Anda di halaman 1dari 1

Katalog Produk Berlangganan Pro

Share

... > Pidana > Hukumnya Menuduh Ora...

Pidana

Hukumnya Menuduh Orang


Melakukan Tindak Pidana Tanpa
Bukti
Senin, 9 Januari 2023 Bacaan 7 Menit

Dian Dwi Jayanti, S.H.

Si Pokrol

Pertanyaan
Mau tanya, tindakan menuduh orang
melakukan tindak pidana tanpa bukti itu ada di
pasal berapa?

Konsultasi Hukum dengan


Advokat Pilihan
15.000+ masalah hukum telah dikonsultasikan
bersama kami

60+
30 Menit Konsultasi via Chat
Rp50.000 Rp30.000

Chat Sekarang

Powered by

Intisari Jawaban

Ulasan Lengkap
Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari
artikel dengan judul yang sama yang dibuat
oleh Dimas Hutomo, S.H. dan pertama kali
dipublikasikan pada Senin, 18 Februari 2019.

Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik


hukumonline.com disiapkan semata – mata
untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum
(lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya).
Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik
terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung
dengan Konsultan Mitra Justika.

Klinik Terkait:

Hukum Pencemaran Nama Baik di Media


Sosial

Perbuatan yang Termasuk dalam Pasal


Pencemaran Nama Baik

Pencemaran Nama Baik oleh Advokat


pada Teman Sejawatnya

Memviralkan Fakta di Medsos, Bisa Kena


Pasal Pencemaran Nama Baik?

Artikel ini dibuat berdasarkan KUHP lama dan


UU 1/2023 tentang KUHP yang diundangkan
pada tanggal 2 Januari 2023.

Pentingnya Alat Bukti dalam Suatu Perkara


Pidana

Belajar Hukum Secara Online dari


Pengajar Berkompeten Dengan
Biaya Terjangkau

Mulai Dari

Rp 149.000

Lihat Semua Kelas 

Sebelum menjawab pertanyaan Anda, perlu kami


sampaikan bahwa dalam hukum, pembuktian
merupakan hal penting dalam proses
pemeriksaan sidang pengadilan karena melalui
pembuktian akan ditentukan nasib terdakwa.
Apabila hasil pembuktian dengan alat-alat bukti
yang ditentukan undang-undang tidak cukup
membuktikan kesalahan yang didakwakan
kepada terdakwa, maka terdakwa dibebaskan
dari hukuman. Sebaliknya jika kesalahan
terdakwa dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti
maka terdakwa dinyatakan bersalah.[1]

Yahya juga menegaskan bahwa pembuktian


merupakan titik sentral pemeriksaan perkara
dalam sidang pengadilan. Pembuktian adalah
ketentuan-ketentuan yang berisi pedoman
tentang cara-cara yang dibenarkan undang-
undang umembuktikan untuk kesalahan yang
didakwakan kepada terdakwa.[2]

Berita Terkait:

Buku Internasional Pertama soal Hukum


Pidana dari Mazhab Universitas
Indonesia

Barang Sitaan Hasil Pidana Harus


Dikelola Unit Manajemen Aset

Perlu Terobosan Hukum untuk


Merampas Aset Tindak Pidana

Ratusan Pegiat Hukum Pidana dan


Kriminologi Berkumpul Jelang Munas
Mahupiki di Bali

Dengan demikian, untuk agar tuduhan atas


suatu tindak pidana berdasarkan hukum, harus
mempunyai alat bukti yang cukup sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Selengkapnya tentang alat bukti
dapat Anda baca dalam artikel Perbedaan Alat
Bukti dan Barang Bukti dalam Hukum Pidana
dan Arti “Bukti Permulaan yang Cukup” dalam
Hukum Acara Pidana.

Pasal Menuduh Orang Tanpa


Bukti
Kemudian, menjawab pertanyaan Anda,
dapatkah dipidana jika orang menuduh tanpa
bukti? Menuduh orang tanpa bukti dapat
dikategorikan sebagai fitnah.

Ketentuan mengenai fitnah diatur dalam KUHP


lama yang masih berlaku pada saat artikel ini
diterbitkan dan UU 1/2023 tentang KUHP yang
mulai berlaku 3 tahun terhitung sejak tanggal
[3]
diundangkan, yakni pada tahun 2026 yaitu:

Pasal 311 ayat Pasal 434 UU 1/2023


(1) KUHP

Barangsiapa 1. Jika setiap orang


melakukan sebagaimana
kejahatan dimaksud dalam
menista atau Pasal 433 diberi
menista kesempatan
dengan membuktikan
tulisan, dalam kebenaran hal yang
hal ia diizinkan dituduhkan tetapi
untuk tidak dapat
membuktikan membuktikannya,
tuduhannya dan tuduhan
itu, jika ia tidak tersebut
dapat bertentangan
membuktikan dengan yang
dan jika diketahuinya,
tuduhan itu dipidana karena
dilakukannya fitnah, dengan
sedang pidana penjara
diketahuinya paling lama tiga
tidak benar, tahun atau pidana
dihukum denda paling banyak
karena salah kategori IV yaitu
memfitnah Rp200 juta.[4]
dengan 2. Pembuktian
hukum kebenaran tuduhan
penjara sebagaimana
selama- dimaksud pada ayat
lamanya (1), hanya dapat
empat tahun. dilakukan dalam hal:
3. hakim memandang
 
perlu untuk
memeriksa
 
kebenaran tuduhan
tersebut guna
mempertimbangkan
keterangan terdakwa
bahwa terdakwa
melakukan
perbuatan tersebut
untuk kepentingan
umum atau karena
terpaksa untuk
membela diri; atau
4. pejabat dituduh
melakukan suatu hal
dalam menjalankan
tugas jabatannya.

3. Pembuktian
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) tidak dapat
dilakukan jika hal
yang dituduhkan
tersebut hanya dapat
dituntut atas
pengaduan,
sedangkan
pengaduan tidak
diajukan.

Unsur-unsur Pasal 311 ayat (1) KUHP ini harus


merujuk pada ketentuan menista pada Pasal 310
ayat (1) KUHP yaitu barangsiapa sengaja
merusak kehormatan atau nama baik seseorang
dengan jalan menuduh dia melakukan sesuatu
perbuatan dengan maksud yang nyata akan
tersiarnya tuduhan itu, dihukum karena menista,
dengan hukuman penjara paling lama 9 bulan
atau denda paling banyak Rp4,5 juta.[5]

Begitu pula dalam Pasal 434 UU 1/2023 tersebut


berkaitan dengan pasal 433 UU 1/2023 tentang
pencemaran yaitu setiap orang yang dengan
lisan menyerang kehormatan atau nama baik
orang lain dengan cara menuduhkan suatu hal,
dengan maksud supaya hal tersebut diketahui
umum, dipidana karena pencemaran dengan
pidana paling lama 9 bulan atau pidana denda
paling banyak kategori II yaitu Rp10 juta.[6]

Iklan yang ditayangkan oleh

Opsi iklan

Kirim masukan

Mengapa iklan ini?

Jika perbuatan tersebut dilakukan dengan


tulisan atau gambar yang disiarkan,
dipertunjukkan, atau ditempelkan di tempat
umum dipidana karena pencemaran tertulis,
dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 6
bulan atau pidana denda maksimal kategori III
Rp50 juta.[7]

Dengan demikian, hukum menuduh orang tanpa


bukti atau fitnah dapat dikenakan bagi setiap
orang yang menuduhkan suatu hal dengan
maksud agar tuduhannya diketahui umum,
namun tidak bisa membuktikan tuduhannya.

Lebih jelasnya, unsur-unsur pasal menuduh


orang tanpa bukti atau pasal fitnah Pasal 311 ayat
(1) KUHP adalah:

1. Seseorang;
2. Menista orang lain baik secara lisan
maupun tulisan;
3. Orang yang menuduh tidak dapat
membuktikan tuduhannya dan jika
tuduhan tersebut diketahuinya tidak benar.

Dalam buku berjudul Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi
Pasal (hal.227), R. Soesilo mengatakan bahwa
kejahatan pada pasal ini dinamakan memfitnah.
Atas pasal ini, R. Soesilo merujuk kepada
catatannya pada Pasal 310 KUHP yang
menjelaskan tentang apa itu menista.

Untuk dikatakan sebagai menista, penghinaan


itu harus dilakukan dengan cara menuduh
seseorang telah melakukan perbuatan tertentu
dengan maksud tuduhan itu akan tersiar atau
diketahui orang banyak. Salah satu bentuk
penghinaan adalah memfitnah (hal. 225-226).

Adapun, penghinaan adalah delik aduan, yang


artinya, hanya dapat dituntut apabila ada
pengaduan dari orang yang menderita. Orang
yang melakukan tuduhan tanpa alat bukti
(bukan fakta yang sesungguhnya), dapat
dikenakan sanksi sebagaimana diatur Pasal 311
ayat (1) KUHP, karena telah melakukan fitnah (hal.
225-226).

Baca juga: Syarat Agar Tuduhan Dapat


Dianggap Sebagai Fitnah

Jadi menjawab pertanyaan Anda, menuduh


orang lain tanpa bukti dapat dikatakan sebagai
fitnah dan dapat dipidana sepanjang tuduhan
tersebut tersiar atau diketahui orang banyak.

Contoh Kasus
Sebagai contoh dapat kita lihat pada Putusan PN
Bondowoso No. 2/Pid.B/2019/PN Bdw. Terdakwa
telah terbukti secara sah dan menyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “memfitnah”
berdasarkan Pasal 311 ayat (1) KUHP, dan majelis
hakim menjatuhkan pidana penjara selama satu
tahun dan enam bulan (hal. 12).

Perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara


menuduh korban telah melakukan perzinaan
sebagaimana yang termuat di dalam surat
tertanggal 12 Maret 2018 dan tuduhan tersebut
telah dilaporkan ke Polres Bondowoso pada
tanggal 20 Maret 2018 namun laporan tersebut
dihentikan pada tahap penyidikan karena tidak
cukup bukti (hal. 2 – 3).

Perkaya riset hukum Anda dengan analisis


hukum terbaru dwibahasa, serta koleksi
terjemahan peraturan yang terintegrasi dalam
Hukumonline Pro, pelajari lebih lanjut di sini.

Demikian jawaban dari kami, semoga


bermanfaat.

Dasar Hukum:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;


2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023
tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana;
4. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2
Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan
Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda
Dalam KUHP.

Putusan:

Putusan Pengadilan Negeri Bondowoso Nomor


2/Pid.B/2019/PN Bdw;

Referensi:

1. R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal.
Bogor: Politeia, 1991;
2. Yahya Harahap. Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP:
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding,
Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Jakarta:
Sinar Grafika, 2010.

[1] Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan


dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang
Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan
Kembali, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hal. 273

[2] Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan


dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang
Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan
Kembali, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hal. 273

[3] Pasal 624 Undang-Undang Nomor 1 Tahun


2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (“UU 1/2023”)

[4] Pasal 79 ayat (1) huruf d UU 1/2023

[5] Pasal 310 Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana jo. Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian
Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah
Denda Dalam KUHP

[6] Pasal 433 ayat (1) jo. Pasal 79 ayat (1) huruf b
UU 1/2023

[7] Pasal 433 ayat (2) jo. Pasal 79 ayat (1) huruf d
UU 1/2023

Tags:

#fitnah #hukumonline #klinik hukumonline

#kuhp #kuhp baru #pencemaran nama baik

#pidana #tindak pidana

Punya Masalah Hukum Yang Sedang Dihadapi?

 Kirim Pertanyaan

Baca Disclaimer

Atau

 Chat Sekarang

Mulai dari Rp 30.000

Klinik Terbaru

1 Macam-Macam Perjanjian dan Syarat Sahnya

2 License to Establish a Caf with a Foreign Chef

3 Bisakah Cerai karena Suami Pemabuk?

Dapatkah Perusahaan Publik Mengalihkan


4
Aset ke Anak Perusahaan?

5 Pengajuan Tagihan Kreditur Jika PT Dilikuidasi

Tips Hukum

Cara Mengurus Surat Cerai dan Langkah


Mengajukan Gugatannya

Somasi: Pengertian, Dasar Hukum, dan


Cara Membuatnya

Simak! Ini 5 Langkah Merger PT

Lihat Semua Tips

Konsultasi Hukum dengan


Advokat Pilihan
15.000+ masalah hukum telah dikonsultasikan
bersama kami

60+
30 Menit Konsultasi via Chat
Rp50.000 Rp30.000

Chat Sekarang

Powered by

AD Premier 9th floor, Jl. TB Simatupang No.5 Ragunan, Pasar Minggu,

Jakarta Selatan 12550, DKI Jakarta, Indonesia

Phone: +62 21 - 2270 - 8910

Fax: +62 21 - 2270 - 8909

customer@hukumonline.com

redaksi@hukumonline.com

Pro Wawasan Hukum

Legal Analysis Klinik

Pusat Data Berita

Premium Stories Jurnal

Online Course

Solusi Event
Regulatory Compliance System
PKPA
Document Management System
Ranking
Izin Usaha
Online Publication
Konsultasi Hukum

Pembuatan Dokumen

Hukumonline

Tentang Kami

Redaksi

Pedoman Media Siber

Kode Etik

Syarat Penggunaan Layanan

Bantuan & FAQ

Karir

2023 Hak Cipta Milik Hukumonline.com

Anda mungkin juga menyukai