Anda di halaman 1dari 4

Tabel 2.

Hasil wawancara Mendalam pada Beberapa Informan dan


Tokoh Masyarakat di Desa Sidoan

Sumber Informasi Jenis Informasi


Petugas Kesehatan
Selama ini belum ada peJatihan men genai penyakit malaria, yang ada han ya pelatihan
penyakit kusta dan TBC. Belum ada upaya pemberaniasan malaria, baik dalam hal
penyuluhan maupun pengobatan kepada penderita. Pemah dilakukan pengambilan sediaan
darah malaria oleh petugas kesehatan Kab Parigi moutong, dengan menggunakan dipstic, dan
hasil yang diperolah di dusun Lengko terdapat 1 6 oarang penderita plasmodiam falcipariim.
Sangat susah men yadarkan masyarakat, men unit beliau saat penyuluhan tentang kusta,
mereka sadar dan bersikap memperhatikan apa yang disampaikan, nan iin setelah acara
penyuliihan selesai, mereka acuh dan tidak mengikuti anjuran yang diberikan, apalagi
menyangkut malaria yang bagi sebagian warga bukan penyakit berbahaya. Menurut pa amir
walaupun sudah dikasih anjuran untuk berobat ke puskesmas atau dokter, masyarakat lebih
mempercayai dukun, den gan alasan cepat sembuh dan t idak mengeluarkan uang. Saat penyakit
parah bani masyarakat pergi ke puskesmas dan dokter.
Tokoh Adat Ketua Adat dalam bahasa Lauje dijuluk i dengan sebutan Malo’lo.
lstilah malaria dalam bahasa lauje adalah. O’ogaonye. dan bahasa nasionalnya dalah kokora
yang artinya panas., dingin. Menurut Pa Sapene, salad satu penyebab malaria adalah karena
gigitan n yarn uk, namun penyebab utama oran g terserang sat it malaria adalah, karena ada empal
unsur yang ada dalam lubuh manusia yaitq, api, air, tanah , angin . Jika seseorang rnenderita
dengan gejala panas, kaki dan tangan
terasa dingin atau demam, maka yang mengganggu adalah unsur api dan angin dimana
masing-masing unsur tersebut ada penjagan ya (roll halus) . D ianjurkan bagi penderita untuk
membuat acara adat yaitu, adat Nuadda mannu megang, artinya adat polong ayam merah dan
adal Nuadda mannu puteh, Aniran dalam pembuatan adat adalah. diniatkan untuk diri sendiri
dan keluarga supaya terhindar dari kematian aiau musibah yan g diakibatkan oleh penynk it
tersebut. Jika adata tersebut tidak ditaali oleh yan g bersangkutan maka, pa sapene lidak akan
bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada diri orang yang sakit maupun keluarganya.
Syarat-syaratnya adat adalah, jika adat ayam merah maka. atas kepala ayam tersebut harus
merah bcgitu pula bulu dan kakiayam tersebut harus berwama merah. Hal ini dilakukan untuk
mengusir roh-roh yang mengganggu jiwa orang yang sakit. Begitu pula adat ayam putih syarai-
syaratnya hainpir sama dan warna ayam tersebut harus berwama putih. Ayam putih di lepas
di h utan sebaga i penggati atau tumbal bagi orang yang sakit, ‹Inn hampir Semua su ku Lauje di
desa Sidoan memiliki kebiasaan melakukan upacara adat walaupun sanak keluarga mereka tidak
ada yan g sakit.
Lanjutan Tabel 2.

Sumber informasi
Jenis informasi
Dukun kampung
1stiIah dukun kampung dalam bahasa lauje adalah sando. Dukun macuwia bersama
suaminya adalah seorang dukun yang dipercaya oleh masyarakat di desa Sidoan,
menurut mereka. Setiap masyarakat yan g datang berobat selatu merasakan kesembuhan.
Kepercayaan dukun
iracuwia mengenai penyebab sakit, dengan gejala panas, demam, sakit kepala hampir sama
dengan kepercayaan tokoh adat, bahwa penyebab sakit adalah karena gangguan keempat
unsur yaitu, air, api. angin dan tanah.
Sebelum melakukan pengobatan mereka menganjiirkan pada orang yang sakit untuk berobat
ke puskcsmas. Namun jika yang sakit memaksakan untuk berobat, maka dukun macuwia
menuruli kemauan orang tersebut, Teh nik pengobatan dilakukan dengan cara, Dukun
mengobati pasienn ya dengan air yang telah diberi mantra, yang diucapkan dalam bahasa lauje
dan bahasa arab. Kemudian air tersebut diminuinkan pada orang yang sakit. Selain air, dukun
memberikan 2-3 siung bawang merah untuk diusapkan di jari kaki, tangan dan kening, serta
menganjurkan pengobatan dengan pelaksanaan upacara adat, hal ini sudah merupakan
kewajiban bagi orang yang sakit untuk melakukan upacara adat, demi keselamatan diri dan
keluarga. Upacara pelepasan dan peinotongan ayam putih dan ayam merah, yang sudak sejak
turun temurun dilakukan oleh sebagian besar masyarakat desa Sidoan. Selain berprofesi
sebagai dukun, duktui juga berprofesi sebaga i pelaksana upacara adat, seperll pelepasan
perahu yang dilakukan masyarakat desa setiap ahir atau awa( tahun. Upacara
pelepasan perahu merupakan adat utama masyarakat desa Sidoan dan masyarakat lainnya,
R ususn ya suku lauje yang ada di wilayah Kecamatan Tinombo.
Untuk men ghindari sakit malaria dukun menganjurkan untuk meminum ramuan tradisional
Pedagang pasar seperti, daun pepaya yan8 rwama kuning. kayu tetur dan daun jarak .
Pada malam hari kami sudah berangkat kepasar untuk menyiapkan barang -barang yang akan
dijual esok hari, kami sering bermalam di pasar, dan jika sempat kami balik kerumah dan
subulinya baru kami balik kepasar untuk men yiapkan barang-harang yang akan dijual

Kesimpulan masyarakat BAB (buang air besar ) di pinggir


Berdasarkah hasil penelitian sebagian besar sungai, pantai dan areal persawahari baik pada
pengetahuan masyarakat mengenai malaria masih siang hari maupun malam hari.
sangat kurang, khususnya pengetahuan mengena i
penyebab dan cara pencegahan malaria.
Kepercayaan masyarakat mengenai penyebab Saran
malaria, cara pengobatan dan cara pencegahan Dengan adanya masalah malaria di desa
malaria masih sangat kuat memegang adat-istiadat Sidoan Kecamatan Tinombo, Kabtipaten Parigi
dalam hal penyembuhan dan memperseps ikan Moutong, propinsi Sulawesi Tengah. disarankan
suatu penyakit. instansi terkait utamanya bagi penentu kebijakan
Masyarakat di Desa Sidoan sering kesehatan, dapat melakukan :
melakukan aktivitas pada malam hari seperti, 1. Penyuluhan kepada masyarakat guna
bekerja di sawah pada malam hari, nonton peningkafan pengetahuan dan perilaku benar
televisi, bermain catur, ngobrol tetangga dan masyarakat mengenai malaria, baik penyebab,
sering BAB pada malam hari. Hampir sebagian pencegahan dan cara penularan malaria.
besar penduduk tidak memiliki sarana MCK
2. Memberikan rasa kepercayaan masyarakat
(mandi cuci kakus), meskipun sebagian penduduk
kepada Nakes dalan hal pencarian pengobatan,
memiliki ekonomi yang baik, namun karena
melayani masyarakat dengan pelayanan yang
faktor kebiasaan yang sudah turun temurun,
baik, tanpa memandang statsu sosial ekonomi
sangat tidak memungkinkan bagi mereka untuk
dan budaya masyarakat.
memiliki jainban sebagai tampat BAB. Umumnya
3. Menggerakkan peran serta tokoh masyarakat,
untuk menanggulangi malaria dengan
S38 Suplemen Media Penelitian dan Perigeuibangan Kesehatan Volume XX TnJiuo
2010
menggunakan pendekatan sosial budaya 5. Lukman Hakim (2004) Liputan malaria
masyarakt setempat. “Malaria RE-Emerging Disease perlu
jejaring kemitraa» “.Media popular dan
informasi Direktorat pemberantasan
Daftar Pustaka
penyakit bersumbar binatang. Warta PPBB.
1. Sriharjo, S Sripratman, Manalu H ( 2004).
Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat 6. Sam ono Solita “ Sosiologi kesehatan
Tentang Malaria Kaitannya dengan Kondis beberapa Konsep Beserta Aplikasinya”
i Lingkungan di Kabupaten Banjar Negara gadjah mada University Press,Yogyakarta
Jurnal Ekologi Kesehatan, Badan 1993.
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 7. Mar’at (1984) ” S›kap manusia
Departemen Kesehatan RI, Jakarta , Pembahasan serta pengukurarinya ” Ghal ia
Volume 3 no 1 April 2004 hat 48. Indo. Jakarta, Hal ) 48
Departemen Kesehatan Republik 8. Kasnodiharjdo, S Rahrnalina, Zalbawi S
Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia ( 2005 ) Study tentang penularan penyakit
2001, Menuju Indonesia sehat 2010. pes dengan pendekatan Sosioekologi di
Departemen Kesehatan Rebuplik Dusun Sulorowo, Perbukitan Tengger
Indonesia, Gebrak Malaria, pedoman Boromo Kabupaten Pasttruan Jawa Timur
tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia Penerbit Departemen Kesehatan RI fiadan
Ditjen Pemberantasan Penyakit menular Penelitian dan Pengembangan kesehatan
dan Penyehatan Lingkungan, Edisi Kedua, Jakarta, Vol XV No 1 , ha1 35-42.
(2005) hal 1-2, 15-16. 9. Koentjaraningrat. Pengantar ilmu
4. Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah. antropologi di Indonesia. Yayasan obor
Laporan kegiatan P2 malaria provinsi jakarta 1992.
Sulawesi Tengah 2004.

Siiplenien YleHia Peiieliliari dun Pengembangan


Kesehatan Volume XX “Tel iui ? 010

Anda mungkin juga menyukai