Anda di halaman 1dari 4

1.

1 PENGERTIAN NEGARA

menurut Muh Nur El Ibrahimi mengenai pengertian negara terbagi menjadi tiga, yang dikutip
dari buku “Bentuk Negara dan Pemerintahan RI”, terdiri dari:

1. Sebuah bentuk organisasi yang ada pada baik satu kelompok maupun beberapa kelompok
individu yang tinggal bersama atau mendiami suatu wilayah tertentu. Selain itu, mereka juga
mengakui adanya suatu pemerintahan di dalam sebuah negara yang bertugas untuk mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok maupun beberapa kelompok individu yang ada.
2. Sebuah perserikatan yang menjalankan sebuah pemerintahan melalui hukum yang sifatnya
mengikat masyarakat yang ada di dalamnya melalui kekuasaan untuk memaksa para masyarakat
yang ada di dalam suatu wilayah tertentu serta membedakannya dengan kondisi masyarakat
yang berada di luar wilayah tersebut untuk menciptakan ketertiban sosial.
3. Sebuah asosiasi yang melaksanakan penertiban di dalam sebuah kelompok masyarakat maupun
wilayah tertentu yang berdasarkan dengan sistem hukum yang sudah disahkan dan
diselenggarakan oleh sistem pemerintah yang ada.

1.2 PENGERTIAN KONSITUSI


Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang artinya membentuk negara, menyusun
negara, dan menyatakan negara. Sedangkan dalam bahasa Latin kata konstitusi berasal dari 2
(dua) kata yakni “cume” dan “statuere”. Kata “cume” artinya “bersama dengan”, sedangkan
“statuere” adalah “membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan atau menetapkan”. Dengan
demikian pengertian konstitusi dalam bentuk tunggal (konstitutio) adalah menetapkan sesuatu
secara bersama-sama dan pengertian konstitusi dalam bentuk jamak (constitusiones) adalah
segala sesuatu yang telah ditetapkan

1.3 KONSITUSI DI INDONESIA


Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat utntuk menyusun sebuah
Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan fungsinya. Sehari
setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, konstitusi Indonesia
sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia dalam sebuah naskah yang dinamakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Dengan demikian, sekalipun Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakan
konstitusi yang sangat singkat dan hanya memuat 37 pasal namun ketiga materi muatan
konstitusi yang harus ada menurut ketentuan umum teori konstitusi telah terpenuhi dalam
Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.

1.4 PERJALANAN KONSITUSI DI INDONESIA


Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang-Undang yang
pernah berlaku, yaitu :
1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)


Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru ini
belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia setelah mengalami beberapa proses.

2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)


Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak Belanda
yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda mencoba untuk
mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara Jawa
Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1
pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang
melahirkan negara Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk
seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.

3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 

(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)


Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan
perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945
menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama karena
terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa dari
pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang, akhirnya dicapailah kata sepakat
untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia

4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang

(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)


Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar 1945. Dan
perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa 1959-1965
menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru. Perubahan itu dilakukan karena
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap kurang mencerminkan
pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

1.5 Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Negara Yang Demokratis

konstitusi berpesan sebagai sebuah aturan dasar yang mengatur kehidupan dalam bernegara dan
berbangsa maka aepatutnya konstitusi dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara negra dan
warga Negara . Kontitusi merupakan bagian dan terciptanya kehidupan yang demokratis bagi
seluruh warga Negara. Jika Negara yang memilih demokrasi, maka konstitusi demokratis
merupakan aturan yang dapat menjamin terwujudnya demokrasi dinegara tersebut. Setiap
konstitusi yang digolongkan sebagai konstitusi demokratis haruslah memiliki prinsip-prinsip
dasar demokrasi itu sendiri.

1.6 PENFERTIAN GOOD GOVERNANCE


Secara umum, istilah good governance atau pemerintahan yang baik adalah suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal dan political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Suatu pemerintahan bisa baik adalah ketika kebijakan yang diterapkan mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari banyaknya aktivitas usaha yang bisa berjalan karena proses
perizinan yang tidak dibuat rumit, mudah, murah, dan transparan. 
Konsep dari good governance sendiri adalah untuk membangun suatu sistem yang melahirkan
kebijakan bertanggung jawab. Dimana tanggung jawab ini bisa ditanggung bersama dan bisa
menguntungkan semua pihak. Tanpa terkecuali dan tanpa memihak. 

1.7 Tujuan Good Governance


Pemerintah Indonesia sekaligus pemerintah dari negara lain tentunya ingin memiliki sistem
pemerintahan yang baik. Sebab lewat sistem inilah kondisi negara bisa tetap aman, damai, dan
tentram.  Sekaligus bisa semakin sejahtera, dimana masyarakat punya penghasilan yang tinggi.
Kemudian kondisi keuangan negara juga membaik berkat tingginya kemampuan ekonomi
masyarakat. Penerapan kebijakan pemerintahan yang baik di Indonesia diketahui didasarkan
pada PERMENPAN Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi
Birokrasi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. 
Melalui Permenpan tersebut juga dijelaskan mengenai tujuan dari pelaksanaan pemerintahan
yang baik. Diantaranya adalah: 
1. Terciptanya Birokrasi yang Bersih 
Tujuan yang pertama adalah untuk menciptakan birokrasi atau sistem pemerintahan yang bersih.
Bersih disini adalah bebas dari tindakan KKN mencakup korupsi, kolusi, dan nepotisme. 
KKN adalah praktek yang merugikan banyak pihak, tidak hanya masyarakat di satu daerah saja
tapi seluruh Indonesia. KKN yang diterapkan oleh satu pihak saja di dalam birokrasi kemudian
membuat wajah birokrasi menjadi hitam seluruhnya. 
2. Terciptanya Birokrasi yang Bekerja Secara Efisien 
Membangun sistem pemerintahan yang baik juga bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang
bekerja secara efisien, efektif, dan juga produktif. Sehingga mereka mampu memberikan dampak
yang besar kepada masyarakat. 
Misalnya saat proses administrasi diperpendek dalam mengurus pembuatan KTP. Sistem dibuat
lebih praktis, sehingga KTP bisa jadi dalam hitungan jam atau mungkin hari saja. Tidak ada
istilah harus “menembak” untuk terbebas dari birokrasi yang berbelit-belit. 
3. Membangun Birokrasi yang Bekerja Transparan 
Tujuan yang ketiga dari good governance adalah membangun birokrasi yang transparan,
sehingga tidak ada yang ditutupi. Namun, pada aspek tertentu tetap melindungi informasi yang
sifatnya rahasia dan bukan untuk dikonsumsi oleh publik. 

Anda mungkin juga menyukai