Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya

dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam

usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America

Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk

mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

Dibidang pertanian kesehatan dan keselamatan kerja juga sangat perlu diterapkan

meskipun dibidang pertanian dapat terbilang kecil kecelakaan yang terjadi, namun harus

tetap diwaspadai agar tidak terjadinya peningkatan kecelakaan yang terjadi pada kegiatan

pertanian, mengingat standar pada penggunaan alat maupun pada penggunaan obat-

obatan tanaman seperti pupuk, obat pembasmi hama dan sejenisnya yang penggunaannya

belum sesuai sebagaimana mestinya  maka perlu adanya pembinaan kepada para petani

agar lebih menimalasir terjadinya kesehatan yang kurang baik dan kecelakaan

yang  terjadi.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang

penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan

kesehatan, pencegahan Penyakit akibat kerja meliputi pemeriksaan kesehatan,

pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi.

 .
B. Tujuan Makalah

            Adapun tujuan dari pembuatan makalah K3 bidang pertanian ini, yaitu:

1. Mengetahui pengertian serta perbedaan dari kesehatan dan keselamatan kerja

2. Mengetahui undang-undang tentang kesehatan dan keselamatan kerja

3. Mengetahui pendekatan masalah-masalah kegiatan pertanian dalam kesehatan dan

keselamatan kerja

4. Mengetahui sasaran dan norma-norma dari kesehatan dan keselamatan kerja dalam

bidang pertanian

5. Memahami hambatan-hambatan didalam kesehatan dan keselamatan kerja dalam

kegiatan pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Indonesia mempunyai kerangka hukum K3 yang ekstensif. K3 yang terutama di Indonesia

adalah Undang-Undang No. 1/ 1970 tentang Keselamatan Kerja. tentang keselamatan kerja yang

ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di

dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-Undang No. 23/ 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan mengenai

kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja dilaksanakan supaya

semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka

sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja mereka

sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja (Departmen Kesehatan 2002).

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh

mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan

kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.

Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat

mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan yang pada akhirnya dapat meningkatkan

sistem dan produktifitas kerja

B. Norma dan Sasaran K3

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :


1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja

2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja

3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Adapun sasaran dari K3 bidang pertanian, sebagai berikut :

1. Menjamin keselamatan petani dan orang lain

2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

3. menjamin proses kegiatan pertanian aman dan lancar.

Adapun faktor-faktor yang ditemui dalam penerapan K3 dibidang

pertanian, sebagai berikut:

1. Dari sisi masyarakat petani.

Tuntutan pekerja petani masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan

kesehatan/kesejahtraan).

2. Dari sisi pemerintah.

1. Pemerintah lebih menekankan pada peningkatan pendapatan disektor pertanian .

2. pemerintah lebih meningkatkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya

dan K3 dipandang sebagai beban dalam hal biaya operasional tambahan.


III. PEMBAHASAN

A. Strategi Meningkatkan Kualitas Kerja petani

Bila penyebabnya sudah diketahui, strategi–strategi dapat dikembangkan untuk

menghilangkan atau mengurangi bahaya–bahaya kerja petani. Untuk menentukan apakah

suatu strategi efektif atau tidak, kelompok tani dapat membandingkan kejadian,

kegawatan, dan frekuensi penyakit – penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah

strategi tersebut diberlakukan.

1. Memantau Tingkat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja petani

Mewajibkan kelompok tani untuk menyimpan catatan insiden–insiden kecelakaan dan

kasus penyakit yang terjadi dalam kegiatan pertanian. Kelompok tani juga mencatat

tingkat kegawatan dan frekuensi setiap kecelakaan atau kasus penyakit tersebut. Adapun

tingkat-tinkat yang dimaksud, sebagai berikut:

1. Tingkat Insiden

Indeks keamanan alat yang paling mendasar adalah tingkat insiden yang
menggambarkan jumlah kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun.

2. Tingkat Frekuensi

Tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap satu juta
jam kerja bukan dalam tahunan seperti dalam tingkat insiden.

3. Tingkat Kegawatan
Tingkat kegawatan menggambarkan jam kerja petani yang hilang karena kecelakaan
atau penyakit.
2. Mengendalikan Stres Dan Kelelahan Kerja para petani

Program pelatihatan yang dirancang untuk membantu para petani mengatasi stress

yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian. Program ini disediakan untuk kelompok

tani,  dengan tujuan memperkenalkan bahan–bahan, keahlian dalam kegiatan pertanian,

dan definisi peran pengawasan,pembinaan dan menajemen dibidang pertanian..

a. meningkatan Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan

Pentingnya kemampuan mengendalikan, atau setidaknya memprediksi apa yang akan

terjadi di masa akan datang sangat disadari

b. Strategi – trategi Manajemen Stres

Manajemen waktu dapat merupakan strategi yang efektif dalam mengatasi stress

pekerjaan.
3. Mengembangakan Kebijakan–Kebijakan Kesehatan Kerja

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya tanggung

jawab, semakin banyak kelompok tani mengembangkan pernyataan–pernyataan ini

berkembang dari suatu kepedulian bahwa semua yang tergabung dalam kelompok tani

harus proaktif menangani masalah– masalahkesehatan dan kesamatan kerja.

4. Menciptakan Program–Program Kebugaran

Kelompok tani semakin memusatkan perhatian kepada usaha–usaha untuk menjaga

agar para petani tetap sehat. Salah satu caranya dengan melakukan 1x olahraga didalam

seminggu.

B. Proteksi

Proteksi merupakan sistem perlinduangan berupa kompensasi yang dalam bentuk

imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh pemimpin dalam

suatu kelompok tani kepada petani. Proteksi ini dengan memberikan rasa aman, baik dari

sisi financial, kesehatan, maupun keselamatan fisik bagai pekerja sehingga petani dapat
beraktivitas dengan tenang dan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningaktan nilai

tambah penghasilan.

Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keaharusan bagi kelompok tani

yang diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan perudang–udangan. Dalam

melaksanakan program prteksi, banyak kelompok tani bekerja sama dengan perusahan

asuransi yang memberikan peranggungan terhadap kemungkinan timbulnya masalah

kesehatan, financial atau masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh petani dan

kelurganya di kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama

diantara masing– masing petani, tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka

masing–masing .

Adapun Faktor – Faktor Yang Menentukan Proteksi diantara masing–masing petani,


sebagai berikut:

1. Responsibility ( Tanggung Jawab)

2. Skill (Keahlian)

3. Mental Effort (kerja Otak / Mental)

4. Physical Effort (Kemampuan Fisik)

5. Work Condition (Kondisi petani)

6. Government Rule (Peraturan Pemerintah)

C. Perlindungan, Keselamatan, Dan Kesehatan Pekerja

1. Pelindungan

a. Yang Berhubungan Dengan Masalah Keuangan

Perlindungan yang berhubungan dengan masalah keuangan dilakukan melalui

pemberian berbagai santunan dalam bentuk santunan jaminan sosial, kompensasi

ketiadaan petani, biaya medis, dan kompensasi pekerja para petani.

b. Perlindungan Yang Berhubungan Dengan Keamanan Fisik petani


Dalam rangka memberikan perlindungna terhadap keselamatan dan keamaan kerja,

pemerintah mengeluarkan peraturan perundang–undangan yang mengharuskan badan atau

asosiasi untuk memberikan fasilitas yang memadai demi menjamin keamanan kerja serta

memberikan jaminan finansial apabila petani mengalami kecelakan kerja.

2. Tujuan Dan Pentingnya Keselamatan Kerja

a. Manfaat Lingkungan Yang Aman Dan Sehat

Jika kelompok tani dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan–kecelakaan

kerja, penyakit, dan hal–hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan

kulitas kehidupan kerja para petani, kelompok tani akan semakin efektif. Peningkatan –

peningkatan terhadap hal ini akan mengasilkan :

       Meningkatkan produktivitas hasil yang didapat karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.

       Meningkatnya efisensi dan kualitas kerja petani yang lebih berkomitmen

       Menurunnya biaya–biaya kesehatan dan asuransi

       Felksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya
partisipasi dan rasa kepemilikan

b. Kerugian Lingkungan Kerja petani Yang Tidak Aman dan Tidak Sehat

Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian – kerugian akibat
kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit –
penyakit yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan.

3. Gangguan Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan kerja

Baik aspek fisik maupun sosio-psikologis lingkungan pekerjaan membawa dampak


kepada keselamatan dan kesehatan kerja salah satunya sebagai berikut :

a. Kecelakaan – Kecelakaan Kerja

kelompok tani tertentu atau badan/asosiasi tertentu cenderung mempunyai tingkat

kecelakaan kerja yang lebih rendah dari pada kegiatan lainnya. Beberapa karakteristik

dapat menjelaskan perbedaan tersebut, sebagai berikut:

       Kulitas Organisasi atau badan tertentu


       Pekerja(petani) Yang selalu belajar dari kesalahan sebelumnya

       Petani yang saling membantu

Penyakit – Penyakit Yang Diakibatkan Pekerjaan

Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan

pertanian meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1. Hazard (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan

kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan kerja petani yang ada.

2. Danger (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada

tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.

3. Risk, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.

4. Incident, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang

dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas

badan/struktur).

5. Accident, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian

(manusia/benda).
c. Kehidupan Kerja Berkualitas Rendah

Bagi banyak petani, kehidupan pertanian berkualitas rendah akan menyebabkan oleh

kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi preferesnis – preferensi dan minat –

minat tertentu seperti rasa tanggung jawab, keinginan akan pemberdayaan dan

keterlibatan dalam pekerjaan tantangan, harga diri, pengendalian diri, penghargaan,

prestasi, keadilan, keamanan, dan kepastian.

d. Stress Pekerjaan

Penyebab umum stress bagi banyak petani adalah serangan hama, kebutuhan,

security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan–aturan kerja yang sempit dan

tekanan– tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah produktivitas hasil yang lebih

tinggi adalah penyebab utama stress yang dikaitkan para petani dengan masalah-masalah

yang muncul. Berikut ini salah satu penyebab stress petani yaitu :
       Perubahan iklim/cuaca yang tidak dapat diprediksikan
       Tingkat Kecepatan kerja petani
       Lingkungan Fisik
      Petani Yang Rentan Stres

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemamparan makalah ini dapat saya menyimpulkan bahwa pada kesehatan dan

keselamatan kerja khususnya pada bidang pertanian sangat penting dilakukan, karena

dapat mengingkatkan kesejahtraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja petani

atau kelompok tani.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik

jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan

konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko

kecelakaan di lingkungan kerja.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-

undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya

yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi
kemajuan dan perkembangan yang ada. Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi–kondisi

fisiologis-fisikal dan pisiologis petani yang diakibatkan oleh lahan yang tersedia. Jika sebuah

kelompok tani melaksanakan tindakan–tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi

kecelakaan dalam pekerja hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan para petani yang nantinya

juga berimbas pada hasil – hasil produktivitas pertanian..

B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan adalah sebagia berikut :

Pemerintah mestinya lebih memperhatikan nasib petani atau membuat semacam

badan atau asosiasi petani agar petani dapat menjalankan tugasnya sebagai petani yang

memenuhi kebutuhan keluarga maupun sebagai tulang punggung pendapatan daerah.

Kelompok tani harus merencanakan atau membuat program yang berkesinambungan

mengenai kesehatan dan keselamatan kerja petani. Kelompok tani hendaknya tidak tinggal

diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat petani yang lain bekerja.

Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari

pekerjaan, untuk kelompok tani hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan proteksi

atau perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung

maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh kelompok tani kepada petani. Proteksi atau

perlindungan pekerja merupakan keharusan bagi sebuah kelompok tani.

V. DAFTAR PUSTAKA
____2009. dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja.http://tuloe.wordpress.com. Di

unduh tanggal 28 mei 2012.

____http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10693//jam 16.36
____http://www.fkg.unair.ac.id/filer/buku%20pedmn%20K3PSTKG.pdf//jam 16.55

____http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-keselamatan-kerja //jam17.01

____http://www.ilo.org/public/english/region/asro/manila/downloads/kk9.pdf//jam 16.40

____http://mediabelajar.blog.mercubuana.ac.id/tag/sistem-k3//jam 16.47

____2008. system k3. http://staff.unud.ac.id. Diakses 28 mei 2012 jam 16.42

Anda mungkin juga menyukai