Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PESISIR

PENYAKIT HIPERTENSI (PEMBUNUH SENYAP ETNIK MELAYU DI KAMPUNG


BILIS DI KEPULAUAN ANAMBAS

I. BUDAYA DAN KESEHATAN

Kepulauan Anambas merupakan salah satu tempat indah bak surga di bagian barat
Nusantara yang sudah dikenal oleh para pelaut sejak ratusan tahun yang lampau. Secara
administrasi, Kepulauan Anambas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan
Riau (Kepri), yang berdiri sebagai kabupaten sejak tahun 2008. Secara geografis, Kepulauan
Anambas berbatasan langsung dengan Laut China Selatan. Kepulauan Anambas merupakan
daerah rural dengan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Pesona alam
Kepulauan Anambas sungguh luar biasa. Hal ini ditunjukkan dengan keindahan pantai pasir
puh dan air laut yang bening dengan keanekaragaman haya laut. Penduduk yang ramah
dengan mendahului tersenyum terhadap orang asing yang baru datang merupakan salah satu
keismewaan kepulauan ini. Melalui perjalanan sejarah yang panjang, Kepulauan Anambas
dihuni oleh penduduk muletnik, dengan Melayu sebagai etnik terbesar, yang dikenal dengan
adat budayanya yang khas.

Budaya sendiri diarkan sebagai suatu sistem gagasan dan rasa, sebuah ndakan serta
karya yang dihasilkan oleh manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Secara sederhana,
diarkan sebagai hal yang melekat dengan kehidupan masyarakat itu sendiri dan memberikan
pengaruh terhadap pembentukan persepsi terhadap konsep sehat dan sakit dan berkontribusi
kepada pembiaran terhadap norma berperilaku dak sehat. Pada k itu, perilaku budaya yang
terkait dengan kesehatan mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk mempengaruhi
capaian derajat kesehatan masyarakat.

Hipertensi atau darah nggi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah di atas
normal. WHO menyatakan bahwa hipertensi merupakan silent killer (pembunuh senyap)
karena tanpa ada gejala yang jelas dan sering dak terdeteksi. Hipertensi akan meningkatkan
risiko penyakit jantung dan stroke yang merupakan penyebab kemaan utama. Jika hipertensi
dak ditangani dengan baik, akan menyebabkan komplikasi yang serius bahkan sampai
kemaan.

Besaran masalah hipertensi di Kepulauan Anambas yang merupakan daerah rural


yang cukup terpencil dengan etnik Melayu sebagai penduduk dominan, penng untuk diama
dan dipelajari. Budaya etnik Melayu Kepulauan yang terkait dengan konsep sehat sakit,
pencarian pengobatan, akvitas, kepercayaan dan kebiasaan tentang pola konsumsi pada
penduduk nelayan menjadi fokus utama bahasan.

II. ANAMBAS, SURGA DI KEPULAUAN TROPIS

Pulau ANAMBAS bisa dijuluki pulau bawah surga wisata bahari paling terkenal di
Kepulauan Anambas. Media internasional CNN pada tanggal 17 April 2012 mengeluarkan
pers release yang menyatakan bahwa Pulau Bawah terpilih sebagai Asia’s Top Five Island
Paradise atau pulau tropis terindah se-Asia, menyisihkan empat nominator lainnya yaitu Koh
Chang dan Similand Island (Thailand), Langkawi (Malaysia) dan Halong Bay (Vietnam)

Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan
kecil. Wilayah daratan hanya sebesar 1,36%, sedangkan 98,64% merupakan wilayah lautan

Selain dikenal sebagai daerah dengan gugusan pulau yang indah, di Kepulauan Anambas juga
terdapat situd Keramat Siantan. Keramat Siantan adalah suatu pemakaman tua yang diyakini
masyar akat setempat berhubungan dengan sejarah dan asal-usul. Berdasarkan cerita yang
berkembang di masyarakat, Keramat Siantan adalah makam dari penglima perang bernama
Panglima Alang, seorang yang sangat dipercaya oleh pemimpin para lanun Datuk Kaye Dewa
Perkase

ASAL USUL PENDUDUK ANAMBAS

sejarah dan asal usul penduduk Kepulauan Anambas. Tidak semua orang merasa mempunyai
pengetahuan yang cukup untuk bercerita, atau bahkan jika ada tokoh yang dianggap
mempunyai pengetahuan tentang asal usul, seperti terasa ada keengganan bercerita dengan
alasan yang dak dikemukakan penduduk Kepulauan Anambas berasal dari para pendatang di
sekitar Kepulauan Anambas. Alkisah sekawanan lanun atau perompak di lautan yang
dipimpin oleh Raja Lanun (bajak laut) yang bernama Datuk Kaya Dewa Perkasa (baca Datuk
Kaye Dewe Perkase) nggal di daerah Gunung Kute. Gunung Kute berada di salah satu teluk
di Pulau Palmatak, Kepulauan Anambas yang dijadikan sebagai benteng dan tempat nggal
para lanun Menurut cerita yang berkembang, penduduk asli Tarempa dan Anambas pada
umumnya adalah keturunan para lanun. Turunan lanun ini hidup dan tinggal dengan cara
mengelompok di sebuah pulau, ada juga yang memisahkan diri untuk tinggal di pulau yang
lainnya
PEMERINTAHAN KABUPATEN ANAMBAS

Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia tanggal 18 Mei 1956, Provinsi Sumatera
Tengah menggabungkan diri ke dalam wilayah Republik Indonesia, dan Kepulauan Riau
diberi status Daerah Otonomi ngkat II yang dikepalai Bupa sebagai kepala daerah yang
membawahi 4 kewedanan sebagai berikut : Kewedanan Tanjungpinang, melipu Bintan
Selatan (termasuk 1. Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur).

Hipertensi Pembunuh Senyap Etnik Melayu di Kampung Bilis 15

Kawedanan Karimun, melipu wilayah Karimun, Kundur dan 2. Moro. Kewedanan Lingga
melipu Lingga, Singkep, dan Senayang.3. Kewedanan Pulau Tujuh melipu Siantan, Jemaja,
Midai, 4. Serasan, Tambelan, Bungguran Barat dan Bungguran Timur.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus
1964 No. UP/247/5/1965 terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administraf kewedanan
dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus. Berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabup aten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan
Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Singingi dan
Kota Batam. Kabupaten Natuna terdiri atas 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bungguran Timur,
Kecamatan Bungguran Barat, Kecamatan Jemaja, Kecamatan Siantan, Kecamatan Midai dan
Kecamatan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.

KONDISI GEOGRAFIS KEPULAUAN ANAMBAS

Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari gugusan pulau besar dan kecil yang berjumlah
255 pulau. Secara geografis Kabupaten Kepulauan Anambas berbatasan langsung dengan
negara lain atau lautan internasional. Kabupaten Kepulauan Anambas terletak pada posisi
antara 2”10”0”-3”40”0” LU s/d 105”15”0”-106”45”0” BT. Sebagai daerah kepulauan,
Kabupaten Kepulaun Anambas memiliki karakterisk yang berbeda dengan wilayah lainnya

Luas wilayah Kepulauan Anambas sebesar 46.664.14 km² atau 2.47% dari luas Indonesia
1.890.754 km2 dengan panjang Garis Pantai adalah 1.128.57 km². Dari luas wilayah tersebut
sebesar 634,37 km2 atau setara dengan 1,36% merupakan wilayah daratan dan sebesar
46.029,27 km2 atau setara dengan 98,64% adalah lautan. Kondisi iklim di Kabupaten
Kepulauan Anambas sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Musim kemarau
biasanya terj adi pada bulan Maret hingga Mei, keka angin berup dari arah Utara. Sedangkan
musim hujan terjadi pada bulan September hingga Febuari. Keka angin berup dari arah Timur
dan Selatan, curah hujan rata-rata dalam satu tahun per jam berkisar ±14,5 mm/h dengan
kelembapan udara sekitar 47.25% dan temperatur berkisar 300C

III. DINAMIKA KESEHATAN KAMPUNG BILIS

3.1 Konsep Sehat dan Sakit

Konsep sehat dan sakit merupakan konsep dasar dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit.

3.1.1. Sudut Pandang Kesehatan

WHO mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan sejahtera baik secara fisik, mental
dan sosial dan bukan hanya dak ada penyakit dan cacat. UU kesehatan RI. nomor 36 tahun
2009, menyatakan sehat adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan seap orang untuk hidup produkf secara sosial dan ekonomis.

Dalam dunia kesehatan, konsep sehat dan sakit mer upakan suatu hal yang penng.
Secara sederhana, konsep ini bertujuan agar seap masayarakat memiliki batasan yang sama
dalam mengetahui kapan dia dikatakan sakit ataupun sehat. Pemahaman tentang konsep sehat
dan sakit dapat berkaitan dengan pencegahan kesakitan dan waktu pencarian pengobatan.
Waktu pencarian pengobatan yang dimaksud adalah kapan seseorang mencari pengobatan.

3.1.2. Sehat Sakit Lingkup Budaya

Persepsi tentang kesehatan yang diilustrasikan sebagai sebuah hubungan antara


individu dengan lingkungannya berbeda dari orang ke orang dan dari budaya ke budaya.
Misalnya dalam beberapa budaya, obesitas dianggap sebagai kondisi yang dak sehat dan
berat badan rendah sebagai kondisi sehat, sedangkan bagi budaya lainnya, hal tersebut terjadi
kebalikannya, orang gemuk dipandang sebagai orang yang sehat dan kurus seper sakit-
sakitan.

Konsep budaya merupakan dasar dari masalah kesehatan masyarakat yang melibatkan
isu-isu yang lebih luas dari sekedar penyakit fisik, yaitu termasuk sensasi samar, tajam,
tumpul, atau hukuman, kekurangan energi, dan hilangnya harmoni yang melibatkan dimensi
personal, emosional, sosial, dan spiritual. Kesehatan dikaitan dengan jiwa, ilmu sihir, dan
kekuatan supranatural yang dapat menyebabkan sakit, serta keyakinan budaya yang
diilustrasikan sebagai kekhawaran terhadap sistem penyembuhan. Perspekf budaya dalam
bidang kesehatan sama seper konsep kontemporer yang digunakan dalam kesehatan
masyarakat dan kedokteran komunitas yang melibatkan isu-isu yang lebih luas dari penyakit
fisik.

3.1.3. Konsep Sehat dan Sakit Persepsi Masyarakat.

Menurut masyarakat bersih dan kotor berkaitan dengan ukuran merasa sakit dan
pencarian pengobatan. Masyarakat akan mencari pengobatan jika sudah dak mampu
berakvitas, yang berar juga sudah memasuki periode lanjut atau penyakit sudah parah.

3.1.4. Penyebab Sakit

3.1.4.1. Penyebab Sakit Menurut Kesehatan

Teori segiga epidemiologi menjelaskan bahwa sakit terjadi karena interaksi antara
agent, host and environment. Konsep ini bermula dari upaya untuk menjelaskan proses
mbulnya penyakit menular dengan unsur-unsur mikrobiologi yang infeksius sebagai agent,
namun selanjutnya dapat pula digunakan untuk menjelaskan proses mbulnya penyakit dak
menular dengan memperluas pengeran agent.

3.1.4.2. Penyebab Sakit Konteks Lokal

1. Makanan

Ibu Ay mengemukakan bahwa penyebab sakit adalah salah makan, misalnya terlalu
banyak makan cumi dapat menyebabkan leher sakit dan kolesterol nggi. Pernyataan ini juga
diperkuat dengan pernyataan Bapak An yang menyatakan dak boleh banyak makan cumi dan
kerang, karena dapat menyebabkan sakit, bahkan Bapak An mengatakan kalau di desa ada
yang sampai meninggal.

2. Terlalu banyak kerja

Sakit juga dapat terjadi karena terlalu banyak kerja. Tubuh terlalu dipaksa untuk
bekerja, sehingga mengakibatkan badan capek atau kelelahan.

3. Tertekan pikiran atau stress

Tertekan pikiran atau stress juga dapat menyebabkan seseorang menjadi sakit.
4. Melanggar pantangan

Kepercayaan tentang pantangan yang masih banyak diiku

adalah larangan keluar rumah, melakukan akvitas tertentu dan makan makanan tertentu pada
ibu nifas selama 44 hari. Melanggar pantangan oleh ibu nifas akan menyebabkan terkena
“Benton”, yaitu suatu keadaan badan terasa panas yang luar biasa sampai bisa menyebabkan
kemaan.

5. Makhluk halus

Di Desa Piabung, kepercayaan tentang sakit yang diakibatkan kekuatan mahluk halus
masih sangat kuat. Masyarakat setempat mengenal sakit yang disebabkan karena terkena
somboi, pukat darat atau pukat laut.

3.1.5. Sakit Karena Mahluk Halus

1. Somboi

Somboi adalah pengaruh jahat mahluk halus penjaga pohon atau batu besar karena
melanggar pantangan saat berjalan atau berakvitas di tempat yang dianggap angker.

2. Pukat

Pukat darat diyakini merupakan pengaruh jahat dari setan atau jin dengan wujud seper
jaring laba-laba yang ada di jalanan atau di gunung.

3. Pukat Laut

Pukat laut adalah pengaruh jahat dari setan atau jin yang ada di laut dan dapat
menyebabkan sakit

4. Santet

Seperti halnya keyakinan terhadap pengaruh jahat makhluk halus yang dapat
mengakibatkan sakit, santet juga bukan merupakan hal yang asing lagi.

3.2. Sepuluh Besar Penyakit

Besar Penyakit Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Palmatak

1 Infeksi Pernafasan Atas Akut 4022


2 Hipertensi 3568

3 Scabies 3104

4 Gastris Duodenis 2482

5 Karies Gigi 1438

6 Infeksi pada kulit 1358

7 Diabetes Melitus 808

8 Infeksi Pada Pulpa dan Jaringan Apikal 517

9 Kelainan Dermas, Eksim, dan papulosquamat 446

10 Stomas dan lesi mukosa mulut 167

3.3. Pelayanan Kesehatan Modern

3.3.1. Puskesmas

Puskesmas Palmatak berada di Kecamatan Palmatak, Pulau Matak, yang merupakan


salah satu pulau besar di Kabupaten Kepulauan Anambas.

3.3.2. Rumah Sakit Lapangan

Rumah Sakit Lapangan (RSL) berdiri tanggal 15 Mei 2006. Pada saat diresmikan
RSL ini masih bernama RSL Natuna, namun setelah Kepulauan Anambas berpisah dari
Kabupaten Natuna, RSL diambil alih oleh Kabupaten Kepulauan Anambas dan berubah nama
menjadi RSL Anambas Kepulauan Anambas.

3.4. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

3.4.1. Pos Kesehatan Desa

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Piabung sudah berdiri sejak Kepulauan
Anambas masih bergabung dengan Kabupaten Natuna.

3.4.2. Posyandu Balita

Posyandu singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu, merupakan suatu forum


komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat dari, oleh dan untuk
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk dalam mengembangkan sumber daya
manusia sejak dini.

3.4.3. Posyandu Lansia

Posyandu lansia di Kecamatan Palmatak diadakan run sekali dalam 1 bulan, kecuali
bulan puasa. Definisi lansia yang digunakan adalah orang yang sudah berusia 45 tahun ke
atas. Walau demikian, ada juga beberapa yang masih berusia di bawah 45 tahun datang ke
Posyandu lansia. Jumlah lansia di Desa Piabung berdasarkan definisi tersebut ada sebanyak
112 orang.

3.5. Pola Pencarian Pengobatan

Pola pencarian pengobatan di desa ini biasanya diawali dengan terlebih dahulu datang
ke dukun kampung. Mereka masih memiliki keyakinan yang nggi terhadap makhluk halus
ataupun kekuatan gaib dapat menyebabkan sakit. Oleh karena itu, seap sakit mereka
cenderung berobat ke dukun kampung. Setelah berobat ke dukun kampung dan belum
sembuh, barulah mereka datang ke pelayanan kesehatan untuk mencari pengobatan. Jika,
setelah berobat ke pelayanan kesehatan dak juga sembuh, maka mereka berobat lagi ke dukun
kampung. Mereka akan terus mencari dukun kampung yang cocok dan yang mampu
menyembuhkan penyakit yang mereka derita.

3.6. Metode Pengobat Tradisional

3.6.1. Air Penawar

Air penawar digunakan untuk menyembuhkan demam yang tak kunjung turun, sakit
kepala dan juga sakit perut.

3.6.2. Air Limau

Jika kesomboi (tertegur, atau diganggu mahluk halus sehingga menyebabkan demam)
dapat dioba dengan air limau.

3.6.3. Betetas

Betetas adalah cara yang digunakan para dukun kampung untuk mengoba orang-
orang yang terkena pukat, baik pukat darat maupun pukat laut.

3.6.4. Air Jage


Air lalu/air jaga adalah ngkatan obat ternggi yang bisa diberikan oleh dukun jika
pasiennya dak sembuh juga keka sudah diberikan air limau dan juga air penawar.

1..7. Melindungi Rumah dari Pengaruh Jahat

Macam penangkal, informan menyebutkan untuk menggunakan kayu berduri yang


digantung di atas pintu bagian dalam. Kayu berduri (kayu mali) dapat ditemukan di gunung,
namun jika sekarang mencarinya mungkin cukup sulit dan harus masuk jauh ke dalam hutan.
Selain itu juga bisa menggunakan rambut ijuk berwarna hitam yang bisa diambil di pohon.
Ada pula orang yang menggunakan asam, garam, tai kuda puh, kotoran besi, mas sorong
(pasir yang berwarna emas dan berkelip) yang dicampurkan dalam satu botol lalu
digantungkan di bawah rumah panggung. Sebaiknya digantungkan dan bukan ditanam karena
dikhawarkan air bisa masuk ke dalam botol.

IV. HIPERTENSI SI PEMBUNUH SENYAP

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih


tinggi/sama 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi/sama dengan 90 mmHg. Tekanan
darah sistolik (angka atas) adalah tekanan puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi
dan memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah sistolik (angka bawah) tekanan
keka jatuh ke titik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.

Hipertensi merupakan faktor yang berkontribusi terhadap kematian. Jika tidak


dikontrol atau dikendalikan akan menyebabkan komplikasi yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan yang lebih berbahaya, seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal
ginjal, kematian usia muda dan disabilitas. Hipertensi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seper faktor genek, lingkungan, kurangnya olahraga, merokok, kebiasaan minum kopi dan
alcohol, pola makan yang salah dan berat badan berlebih. Beberapa perilaku yang merupakan
faktor risiko berkembangnya hipertensi antara lain: (1) mengkonsumsi makanan yang
mengandung terlalu banyak garam atau lemak dan kurang mengkonsumsi buah sayuran; (2)
mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan; (3) kurang akvitas fisik dan jarang
berolah raga; (4) pengendalian stres yang kurang baik.

Hipertensi Dalam Pandangan Masyarakat

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di Kabupaten


Kepulauan Anambas, termasuk di Desa Piabung. Hipertensi dalam bahasa lokal biasa disebut
dengan penyakit tensi. Sementara beberapa masyarakat lain menyebutnya sebagai penyakit
darah tinggi, seper penyebutan secara umum masyarakat awam di Indonesia terhadap
penyakit hipertensi.

Respon dan Penanganan Saat Sakit

Penderita hipertensi di Desa Piabung sudah tahu dengan gejala yang dirasakannya
saat tekanan darahnya sedang naik. Saat mengalami gejala hipertensi, penderita hipertensi
biasanya langsung datang berobat atau menelpon petugas kesehatan untuk datang
mengobatinya.

Respon penderita hipertensi setelah tahu bahwa dirinya terkena hipertensi adalah lebih
menjaga pola makannya sesuai dengan pantangan makanan yang disarankan oleh tenaga
kesehatan. Biasanya mereka mengurangi porsi makanan pantangan atau bahkan tidak
memakannya lagi. Namun setelah tekanan darah mereka turun, ada yang melanggar
pantangan makanannya. Setiap masyarakat yang terkena hipertensi akan disarankan untuk
melakukan kontrol tekanan darah secara rutin ke PuskesmasPalmatak. Selain itu, petugas
kesehatan juga menyarankan untuk datang ke Posyandu lansia.

Perkembangan Pola dan Kebiasaan Makan

Perkembangan dan kebiasaan makan penduduk Desa Piabung secara garis besar dapat
dibagi menjadi 2 periode. Periode pertama adalah saat sebagian besar penduduk masih hidup
di daerah perbukitan dan mencari naah dengan berprofesi sebagai petani. Pada saat itu profesi
sebagai nelayan masih jarang dan penduduk umumnya nggal di perbukitan disekitar kebun.
Kebutuhan makanan dipenuhi dari bagaimana alam menyediakan dan bagaimana penduduk
mengolah bahan dari alam tersebut. Mereka mengandalkan hasil bumi pertanian dari kebun
disekitarnya untuk memenuhi keperluan makan sehari - hari. Pada masa itu penduduk masih
mengkonsumsi nasi ubi sebagai makanan pokok dengan daun pucuk ubi sebagai sayuran.

Periode kedua adalah ketika hasil kebun seperti kelapa, cengkeh dan karet dirasakan
sudah tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena harganya yang rendah.
Masyarakat mulai turun ke pantai, mendirikan rumah panggung di tepi pantai dan secara
perlahan beralih profesi menjadi nelayan, karena mendapatkan ikan lebih mudah dan
penghasilan sebagai nelayan lebih baik. Masyarakat juga mulai beralih dari makanan pokok
nasi ubi ke makanan pokok beras. Ikan menjadi makanan yang mudah di dapatkan dan
semakin lama ikan menjadi makanan penng kedua setelah nasi.
Beberapa tahun terakhir dengan kedatangan orang jawa yang menanam sayuran di
perbukitan, persediaan sayuran sudah mulai banyak dalam hal jumlah dan jenis. Sayuran
yang di tanam diantaranya adalah kangkung, bayam, terong, sawi, dan wortel. Selanjutnya
dalam dua tahun terakhir sudah ada pedangang sayuran keliling. Pedagang sayuran keliling
ini umumnya berasal dari luar daerah yang merantau. Mereka mengambil sayuran dari para
petani sayuran di kebun di pelosok perbukitan dan menjualnya ke masyarakat dari desa ke
desa. Sejak saat itulah konsumsi sayuran masyarakat mulai meningkat, walaupun begitu,
konsumsi sayuran terlihat masih rendah yaitu memasak dan memakan sayuran satu sampai
dua kali dalam seminggu atau bahkan kurang.

Belum Makan Jika Belum Makan Ikan

Makan adalah suatu proses memenuhi kebutuhan zat gizi untuk kebutuhan tubuh
mempertahankan kelangsungan hidup. Makanan juga harus memenuhi unsur zat gizi baik
secara kuantitas atau jumlah maupun kualitas. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal
diantaranya adalah situasi dan ketersediaan makanan, umur, jenis kelamin, keadaan fisiologis
seper kehamilan, rasa suka dan dak suka, kondisi sakit dak sakit serta budaya dan kebiasaan
yang sudah diajarkan dan diperkenalkan sejak kecil.

Makanan yang biasa dimakan adalah produk budaya yang terkait dengan rasa suka
tidak suka, bahan bakunya, cara pengolahan, cara memanfatkannya. Makan dan makanan
juga merupakan hasil proses budaya yang panjang dan terkait anjuran dan pantangan. Dalam
hal ini, budaya atau adat atau perilaku sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan
hidup dari makanan. Berbagai anjuran dan pantangan sebagai hasil perjalanan budaya
memberikan pengaruh terhadap keadaan sehat atau dak sehat. Sebagai contoh adalah budaya
pantangan memakan sayuran pada saat nifas akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantas
produksi Air Susu Ibu (ASI) dan secara berantai akan berpengaruh terhadap keadaan bayi di
masa sekarang atau masa depan dan kesehatan ibu menyusui itu sendiri.

Makan bagi masyarakat Desa Piabung memiliki nilai tersendiri. Kekhasan makan di
desa ini ditandai dengan selalu hadirnya ikan dalam seap sajian makanan. Ikan menjadi
makanan “wajib” bagi masyarakat Desa Piabung. Hal ini terlihat dalam sajian makanan
dalam keseharian mereka dan juga dalam acara-acara yang diadakan di desa ini. Bagi
masyarakat di desa ini, makan berar makan nasi dan ikan sebagai lauknya.
Desa Piabung karena merupakan daerah kepulauan dan banyak masyarakat yang
mencari naah sebagai nelayan, ikan bisa diperoleh dengan mudah seap hari dan tersedia
dalam jumlah yang melimpah. Kebiasaan makan ikan yang sudah diperkenalkan oleh orang
tua mereka sejak kecil, menjadikan ikan sebagai bahan makanan yang harus ada di hidangan
sehari-hari. Ikan juga sebagai penunjuk identas status sosial ekonomi Desa Piabung.

Tahu dan tempe bukan merupakan lauk pauk bagi mereka, seper kebanyakan
masyarakat di Pulau Jawa. Mereka menganggap tahu dan tempe hanya sebagai lauk
tambahan saja dan dak dijadikan lauk utama, dan terkadang dianggap sebagai “camilan” atau
makanan kecil, bukan sebagai lauk. Oleh karena itu, pada saat observasi pasrsipasi selama
dilapangan dak ditemukan orang yang makan nasi dengan tempe atau tahu sebagai lauk.
Makanan yang dihidangkan di rumah tangga masyarakat Desa Piabung memiliki kekhasan
dan banyak variasi dalam pengolahan. Khususnya ikan, diolah dalam berbagai jenis masakan
yang digoreng, disambal, dibakar, diasap, dimasak lada garam atau dibuat gulai lemak.

Rasa suka dan tidak suka dimulai dengan bagaimana keluarga memperkenalkan rasa
sejak kecil. Rasa yang diperkenalkan dan dibiasakan sejak kecil akan terbawa sampai dewasa.
Pada akhirnya, saat mempunyai kemampuan untuk memilih makanan yang akan dimakan
untuk dirinya atau dimasak untuk keluarga, rasa yang menjadi kesukaaanya menjadi dasar
utama pemilihan.

Masyarakat Desa Piabung juga menyukai rasa asin. Hal ini diketahui dari makanan
yang dijual di warung desa ataupun makanan yang dihidangkan di rumah tangga. Penyedap
rasa juga sudah hampir menjadi bumbu wajib untuk mem asak bagi sebagian ibu-ibu rumah
tangga di Indonesia yang bertujuan upaya meningkatkan cita rasa terutama gurih. Penyedap
rasa yang digunakan dimasyarakat dikenal dengan nama “Vetsin” yang ditambahkan pada
saat memasak makanan di rumah tangga.

Petugas Puskesmas menjelaskan bahwa ibu-ibu di Desa Piabung dan sekitarnya biasa
menggunakan penyedap rasa dalam jumlah yang cukup banyak. Dalam memasak, ibu-ibu
rumah tangga sering dak menggunakan takaran dalam menuangkan penyedap rasa yang
digunakan, mereka langsung menabur dari plask ke dalam masakannya. Hal ini diperkuat
dengan dengan pengakuan masyarakat saat ditanyai tentang penggunaan penyedap rasa,
mereka mengakui bahwa penambahan penyedap rasa pada masakan mereka dengan cara
menuangkan dari bungkusnya langsung tanpa takaran.
Penggunaan penyedap rasa yang banyak juga berkaitan dengan kejadian hipertensi.
Penyedap rasa atau yang lebih dikenal dalam bahasa ilmiah adalah Mono Sodium Glutamate
(MSG) ini juga merupakan sumber natrium. Oleh karena itu, semakin banyak menggunakan
MSG dalam masakan, masukan natrium dalam tubuh juga akan semakin banyak.

Perilaku Makan Sayur dan Buah

Sayuran dan buah merupakan makanan sumber vitamin, mineral dan serat yang
berguna untuk kesehatan. Sayuran dan buahbuahan memiliki kandungan dan fungsi yang
hampir sama, yaitu sebagai sumber mineral dan vitamin. Sayuran diketahui merupakan
sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat. Di dalam buah-buah
dak mengandung natrium, kolesterol dan lemak (kecuali buah alpokat).

Sayuran dan buah mengandung kadar serat yang nggi yang bermanfaat menurunkan
peningkatan kadar gula darah setelah makan, mencegah konspasi, dan menurunkan
penyerapan lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, konsumsi buah dan sayuran yang rendah
dalam jangka panjang akan berakibat buruk terhadap kesehatan dan berisiko terkena penyakit
degenerave. Kalium yang terkandung dalam sayuran dan buah merupakan suatu mineral yang
berfungsi untuk mengendalikan tekanan osmosis dalam sel. Berkaitan dengan tekanan darah,
pengaruh kalium dalam tubuh merupakan kebalikan dari pengaruh natrium yaitu dapat
menurunkan tekanan darah.

Sayuran yang biasa dikonsumsi masyarakat Desa Piabung sebelumnya adalah daun
pucuk ubi. Baru beberapa tahun terakhir ini, sayuran sudah mulai banyak dalam segi jenis
dan jumlah. Kedatangan petani sayuran dari luar daerah terutama dari Pulau Jawa yang mulai
menanam berbagai jenis sayuran di kebun-kebun di daerah perbukitan menjadi berkah
tersendiri bagi penyediaan sayuran. Keberadaan pedagang sayuran keliling juga baru ada
sekitar 2 tahun terakhir.

masyarakat Desa Piabung kurang dalam mengkonsumsi sayuran dan buah. Hal ini
terjadi kemungkinan karena dak ada pengenalan makan sayuran sejak kecil, sehingga sampai
dewasa sayuran jadi kurang disukai untuk dikonsumsi sehari-hari. Hal ini terkait dengan
kelangkaan sayuran dan buah yang sudah terjadi sejak lama, disamping karena masyarakat
setempat dak ahli dalam bertani sayuran.

Kebiasaan Merokok
Hipertensi menyerang hampir 26% penduduk dewasa di dunia. Pengukuran faktor
yang mempengaruhi tekanan darah merupakan topik utama kesehatan masyarakat. Salah satu
dari faktor risiko yang dapat dicegah adalah merokok. Hubungan antara status merokok
dengan tekanan darah belum nyata. Sejak tahun 1971 beberapa penelian yang mengukur
hubungan antara merokok dengan tekanan darah telah dilakukan dan menunjukkan hasil yang
masih kontroversial. Penelian di Iran tentang hubungan merokok dengan tekanan darah dak
menunjukkan hasil nyata.

Di Desa Piabung, merokok sudah menjadi hal yang lumrah, khusunya bagi para laki -
laki. Hampir seap laki-laki di Desa Piabung menghisap rokok. Berdasarkan hasil observasi,
rokok selalu dijumpai dalam seap pertemuan, baik di warung kopi, di pesta, keka bertamu ke
rumah warga, ataupun dalam pergaulan sehari-hari.

Dalam kehidupan nelayan, rokok mempunyai nilai tersendiri, rokok merupakan


kebutuhan pokok yang wajib dibawa oleh para nelayan dalam mencari ikan dilaut pada
malam hari. Bisa dikatakan rokok merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
nelayan di desa ini. Bagi nelayan, rokok dan kopi adalah teman mereka dalam melaut.
Merokok dapat menghilangkan rasa kantuk dan juga menghilangkan kebosanan di laut pada
saat sedang mencari ikan.

Orang tua di desa ini, biarpun merokok, mereka tetap melarang anaknya merokok.
Pak Mus, salah seorang bapak yang perokok aktif, melarang anaknya merokok. Pak Mus
mengatakan kepada anaknya kalau merokok itu merugikan diri sendiri, dan uang untuk
membeli rokok lebih baik digunakan untuk membeli makanan. Pak Mus mencontohkan
dirinya yang susah untuk lepas dari rokok.

Pola Aktivitas Fisik dan Pola Kerja

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan pencegahan
penyakit dak menular termasuk hipertensi. Akvitas fisik adalah seap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Akvitas fisik dikategorikan
cukup apabila seseorang melakukan lahan fisik atau olah raga selama 30 menit seap hari
22,43 atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Beberapa akvitas fisik yang dapat dilakukan
antara lain akvitas fisik sehari-hari seper berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci,
mengepel, naik turun tangga dan lain-lain. Lahan fisik adalah semua bentuk akvitas fisik yang
dilakukan secara terstruktur dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran.
jasmani.

Gambaran akvitas fisik dan pola kerja masyarakat Desa Piabung dapat dilihat dari
suasana sehari-hari dari pagi sampai malam. Akvitas fisik yang biasa dilakukan oleh warga di
Desa Piabung berbeda-beda, tergantung dari peran dan pekerjaannya. Para ibu bekerja
dirumah melakukan pekerjaan domestik seperti mengasuh anak, memasak, dan mengatur
rumah.

V. BUDAYA DAN PENANGGULANGAN HIPERTENSI

Budaya dan Hipertensi

Budaya merupakan perilaku dari masyarakat pada suatu tempat, budaya masyarakat
pada daerah pesisir menyelaraskan potensi, masalah dan perubahan yang terjadi pada daerah
pesisir agar dapat menjalakan kehidupan didaerah pesisir, kelompok masyarakat pesisir harus
mampu menyesuaikan dengan kondisi geografis dan iklim untuk memenuhi kebutuhan dan
mata pencaharian masyarakat pesisir yaitu sebagai nelayan.

Desa piabung adalah salah satu desa yang masyarakat mempunyai mata pencaharian
sebagai nelayan, dan memiliki budaya penduduknya sebagai etnik melayu, pada masyarakat
desa piabung menunjukan bahwa banyak ditemukan penderita penyakit hipertensi.

Hipertensi dikenal juga dengan pembunuh senyap karena tidak ada tanda- tanda yang
dapat dikenali oleh penderita, dimana penyakit ini mengarah terhadap penyakit stroke dan
penyakit jantung, adapun penyakit hipertensi berhubungan dengan perilaku pola makan tidak
sehat, dan masyarakat pesisir banyak menggunakan garam. Perubahan perilaku
matapencaharian karena perkembangan dan tantangan terkait pemenuhan kebutuhan hidup,
salah satu alasan masyarakat berpindah matapencaharian menjadi nelayan karena sumber
alam yang baik untuk menopang hidupnya terutama makanan, memanfaatkan hasil laut untuk
kebutuhan makan sehari-hari.
Penduduk menyukai rasa asin dari yang terbentuk alami dari berbagai hasil laut dalam
mengolah makanan, masyarakat menggunakan garam secara berlebihan, zat sodium dan
natrium menyebabkan kenaikan tekanan darah

Perilaku budaya merupakan hasil suatu proses belajar yang panjang dan diajarkan
secara sadar maupun dak sadar kepada generasi penerus dalam upaya menyelaraskan
kehidupan manusia dengan lingkungan. Diperlukan pendekatan kepada masyarakat secara
terus menerus, konsisten dan menyelaraskan dengan budaya dan adat setempat. Komitmen
dan keterlibatan para tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah
merupakan kunci keberhasilan.

Adat, budaya, kebiasaan, pengetahuan dan sarana yang ada merupakan potensi yang
harus di permbangkan dalam penyusunan strategi penyampaian konsep dan pemahaman baru.
Beberapa diantaranya disampaikan berikut ini : Masyarakat umumnya sudah tahu tentang
penyakitv hipertensi dan beberapa factor yang menyebabkan. Walaupun terkadang masih
dibarengi dengan pengobatan non medis, akan tetapi masyarakat sudah tahu cara pencarian
pengobatan penyakit hipertensi yaitu dengan cara pengobatan medis oleh petugas kesehatan,
Puskesmas atau rumah sakit.

Pengobat tradisional /dukun yang masih sangat dipercaya masyarakat dalam upaya
pengobatan sudah menyadari bahwa hipertensi atau darah nggi disebabkan oleh makanan
tertentu dan pengobatan hanya bisa dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan. Para
pengobat tradisional atau dukun sudah memilah penyakit yang bisa mereka oba yaitu yang
berkaitan dengan pengaruh mahluk gaib dengan tanda-tanda rasa panas dingin dibadan.
sedangkan penyakit-pentakit seper hipertensi,

Penyakit ini dapat membunuh tanpa disadari akibat penyakit lanjutan seper stoke dan
penyakit jantung. Deteksi dini melalui pengukuran tekanan darah merupakan kunci utama
pencegahan dan penanggulangan penyakit hipertensi. Deteksi dini dapat dilakukan melalui
pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Deteksi dini sebaiknya diiku dengan
penenyebaran informasi untuk menanamkan pengetahuan dan mengubah perilaku secara
bertahap kepada masyarakat.

Selanjutnya penyuluhan yang di berikan di Posyandu balita atau Posyandu Lansia


berisi materi yang lebih mendetail dibandingkan pesan kesehatan pada acara kesenian atau
keagamaan. Materi Posyandu balita antara lain pedoman gizi seimbang pemberian makanan
pada balita, anak-anak dan remaja, manfaat sayuran untuk kesehatan, pembatasan
penggunaan garam dan MSG, dan pengolahan makanan laut asin di rumah. Penurunan kadar
natrium dapat dilakukan dengan cara mencuci makanan laut sebelum dimasak. penurunan
kadar natrium dan garam pada ikan asin menunjukkan bahwa pencucian dapat menurunkan
kandungan natrium dalam ikan asin kering berturut-turut.

Anda mungkin juga menyukai