azas-azas hukum pada
kan undang-undang (lihat pasal 390
umumnya. Dengan lain perkataan, ti-
ayat 1 HIR, 718 ayat 1 Rbg, 126
dak boleh ada pertentangan antara
HIR, 150 Rbg). Jika tergugat tidak
masing-masing azas-azas itu.
hadir pacta hari persidangan pertama,
Di dalam Hukum Acara Perdata ada
I.mdang-undang memberi kemungkinan
beberapa azas-azas yang terpenting, di
untuk memanggil sekali lagi tergugat
antaranya adalah;
sebelum perkaranya diputus oleh ha-
I. Hakim bersifat menunggu; kim . Ketentuan ini adalah layak dan
2. Hakim passif; .: bijaksana, sebab di dalam suatu . per-
3. Sifat terbukanya persidangan; kara perdata bukan hanya kepenting-
4. Mendengar kedua belah pihak; an penggugat yang harus diperhatikan,
5. Putusan harus disertai alasan-alasan; melainkan kepentingan tergugat pun
6. Beracara dikenakan biaya; harus diperhatikan. Inilah hubungan
7. Tidak ada keharusan mewakilkan; azas Hakim bersifat menunggu de-
Azas Hakim bersifat menunggu ber- ngan azas Audi Et Alteram Partem.
arti bahwa pelaksanaan Hukum Acara Azas yang kedua adalah azas Ha-
Azas Audi Et Alteram Partem 525
kim passif, artinya bahwa hakim di hubungan at\tara azas Hakim passif
dalam memeriksa perkara perdata ber- dengan azas•
Audi E t A lteram Partem •
sikap passif dalam arti kat a bahwa ru- Azas ketiga adalah azas sifat terbu-
ang Iingkup atau luas pokok sengketa kanya persidangan berarti bahwa seti-
yang diajukan kepada hakim untuk ap orang dibolehkan hadir dan men-
diperiksa pada azasnya ditentukan dengarkan pemeriksaan di persidang-
oleh para pihak yang berperkara dan an (kecuali pemeriksaan perkara-per-
bukan oleh hakim. Sebagai konsek- kara tertentu, seperti delik-kesusilaan ,
wensi azas hakim passif ini berarti perceraian, dan lain-lain ). Tujuan dari
para pihak yang berperkaralah yang azas ini-tidak lain untuk memberi per-
wajib untuk membuktikan dan bukan lindungan hak-hak azasi manusia
hakim. Azas ini disebut Verhandlungs- dalam bidang peradilan serta untuk
maxime. Jadi pengertian passif di sini lebih menjamin obyektivitas peradilan
tidak berarti bahwa hakim sarna seka- dengan mempertanggungjawabkan pe-
Ii tidak aktif, sebab selaku pimpinan meriksaan yang fair, tidak memihak
sidang hakim harus aktif, memimpin serta putusan yang adil kepada masya-
pemeriksaan perkara serta harus ber- rakat.
usaha sekeras-kerasnya mengatasi sega- Dari tujuan azas ini terlihat hubung-
la hambatan dan rintangan untuk da- annya dengan azas Audi Et Alteram
pat tercapainya peradilan. Parterm, yaitu agar terjamin obyek-
Hubungan antara azas hakim passif tivitas peradilan dan hakim tidak me-
dengan azas Audi Et Alteram Partem mihak pada salah satu pihak yang ber-
adalah pada "the burden of proo f" perkara.
atau "beban-pembuktian n . Berdasar- Azas keempat, azas putusan harus
kan azas hakim passif, maka para pi- disertai alasan-alasan berarti semua pu-
haklah yang wajib untuk membukti- tusan pengadilan harus memuat alasan-
kan peristiwa yang dipersengketakan , alasan putusan y ang dija~an dasar
tetapi yang membebank"an pembuktian untuk mengadili. Alasan atau argumen-
itu adalah hakim. Beban-pembuktian tasi di dalam putusannya dimaksud-
ini terdiri atas: (a). The burden of pro - kan sebagai pertanggungjawaban ha-
ducing Evidence (Be ban untuk menga- kim terhadap masyarakat, sehingga ka- .
jukan alat bukti), (b) The Burden of rena itu mempuny ai nilai obyektif.
Persuasion (Beban untuk meyakinkan , Inilah hubungan azas ini dengan azas
•
untuk dinilai). Kepada siapakah pem- Audi Et Alteram Partem, yang kedua-
buktian itu oleh hakim dibebankan , duanya bermaksud menjamin obyekti-
atau siapakah di antara kedua belah vitas peradilan.
pihak yang diharuskan membuktikan? Azas keIima adalah azas beracara di-
Dalam memilih siapa yang harus mem- kenakan biaya. Azas ini pun menun-
buktikan inilah hakim harus memper- jukkan hubungan dengan azas Audi
hatikan azas Audi Et Alteram Partem. Et Alteram Partem. Penggugat dikena-
Keliru memilih siapa yang harus mem- kan biaya meliputi biaya kepaniteraan
buktikan, adalah merupakan pelang- dan biaya untuk panggilan, pemberi-
garan azas Audi Et Alteram Partem, tahuan para pihak serta biaya mete-
karena barangsiapa yang dibebani un- rai, yang dikenakan pada penggugat
tuk membuktikan dan ternyata' tidak justeru untuk melaksanakan azas Audi
mampu untuk membuktikan, ia kalah Et Alteram Partem yaitu menghadir-
dalam perkara itu. Inilah yang disebut kan kedua belah pihak sehingga ke-
"risiko pembuktian". Justeru inilah duanya bisa didengarkan.
N opem ber 1983
526 Hukum dan Pembangunan