Bu Tina meminjam uang sejumlah Rp500.000.000,- untuk membuka usaha restoran kepada Bu
Marmi. Saat terjadi akad, mereka tidak membawa pihak ketiga sebagai saksi, ataupun membuat
surat perjanjian secara resmi. Saat itu hanya ada Ayah dari Ibu Marmi. Pada perjanjiannya, Bu Tina
akan mengembalikan uang Bu Marmi dalam waktu 1 Tahun dengan cara angsur perbulan. Singkat
cerita, 4 bulan pertama transaksi berlangsung lancar. Tapi saat memasuki bulan ke lima Bu Tina
mulai sering terlambat membayar hutang hingga berhenti di bulan ke 7. Waktu terus berlalu hingga
bulan ke 15, dan sisa hutang Bu Tina masih belum dibayar.
Karena memang sudah lewat jatuh tempo, dan merasa dirugikan dengan tindakan Bu Tari yang
menunda pembayaran hutang, Bu Marmi mengajukan gugatan ke pengadilan atas kasus penipuan.
Pertama, pengadilan menolak karena Bu Marmi tidak memiliki bukti valid berupa surat ataupun saksi
karena pada saat itu ayah Bu Marmi yang bisa menjadi saksi telah meninggal.
Pada akhirnya kasus ditutup, dan kasus terpaksa harus diselesaikan melalui jalur kekeluargaan.