Anda di halaman 1dari 30

27

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini, kerangka konseptual yang dipakai menggambarkan

tentang perbandingan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan yang

mendapat ASI Eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, pertumbuhan bayi dapat

dilihat dari berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Sedangkan

perkembangan dapat dilihat dari motorik, bahasa, dan sosial. Baik atau tidaknya

pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat dipengaruhi oleh pemenuhan nutrisi

bayi (0- 6 bulan) baik yang diberikan ASI eksklusif maupun ASI non eksklusif.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pertumbuhan

1. Berat Badan
2. Panjang
Badan
ASI Eksklusif 3. Lingkar Normal
Kepala

ASI Non Tidak


Eksklusif Normal
Perkembangan

27

Universitas Sumatera Utara


28

3.2 Hipotesa

Ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang diberikan ASI


eksklusif dengan ASI non eksklusif.

3. 3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
1. Pertumbuhan Pertumbuha Timbangan, Normal Rasio
ASI eksklusif n dan pita
dan ASI non merupakan pengukur Tidak normal
eksklusif perubahan (meteran)
dalam aspek
fisik yang
dapat dilihat
melalui
berat badan,
panjang
badan, dan
lingkar
kepala pada
bayi usia 6
bulan.

Berat Badan Berat badan Timbangan Berat Badan


bayi usia 6 dikatakan
bulan normal pada
usia 6 bulan
apabila 5-7,5
kg.

Panjang badan Panjang Meteran Panjang


badan bayi badan bayi
usia 6 bulan dikatakan
normal pada
usia 6 bulan
apabila 60-
70cm.

Universitas Sumatera Utara


29

Lingkar Lingkar Meteran Lingkar


Kepala kepala bayi kepala bayi
usia 6 bulan dikatakan
normal pada
usia 6 bulan
apabila 40-
44 cm
2 Perkembangan Perkembang Lembar Perkembanga Ordinal
ASI eksklusif an Kuesioner n dikatakan
dan ASI non merupakan yang berisi Normal
eksklusif pematangan 10 apabila
inti organ pertanyaan memenuhi
individu dengan skor 6-10,
atau pilihan Tidak
kemampuan jawaban Normal
fisik YA dan memenuhi
memenuhi TIDAK skor 0-5
fungsi
organnya,
yang dapat
dilihat pada
anak usia 6
bulan
melalui
perkembang
an motorik,
bahasa, dan
sosial.

Universitas Sumatera Utara


30

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif

komparatif, yaitu jenis penelitian dengan menggunakan metode studi

perbandingan atau memeriksa dan menguraikan perbedaan variabel pada 2 atau

lebih kelompok sampel (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi perbedaan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat

ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI Non Eksklusif.

4.2 Populasi, sampel dan teknik sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6 bulan yang terdaftar di klinik

bersalin ibu Sumiariani. Populasi diambil berdasarkan jumlah bayi usia 6 bulan

yang mengikuti posyandu dengan jumlah populasi 30 orang pada bulan

September-Desember 2016.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2004). Sampel

pada penelitian ini adalah keluarga yang memiliki bayi usia 6 bulan yang

30

Universitas Sumatera Utara


31

mengikuti posyandu di klinik ibu sumiariani dengan menggunakan total sampling.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dengan kriteria :

a. Kriteria inklusi:

1) Bayi yang lahir dengan berat badan normal pada usia 6 bulan yaitu 2,5-

3,5 kg

2) Bayi dalam keadaan sehat

3) Bayi yang hanya mengkonsumsi ASI eksklusif yaitu pemberian ASI

tanpa makanan tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan.

4) Bayi yang mengkonsumsi ASI non eksklusif yaitu pemberian ASI tidak

secara penuh selama 6 bulan awal tetapi diselingi oleh susu formula dan

makanan pendamping ASI.

b. Kriteria Eksklusi:

1) Bayi yang memiliki masalah kesehatan bawaan

2) Bayi dengan berat badan lahir rendah.

Jumlah sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah 60 orang

dengan 30 responden bayi dengan ASI eksklusif dan 30 responden bayi dengan

ASI non eksklusif. Namun, karena keterbatasan waktu peneliti, jumlah sampel

pada penelitian ini adalah 30 orang dengan 15 responden bayi ASI eksklusif dan

15 responden bayi ASI non eksklusif.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin ibu Sumiariani Medan.

Penelitian ini dimulai dari bulan April hingga Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara


32

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu dengan

memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan

prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon

responden harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika

calon responden bersedia diteliti tetapi tidak bersedia menandatangani lembar

persetujuan, maka persetujuan dilakukan secara lisan. Jika calon responden

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati

haknya. Kerahasiaan catatan tentang data calon responden dijaga dengan tidak

menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya menuliskan

inisial namanya saja untuk menjaga semua kerahasiaan semua informasi yang

diberikan. Data-data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008).

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Kuesioner Penelitian

A. Kuesioner Data Demografi

Data demografi calon responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik

calon responden. Kuesioner data demografi meliputi identitas orang tua (nama,

umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) dan identitas bayi (nama, tanggal

lahir, usia, jenis kelamin, masalah kesehatan, berat badan lahir, dan usia

kehamilan).

Universitas Sumatera Utara


33

B. Kuisioner perkembangan bayi menurut KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan)

Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan

perkembangan bayi yang meliputi perkembangan motorik, bahasa dan sosial.

Untuk mengetahui perkembangan anak normal atau tidak normal. Kuesioner ini

terdiri dari 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai

anak usia 6 bulan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berisi jawaban YA dan

TIDAK. Jika jumlah jawaban YA sebanyak 6-10 maka dapat disimpulkan

perkembangan anak normal , jika jumlah jawaban YA sebanyak 0-5 maka dapat

disimpulkan perkembangan tidak normal.

4.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan realibilitas untuk

mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Karena penelitian ini melakukan

pengukuran yaitu berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala yang sudah di

pakai di Indonesia dan ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

dan pada kuesioner perkembangan sesuai dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan) yang dibuat oleh IDAI dan DEPKES.

4.6 Pengumpulan Data

Sumber data berasal dari data sekunder berupa data bayi yang pernah

mengikuti posyandu. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat

izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan mendapatkan persetujuan dari Klinik bersalin ibu

Sumiariani untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan surat persetujuan

Universitas Sumatera Utara


34

peneliti memulai penelitian dengan mengikuti posyandu yang dilaksanakan setiap

tanggal 15. Saat melalukan posyandu peneliti bertanya kepada setiap ibu yang

membawa anaknya apakah sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti

yaitu bayi usia 6 bulan, apabila kriteria tersebut sudah terpenuhi kemudian peneliti

bertanya jenis pemberian ASI yang diberikan. Sebelum memulai pengumpulan

data terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan

penelitian yang dilakukan, selanjutnya apabila responden setuju diberikan surat

pernyataan persetujuan sebagai responden (informed consent). Setelah

menandatangani inform consent maka peneliti memulai pengumpulan data

dengan mengukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala, dan juga

peneliti mengobservasi perkembangan sesuai kuesioner. Proses pengumpulan data

dilakukan kurang lebih 10 menit setiap responden. Setelah data terkumpul peneliti

mengurutkan data responden menggunakan angka secara sistematis.

4.7 Analisa Data

Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa

data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa

kelengkapan identitas data dari responden serta memastikan bahwa semua

jawaban telah diisi, dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan peneliti

dalam melakukan tabulasi data kemudian dilakukan pengolahan.

4.7.1 Analisa Univariat

Pada penelitian ini, metode analisa univariat akan digunakan untuk

menganalisa data demografi. Data ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Univariat untuk

Universitas Sumatera Utara


35

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah bayi yang mendapat ASI

Eksklusif dan ASI Non Eksklusif. Variabel dependen yaitu pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

4.7.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat perbedaan pertumbuhan dan

perkembangan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dengan ASI Non

Eksklusif, maka uji yang digunakan adalah Independent T Test Uji chi square.

Universitas Sumatera Utara


36

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian serta pembahasan

mengenai perbandingan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI

esklusif dengan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif di klinik ibu bersalin

bidan Sumiariani Medan Johor dengan jumlah responden sebanyak 30 orang yaitu

15 ASI eksklusif dan 15 ASI non eksklusif.

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memaparkan analisa univariat dan juga analisa

bivariat, dimana analisa univariat digunakan untuk data karakteristik demografi

responden. Analisa bivariat digunakan untuk perbedaan pertumbuhan yaitu berat

badan, lingkar kepala, dan perkembangan yaitu motorik , bahasa dan sosial pada

bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI

non eksklusif.

5.1.1 Karakteristik demografi responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan,

pekerjaan penghasilan, jenis kelamin, masalah kesehatan, usia kehamilan dan

berat badan lahir.

Dapat dilihat pada tabel 5.1

36

Universitas Sumatera Utara


37

Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden(n=30)

NO Karakteristik ASI Eksklusif ASI Non Eksklusif


Responden
F % f %

1 Usia ibu
1. 20-35 tahun 14 93,3 13 86,7
2. >35 tahun 1 6,7 2 13,3

2. Pendidikan
1. Tidak Sekolah - - - -
2. SD - - 1 6,7
3. SMP 3 20,0 1 6,7
4. SMA 10 66,7 9 60,0
5. PT 2 13,3 4 26,7

3. Pekerjaan
1. Tidak bekerja 13 86,7 12 80.0
2. Bekerja 2 13,3 3 20.0

4. Penghasilan
1. Tidak ada - - - -
2. <Rp. 1.900.000 8 53,3 5 33,3
3. >Rp. 1.900.000 7 46,7 10 66,7

5. Jenis kelamin bayi


1. Laki-laki 7 46,7 9 60,0
2. Perempuan 8 53,3 6 40,0

6. Masalah kesehatan
1. Ya - - - -
2. tidak 15 100 15 100

7. Berat badan lahir


1. <2,5 1 6,7 - -
2. 2,5-3,5 11 73,3 11 73,3
3. >3,5 3 20,0 4 26,7

8. Usia kehamilan
1. 36 Minngu 15 100 14 93,3
2. >36 Minggu - - 1 6,7

Universitas Sumatera Utara


38

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menjelaskan

karakteristik responden untuk ASI Eksklusif mayoritas berada pada rentang usia

20-35 tahun sebanyak 14 orang (93.3%), Pendidikan terakhir SMA sebanyak 10

orang (66,7%), Tidak bekerja sebanyak 13 orang (86,7%), Penghasilan rata-rata

kurang dari Rp 1.900.000 sebanyak 8 orang (53,3%), jenis kelamin bayi laki-laki

sebanyak 7 orang (46,7%), tidak mempunyai masalah kesehatan sebanyak 15

orang (100%), berat badan saat lahir berada pada rentang 2,5-3,5 sebanyak 11

orang (73,3%) dan usia kehamilan 36 Minggu sebanyak 100 orang (100%) .

Sedangkan pada responden ASI non eksklusif menjelaskan mayoritas

berusia 20- 35 tahun sebanyak 13 orang (86,7%), Pendidikan terakhir SMA

sebanyak 9 orang (60%), Tidak bekerja sebanyak 12 orang (80%), Penghasilan

rata-rata dibawah Rp 1.900.000 sebanyak 5 orang (33,3%), jenis kelamin bayi

laki-laki sebanyak 9 orang (60%), masalah kesehatan tidak ada sebanyak 15 orang

(100%), berat badan saat lahir berada pada rentang 2,5-3,5 sebanyak 11 orang

(73,3%) dan usia kehamilan 36 minggu sebanyak 14 orang (93,3%).

5.1.2. Pertumbuhan Bayi

Pertumbuhan bayi dilihat dari 3 aspek yaitu, berat badan, panjang badan dan
lingkar kepala.

Universitas Sumatera Utara


39

Tabel 5.2 Pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif


No Pertumbuhan ASI Eksklusif ASI Non Eksklusif

F % F %

1. Berat badan
1. Normal 7 46,7 7 53,3
2. Tidak normal 8 53,3 8 46,7

2.
Panjang badan 13 86,7 10 66,7
1. Normal 2 13,3 5 33,3
2. Tidak normal
3.
Lingkar kepala 13 86,7 11 73,3
1. Normal 2 13,3 4 26,7
2. Tidak normal

Pada tabel 5.2 menjelaskan bahwa dari 15 bayi yang mendapatkan

ASI Eksklusif, 7 orang ( 46,7%) memiliki berat badan normal (5-7,5kg) dan 8

orang (53,3%) memiliki berat badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih

dari 5-7,5 kg. Sedangkan dari 15 bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, 7

orang (53,3%) memiliki berat badan normal (5-7,5kg) dan 8 orang (46,7%) ,

memiliki berat badan tidak normal.

Panjang badan dari tabel memperlihatkan bahwa dari 15 bayi yang

diberikan ASI eksklusif, 13 orang (86,7%) memiliki panjang badan normal (60-

70cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang

dari atau lebih dari 60-70cm. Sedangkan dari 15 bayi yang diberikan ASI non

eksklusif , 10 orang (66,7%) memiliki panjang badan normal (60-70cm) dan 5

orang (33,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih

dari 60-70cm.

Universitas Sumatera Utara


40

Lingkar kepala dari tabel menunjukkan bahwa dari 15 bayi yang

diberikan ASI eksklusif, 13 orang (86,7%) memiliki lingkar kepala normal (40-

44cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang

dari atau lebih dari 40-44cm. Sedangkan dari 15 bayi yang diberikan ASI non

eksklusif, 11 orang (73.3%) memiliki lingkar kepala normal (40-44cm) dan 4

orang (26.7%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih

dari 40-44cm.

5.1.3 Perbandingan pertumbuhan bayi yang di berikan ASI Eksklusif dan ASI
Non Eksklusif.

Perbandingan pertumbuhan yang dilihat dari berat badan, panjang badan,


dan lingkar kepala, untuk mengetahui dapat dilihat normal dan tidak normal ASI
eksklusif dan ASI non eksklusif.

Tabel 5.3 Perbandingan pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif
No Pertumbuhan N Mean Std Sig.p Kesimpulan
Deviasi
1. Berat badan
1. ASI Eksklusif 15 7.4067 1.13733 0.046 Berbeda
2. ASI Non 15 7.2333 1.02307 Signifikan
Eksklusif
Panjang badan
1. ASI Eksklusif 15 62.6667 4.98092 0.651 Tidak
2.
2. ASI Non 15 65.2667 6.60591 Berbeda
Eksklusif Signifikan
Lingkar kepala
1. ASI Eksklusif 15 42.1333 2.53170 0.837 Tidak
2. ASI Non 15 42.7333 2.65832 Berbeda
3.
Eksklusif Signifikan

Universitas Sumatera Utara


41

Berdasarkan tabel 5.3 nilai mean berat badan bayi ASI eksklusif adalah

sebesar 7.406 dengan standar deviasi sebesar 1.137 sedangkan berat badan bayi

ASI non eksklusif adalah sebesar 7.233 dengan standar deviasi sebesar 1.023

terbukti bahwa berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif lebih besar dari berat

badan rata-rata bayi ASI non eksklusif. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p)

berat badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0.046,

lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa berat badan rata-rata bayi

ASI eksklusif adalah berbeda signifikan dari berat badan rata-rata bayi ASI

eksklusif (p<0.05).

Nilai mean panjang badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar 62.333

dengan standar deviasi sebesar 4.980 sedangkan panjang badan bayi ASI non

eksklusif adalah sebesar 65.266 dengan standar deviasi sebesar 6.605 dari nilai

diatas dapat kita lihat bahwa panjang badan bayi ASI non eksklusif lebih besar

dari panjang badan bayi ASI eksklusif. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p)

panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar

0,651 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang badan

bayi ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah tidak berbeda signifikan.

Nilai mean lingkar kepala bayi ASI eksklusif adalah sebesar 42,133

dengan standar deviasi sebesar 2,531 sedangkan lingkar kepala bayi ASI non

eksklusif adalah sebesar 42.733 dengan standar deviasi sebesar 2.658, dari niali

diatas dapat kita lihat bahwa lingkar kepala rata-rata bayi ASI non eksklusif lebih

besar dari lingkar kepala rata-rata bayi ASI eksklusif. Selanjutnya, nilai

probabilitas (sig-p) lingkar kepala bayi antara ASI eksklusif dan ASI non

Universitas Sumatera Utara


42

eksklusif adalah sebesar 0,837 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa lingkar kepala rata-rata bayi ASI eksklusif adalah tidak berbeda signifikan

dari lingkar kepala rata-rata bayi ASI non eksklusif (p>0.05) .

5.1.4 Hubungan Antara Pemberian ASI dengan Perkembangan

Hubungan antara pemberian ASI dengan perkembangan dapat dianalisis

dengan menggunakan uji chi-square dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.4
Hubungan Antara Pemberian ASI dengan Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan
Perkembangan
Pemberian ASI Total p-
Normal Tidak normal value
N % N % N %
ASI eksklusif 15 100 - - 15 100.0 0.000
ASI non eksklusif 10 66.7 5 33.3 15 100.0
Total 25 58.3 5 41.7 30 100.0

Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari 15 bayi yang diberi ASI eksklusif,

seluruhnya mengalami perkembangan yang normal. Selanjutnya, dari 15 bayi

yang diberi ASI non eksklusif, ada 10 orang (66.7%) mengalami perkembangan

motorik normal dan 5 orang (33.3%) mengalami perkembangan tidak normal.

Selanjutnya, hasil uji chi-square memperlihatkan nilai p-value = 0.000, lebih kecil

dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki

hubungan signifikan dengan perkembangan bayi usia 6 bulan.

Universitas Sumatera Utara


43

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penjabaran penelitian diatas dapat kita lihat perbedaan

pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI Ekslusif

dan non eksklusif sebagai berikut.

5.2.1 Pertumbuhan bayi ditinjau dari pemberian ASI

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.

Menurut Damayanti (2010) manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai nutrisi, yang

merupakan sumber gizi yang sangat ideal bagi bayi karena komposisi ASI

seimbang dan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan bayi, ASI juga dapat

meningkatkan daya tahan tubuh , meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan

jalinan kasih saying, dalam penelitian ini pertumbuhan bayi jika kita lihat dari

pemberian ASI masuk dalam kategori baik, hal ini bisa kita lihat pada table 5.2

diatas dimana pertumbuhan jika kita lihat darai 3 aspek yaitu, berat badan,

panjang badan, dan lingkar kepala jika kita rata-ratakan berada pada posisi yang

normal.

5.2.2 Perkembangan ditinjau dari pemberian ASI

Pengertian perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang

mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang

dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam penelitian ini perkembangan,

hal ini bisa kita lihat pada table 5.4 pada table tersebut bisa kita lihat bahwa

perkembangan bayi yang diberikan ASI eksklusif adalah normal dengan

persentase sebesar 100%.

Universitas Sumatera Utara


44

5.2.3 Perbedaan Pertumbuhan bayi Usia 6 Bulan yang di berikan ASI Eksklusif

dan non eksklusif.

A. Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberikan ASI Eksklusif

Dan Non Eksklusif.

Hasil penelitian menggunakan uji chi square bahwa nilai mean berat

badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar 7.406 kg dengan standar deviasi 1.137

sedangkan berat badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 7.233 kg dengan

standar deviasi 1.023 Terbukti bahwa berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif

lebih besar dari berat badan rata-rata bayi ASI non eksklusif, hal ini menunjukkan

bahwa ASI ekslusif lebih baik dari ASI non eksklusif untuk pertumbuhan bayi

pada usia 6 bulan. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p) berat badan bayi antara

ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0,046 lebih kecil dari 0.05

sehingga dapat disimpulkan bahwa berat badan rata-rata bayi ASI Eksklusif

adalah berbeda signifikan dari berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif (p<0.05).

Penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti

(2008), yang menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI

Eksklusif berkisar antara 3,5-3,9 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa ASI adalah

nutrisi yang sangat sesuai dengan kebutuhan bayi yang tidak bisa ditiru oleh

manusia sehingga mampu menjamin peSI adalah nutrisi yang sangat sesuai

dengan kebutuhan bayi yang tidak bisa ditiru oleh manusia sehingga mampu

menjamin perrtumbuhan bayi, kenaikan berat badan ini lebih baik jika

dibandingkan dengan kenaikan berat badan bayi yang diberikn MP-ASI dini yakni

berkisar antara 3,0-3,4 Kg. Pemberian MP-ASI dini menurunkan konsumsi ASI

Universitas Sumatera Utara


45

dan menyebabkan gangguan pencernaan atau diare. Hal ini disebabkan oleh

sistem imun yang belum sempurna.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi yang mendapatkan

ASI eksklusif, 7 orang ( 46,7%) memiliki berat badan normal (5-7,5kg) dan 8

orang (53,3%) memiliki berat badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih

dari 5-7,5 kg. Sedangkan dari 15 bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, 8

orang (53,3%) memiliki berat badan normal (5-7,5 kg) dan 7 orang (46,7%) ,

memiliki berat badan tidak normal.

Berat badan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih berat

dibandingkan dengan berat Badan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif,

bayi yang mendapatkan ASI memiliki berat badan dalam rentang berat badan

normal, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif memiliki berat

badan berada pada rentang rendah dikarenakan kandungan lemak pada ASI

cenderung lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak

pada ASI non Eksklusif Sehingga, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih

berat dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI non eksklusif.

B. Perbedaan panjang badan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI Eksklusif

dan non Eksklusif.

Hasil penelitian menggunakan uji chi square bahwa nilai mean panjang

badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar 62,666 cm dengan standar deviasi 4,980

sedangkan panjang badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 65,266 cm

dengan standar deviasi 6,605. Hal ini menunjukkan bahwa panjang rata-rata bayi

ASI non eksklusif lebih besar dari panjang badan rata-rata bayi ASI eksklusif, hal

Universitas Sumatera Utara


46

ini menunjukkan bahwa ASI non Ekslusif lebih baik dari ASI eksklusif untuk

pertumbuhan bayi pada usia 6 bulan. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p)

panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar

0,651, lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang badan

rata-rata bayi ASI eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari panjang badan

rata-rata bayi ASI non eksklusif (p<0.05).

Jenis asupan dapat memengaruhi pertumbuhan bayi. Salah satu cara untuk

mengetahui pertumbuhan bayi adalah dengan mengukur pertambahan panjang

badan bayi. Pada penelitian ini nilai probabilitas (sig-p) panjang badan bayi antara

ASI eksklusif dan ASI non Eksklusif adalah sebesar 0,651, lebih besar dari 0.05

yang berarti tidak ada hubungan antar jenis ASI dengan panjang badan bayi.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Dewey et al. (1992) yang

menyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan pada pertambahan panjang bayi

yang diberi ASI Ekslusif dengan yang diberi ASI non Ekslusif.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi, 13 orang (86,7%)

memiliki panjang badan normal (60-70cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki panjang

badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 60-70cm. Sedangkan dari

15 bayi, 10 orang (66,7%) memiliki panjang badan normal (60-70cm) dan 5 orang

(33,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari

60-70cm.

Panjang badan pada bayi akan bertambah 2,5 cm (1 inci) setiap bulan

selama 6 bulan pertama dan kemudian melambat selama 6 bulan kedua.

Universitas Sumatera Utara


47

Pertambahan panjang melonjak dengan cepat, bukan dengan pola lambat dan

bertahap. Tinggi rata-rata adalah 65 cm pada usia 6 bulan (Wong, 2008).

Panjang badan merupakan salah satu ukuran pertumbuhan linear. Ukuran

tersebut menyatakan status gizi pada masa lampau. Pertumbuhan panjang badan

relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek apabila

dibandingkan dengan berat badan (Supariasa et al., 2002).

Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Conita, D (2014) , yang menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada

pertumbuhan tinggi badan antara bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan yang ASI

non eksklusif. Nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat berbeda dari kandungan

nutrisi yang terdapat dalam susu formula ataupun makanan lainnya sehingga

menyebabkan terjadi perbedaan tinggi badan antara kelompok ASI Eksklusif dan

non eksklusif. Panjang tungkai merupakan komponen dari panjang massa anak-

anak yang sangat berhubungan erat dengan pola pemberian makan saat bayi.

(IDAI dalam Sakartini, 2013).

Panjang badan pada bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif cenderung

lebih cepat bertambah dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan asupan ASI

eksklusif, namun panjang badan pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif

sesuai dengan berat badan bayi. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki

berat badan lebih ideal, artinya panjang badan sesuai dengan berat badan bayi,

bayi memiliki berat badan dan panjang badan yang proporsional.

Perbedaan tinggi badan antara bayi yang mendapat ASI eksklusif dan susu

formula dapat terlihat pada masa anak-anak. Berdasarkan penelitian Martin et al.

Universitas Sumatera Utara


48

(2002), anak yang pada saat bayinya mendapat ASI secara signifikan lebih tinggi

daripada anak yang pada saat bayinya mendapat susu formula.

Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, pertumbuhan bayi terlihat

normal antara berat badan dan panjang badan sesuai dengan usianya. Berbeda

dengan ASI non ekslusif, hal ini dikarenakan ASI non eksklusif merupakan

larutan kompleks yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat

utama dalam ASI non eksklusif adalah laktosa. Di dalam usus halus laktosa akan

dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Produksi enzim

laktase pada usus halus bayi kadang-kadang belum mencukupi, untungnya laktase

terdapat dalam ASI.

Sebagian laktosa akan masuk ke usus besar, dimana laktosa ini akan

difermentasi oleh flora usus (bakteri baik pada usus) yaitu laktobasili. Bakteri ini

akan menciptakan keadaan asam dalam usus yang akan menekan pertumbuhan

kuman patogen (kuman yang menyebabkan penyakit) pada usus dan

meningkatkan absorpsi (penyerapan) kalsium dan fosfor. ASI eksklusif hanya

menyerap kalsium dan fosfor sesuai dengan kebutuhan bayi. Sedangkan ASI non

eksklusif tidak.

C. Perbedaan lingkar kepala bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif

dan non eksklusif

Hasil penelitian menggunakan uji chi square bahwa nilai mean lingkar

kepala bayi ASI eksklusif adalah sebesar 42,133 cm dengan standar deviasi 2,531

sedangkan lingkar kepala bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 42,733 cm

dengan standar deviasi 2,658. Dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa

Universitas Sumatera Utara


49

lingkar kepala rata-rata bayi ASI non eksklusif lebih besar dari lingkar kepala

rata-rata bayi ASI eksklusif, selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p) lingkar kepala

bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0.837, lebih besar

dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkar kepala rata-rata bayi ASI

Eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari lingkar kepala rata-rata bayi ASI

eksklusif (p<0.05).

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi, 13 orang (86,7%)

memiliki lingkar kepala normal (40-44cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki lingkar

kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 40-44cm. Sedangkan dari

15 bayi, 11 orang (73.3%) memiliki lingkar kepala normal (40-44cm) dan 4 orang

(26.7%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari

40-44cm.

Pertumbuhan lingkar kepala bayi berjalan sangat cepat selama 6 bulan

pertama, lingkar kepala bertambah setiap bulannya sekitar 1,5 cm. Ukuran rata-

rata adalah 43 cm pada usia 6 bulan. Pertambahan ukuran kepala mencerminkan

pertumbuhan dan diferensiasi sistem saraf (Wong, 2008).

Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wulan (2014) menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan lingkar kepala bayi usia

6-7 bulan yang diberikan ASI non eksklusif adalah 9,829 cm dengan standar

deviasi 0,6854, sedangkan rata-rata pertumbuhan lingkar kepala bayi usia 6-7

bulan yang diberikan ASI esklusif adalah 9,657 cm dengan standar deviasi

1,2173.

Universitas Sumatera Utara


50

Pertambahan yang relatif konstan juga dapat diketahui dari proporsi besar

kepala dengan panjang badan. Saat lahir, kepala berukuran seperempat bagian dari

panjang badan dan setelah dewasa, besar kepala hanya seperdelapan dari panjang

badan. Oleh karena itu, lingkar kepala ini hanya efektif pada 6 bulan pertama

sampai umur 2-3 tahun, kecuali pada keadaan tertentu seperti bentuk kepala yang

besar pada anak yang menderita hydrocephalus. Pada dua tahun pertama ini,

pertumbuhan otak relatif pesat (Nursalam, 2005).

Pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir pertumbuhan

otak. Berat otak waktu lahir adalah sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun beratnya

hampir mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram 75%, dan mencapai 90% pada usia 6

tahun. Pertumbuhan ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti pertumbuhan

otak sehingga bila ada hambatan atau gangguan pada pertumbuhan lingkar kepala,

pertumbuhan otak biasanya juga terhambat (Nursalam, 2005).

Komposisi yang terdapat dalam ASI non eksklusif juga sudah lengkap, di

dalamnya terkandung AA dan DHA yang telah digembar-gemborkan produsen

susu formula untuk meningkatkan kecerdasan anak. Hal ini perlu diketahui Ibu

sebelum hamil, sehingga Ibu lebih siap untuk memberikan tambahan ASI non

eksklusif.

5.2.4 Perbedaan Pekembangan Bayi Usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif

dan non eksklusif .

Dari tabel 5.4 di atas dapat kita lihat perbedaan perkembangan bayi usia 6

bulan yang diberikan ASI eksklusif dan non eksklusif, dimana pada ASI eksklusif

perkembangan normal sebesar 100 % dan tidak ada perkembangan yang tidak

Universitas Sumatera Utara


51

normal. Berbeda dengan perkembangan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI non

eksklusif dimana perkembangan normal hanya sebesar 66,7 % dan perkembangan

tidak normal sebesar 33,3%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Istiqomah (2012) yang berjudul “Hubungan Pemberian susu formula dengan

tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan di RSU Assalam Gemolong”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan susu formula sebesar

89,19% mengalami keterlambatan perkembangan, sedangkan bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 67,57% mengalami tahap perkembangan

yang normal. Hal ini juga sesuai dengan teori yang diungkapkan Hanlock (2008)

bahwa pengisapan ASI dengan adanya refleks mengisap merupakan stimulan dini

terhadap tumbuh kembang anak. Perkembangan anak dapat terganggu oleh

kondisi lingkungan atau fisik yang kurang mendukung seperti kurang gizi dan

stimulasi dari lingkungan.

Berdasarkan data-data penelitian diatas dapat diketahui bahwa ada

perbedaan perkembangan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan ASI

non eksklusif. Hal ini berarti bayi yang diberi ASI eksklusif mempunyai

kemungkinan perkembangan baik sebesar dibandingkan dengan bayi yang

diberikan ASI non eksklusif. masa bayi adalah masa pada umur 0-12 bulan. ASI

eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa cairan lain seperti susu formula,

madu, air atau makanan padat seperti pisang, bubur, susu, biskuit, dan lain-lain

selama 6 bulan sejak lahir, karena bayi yang sehat tidak memerlukan makanan

tambahan selain ASI sampai 6 bulan setelah itu baru diperkenalkan dengan

Universitas Sumatera Utara


52

makanan padat, sedangkan ASI tetap diberikan hingga umur 2 tahun (Roesli,

2005).

Selain pemberian ASI eksklusif dan ASI non eksklusif ada jug akebiasaan

para orang tua memberikan makanan pendamping ASI. Pemberian MP-ASI pada

bayi dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan pendidikan ibu. Sedangkan dampak

pemberian MP-ASI adalah Krisnatuti dan Yenrina (2002), menambahkan bahwa

seorang bayi dibawah umur 4 bulan telah diberi makanan tambahan maka bayi

tersebut akan sulit tidur pada malam hari, selain itu bayi juga akan mengalami

gangguan-gangguan lainnya yaitu sakit perut, mencret, atau sembelit (susah buang

air besar) infeksi, kurang darah. dan alergi. Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa ada perbedaan perkembangan antara bayi yang diberi ASI

eksklusif dan bayi yang diberi ASI non eksklusif.

Hasil penelitian ini didukung juga dengan perkembangan otak merupakan

peristiwa sangat kompleks yang dipengaruhi faktor gizi, genetik atau bawaan dan

faktor lingkungan. Pertumbuhan ini berlangsung sejak janin berada dalam

kandungan dan pada masa setelah lahir. Untuk mendapatkan anak yang

berkualitas baik di kemudian hari, orang tua, khususnya ibu, harus

mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan itu mencakup sejak perencanaan

kehamilan, asupan gizi saat hamil, bersalin, kemudian perawatan dan stimulasi

anak setelah dilahirkan. Bayi yang dilahirkan tanpa pemberian gizi yang cukup

selama di dalam kandungan bisa mengakibatkan tingkat kecerdasannya

bermasalah (Rahmawati, 2007).

Universitas Sumatera Utara


53

Pemberian susu formula atau makanan pendamping ASI adalah pemberian

makanan tambahan atau minuman oleh ibu kepada bayinya baik diberikan ASI

atau susu formula. Susu formula untuk bayi biasanya mengandung banyak kasein.

Kandungan dadih yang banyak ditujukan untuk menyerupai ASI, sedangkan

kandungan kasein dianggap lebih disukai bayi. Meskipun demikian, tidak ada

susu formula yang sebanding dengan ASI bagi bayi baru lahir.

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indo-nesia (SDKI) tahun 2007,

menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga

7,2%, pada saat yang sama jumlah bayi dibawah 6 bulan yang diberi susu formula

meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007. Hanya

sejumlah 14% ibu di tanah air yang memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka

sampai bayi berusia 6 bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya mendapat-kan ASI

kurang dari 2 bulan saja.

Kurangnya pengetahuan tentang keunggulan dan manfaat ASI, kurangnya

pengertian dan keterampilan dalam menyusui, kurang rasa percaya diri serta

kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan, membuat ibu mudah

terpengaruh oleh kegiatan produsen susu formula yang sangat gencar melakukan

aksi promosi dalam berbagai bentuk untuk memasarkan produk mereka sehingga

ibu lebih cenderung memberikan susu formula daripada ASI eksklusif yang dapat

membawa manfaat lebih besar untuk tumbuh kembang bayi, sehingga dewasa ini

semakin banyak ibu menyusui memberikan susu botol yang sebenarnya

merugikan mereka (Soetjiningsih, 2002).

Universitas Sumatera Utara


54

5.3 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah saat pengukuran berat

badan, panjang badan dan lingkar kepala dan saat pengukuran KPSP berlangsung

dengan memberikan pertanyaan terkait dengan perkembangan anak dengan

menggunakan kuesioner, penulis mendapat kesulitan diakibatkan banyak bayi

yang rewel dan banyak bergerak akibat menangis sehingga sangat sulit dilakukan

pengukuran. Dan keterbatasan waktu penelitian sehingga tidak tercapainya jumlah

responden.

Universitas Sumatera Utara


55

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang perbandingan

tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif dan ASI non

eksklusif, dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada perbedaan signifikan pertumbuhan bayi usia 6 bulan yang mendapat

ASI ekslusif dan ASI non eksklusif, dimana berat badan rata-rata bayi

ASI eksklusif lebih besar dari berat badan rata-rata bayi dan berbeda

signifikan .Hal ini diindikasikan oleh nilai sig-p <0.05.

2. Pada penelitian ini panjang badan bayi ASI non eksklusif lebih besar dari

panjang badan bayi ASI eksklusif dan tidak berbeda signifikan antara ASI

Eksklusif denga ASI non eksklusif, hal ini dapat dilihat dari nilai sig-p

>0.05.

3. Rata-rata Lingkar kepala bayi ASI non eksklusif lebih besar dari lingkar

kepala rata-rata bayi ASI eksklusif ini tidak berbeda signifikan antara ASI

eksklusif dengan ASI non eksklusif, hal ini dapat dilihat dari nilai sig-p

>0.05

4. Perkembangan normal lebih baik pada ASI eksklusif karena berdasarkan

penelitian menunjukkan normal 100%.

55
Universitas Sumatera Utara
56

6.2 Saran

Mengingat pentingnya melakukan pengamatan tentang tumbuh kembang

bayi, maka dengan ini disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada Klinik Ibu Sumiariani disarankan untuk terus melakukan promosi

kesehatan terutama terkait dengan tumbuh kembang bayi sehingga

pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat dapat lebih ditingkatkan.

2. Kepada ibu bayi usia 6 bulan disarankan untuk lebih meningkatkan

pengetahuannya tentang pentingnya mengawasi tumbuh kembang bayi

sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat diawasi sejak dini.

3. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis

dengan skala penelitian yang lebih luas dengan menambah jumlah

variabel dan sampel penelitian sehingga diperoleh hasil penelitian yang

lebih akurat. Dan untuk penilaian pada perkembangan untuk melakukan

penelitian setiap itemnya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai