Dalaillul Falihin - 20190210019 - RESPIRASI - FISTAN
Dalaillul Falihin - 20190210019 - RESPIRASI - FISTAN
ACARA VII
KECEPATAN RESPIRASI
B. TUJUAN
Mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi aerob kecambah kacang hijau
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan : kacang hijau, larutan BaCl, larutan NaOH, larutan HCl, indikator PP
Alat : 6 erlenmeyer, pipet tetes, plastik, karet, benang, dan gunting
D. CARA KERJA
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang ditinjau adalah respirasi aerob pada kecambah kacang hijau.
Respirasi aerob merupakan proses pernafasan yang membutuhkan oksigen dari udara. Proses
ini sering kali disebut katabolisme atau pembongkaran (Dwidjosaputro, 1980). Kecambah
kacang hijau menjadi bahan utama dalam pengujian respirasi kali ini. Pada praktikum ini juga
dilakukan titrasi menggunakan larutan HCL, larutan BaCl, larutan NaOH dan indikator pp
untuk mengetahui laju respirasi pada kacang hijau. Ada 3 perlakuan yaitu pada suhu 41oC,
28oC, dan pada suhu lemari es yaitu 12oC.
a. Suhu 41oC
Hasil pengamatan pada suhu 41oC diperoleh data yang menunjukan adanya aktivitas
respirasi pada kecambah kacang hijau. Pada hasil titrasi pertama, botol perlakuan y hasilnya
berubah menjadi warna bening pada HCL terpakai sebanyak 16ml. Sedangkan pada botol
kontrol, warnanya berubah menjadi bening tepat pada 17,2 ml. Pada titrasi kedua, botol
perlakuan y membutuhkan HCL sebanyak 16 ml sedangkan botol kontrolnya membutuhkan
HCL sebanyak 17 ml, hal ini berkurang dari sebelumya yaitu titrasi pertama. Pada titrasi
ketiga, botol perlakuan y membutuhkan HCL sebanyak 16,2 ml untuk titrasi dan botol x aau
bbotol kontrolnya membutuhkan 19,8 HCL untuk titrasi, hal tersebut jauh lebih besar
dibanding tirasi sebelumya. Didapat rata rata kebutuhan HCL pada perlakuan y sebanyak
19,06 ml, sedangkan pada botol kontrolnya dibutuhkan HCL sebanyak 18 ml. Adapun
perhitungannya sebagai berikut : Perhitungan : 10 ( 18-16,0667) = 19,333. Menurut teori hal
ini tidak ideal, karena biasanya dalam waktu 2 jam perlakuan berada di suhu lebih dari 40 oC
maka enzimnya akan rusak sebagian yang menyebabkan laju respirasinya menurun
(Simbolon, 1989).
b. Suhu 28oC
Hasil pengamatan pada suhu 28oC diperoleh data yang menunjukan adanya aktivitas
respirasi pada kecambah kacang hijau. Pada hasil titrasi pertama, botol perlakuan y hasilnya
berubah menjadi warna bening pada HCL terpakai sebanyak 16,1 ml. Sedangkan pada botol
kontrol, warnanya berubah menjadi bening tepat pada 16,4 ml. Pada titrasi kedua, botol
perlakuan y membutuhkan HCL sebanyak 16,4 ml sedangkan botol kontrolnya membutuhkan
HCL sebanyak 16,5 ml, hal ini berkurang dari sebelumya yaitu titrasi pertama. Pada titrasi
ketiga, botol perlakuan y membutuhkan HCL sebanyak 16,6 ml untuk titrasi dan botol x aau
bbotol kontrolnya membutuhkan 20,2 HCL untuk titrasi, hal tersebut jauh lebih besar
dibanding tirasi sebelumya. Didapat rata rata kebutuhan HCL pada perlakuan y sebanyak
16,3667 ml, sedangkan pada botol kontrolnya dibutuhkan HCL sebanyak 17,7 ml. Adapun
perhitungannya sebagai berikut : Perhitungan : 10 (17,7-16,3667) = 13,33. Menurut teori,
pada suhu sekitar 25oC – 35oC aktifitas respirasi akan berlangsung secara optimal karena suhu
yang terlalu rendah ataupun tinggi akan merusak enzim yang terkandung pada tumbuhan
yang merupakan kebutuhan untuk respirasi itu sendiri. Faktor lain itu disebabkan oleh
kebutuhan masing-masing tumbuhan ( Salisbury & Ross, 1995).
c. Suhu 12oC
Hasil pengamatan pada suhu 12oC diperoleh data yang menunjukan adanya aktivitas
respirasi pada kecambah kacang hijau. Pada hasil titrasi pertama, botol perlakuan y hasilnya
berubah menjadi warna bening pada HCL terpakai sebanyak 16,9 ml. Sedangkan pada botol
kontrol, warnanya berubah menjadi bening tepat pada 16,7 ml. Pada titrasi kedua, botol
perlakuan y membutuhkan HCL sebanyak 16,9 ml sedangkan botol kontrolnya membutuhkan
HCL sebanyak 16,6 ml, hal ini berkurang dari sebelumya yaitu titrasi pertama. Pada titrasi
ketiga, botol perlakuan y membutuhkan HCL sebanyak 18,2 ml untuk titrasi dan botol x atau
botol kontrolnya membutuhkan 17,7 HCL untuk titrasi, hal tersebut jauh lebih besar
dibanding tirasi sebelumya. Didapat rata rata kebutuhan HCL pada perlakuan y sebanyak
17,3334 ml, sedangkan pada botol kontrolnya dibutuhkan HCL sebanyak 17 ml. Adapun
perhitungannya sebagai berikut : Perhitungan : 10 (17-17,3334) =-3,334. Pada pengamatan
ini didapat hasil perhitungan negatif mungkin dikarenakan oleh kurang tepatnya kegiatan
praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan. Kemungkinan lain adalah seperti yang
dikatakan teori, ada beberapa tumbuhan yang tidak cocok pada suhu rendah atau dingin
(Sunu, P, 2006). Hal tersebut menunjukan bahwa mungkin pada pengamatan ini enzim yang
terkandung dalam kecambah terhambat sehingga respirasinya tidak optimal.
H. KESIMPULAN
Suhu dapat mempengaruhi kecepatan respirasi kecambah kacang hijau, respirasi pada
kecambah lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi, apabila suhu rendah maka laju
respirasi semakin lambat. Makin banyak CO2 yang dibebaskan, maka proses respirasi makin
cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Salisbury, Frank & Ross, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. ITB. Bandung.
Andhi, Tatag Chariesma. 2011. Studi Aspek Fisiologis dan Biokimia Perkecambahan Benih
Jagung (Zea Mays L.) pada Umur Penyimpanan Benih yang Berbeda. Yogyakarta:
Fakultas Pertanian UGM.
Lestari, Giyatmi Wahyu. 2006. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil, dan Laju Respirasi
Tanaman Garut (Maranta Arundinacea L.) setelah Pemberian Asam Giberelat (GA3).
Surakarta:Jurusan Biologi FMIPA UNS.
Lyrawati, Diana. 2012. Sistem Pernapasan: Assessment, Patofisiologi, dan Terapi Ganguan
Pernapasan. Malang: PSF-FK Universitas Brawijaya.
Suyitno. 2006. Respirasi Pada Tumbuhan. Yogyarakta: Jurusan Biologi FMIPA UNY.
Tim Dosen Biologi Dasar. 2013. Bahan Ajar Biologi Dasar Bagian Pertama. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Yudiarti, Turrini. 2004. Buku Ajar Biologi. Semarang: Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro.
LAMPIRAN
kecambah kacang hijau
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmaxikom.co.id%2Fmanfaat-kecambah-kacang-hijau-
untuk-kesehatan%2F&psig=AOvVaw10UmbiTOe8wUShp-
d_f9_E&ust=1591459091150000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKCFtaaF6-
kCFQAAAAAdAAAAABAD
erlenmeyer
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fcdn.monotaro.id%2Fmedia%2Fcatalog%2Fproduct%2Fcache%2F6%2Fimage
%2Fb5fa40980320eb406ba395dece54e4a8%2FP%2F1%2FP102959901-1.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.monotaro.id
%2Fcorp_id
%2Fp102959901.html&tbnid=lAqcliGYOlASVM&vet=12ahUKEwiK66rX6tvpAhXtk0sFHZumCWwQMygAegUIARCYAg..i&docid=PY
Jc0GNbOZw6lM&w=1000&h=1000&q=erlenmeyer&safe=strict&ved=2ahUKEwiK66rX6tvpAhXtk0sFHZumCWwQMygAegUIARCYA
g
Titrasi
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fwww.chem.co.id%2F2019%2F01%2F47-titrasi-asam-
basa.html&psig=AOvVaw1iloeiHJ0AF62_DcfQS7QS&ust=1591459256963000&source=images&cd=vfe&ved=0C
AIQjRxqFwoTCKD1-fKF6-kCFQAAAAAdAAAAABAD