Anda di halaman 1dari 7

Contoh Kasus Wanpestasi Tentang Jual Beli Tanah

Kelompok 3:

1. Dziban Ali Ashab


2. Firza Aditya Ramadhan
3. Fitri Ramadhani
4. Gabby Romauli simarmata
5. Gani Pinodana Damanik
6. Gresia findriany Sihotang
Kasus
Kasus ini bermula pada bulan September 2014.Penggugat bernama Bapak Langsang, pemilik tanah
bernama Ibu Khatarina Suban Raya dan tergugat bernama Ibu Dorce Ndoen.Bapak Langsang
menyewa tanah milik Ibu Khatarina selama satu tahun dengan melakukan perjanjian sewa tanah
untuk membangun kios berukuran kurang lebih 10 m.Setelah masa sewa Bapak Langsang habis pada
september 2015 dan akan dilanjutkan lagi sewa oleh Ibu Dorce Ndoen.Pada April 2015 Bapak
Langsang menyerahkan kios tersebut kepada Ibu Dorce dimana waktu itu masih dalam tenggang
waktu sewa antara Bapak Langsang dengan pemilik tanah yaitu Bu Khatarina.Bapak Langsang
menjual kios dan segala isinya dimana asa 1 unit depot air minum,2 kulkas,6 buah etalase,dan barang
kios lainnya dengan total Rp 125.000.000 kepada Bu Dorce.Keduanya sudah menyepakati hal
tersebut dengan menandatangi surat perjanjian jual beki sesuai akta di bawah tangan yakni pada
tanggal 21 April 2015 dimana Bu Dorce akan mentransfer Rp 100.000.000 sebagai tahap pertama
dan sisanya akan dibayarkan kemudian senilai Rp 25.000.000.
Setelah jatuh tempo waktu yang sesuai dengan perjanjian ternyata Bu Dorce belum menyetor
uang tahap pertama hingga November 2015. Bapak Langsang mendatangi dan menagih Bu
Dorce,akhirnya Bu Dorce membayar uang panjar senilai Rp 27.000.000 dan berjanji akan
membayar sisanya kemudian.Pada tanggal 5 Desember 2015 Bapak Langsang kembali
mendatangi Bu Dorce untuk menagih sisa uangnya,tetapi Bu Dorce mengusir Bapak
Langsang dan meminta pengembalian uang yang telah di bayarnya dan meminta Bapak
You can simply impress your
Langsang mengambil kembali Option
barang-barang
A audiencedagangannya di kios tersebut karena Bu Dorce
and add a unique zing
and appeal to your
sudah mengisi barang dagangannya dengan yang baru.Padahal kios dan semua barang di
Presentations.
dalamnya di jual kepada Bu Dorce sesuai perjanjian.Terjadi selisih diantara keduanya,sampai
akhirnya Bapak Langsang melakukan gugatan terhadap Bu Dorce yang di ajukan ke
Pengadilan Negeri kelas IA Kupang karena Bu Dorce belum membayar uang jual beli
kiosnya kepada Bapak Langsang sesuai surat perjanjian pada tanggal 21 April 2015 .
Menurut Kamus Hukum, “wanprestasi adalah kealpaan, kelalaian, cedera janji, serta tidak
melaksanakan kewajibannya dalam perjanjian” (Harahap, 1986).
Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur dapat berupa 4 (empat) macam:a. Tidak
melakukan prestasi yang telah disanggupinya;b. Melaksanakan prestasi, tetapi tidak sebagaimana
yang dijanjikan;c. Melaksanakan prestasi tetapi tidak tepat waktu (terlambat);d. Melaksanakan
sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Pihak yang melakukan kelalaian atau kealpaan dalam hal pelaksanaan perjanjian yang telah
disepakati maka diancam dengan beberapa sanksi atau hukuman. Ada 4 macam hukuman sebagai
akibat hukum bagi pihak yang telah melakukan wanprestasi, yaitu: Ganti rugi Pembatalan
Perjanjian Peralihan resiko Membayar biaya perkara
kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas mengenai wanprestasi
dalam perjanjian jual beli kios di atas tanah sewa (studi kasus putusan nomor:
18/PDT.G/2016/PN.KPG), maka dapat diambil simpulan bahwa
1. Bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat dalam kasus ini dapat
dikategorikan bahwa Tergugat melaksanakan perjanjian tetapi tidak sebagaimana
yang telah diperjanjikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pembayaran uang
panjar“sebesar Rp. 27.000.000,- (dua puluh tujuh juta rupiah) yang dilakukan
Tergugat kepada Penggugat,”kemudian Tergugat berjanji akan membayar sisa uang
pembelian kios pada tanggal 5 Desember 2015, namun janji tersebut tidak
dilaksanakan sampai gugatan Penggugat diajukan ke Pengadilan Negeri Kupang.
Adanya pembayaran yang dilakukan oleh Tergugat, membuktikan bahwa Tergugat
telah melaksanakan perjanjian tersebut akan tetapi tidak sesuai dengan apa yang
diperjanjikan sebelumnya, karena tidak membayar sisa uang pembelian kios pada
tanggal yang telah dijanjikan. :
kesimpulan
2. Akibat hukum bagi pihak yang melakukan wanprestasi dalam kasus Putusan
Pengadilan Negeri Kupang Nomor 18/PDT.G/2016/PN.KPG yang dilakukan Ibu
Dorce Ndoen selaku Tergugat kepada Bapak Langsang yaitu dalam bentuk
membayar uang sisa pembayaran jual beli kios beserta isi dagangannya sebesar Rp.
80.500.000,- (delapan puluh juta lima ratus ribu rupiah) dan membayar biaya
perkara sebesar Rp. 571.000,- (lima ratus tujuh puluh satu ribu rupiah).:
SEKIAN PRESENTASI KAMI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai