Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)

Kementerian : Kementerian Kesehatan RI


Negara/Lembaga
Unit Eselon I/II : Ditjen Bina Gizi dan KIA
Program : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Hasil (Outcome) : Meningkatnya status kesehatan masyarakat
melalui Pelaksanaan Germas, Kegiatan
Kesehatan Masyarakat di tingkat Puskesmas dan
Upaya deteksi dini, preventif dan respos penyakit.
Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas
Indikator Kinerja Kegiatan : Xxxxxxxxx

Jenis Keluaran (Output) : Xxxxxxxxx

Volume Keluaran (Output) : ?????? Desa

Satuan Ukur Keluaran : Desa


(output)

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan
a. Undang-undang Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang – Undang RI Nomor 25 tahun 2004 tentang Perencanaan
Pembangunan Nasional
c. Undang – Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Daerah
d. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN
e. Undang – Undang RI Nomor 1 tahun 2014 tentang
Pembendaharaan Negara
f. Undang-undang Nomor : 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Wajib
Bidang Kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota
h. Peraturan Pemerintah No. 02 Tahun 2018 tentang Standar Pelayan
Minimal Bidang Kesehatan
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
j. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan .
2. Gambaran Umum Singkat

Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi


salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan. Dan untuk mendapatkan penghidupan yang
layak di bidang kesehatan, amandemen kedua UUD 1945, Pasal 34
ayat (3) menetapkan: “ Negara bertanggungjawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum yang layak”.
Untuk lebih menjamin penerapan hak-hak publik di era otonomi
daerah UU No.23 Tahun 2014 dalam Pasal 12 telah menjadikan
penanganan bidang kesehatan sebagai urusan wajib/tugas
pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah.

Berdasarkan peraturan pemerintah No 2 tahun 2018 tentang


Standar Pelayanan Minimal disebutkan bahwa pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil dan ibu bersalin (SPM ke-1 dan ke-2) adalah
pelayanan sesuai standar di fasilitas kesehatan meliputi seluruh ibu
hamil dan ibu bersalin untuk dapat dapat segera menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi..

Standar Pelayanan Minimal ke-3 dan ke-4 adalah bahwa semua


bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan esensial dan
semua balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
meliputi penimbangan minimal 8 ( delapan ) kali dalam setahun,
mendapatkan vitamin A sebanyak 2 ( dua ) kali setahun, dilakukan
pengukuran perkembangan balita ( SDIDTK ) 4 kali setahun usia 0-23
bln, 2 kali setahun usia 2-5 tahun dan mendapat imunisasi dasar
lengkap ( IDL ) yang ditangani oleh tenaga kompeten.

Masalah Stunting menjadi “ trending topic “ program gizi di


Indonesia karena stunting atau postur Badan pendek dan sangat
pendek merupakan gambaran malnutrisi yang kronis terjadi dalam
waktu yang lama. Penyebab stunting sangat kompleks mulai dari
kualitas gizi remaja putri, calon pengantin, pelaksaan IMD yang tidak
sesuai standar pemberian ASI yang tidak cukup, pemberian MP ASI
yang tidak cukup pengasuhan anak yang kurang tepat, faktor kondisi
rumah, faktor infeksi dan keamanan pangan yang kurang baik.
Memahami akan permasalahan tersebut maka salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah pemberian Bantuan Operasional
Kesehatan Puskesmas yang dapat mendukung penajaman dan
penyelesaian masalah Gizi ( penangan stunting) berdasarkan hasil PSG
tahun 2017 KIA terutama menurunkan angka kejadian Kematian Ibu
yang pada tahun 2017 terjadi 12 Kasus, dan Tahun 2018 terjadi 7
kasus, Tahun 2019 terdapat 5 Kasus Kematian ,adapun Kematian Bayi
terjadi 40 Kasus di Tahun 2017 , 60 kasus Tahun 2018 dan pada tahun
2019 ada 65 kasus kematian termasuk kematian Neonatal, upaya yang
dapat dilakukan berupa pemantapan kualitas pelayanan kesehatan
keluarga, Pelaksanaan Germas serta adaya Upaya deteksi dini,

preventif dan respos penyakit. ( Gambaran dapat di


sesuaikan dengan kondisi Puskesmas )
A. PENERIMA MANFAAT

Kegiatan ini apabila telah selesai dilaksanakan maka akan memberikan


manfaat dan dampak terhadap peningkatan kesadaran masyarakat untuk
hidup sehat dan diharapkan menurunnya angka kesakitan di masyarakat.

B. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan Oleh petugas Puskesmas dan petugas
Puskesmas Pembantu serta Kader Kesehatan.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini akan dilaksanakan efektif mulai bulan Januari s/d Desember
Tahun 2021

C. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Keluaran akan dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yaitu dari Bulan
Januari sampai dengan Desember tahun 2020, Dengan Tahapan Sebagai
Berikut :

No. KEGIATAN PELAKSANAAN

a. Pelaksanaan Germas di Puskesmas


1. Advokasi Penguatan Germas Kegiatan dilaksanakan oleh
2. Pembentukan Forum Germas Petugas Puskesmas, petugas
3. ................... pustu serta Kader Kesehatan
Dari bulan
4. Lanjutkan sesuai kegiatan yang diusulkan
Januari 2020 s/d Desember
puskesmas 2020
2.

Kegiatan Kesehatan Masyarakat tingkat


Puskesmas
1. Kegiatan Pis PK
2. Upaya Kesehatan Keluarga
3. Pendidikan Gisi
4. .....
5. Lanjutkan sesuai kegiatan yang diusulkan
puskesmas

3. Upaya Deteksi Dini , Preventif dan Respon


Penyakit
Surveyland dan Respon Kejadian Luar Biasa
a. i. Surveiylands kejadian ikutan paska imunisasi
( KIPI) , Pelaksanaan Imunisasi dasar dan
lanjutan
ii. ......
iii. ....
iv. Lanjutkan sesuai kegiatan yang diusulkan
puskesmas

b. Deteksi Dini dan Penemuan Kasus


i. ........
iii. ........
iv. Diisi sesuai kegiatan yang diusulkan
puskesmas

Pencegahan Penyakit dan pengendalian faktor


C resiko
i. ......
ii. ......

Pengendalian Penyakit
d. i. ..............
v. Diisi sesuai kegiatan yang diusulkan
puskesmas

e. Pemberdayaan Masyarakat
i. ................
vi. Diisi sesuai kegiatan yang diusulkan
puskesmas

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang akan dibutuhkan agar kegiatan ini dapat berjalan sesuai
dengan tujuan dan keluaran adalah sebesar Rp.633.997.000,- ( Enam Ratus
Tiga Puluh Tiga Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Rupiah),
Terlampir RKA kegiatan.

Tana Paser, 25 Juni 2020


Kepala Puskesmas ????????

__________________
NIP.

Anda mungkin juga menyukai