NPM : 22318459 Kelas : 2TB05 Mata Kuliah : Filsafat Arsitektur Tugas : Filsafat Kuno Pasca Aristoteles
Sinis dan Skeptis dalam kehidupan sehari hari
Mereka yang tidak pernah mudah percaya terhadap definisi beku para filsuf itu disebut dengan kaum sinis atau kaum skeptis. Kedua kaum ini sifatnya sama, yakni tidak mempercayai akan sebuah kebenaran jika kebenaran itu belum diuji sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Meskipun mirip, akan tetapi dua kaum ini memiliki perbedaan yang tegas. Kaum Sinis lebih bertujuan kepada kebenaran dalam kehidupan sosial sedangkan skeptis lebih menunjukkan bahwa kebenaran baik secara sosial maupun kebenaran universal itu tidak ada. Sinis menjadi model hidup yang sangat populer ketika Antisthenes (446-336 SM) dan Diogenes (412-323 SM) mencetuskannya. Bagi mereka berdua, kebenaran ialah "kebaikan yang sederhana" melalui kehidupan yang asksetis dan kembali ke alam. Mereka menganggap hidup dengan kemewahan yang berlebihan adalah buruk. Antisthenes pernah mengatakan, "saya lebih baik gila daripada saya bersuka-cita" (Russel, 2008: 315). Dia juga mengutuk perbudakan yang terjadi saat itu. Kemudian pemikiran Antisthenes ini dilanjutkan oleh muridnya, Diogenes. Diogenes menyempurnakan konsep asketisme gurunya, Anthistenes, bahwa sebuah kebenaran atau kebijaksanaan yang hanya ada dan berlaku bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, hidup adalah sebuah kesederhanaan itu sendiri. Berdasarkan keyakinan asketisme itu, Diogenes kemudian dia hidup seperti sorang "sinis" (cynic), yang berarti "hidup seperti anjing" (Ibid, hal 316). Dia hidup dengan cara mengemis seperti orang fakir di India untuk mencari "keutamaan" dalam hidup. Sesudah paham sinis muncul untuk pertama kalinya paham lain yang sedikit ekstrim pun muncul yakni skeptisisme. Skeptisisme adalah paham yang menganggap bahwa segala sesuatu dalam hidup termasuk dalam kebenaran wajib diragukan kebenarannya. Paham ini menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah buah pemikiran manusia yang terbatas sehingga layak untuk kita perdebatkan kebenarannya. Ada yang menganggap sebenarnya skeptisisme ini bukanlah sebuah aliran melainkan sebuah tradisi berfikir umum yang berupa kesangsian (Bertens, 2007 hal.17). Skeptisisme berasal darikata skeptik yang berarti kesangsian atau keragu-raguan, dan -isme yang artinya aliran atau paham. Jadi secara etimologi skeptisisme adalah paham akan keragu-raguan. Skeptsisime bukan hanya sebagai sebuah keragu-raguan saja mealinkan keragu-raguan secara dogmatis.Tokoh utama dari berdirinya aliran ini adalah Phyrro (360- 270 SM). Ia merupakan bagian dari filsuf Aleksander Agung yang ikut perjalan ke India untuk menemui para filsuf disana. Oleh karena itulah ada yang beranggapan bahwa paham skpetik ini dipengaruhi oleh kebudayaan Hindhu di India. Phyrro sendiri tidak menelurkan sebuah buku pemikirannya sehingga tidak ada catatan khusus alasan mengapa skeptisisme ini lahir. Pemikiran Phyrro dilanjutkan oleh muridnya Timon (320-235 SM) dan juga diadopsi Akademia Plato yang dikelola oleh Arcesilaus (320-240 SM) dan Carniedes. Pada dasarnya saya sepakat bahwa skeptisisme bukanlah sebuah aliran. Hal ini dikarenakan setiap manusia memiliki sikap atau sifat ragu dalam hidupnya baik dalam pengambilan sebuah keputusan maupun mempercayai akan perkataan oang lain. Contohnya: Ketika ada teman yang mengatakan lewat sms bahwa hari ini tidak ada kuliah karena dosennya sakit atau berhalangan lain, tentunya orang yang menerima sms tadi tidak langsung percaya dan menanyakannya kepada orang lain. Proses cek dan ricek ini adalah wujud dari sikap skeptis dalam arti yang modern seperti sekarang ini. Oleh karena itu skpetis diperlukan untuk membuktikan akan sebuah kebenaran meskipun sifatnya empiris.
Dalam penggunaan sehari-hari sinisme bisa berarti:
1. bertujuan kepada kebenaran dalam kehidupan sosial 2. hidup dengan kemewahan yang berlebihan adalah buruk
Dalam penggunaan sehari-hari skeptis-isme bisa berarti:
1. Suatu sikap keraguan atau disposisi untuk keraguan baik secara umum atau menuju objek tertentu; 2. Doktrin yang benar ilmu pengetahuan atau terdapat di wilayah tertentu belum pasti; atau 3. Metode ditangguhkan pertimbangan, keraguan sistematis, atau kritik yang karakteristik skeptis (Merriam-Webster).