Anda di halaman 1dari 20

Bahan Ajar 3 2016

ISOMER OPTIK

Indikator Pembelajaran

1. Menjelaskan tentang isomer Optik


2. Menjelaskan tentang atom C asimetri (C kiral) dalam keisomeran
optik
3. Menjelaskan tentang penetapan konfigurasi sistem R/S pada
senyawa Isomer optik yang memiliki 1 atom C kiral
4. Menjelaskan penetapan konfigurasi sistem R/S pada senyawa Isomer
optik yang memiliki lebih dari satu karbon kiral
5. Menjelaskan tentang enantiomer, diastereomer, dan meso
6. sifat fisika dan kimia senyawa yang memiliki isomer optik
7. Menganalisis, mengevaluasi konsep dan menyusun peta konsep
isomer optik

hal 1
Bahan Ajar 3 2016

A. Pendahuluan

Isomer optik merupakan studi tentang aspek-aspek statis dan dinamis dari
bentuk 3-dimensi molekul. Isomer optik telah lama menjadi dasar untuk memahami
struktur, mekanisme reaksi, dan produk sintesis dari reaksi kimia organik. Senyawa
kimia yang terdapat di alam umumnya bersifat kiral (optik), seperti, asam amino, gula
dan nukleotida yang merupakan senyawa yang berbentuk kiral. Senyawa-senyawa
tersebut di alam umumnya dalam bentuk enantiomer murni, oleh karena itu setiap zat
yang dibuat manusia senantiasa dapat berinteraksi dengan senyawa yang diproduksi
di alam atau memodifikasinya untuk berinteraksi dengan lingkungan kiral. Tentu saja
ini merupakan masalah bagi ahli kimia seperti ahli kimia organik, farmasi, kimia
polimer atau bagi mereka yang tertarik dalam mempelajari mekanisme dan produk
reaksi.
Stereoisomer merupakan molekul yang memiliki "konektivitas" yang sama tetapi
berbeda dalam susunan atom dalam ruang. Stereoisomers are molecules that have the same
“connectivity” but differ in the arrangement of atoms in space. Sebagai contoh senyawa
2-butanol (CH3CH(OH)CH2CH3) merupakan senyawa yang memiliki isomer optik
karena senyawa tersebut memiliki satu atom C*(asimetris/stereogenik) sehingga
memiliki dua isomer optik yaitu (R)-2-butanol dan (S)-2-butanol, seperti yang terlihat
pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Isomer optik pada senyawa 2-butanol yaitu (R)/(S)-2-butanol

A. Atom karbon kiral

Kita di kehidupan sehari-hari telah mengenal beberapa bentuk-bentuk kiral dan


akiral misalnya, yang bentuk kiral yaitu tangan dan kaki kita, sarung tangan,

hal 2
Bahan Ajar 3 2016

sedangkan yang akiral misalnya mur. Begitu pula dalam membahas tentang
stereokimia (isomer optik) terlebih dahalu harus kita kenal dengan isitilah kiral. Kiral
berasal dari kata Yunani yaitu cheir, yang berarti "tangan." Benda kiral (termasuk molekul)
dikatakan “memiliki tangan/handedness." Gambar 2 di bawah ini menunjukan obyek akiral
dan kiral.

Gambar 2. Perbedaan obyek kiral dan akiral

Mempelajari tentang isomer optik (bagian dari stereoisomer) yang perlu


dicermati yaitu adanya atom Ckiral (atau atom Casimetris ditulis C*) yaitu atom C yang
mengalami hidrisisasi sp3 dengan mengikat 4 gugus atom berbeda yang terdapat
dalam suatu molekul, namun demikian ada literatur lain yang menyebutnya “pusat
stereogenik/stereogenic centre”, misalnya dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.

hal 3
Bahan Ajar 3 2016

Gambar 3. Atom C*(asimetris) merupakan atom kiral, mengikat 4 gugus atom yang
berbeda
Untuk menentukan sebuah atom C kiral (C*) haruslah ditentukan bahwa
keempat gugus yang terikat pada atom karbon sp 3(Csp3) itu berlainan. Bila suatu
senyawa yang memiliki atom C dengan hibridisasi Csp 3, tetapi mengikat dua atau lebih
gugus atom yang sama, maka senyawa tersebut bersifat akiral atau tidak optik. Gambar
4 di bawah ini akan menunjukan perbedaan antara senyawa kiral dan akiral.

Gambar 4. Perbedaan antara molekul kiral (enantiomer) dan molekul identik (akiral)

C. Penetapan Konfigurasi Sistem R/S pada senyawa Isomer Optik


Urutan penataan gugus di sekitar suatu atom karbon kiral disebut konfigurasi
mutlak. Dalam suatu senyawa kiral biasanya mempunyai pasangan atau bayangannya
yang disebut dengan enantiomer. Enantiomer hanya terjadi dengan senyawa-senyawa
yang memiliki atom kiral di dalam molekulnya. Untuk memudahkan penetapan
penamaan suatu enantiomer digunakan sistem (R) dan (S) atau sistem Chan – Ingold –
Prelog. Di mana hurut (R) berasal dari bahasa Latin, rectus yang berarti “kanan”,
hal 4
Bahan Ajar 3 2016

sedangkan (S), sinister yang berarti “kiri”, jadi atom karbon kiral yang terdapat dalam
suatu molekul yang mempunyai konfigurasi (R) atau konfigurasi (S) disebut
enantiomer (R) dan enantiomer (S), bila enantiomer (R) bercampur sama banyak
dengan enantiomer (S) disebut rasemat.

Campuran rasemat yang memiliki komposisi 50%(R)/50%(S) maka campuran


tersebut tidak dapat memutar bidang polarisasi (0). Senyawa yang merupakan
enantiomernya memiliki titik leleh, titik didih, dan kelarutan yang hamper sama,
kecuali rotasi cahaya bidang terpolarisasi yang berbeda. Sehingga Enantiomer jauh
lebih sulit untuk dipisahkan dengan teknik yang sederhana seperti distilasi,
rekristalisasi, dan kromatografi. Contoh dari suatu enantiomer yaitu 2-bromobutana
(CH3CH(Br)CH2CH3) seperti yang terdapat pada gambar 5 dan 2-metil-1-butanol
(CH2OHCH(CH3)CH2CH3) seperti yang terdapat pada gambar 6.

Gambar 5. Suatu enantiomer yang merupakan bayangan


cermin dari senyawa 2-bromo butana

Gambar 6. Sepasang enantiomer dari 2-metil-butanol,


(R)-2-metil-1-butanol dan (S)-2-metil-1-butanol

D. Aturan (R) dan (S)

hal 5
Bahan Ajar 3 2016

Penentuan aturan (R) dan (S) seperti ketentuan skala prioritas suatu gugus atom
seperti ditentukan sesuai dengan konvensi Cahn-Ingold-Prelog (CIP yaitu:
1. Atom-atom jika yang terikat pada atom C* (C kiral atau Cstereogenik) berbeda, maka
urutan prioritas ditentukan dengan nomer atom, Atom dengan nomor atom
tertinggi memperoleh prioritas. Misalnya 8O > 7N > 6C > 1H, penerapannya
sebagai berikut 8OH > 7NH3 > 6CH3 > 1H.
2. Atom-atom tersebut jika memiliki isotop, maka isotop dengan nomor massa
tertinggi memiliki skala prioritas, misal 614C > 613C < 6
12
C.
3. Kedua atom itu jika identik, maka atom-atom yang terikat pada atom berikutnya
menjadi skala prioritas, jika atom-atom ini juga mengikat atom-atom yang identik,
maka skala prioritas ditentukan pada titik kali pertama yang dijumpai perbedaan
nomor atomnya. Atom yang dengan nomor terbesar menjadi skala prioritas.
Misal
a.

b.

E. Langkah-langkah penetapan penamaan sistem (R) dan (S)


Langkah – langkah dari penetapan penamaan sistem (R) dan (S) adalah sebagai
berikut.
1. Langkah 1 – urutkan ke empat gugus atau atom yang terikat pada atom karbon kiral
ini menurut aturan prioritas aturan deret Chan-Ingold-Prelog.
2. Langkah 2 – Proyeksikan molekul sedemikian rupa sehingga gugus yang memiliki
prioritas rendah berada pada posisi di belakang.

hal 6
Bahan Ajar 3 2016

3. Langkah 3 – pilihlah gugus dengan urutan prioritas tertinggi dan tarik suatu anak
panah bengkok mulai dari gugus yang memiliki prioritas tertinggi  tinggi 
rendah.
4. Langkah 4 – Jika arah anak panah searah dengan arah jarum jam, maka konfigurasi
itu adalah (R), jika berlawanan dengan arah jarum jam, maka konfigurasinya yaitu
(S). Seperti yang terlihat pada gambar 7 di bawah ini.

Gambar 7. Contoh langkah-langkah penentuan konfigurasi S atau R


pada suatu senyawa

Untuk lebih lengkapnya tentang penamaan konfigurasi R atau S dari senyawa


isomer optik dapat dilihat pada beberapa contoh seperti senyawa asam laktat, 3
kloroheksana, 2-butanol, dan 2- bromobutana dapat dilihat pada gambar 8, 9, 10, dan
11 di bawah ini

Gambar 8 . Bentuk molekul dan penamaan (R) dan (S) dari asam laktat

hal 7
Bahan Ajar 3 2016

Gambar 9. Contoh penamaan konfigurasi R-S dari senyawa 3-kloroheksana

Gambar 10. Contoh penamaan konfigurasi R-S dari senyawa 2-butanol.

Gambar 11. gambar kiri: (S)-2-bromobutana, kanan (R)-2-bromobutana

F. Senyawa yang memiliki lebih dari satu karbon kiral


Pembahasan di atas sejauh ini dipusatkan pada senyawa yang mengandung satu
atom karbon kiral (C*), padahal senyawa-senyawa kimia organik banyak yang memiliki
atom C* lebih dari satu. Misalnya Senyawa yang memiliki dua atom C*. Maka senyawa
tersebut kemungkinan akan empat stereoisomer yaitu (1R,2R); (1R,2S); (1S,2R), (1S,2S)
angka 1 dan 2 menunjukan posisi atom C*. Contoh-contoh senyawa yang memiliki
lebih dari dua atom C kiral seperti yang terlihat pada gambar 12 di bawah ini

hal 8
Bahan Ajar 3 2016

Gambar 12. Contoh beberapa senyawa dengan dua atom C* (Ckiral) yang
memiliki isomer optik maksimal sebanyak 4 isomer optic.

Jumlah maksimum dari senyawa yang memiliki isomer optik (stereoisomer)


sebanyak 2n (di mana merupakan jumlah atom C* kiral atau stereogenik). Suatu
senyawa jika memiliki tiga atom C*kiral, maka isomer optik maksimumnya sebanyak 8
stereoisomer yaitu (1R,2R,3R); (1R,2R,3S), (1R,2S,3R); (1R,2S,3S); (1S,2R,3R); (1S,2R,3S),
(1S,2S,3R), (1S,2S,3S), misalnya senyawa pada gambar 13 di bawah ini.

hal 9
Bahan Ajar 3 2016

Gambar 13. Contoh jumlah maksimal isomer optik dari senyawa yang
memiliki 3 atom C*

Senyawa yang memiliki empat atom C kiral (C*), memiliki stereosimer maksimal
sebanyak 16 stereoisomer, misal glukosa yang memiliki 4 atom C* (asimetri/
stereogenik), maka akn memiliki isomer optik maksimal 16, mulai dari bentuk
(1R,2R,3R,4R), (1R,2R,3R,4S), (1R,2R,2S,R), (1R,2S,3R4,R), (1S,2R,3R,4R)… (1S,2S,3S,4R),
(1S,2S,3R,4S), (1S,,2R,3S,3S), (1R,2S,3S,4S), (1S,2S3S,4S). Secara detail dapat dilihat pada
gambar 14 di bawah ini.

Gambar 14. Senyawa yang memiliki 4 atom C kiral memiliki 16 isomer,

hal 10
Bahan Ajar 3 2016

G. Enantiomer
Enantiomer berasal dari bahasa Yunani ἐνάντιος (enantíos), berarti "berlawanan",
dan μέρος (méros), berarti "bagian"), sehingga enantiomer yaitu salah satu dari dua
stereoisomer merupakan bayangan cermin satu sama lain yang non-superposabel (tidak
identik), seperti tangan kiri dan kanan kita yang merupakan bayangan cerminnya.
Senyawa organik yang mengandung karbon kiral biasanya memiliki dua struktur non-
superposable. Kedua struktur adalah gambar cermin antara satu dengan yang lain yang
biasanya disebut enantiomorf (enantio = berlawanan; morph = bentuk). Contoh
sederhana senyawa yang memiliki enantiomer yaitu asam laktat (gambar 15)

Gambar 15 struktur (S)-(+)-asam laktat dan (R)-(–)-asam laktat merupakan


bayangan cermin antara yang satu sama lain (enantiomer).

1. Peranan Enantiomer dalam kehidupan


Dalam organisme hidup, hampir setiap molekul yang mengandung pusat kiral
ditemukan sebagai enantiomer murni dan bukan dalam bentuk campuran rasemat.
Pada tingkat molekuler, senyawa kimia di alam umumnya kiral dan berinteraksi secara
berbeda dengan enantiomer senyawa tertentu. Misalnya, dua enantiomer dari carvona
menghasilkan respon yang sangat berbeda pada manusia: (R) - carvona adalah zat yang
menyebabkan bau minyak segar spearmint, sedangkan (R) – carvona merupakan
komponen flavor utama jintan biji yang merupakan karakteristik aroma roti gandum.

hal 11
Bahan Ajar 3 2016

Gambar 16 struktur molekul (S)–Carvona dan (R)-Carvona

Enantiomer dalam dunia farmasi banyak memiliki peranan, misalnya senyawa


kiral (S) + ibuprofen merupakan senyawa yang menghambat sintesis prostaglandin
sehingga bersifat analgesik dan agen anti-inflamasi, sedangkan bentuk (R) tidak
memiliki efek anti-inflamasi aktif.

Gambar 17. struktur molekul senyawa R-(-)- ibuprofen dan S-(+)-ibupropen


Obat ibuprofen dijual sebagai campuran rasemat yang berlangsung sekitar 38 menit
untuk mencapai efek penuh dalam mengurangi rasa sakit dan bengkak di manusia

hal 12
Bahan Ajar 3 2016

dewasa. Karena hanya S-(+) yang merupakan enantiomer aktif pada manusia, namun,
massa yang sama dari obat-obatan akan meringankan gejala rasa sakit.
Sebuah campuran rasemat obat lain, thalidomide penenang tahun 1956 ke awal
1960-an banyak digunakan oleh masyarakat Eropa karena mengobati mual selama
kehamilan, tapi sayangnya hanya (R)-enantiomer yang aman untuk tujuan itu.
Sedangkan (S)-enantiomer merupakan suatu zat yang menyebabkan cacat lahir yang
berupa hilangnya anggota badan bagi bayi, thalidomide saat ini dilarang untuk
digunakan ini. Thalidomide juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit kusta,
struktur molekul dari thalidomide dapat dilihat pada gambar 18 di bawah ini.

Gambar 18. Struktur molekul dari (R) dan (S) - thalidomide

Senyawa-senyawa optik seperti contoh-contoh di atas merupakan gambaran dari


beberapa peranan enantiomer dalam sistem biologis yang mungkin sangat berbeda
dampaknya dalam sistem biologi kita. Dua buah molekul yang berbeda bayangan
cerminnya (nonsuperimposable) ternyata dapat menyebabkan dampak biologis yang
berbeda. Interaksi molekul kiral dengan reseptor biologi umumnya hanya satu
enantiomer dari zat kiral berinteraksi dengan reseptor tertentu atau direspon dengan
reseptor kiral tertentu. Enantiomer lain mungkin tidak mengikat sama sekali atau
mungkin mengikat reseptor lain, menghasilkan respon yang berbeda. Gambar 19 di
bawah ini merupakan contoh dari enantiomer yang memperoleh atau tidak
memperoleh respon dari reseptor tertentu.

hal 13
Bahan Ajar 3 2016

Gambar 19. Pengaruh senyawa kiral terhadap reseptor

H. Diastereomer
Suatu molekul atau senyawa yang memiliki lebih dari satu atom C kiral, tidak
semua dari isomer optik bersifat enantiomer (atau merupakan bayangan cerminnya).
Namun demikian isomer optik bersifat diasteroisomer yang disebut dengan
diastereoisomer. Diastereoisomer dapat didefinisikan semua enantiomer yang bukan
pasangan enantiomernya. Misalnya senyawa 2-bromo-3-kloro-butana dengan rumus
molekul CH3-CH(Br)-CH(Cl)-CH3, akan mempunyai isomer optik seperti yang terlihat
pada gambar 20 di bawah ini.

Gambar 20. Perbedaan antara enantiomer dengan diastereomer dari


2-bromo-3-klorobutana

Gambar 20 di atas bila diperhatikan, maka konfigurasi (2S,3R)-2-bromo-3-


klorobutana merupakan pasangan enantiomer dengan (2R,3S)-2-bromo-3-klorobutana),
sedangkan konfigurasi (2S,3S)-2-bromo-3-klorobutana merupakan pasangan
enantiomernya dengan (2R,3R)-2-bromo-3-klorobutana, namun demikian antara (2S,3R)
-2-bromo-3-klorobutana dengan (2R,3R)-2-bromo-3-klorobutana merupakan

hal 14
Bahan Ajar 3 2016

diastereoisomer, dimana suatu senyawa yang memiliki atom C kiral, tetapi bukan
merupakan pasangan enantiomernya.

Diastereomer memiliki sifat fisik yang berbeda dengan enantiomernya,


diastereoisomer lebih mudah untuk memisahkan dengan teknik yang normal praktis
(distilasi, rekristalisasi, kromatografi, dll). Diastereoisomer umumnya terjadi pada
senyawa-senyawa yang memiliki lebih dari satu C kiral (C*) untuk menganalis
perbedaan antara enantiomer dan diastereomer dapat dilihat pada gambar 21 di bawah
ini.

Gambar 21. Cara menganalisis perbedaan antara enantiomer dengan diastereomer

I. Senyawa Meso
Suatu senyawa stereoisomer yang mengandung dua atau lebih karbon kiral,
tetapi bila dalam senyawa itu sendiri dapat diimpitkan dengan bayangan cerminnya,
disebut meso. Senyawa stereisomer yang memiliki meso dan senyawa yang memiliki
meso, maka atom karbon tidak bersifat kiral, sehingga jumlah isomer sebanyak 2 n –
jumlah meso. Meso compound: Having two or more stereogenic centers, but also having a
mirror plane of symmetry in the molecule, so molecule is not chiral. R. A. Paselk 2004).
Contoh dari senyawa yang memiliki meso dapat dilihat pada gambar 22 di bawah ini.

hal 15
Bahan Ajar 3 2016

Gambar 22. Senyawa yang memiliki meso bersifat akiral

Contoh-contoh dari senyawa yang memiliki meso dapat dilihat dari beberapa
senyawa di bawah ini.

a. Senyawa 2-3-dibromo-butana, di mana pada konfigurasi (2R,3R)- 2-3-dibromo-


butana merupakan pasangan enantiomer dengan (2S,3S)-2-3-dibromo-butana,
sedangkan (2R,3S) dan (2S,3R)- 2-3-dibromo-butana merupakan senyawa yang
dapat dicerminkan di dalam senyawanya, maka senyawa tersebut memiliki
meso, sehingga jumlah isomer optiknya bukan 4, melainkan 3, karena 2 n – 1.

Gambar 23. Senyawa 2-3-dibromo-butana, senyawa yang memiliki meso


(jumlah isomer ada 3)

b. Senyawa 2-3-dibromo-butadioat/asam succininc dalam bentuk stereocenters


(2R,3R) dan (2S,3S) merupakan bentuk enantiomer, sedangkan bentuk
(2R,3S)/(3R,2S) mempunyai bentuk meso. Bentuk 2-3-dibromo-asam butadioat
(2R, 3R) dan (2S, 3S) memiliki sifat fisik dan reaktivitas yang sama. Namun,
meso-2-3-dibromo-asam butadioat memiliki sifat fisik dan reaktivitas yang
hal 16
Bahan Ajar 3 2016

berbeda (gambar 24). Sebagai contoh, titik leleh (2R, 3R) & (2S, 3S) 2-3-dibromo-
butadioat sekitar 158oC, sedangkan titik leleh asam meso (2R,3S)/(3R,2S)-2-3-
dibromo-butadioat sekitar 256oC.

Gambar 24. Perbedaan sifat fisika antara bentuk enantiomer dan meso dari
2-3-dibromo-asam butadioat

c. Tartarat asam (C4H6O6) merupakan senyawa organik yang dapat ditemukan


dalam anggur, pisang, dan anggur. Struktur asam tartarat sendiri benar-benar
menarik. Tentu ini disebabkan oleh dalam bentuk stereocenters (R, R). Bentuk
(R, R) asam tartarat adalah enantiomer yang merupakan bayangan cermin
dengan (S, S) asam tartarat, sedangkan bentuk (R, S) asam tartarat merupakan
bentuk meso yang akiral, seperti yang terlihat pada gambar 25.

Gambar 25. Asam tartarat memiliki senyawa meso


Konfigurasi (2R,3R) dan (2S, 3S) asam tartarat merupakan pasangan enantiomer
yang memiliki sifat fisik yang sama dan reaktivitas. Sedangkan senyawa asam
tartarat (tartaric acid) yang memiliki meso akan memiliki sifat fisik dan reaktivitas
yang berbeda. Sebagai contoh, titik leleh (2R, 2S) & (2S, 3R) asam tartarat sekitar
172 derajat Celsius, sedang kan titik leleh asam meso-tartrat adalah sekitar 140
derajat Celsius.

hal 17
Bahan Ajar 3 2016

Tabel 1. perbedaan sifat fisik antara enantiomer dan meso


Sifat fisik
Nama senyawa Perputaran bidang Titik leleh
polarisasi
(+)- asam tartarat [α]D = +13º 172 ºC
(-)- asam tartarat [α]D = –13º 172 ºC
meso-asam tartarat [α]D = 0º 140

Senyawa meso juga terjadi pada senyawa-senyawa yang berbentuk siklis yang
memiliki lebih dari satu ataom C kiral seperti pada gambar 26 di bawah ini.

Gambar 26. Beberapa senyawa siklis yang memiliki bentuk meso

J. Ringkasan
Stereoisomer (Isomer optik) merupakan molekul yang memiliki "konektivitas" yang
sama tetapi berbeda dalam susunan atom dalam ruang. Stereoisomers are molecules that
have the same “connectivity” but differ in the arrangement of atoms in space. Ciri dari isomer
optik yaitu adanya atom C sterogenik atau Ckiral (C8*), banyaknya jumlah maksimum dari
isomer optik dirumuskan 2n, di mana n merupakan banyaknya atom C* dalam suatu
senyawa, namun bila senyawa tersebut memiliki meso, maka jumlah isomer optiknya
yaitu 2n – jumlah meso. Senyawa yang bersifat isomer optik memiliki banyangan

hal 18
Bahan Ajar 3 2016

cerminnya yang disebut enantiomer. Enantiomer yang bukan merupakan pasangannya


disebut diastereosimer.

Daftar Pustaka
Alinger NL, 1986, Organic Chemistry, Second Edition, Worth Publisher, Ins, USA.
Ernest L. Eliel and Samuel H. Wilen, Stereochemistry of Organic Compounds(Wiley
Interscience 1994), pp.52-53
Fessenden RJ and JS. Fessenden, 1994, Kimia Organik Jilid 1 dan 2, Edisi ketiga, Alih
bahasa Oleh A Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S.), 1995 pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/ed072pA151.2JC,
Organic Chemistry, Fifth Edition (PDF ... PDF w/ Links[1534 KB] ... Presents a
traditional view of organic chemistry.
Michael B. Smith and Jerry March, 2007, Advance Organic Chemistry REACTIONS,
Mechanism and structure , 6th edition, Published by John Wiley & Sons, Inc.,
Hoboken, New Jersey Published simultaneously in Canada
Morrison, R.T. R.N. Boyd, 1983, Organic Chemistry, 4 Ed, Allyn and Bacon Inc,
Singapura
Petrucci R.H. 2002, Harwood R.S. and Herring F.G. "General Chemistry" (8th ed., Prentice-
Hall), p.91
Smith, Janice Gorzynski. 2010, . General, Organic and Biological Chemistry. The McGraw-
Hill Companies. 1st ed pg. 450
Wade, Leory G. 2005. Organic Chemistry 5th edition. Prentice Hall Publisher .
https://www.scribd.com/.../Organic-Chemistry-8E-2013-L-G-.. akses Des 2015
Wikipieda, Isomer, http://en.wikipedia.org/wiki/Isomer, akses Mei 2014
http://www.chemguide.co.uk/basicorg/isomerism/structural.html, akses mei
2014.

LATIHAN ( kerjakan pada LKM 3)

1. Identifkasikan konsep-konsep yang ada pada bacaan di atas


2. Kelompokan konsep-konsep tersebut berdasarkan hirakhinya mulai dari konsep
utama, superordinat, ordinat, subordinat, sub-subordinat/konsep spesifik, serta
contohnya.

hal 19
Bahan Ajar 3 2016

3. Susunlah peta konsep berdasarkan konsep-konsep urgen yang Saudara temukan


dalam bentuk peta hirakhi.
4. Kaitkan keterkaitan antar konsep-konsep tersebut dengan menggunakan kata/frase
yang sesuai yang dikenal dengan istilah preposisi.
5. Simulasi dan komunikasikan hasil kelompok Saudara baik di depan kelas maupun
laporan fortofolio hasil kerja kelompok Saudara.

hal 20

Anda mungkin juga menyukai