Anda di halaman 1dari 1

1.

Penggunaan saliva sebagai biomarker adalah untuk mendeteksi berbagai penyakit, penggunaan
obat, serta berbagai gangguan fisiologis lainnya yang terjadi dalam tubuh.

Sumber : Lesmana, D., Tjahajawati, S., Lubis, Vita T. 2016. Saliva Sebagai Biomarker Potensial
Diagnostik Penyakit Rongga Mulut dan Sistemik. dentika Dental Journal, Vol 19, No. 2, 2016:
160-167.

Komposisi dari saliva sebagai biomarker antara lain seperti cairan sulkus gingiva, sekresi hidung,
serum dan derivat darah yang berasal dari luka rongga mulut, mikroorganisme, seleskuamasi
epitel, leukosit, elektrolit, imunoglobulin, protein, enzim, dan sisa makanan.

Biomarker saliva yang biasanya berpotensi sebagai penanda adanya penyakit periodontal
antara lain : enzim, cairan sulkus gingiva, komponen bakteri, senyawa volatil, dan penanda
fenotipe. Selain itu, juga terdapat senyawa biotik juga yang berfungsi sebagai penanda penyakit
periodontal seperti lisozim, laktoferin, histatin, peroksidase, sistatin, kalikrein, kininogen,
aminopeptida, transaminaseaspartat, glukosidase, galaktosidase, dan glukuronidase, dan
berbagai perubahan protein tulang (osteopontin, osteonektin, dan osteokalsin).

Sumber : Lesmana, D., Tjahajawati, S., Lubis, Vita T. 2016. Saliva Sebagai Biomarker Potensial
Diagnostik Penyakit Rongga Mulut dan Sistemik. dentika Dental Journal, Vol 19, No. 2, 2016: 160-
167.

Anda mungkin juga menyukai