Sejarah Dan Pelanggaran-Pelanggaran Kons
Sejarah Dan Pelanggaran-Pelanggaran Kons
Indonesia
Mattia Al Azizzy – 02011181621004
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi sendiri berasal dari bahasa latin, constitution yang berkaitan dengan kata jus atau ius
yang berarti hokum atau prinsip. 1 Konstitusi dalam bahasa Inggris disebut constitution, dalam bahasa
Belanda membedakan antara constitutie dan grondwet, dalam bahasa Jerman membedakan antara
verfassung dan grundgezets. Bahkan dibedakan pula antara grundrecht dan grundgezets seperti antara
grondrecht dan grondwet dalam bahasa Belanda. Dalam bahsa Perancis disebut constitutionnelle.
“the rules and practice that determine the composition and function of the organs of the central
and local government in state and regulate the relationship between individual and state”. 2
Maksudnya adalah bahwa yang pertama konstitusi itu tidak saja aturan yang tertulis, tetapi juga
yang di praktikan didalam kenegaraan atau penyelenggaraan Negara, yang kedua adalah bahwa tidak
hanya organ beserta isi dan fungsinya, baik di central government atau local government tetapi juga
hubungan antara warga Negara dengan organ Negara atau dengan kata lain pemerintah.
2. Sejarah Konstitusi
a. Sejarah (umum)
Rata-rata hampir negara-negara diseluruh dunia memiliki dasar hukum tertingginya
masing-masing atau konstitusinya masing-masing yang dimana tidak lain dan tidak bukan
yaitu untuk mengatur hubungan antara warga Negara dan pemerintah serta untuk terwujudnya
tujuan Negara tersenut itu sendiri, seperti apa yang sudah saya kutip dari kamus Oxford pada
sub pengertian konstitusi diatas.
Cikal bakal konstitusi atau lahirnya konstitusi itu sendiri sudah ada sejak zaman yunani.3
Yang dimana Aristoteles sendiri telah berhasil megumpulkan 158 buah konstitusi dari
berbagai Negara, tetapi pada masa ini konstitusi sendiri bukanlah sebuah hukum tertinggi di
suatu Negara melainkan hanyalah sebuah atau sekumpulan kebiasaan-kebiasaan masyarakat
adat di daerah dan di zaman tersebut, layaknya jika dihubungkan dengan era kesultanan
Palembang Darussalam konstitusi di era yunani kuno itu sama dengan undang-undang simbur
cahaya pada masa kesultanan Palembang Darussalam.
1
. Jimly Asshiddiqie, konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta: Konpress, 2005), hlm. 1.
2
. Oxford Dictionary of Law, Fifth Edition, (Oxford university Press, 2003), hlm. 108, dirangkum dari Prof. DR. Jimly
Asshiddiqie, S.H., pengantar ilmu hukum tata Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 96.
3
http://www.informasiahli.com/2016/06/sejarah-perkembangan-konstitusi-di-dunia.html
Seiring berkembangnya zaman, bergantinya waktu maka pada zaman romawi kuno
dimana pemimpin tertingginya disebut Caesar, membentuk konstitusi untuk kawasan romawi
yaitu dengan cara mengadopsi sedikit pengaruh dari zaman romawi kuno atau dengan cara
melihat kebiasaan-kebiasaan dari masyarakat adat pada masa romawi kuno untuk dijadikan
sebuah aturan hukum.
Selanjutnya ada yang disebut dengan piagam madinah yang dimana berintikan dengan
kehidupan multicultural antara umat beragama dan sangat menjunjung tinggi HAM pada
masa itu. Kemudian pada saat meletusnya revolusi perancis maka, pada 14 September 1791
dicatat sebagai peristiwa diterimanya konstitusi Eropa pertama oleh Louis ke 16. Sejak
peristiwa inilah sebagian besar negara-negara di dunia, baik monarki maupun republik, nega-
ra kesatuan maupun negara federal, yang sama sama mendasarkan prinsip ketatanegaraannya
pada sandaran konstitusi. Di Perancis J. J. Rousseau dengan karyanya Du Contract Social,
yang mengatakan bahwa manusia terlahir dalam keadaan bebas dan sederajat di dalam hak
haknya, sedangkan hukum merupakan ekspresi dari kehendak umum (rakyat). Pandangan
Rousseau ini sangat menjiwai hak hak dan kemerdekaan rakyat (De Declaratioan des Droit d
I’Homme et Du Citoyen).4
Konstitusi tertulis model Amerika tersebut kemudian diikuti oleh berbagai negara di
Eropa, seperti Spanyol (1812), Norwegia (1814) dan Belanda (1815). Konstitusi pada waktu
itu belum menjadi hukum dasar yang penting. Konstitusi sebagai UUD sering kali disebut
dengan “Konstitusi Modern” baru muncul bersamaan dengan perkembangan sistem
demokrasi perwakilan. Demokrasi perwakilan muncul sebagai pemenuhan atas kebutuhan
rakyat akan lembaga perwakilan (legislatif).
b. Sejarah {khusus(Indonesia)}
4
http://www.informasiahli.com/2016/06/sejarah-perkembangan-konstitusi-di-dunia.html
5
Alinea ke-4 UUD NRI 1945 yang berbunyi : “……..,yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
perjalanannya Undang-undang di Indonesia melalui tahap-tahap yang rumit dikarenakan telah
terjadi perubahan-perubahan serta beberapa amandemen yang sudah di lalui. Berikut sejarah
terbentuknya atau evolusi konstitusi di Indonesia:
Meskipun telah kembali berlakunya Undang-Undang Dasar 1945, tetapi dalam perjalanannya
tidaklah berjalan mulus atau belum sempurna sehingga dengan kata lain semata-mata hanya
melaksanakan UUD 1945 sebagaimana dengan dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959, tetapi setelah
lengsernya presiden Soeharto yang dimana turut berakhirnya masa orde baru dan dilanjutkan dengan
masa reformas,i konstitusi Negara Indonesia pun turut mengalami berbagai perubahan sebagai bukti
sejarah bahwa Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami beberapa amandemen (4 amandemen)
sampai amandemen yang terakhir dan digunakan sampai masa sekarang ini. Berikut tahapan-tahapan
amandemen Undang-Undang Dasar 1945 beserta perubahannya;
6
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.Berita&id=11776#.WgemvIg3HDd
7
Redaksi sinar grafika, UUD 1945 hasil amandemen & proses amanndemen UUD 1945 secara lengkap (pertama
1999 – keempat 2002), (Jakarta: Sinar Grafika, cetakan keempat, April 2007)
3. Pelanggaran-Pelanggaran konstitusi di Indonesia
Melihat telah banyak terjadi banyak perubahan-perubahan dalam konstitusi kita maka dapat kita
simpulkan bahwa seiring dalam perjalanan waktu (dari awal konstitusi Indonesia itu dibentuk sampaik
amandemen keempat) sesungguhnya banyak terjadi permasalahan-permasalahan atau pelanggaran atau
penyelewengan yang pernah terjadi di dalam konstitusi kita pada masa itu, mengapa saya simpulkan
demikian? Karena kalau kita berpikir secara logika seumpamanya tidaklah mungkin ada asap kalau tidak
ada api secara analogi bahwa tidaklah mungkin UUD tersebut diganti atau diubah dari tahun 1945-1949-
1959 dan dilanjutkan dengan amandemen-amandemen pasca reformasi jika tidak ada permasalahan-
permasalahan yang dapat mengakibatkan kinerja pemerintah dan warga negara untuk melaksanakan UUD
tersebut.
Pelanggaran tersebut sejatinya sudah ada sejak masa pemerintahan orde lama jadi pelanggaran
kosntitusi tersebut bukanlah hal yang baru terjadi, berikut beberapa masalah konstitusi dalam masa orde
lama;
Adanya penyimpangan ideologis, yaitu penerapan konsep Nasionalis, Agama dan Komunis
(Nasakom).8
Pemusatan kekuasaan pada presiden sehingga kewenangannya melebihi ketentuan yang diatur
UUD 1945. Misalnya, pembentukan Penetapan Presiden (Penpres) yang setingkat dengan
Undang-undang.
Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955 dan membentuk DPR-GR tanpa melalui
pemilu.
Adanya jabatan rangkap yaitu Pimpinan MPRS dan DPR dijadikan menteri negara, sehingga
berkedudukan sebagai pembantu presiden.
Negara Indonesia masuk dalam salah satu poros kekuasaan dunia yaitu poros Moskwa-Peking
sehingga bertentangan dengan politik bebas aktif.
Setelah di revisi dan memasuki masa orde baru, pemerintah masi saja melakukan penyelewengan
konstitusi yang diantaranya adalah sebagai berikut. 10
8
Pasca peristiwa G30S-PKI pemerintah membuat TAP MPR Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai
Komunis Indonesia, sehingga ideology atau partai komunis apapun namanya dilarang beredar di NKRI.
9
Tap MPRS No.III/MPRS/1963
10
http://ikopangestii.blogspot.co.id/2013/06/penyimpangan-penyimpangan-pada-masa.html
5. Salah satu ciri dari negara yang menganut paham demokrasi adalah adanya pengakuan dan
perlindungan hak asasi manusia. Dalam pemerintahan Orde Baru, dirasakan penghormatan
dan perlindungan HAM masih kurang diperhatikan.
6. Presiden mengontrol perekrutan organisasi politik.
7. Pengisian jabatan ketua umum partai politik harus mendapat persetujuan dari presiden.
Seharusnya pemilihan ketua umum partai diserahkan kepada kader partai bersangkutan.
8. Presiden memiliki sumber daya keuangan yang sangat besar.
9. Dwi fungsi ABRI.
Setelah pemaparan diatas saya rasa dimasa sekarang juga terdapat penyelewengan konstitusi di
masa sekarang ini seperti kasus yang terjadi di tahun kemarin yaitu kasus kabut asap yang mengakibatkan
udaara menjadi rawan dan kotor sehingga menyebabkan banyaknya korban dari masyarakat yang
terjangkit penyakit saluran pernapasan, hal ini tentu pemerintah telah melakukan kesalahan dalam
komstitusi karena sejatinya pemerintah harus melindungi warga negaranya sebagaimana telah tertera
dalam preambule UUD 1945 alinea ke-4, serta pemerintah juga salah satu pasal di UUD 1945, yaitu pasal
28H ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi;
“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup, yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.**)” 12
Selain itu masih ada banyak kasus-kasus pelanggaran kostitusi yang antara lain adalah pro
kontranya perppu ormas, registrasi ulang sim yang dapat dikaitkan dengan pelanggaran HAM pasal 28G
UUD 194513, korupsi e-ktp yang meresahkan warga dan melanggar hak dan kewajiban warga Negara, dsb
11
http://ikopangestii.blogspot.co.id/2013/06/penyimpangan-penyimpangan-pada-masa.html
12
UUD 1945 pasal 28H ayat 1
13
Siaran Pers No. 187/HM/KOMINFO/10/2017
Jadi demikian pula “konsitusi”, sebagai suatu institution tidak lain dari pada hokum yang hidup
dalam masyarakat (sociale recht) yang merupakan penjelmaan kembali ide-ide yang baik yang menjelma
dalam kenyataan masyarakat (sociale werdelijkheid), yang sebahagian UU menjadi suatu lembaga hokum
(rechtsinstellingen), sedangkan tujuan dari konstitusi adalah untuk menjaga kesimbangan antara:
Konstitusi dan hokum haruslah dijiwai pancasila dan UUD 1945 akan memelihara kesimbangan antara
hak dan kewajiban masing-masing. Pemerintahjuga harus memperhatikan pemerataan keadilan yaitu
dengan tegaknya hokum mengandung arti bahwa hokum berlaku bagi siapa saja. Hokum akan memihak
kepada anggota masyarakat yang terlemah, apabila berada di pihak yang benar. Setiap warga Negara akan
taat pada hokum karena, yakin bahwa hokum dan seluruh lembaga serta aparatnya mengayomi mereka,
sebagai bukti untuk mewujudkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hokum
bagi seluruh warga masyarakat Negara Indonesia. 15
– John Dalberg-Acton –”
Oxford Dictionary of Law, Fifth Edition, (Oxford university Press, 2003), hlm. 108, dirangkum dari Prof.
DR. Jimly Asshiddiqie, S.H., pengantar ilmu hukum tata Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015)
Redaksi sinar grafika, UUD 1945 hasil amandemen & proses amanndemen UUD 1945 secara lengkap
(pertama 1999 – keempat 2002), (Jakarta: Sinar Grafika, cetakan keempat, April 2007)
Abu Daud Busroh, S.H,, H. Abubakar Busro, S.H., Asas-asas Hukum Tata Negara, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983)
Kohar Hari Sumarno, S.H., Hukum dan Ketahanan Nasional dari pengalaman seorang jaksa, (Jakarta:
Sinar Harapan, Anggota IKAPI, 1986)
http://www.informasiahli.com/2016/06/sejarah-perkembangan-konstitusi-di-dunia.html
http://www.informasiahli.com/2016/06/sejarah-perkembangan-konstitusi-di-dunia.html
http://ikopangestii.blogspot.co.id/2013/06/penyimpangan-penyimpangan-pada-masa.html
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.Berita&id=11776#.WgemvIg3HDd