Anda di halaman 1dari 28

Al-Qur’an Surat Al-Anfal Ayat 72

Artinya Surat Al-Anfal ayat 72 :


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta
dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan
(terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban
sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka
meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib
memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu
dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Anfal 18:72)

Tajwid Al-Quran Surat Al-Anfal ayat 72

Pesan – pesan mulia kandungan surat Al Anfal ayat 72 adalah sebagai berikut ini :
1. Adanya peristiwa hijrah, yaitu migrasi muslim Mekah ke Madinah. Dalam hijrah ini ada
tiga golongan, yaitu
- Kaum muhajirin : Kaum muslimin yang ikut berhijrah bersama Rasullah ke Madinah.
- Kaum ansor : penduduk Madinah yang menyambut dan menolong kaum muhajirin.
- Kaum muslimin yang tidak ikut berhijrah ke Madinah
2. Antara kaum muhajirin dan kaum ansor saling melindungi, hidup berdampingan, dan
saling tolong menolong.
3. Kaum muhajirin dan kaum ansor berjihad dengan harta dan jiwanya atas dorongan
keimanan kepada Allah swt.
4. Allah swt Maha Melihat dan Mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-Nya.
Q.S Al Hujarat ayat 10

Arti
Sesungguhnya orang - orang mukmin itu bersaudara, oleh karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu ( yang berselish ) dan bertawakalah kepada Alloh agar kamu
mendapat rahmat.

Tajwid

Kesimpulan
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap muslim itu bersaudara dengan muslim lainya.
Persaudaraan itu di ibaratkan dengan satu tubuh apabila salah satu tubuh sakit maka yang lain
juga merasakanya. Bhakan apabila perselisihan tida terelakan, maka kita tidak diperbolehkan
sesama muslim selama 3 hari.

Q.S Al Hujarat ayat 12

Arti
" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang."
Tajwid

Kandungan QS. Al Hujurat ayat 12


Bahwa sesama muslim tidak boleh berprasangka buruk kepada oarang lain (suzuan)
dan melakukan gibah. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turut berkenaan
dengan Salman Al-Farisi yang apabila ia telah selesai makan maka ia langsung suka tidur dan
mendengkur. Pada waktu itu ada yang menggunjing perbuatannya, maka turunlah ayat ini
yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan aib orang lain.

Q.S Al Isro ayat 32

Arti
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”
Tajwid
Kandungan
1. Allah melarang mendekati zina. Bukan hanya melarang zina, seluruh perbuatan yang
bisa menjadi sarana dan mendekatkan zina juga Allah melarangnya.
2. Islam adalah agama yang sangat memahami manusia sehingga ia mengutamakan
tindakan preventif untuk menutup kerusakan. Larangan mendekati zina adalah tindakan
preventif agar manusia tidak terjerumus ke perzinaan.
3. Zina adalah perbuatan yang sangat keji dan sangat buruk. Di antara keburukannya, ia
merupakan pelanggaran terhadap kehormatan yang mengakibatkan tercampur dan
terputusnya nasab serta mengakibatkan kekacauan di masyarakat.

Al-Quran Surat An-Nur Ayat 2

Arti
" perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat,
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman."
Tajwid
1) Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah zai. Dibaca idgham
(masuk ke huruf zai).
2) Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah zai. Dibaca idgham
(masuk ke huruf zai).
3) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
4) Qalqalah sughra karena huruf qalqalah jim disukun dan posisinya di tengah kalimat.
Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
5) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dal berharakat dhammah bertemu wau sukun
dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
6) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
7) Idgham bighunnah karena huruf dal berharakat kasrah tanwin bertemu huruf mim.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
8) Idzhar karena huruf nun sukun bertemu huruf ha. Dibaca jelas.
9) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
10) Idgham bighunnah karena huruf dal berharakat kasrah tanwin bertemu huruf wau.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
11) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
12) Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba'. Dibaca samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat.
13) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
14) Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf fa. Cara membacanya samar-samar dengan
dengung dan ditahan 3 harakat.
15) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
16) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dal berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
17) Tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat kasrah. Cara
membacanya tipis. 
18) Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar-samar
dengan dengung dan ditahan 3 harakat. Suaranya mirip "ng".
19) Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar-samar dengan
dengung dan ditahan 3 harakat.
20) Idhzar syafawi karena huruf mim sukun bertemu huruf ta. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
21) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat dhammah bertemu wau sukun
dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
22) Tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ba'berharakat kasrah. Cara
membacanya tipis. 
23) Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf ya'. Dibaca jelas. 
24) Mad layn karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ya berharakat fathah.
25) Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas. 
26) Mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi
hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
27) Qalqalah sughra karena huruf qalqalah dal disukun dan posisinya di tengah kalimat.
Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
28) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
29) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
30) Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
31) Idgham bighunnah karena huruf ta berharakat dhamah tanwin bertemu huruf mim.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
32) Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca jelas.
33) Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat. 

Kandungan
 Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-
masing seratus kali
 Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan
hukum Allah SWT.
 Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.

Surat At Taubah ayat 122

Arti
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”
Tajwid
1. Ayat yang diberikan tanda garis warna ungu tajwidnya adalah mad thobi'i
2. Ayat yang diberikan tanda garis warna oranye tajwidnya adalah alif lam komariah
3. Ayat yang diberikan tanda garis warna hijau tajwidnya adalah ikhfa
4. Ayat yang diberikan tanda garis warna merah muda tajwidnya adalah idgom bigunah
5. Ayat yang diberikan tanda garis warna biru  tajwidnya adalah mad wajib mutasil
6. Ayat yang diberikan tanda garis warna merah tajwidnya adalah idgom bilagunah
7. Ayat yang diberikan tanda garis warna hitam tajwidnya adalah mad lin
8. Ayat yang diberikan tanda garis warna coklat tajwidnya adalah mad arid lisukun
9. Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna kuning tajwidnya adalah idhar safawi
10. Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna hijau tajwidnya adalah mad jaiz mungfasil

Kandungan
Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang kemudian
Nabi saw. mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua
tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini: (Tidak sepatutnya
bagi orang-orang yang mukmin itu pergi) ke medan perang (semuanya. Mengapa tidak)
(pergi dari tiap-tiap golongan) suatu kabilah (di antara mereka beberapa orang) beberapa
golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat (untuk memperdalam pengetahuan
mereka) yakni tetap tinggal di tempat (mengenai agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya) dari medan perang, yaitu dengan
mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya (supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya) dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas r.a. memberikan
penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni
bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat
sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut
berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi saw.
berangkat ke suatu ghazwah. 

Bacaan Q.S Al Maidah ayat 48

Arti
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu,
Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Tajwid
1. Yang diberikan tanda garis warna hijau tajwidnya adalah ikhfa
2. Yang diberikan tanda garis warna kuning tajwidnya adalah mad lin
3. Yang diberikan tanda garis warna biru tajwidnya adalah alif lam komariah
4. Yang diberikan tanda garis warna ungu tajwidnya adalah mad thobi'i
5. Yang diberikan tanda garis warna merah  tajwidnya adalah idgom bilagunah
6. Yang diberikan tanda garis warna oranye tajwidnya adalah idhar
7. Yang diberikan tanda garis warna coklat tajwidnya adalah ihkfa safawi
8. Yang diberikan tanda garis warna merah muda tajwidnya adalah gunnah
9. Yang dberikan tanda lingkaran warna hijau tajwidnya adalah mad jaiz mungfasil
10. Yang dberikan tanda lingkaran warna biru tajwidnya adalah mad wajib muttasil
11. Yang dberikan tanda lingkaran warna merah muda tajwidnya adalah idgom bigunah

Kandungan
1. Al-Quran bila dibandingkan dengan kitab-kitab samawi terdahulu memiliki kemuliaan
dan keistimewaan.
2. Bahaya yang mengancam para tokoh masyarakat ialah ketidakpedulian terhadap hakikat
ilahi demi menarik simpati manusia, serta menuruti keinginan mereka yang tidak pada
tempatnya.
3. Salah satu dari sarana cobaan Allah ialah adanya perbedaan agama di sepanjang sejarah,
sehingga dapat memperjelas siapa gerangan yang bisa menerima kebenaran, serta siapa
yang ekstrim dan keras kepala

Al-Quran Surat Yunus ayat 40-41

Arti
1. Ayat 40 : di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
2. Ayat 41 :  jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun
berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
Tajwid
1. Idzhar sebab huruf nun berharakat fathah tanwin bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
2. Idgham mislain karena huruf mim bersukun bertemu huruf mim. Dibaca masuk dengan
dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
3. Idgham bighunnah karena huruf nun sukun bertemu huruf ya. Dibaca masuk dengan
dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
4. Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
5. Idzhar sebab huruf nun berharakat fathah tanwin bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
6. Idgham mislain karena huruf mim bersukun bertemu huruf mim. Dibaca masuk dengan
dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
7. Idgham bilaghunnah karena huruf nun sukun bertemu huruf lam tasydid. Dibaca lebur
tanpa dengung. Bunyi tanwin hilang.
8. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
9. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.
10. Ikhfa karena huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu huruf kaf. Cara membacanya
samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi
"ng".
11. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ba berharakat dhamah bertemu  wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
12. Idgham mutamatsilain karena huruf lam bersukun bertemu huruf lam kasrah. 
13. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat kasrah bertemu ya sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
14. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat kasrah bertemu ya sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
15. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf 'ain. Cara membacanya
dengan jelas.
16. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat. 
17. Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba'. Dibaca samar dengan dengung
dan ditahan selama 3 harakat.
18. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat. Huruf alif bila berharakat  adalah hamzah. Huruf alif
sebenarnya sebagai mad atau pemanjang fathah. 
19. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf hamzah berharakat dhamah bertemu  wau sukun
dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
20. Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca
panjang 2/ 4 atau 5 harakat. 
21. Shifrul Mustathil merupakan tanda bulatan lonjong tegak di atas huruf. Maka huruf
tesebut dibaca panjang bila waqaf dan  tidak dibaca panjang ketika washal. Maka bila
teman-teman membacanya tidak berhenti pada huruf tersebut maka nun dibaca pendek.
22. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
23. Idgham bighunnah karena huruf hamzah berharakat dhamah tanwin bertemu huruf mim.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
24. Ada dua hukum di sini. Pertama, ghunnah karena mim bertanda tasydid dan cara
membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Kedua, mad asli atau mad thobi’i
karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah,
sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
25. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.
Kandungan
Dalam Q.S. Yunus ayat 40 Allah telah berfirman dan menjelaskan tentang di dunia ada
dua golongan, yaitu golongan orang-orang yang beriman kepada Al-Quran dan golongan
yang tidak beriman kepada Al-Quran. Oran-orang yang beriman kepada Al-Quran, pastinya
mereka juga telah beriman kepada Allah swt. Dan juga sebaliknya, orang yang tidak beriman
kepada Al-Quran, mereka juga tidak beriman kepada Allah SWT. Allah swt merupakan
Tuhan Yang Maha Mengetahui, Allah pasti mengetahui apa saja yang kita kerjakan di muka
bumi ini.
Kemudian di dalam ayat yang selanjutnya yaitu ayat 41, dijelaskan tentang tindakan
orang-orang yang tidak beriman terhadap Al-Quran dan terus menerus mendustakan Nabi
SAW dan tidak mau beriman kepada Allah swt. Jika mereka selalu berbuat hal yang sama
terus menerus, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku (amalku) dan bagimu pekerjaanmu".
Dalam ayat ini, maknanya hampir sama dengan makna yang terkandung pada Q.S. Al-
Kafirun, yang mana pada intinya adalah tentang toleransi beragama. 

Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 32

Arti
" oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh
manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka
seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah
datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalam berbuat kerusakan dimuka bumi."
Tajwid
1) Idzhar sebab huruf nun berharakat sukun bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
2) Qalqalah sughra karena huruf qalqalah jim berharakat sukun dan posisinya di tengah
kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
3) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
4) Qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah
kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
5) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
6) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
7) Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca
panjang 2/ 4 atau 5 harakat. Huruf alif bila berharakat  adalah hamzah. Huruf alif
sebenarnya sebagai mad atau pemanjang fathah. 
8) Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
9) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf hamzah berharakat kasrah bertemu ya
beraharakat sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
10) Ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta
ditahan 3 harakat.
11) Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
12) Ikhfa karena huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu huruf qaf. Cara membacanya
samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi
"ng".
13) Iqlab karena huruf sin berharakat fathah tanwin bertemu huruf ba. Cara membacanya
dengan tanwin berubah menjadi mim dan berdengung serta ditahan selama 3 harakat.
14) Mad layin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf ghain berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
15) Idzhar sebab huruf sin berharakat kasrah tanwin bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas
tidak berdengung sama sekali.
16) Mad layin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf hamzah berharakat fathah.
Dibaca panjang 2 harakat.
17) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
18) Ikhfa karena huruf dal berharakat kasrah tanwin bertemu huruf fa. Cara membacanya
samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan tanwin,
sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf fa.
19) Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas.
20) Ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta
ditahan 3 harakat.
21) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
22) Ada tiga hukum di sini. Pertama, Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu
huruf syamsiyah nun. Dibaca idgham (masuk ke huruf nun). Kedua, ghunnah karena nun
bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Kedua,
mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
23) Mad 'iwadh karena lam alif berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya
tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat. 
24) Idzhar sebab huruf nun berharakat sukun bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
25) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
26) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ha berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
27) Ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta
ditahan 3 harakat.
28) Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca
panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
29) Ada tiga hukum di sini. Pertama, alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf
syamsiyah nun. Dibaca idgham (masuk ke huruf nun). Kedua, ghunnah karena nun
bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Kedua,
mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
30) Mad 'iwadh karena lam alif berharakat fathah tanwin dan diwaqaf waqfu aula. Cara
membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat. 
31) Qalqalah sughra karena huruf qalqalah dal berharakat sukun dan posisinya di tengah
kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
32) Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
33) Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ra. Dibaca samar dengan dengung
dan ditahan selama 3 harakat.
34) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
35) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.

Kandungan
1. Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah
kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya
sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.
2. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. 
3. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia,
seperti para dokter, perawat, dan sebagainya harus mengerti nilai pekerjaan mereka.
Menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah
masyarakat dari kehancuran. 
4. Tugas kita bersama adalah menjaga ketenteraman hidup dengan cara mencintai tetangga,
orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita dilarang melakukan perilaku-
perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk menyakitinya dan melakukan
tindakan kekerasan kepadanya.

Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 105 


Arti
" dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan."
Tajwid
1. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat dhammah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
2. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah berharakat fathah. Cara
membacanya tebal. 
3. Idhzar syafawi karena huruf mim sukun bertemu huruf wau. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
4. Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti)  bertemu dengan huruf selain hamzah.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
5. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca jelas. 
6. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat. Namun, apabila kita washal atau terus, maka
hukumnya menjadi mad thobii.
7. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dal berharakat dhammah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
8. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
9. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf 'ain berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
10. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf ghain. Dibaca jelas.
11. Mad layn karena huruf ya' sukun didahului oleh huruf ghain berharakat fathah.
12. Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah syin. Dibaca idgham
(masuk ke huruf syin).
13. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ha berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
14. Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba'. Dibaca samar dengan dengung
dan ditahan selama 3 harakat.
15. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
16. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar-samar dengan
dengung dan ditahan 3 harakat.
17. Idhzar syafawi karena huruf mim sukun bertemu huruf ta. Dibaca jelas tidak berdengung
sama sekali.
18. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.
Kandungan
1. Allah Swt. akan memerintahkan untuk hamba-Nya agar bersemangat dalam bekerja dan
beramal kebaikan.
2. Kepada Allah Swt. sajalah semuanya akan dikembalikan.
3. Hanya Allah Swt. yang Maha Mengetahui hal yang ghaib serta yang nyata.

Bacaan Q.S Al-Imran ayat 190-191


Arti
1. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
2. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Tajwid
1. Ayat yang diberikan tanda garis warna merah mudah tajwidnya adalah gunah
musyadaddah
2. Ayat yang diberikan tanda garis warna ungu tajwidnya adalah madthobi'i
3. Ayat yang diberikan tanda garis warna abu - abu tajwidnya adalah alif lam syamsiah
4. Ayat yang diberikan tanda garis warna hijau tajwidnya adalah alif lam qamaraiah
5. Ayat yang diberikan tanda garis warna kuning tajwidnya adalah mad lin
6. Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna kinung tajwidnya adalah mad badal
7. Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna biru tajwidnya adalah qalqalah kubra
8. Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna merah tajwidnya adalah lam jalalah tafhim
9. Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna merah mudah tajwidnya adalah idgham
bigunah
10. Ayat yang diberikan tanda garis warna oranye tajwidnya adalah idhar safawi
11. Ayat yang diberikan tanda garis warna biru tajwidnya adalah qalqalah sugra
12. Ayat yang diberikan tanda garis warna merah tajwidnya adalah mad iwad dengan syarat
harus berhenti.
13. Ayat yang diberikan tanda garis warna coklat tajwidnya adalah mad arid lisukun
14. Pada ayat 190 pada kata la aa yaa tilli. Pada kata till tajwidnya adalah idgham bilagunah.
Kandungan
Salah satu cara untuk mengenal dan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah
dengan cara membaca dan merenungkan ayat-ayat Al Qur’an. Dalam ayat 190 pada surat Ali
Imron , Allah menyuruh umat manusia untuk menjaga Alam, langit dan bumi. Langit yang
melindungi dan bumi yang terhampar kehidupan manusia. Juga memperhatikan pergantian
(rotasi) siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tan kebesaran Allah swt yang
tertera di dalam ayat-ayat suci Al Qur’an. Di dalam ayat yng ke 191, diterangkan  kareteristik
uli hibab (orang-orang yang berfikir) yaitu melakukan aktivitas dzikir dan berfikir sebagai
metode memahami alam, baik yang ghaib maupun yang nyata. Dzikir sesara bahasa bersal
dari kata dzakara, tadzakara yang berarti menyebut, menjaga, mengingat-ingat. Secara istilah
dzikir berarti tidak pernah melepaskan Allah dari ingatan ketika beraktifitas, baik ketika
duduk, berdiri, maupun berbaring. Ketika hal itu mewakili aktifitas manusia dalam
kehidupannya.

Al-Quran Surat Ali Imran Ayat 159 

Arti
" Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
Tajwid
1) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif  dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
2) Idgham bighunnah karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu huruf mim.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat. Meski ada pula yang
berpendapat penahanannya cukup 2 harakat. 
3) Tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara
membacanya tebal. 
4) Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dengan
dengung serta ditahan 3 harakat.
5) Mad layin karena huruf ya' sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
6) Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dengan
dengung serta ditahan 3 harakat.
7) Idzhar sebab huruf bertanwin bertemu huruf ghain. Dibaca jelas tidak berdengung sama
sekali.
8) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat kasroh bertemu ya’ sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
9) Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf fa. Cara membacanya samar dengan
dengung serta ditahan 3 harakat.
10) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dad berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
11) Idhzar sebab huruf nun sukun bertemu huruf ha'. Dibaca jelas tidak berdengung sama
sekali.
12) Mad layin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ha' berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
13) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf fa berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2
harakat.
14) Idzhar sebab huruf nun sukun bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak berdengung sama
sekali.
15) Idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf wau. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
16) Idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf wau. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
17) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf syin berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
18) Idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf fa. Dibaca jelas tidak berdengung
sama sekali.
19) Idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ro'. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
20) Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
21) Idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ta'. Dibaca jelas tidak
berdengung sama sekali.
22) Tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah lam berharakat fathah. Cara
membacanya tebal. 
23) Nun tasydid cara membacanya dengan ghunnah dan ditahan 3 harakat.
24) Tafkhim karena lafazh Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara
membacanya tebal.
25) Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca jelas.
26) Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.
Kandungan
Pada ayat ini Allah memuji akhlak nabi Muhammad SAW. yang tinggi dalam
memimpin masyarakat Islam. Meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin pada
peperanganUhud sehingga menyebabkan kaum muslimin menderita kekalahan, tetapi
Rasulullah tetap bersikap lemah lembut dan tidak marah terhadap yang melanggar itu,
bahkan memaafkannya dan memohonkan untuk mereka ampunan dari Allah SWT
andai kan nabi Muhammad SAW bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka
akan menjauhkan diri dari beliau.
Di samping itu, Rasulullah selalu bermusyawarah dengan mereka dalam segala
hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum muslimin patuh
melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah itu karena keputusan itu merupakan
keputusan mereka sendiri bersama Rasulullah. Mereka tetap berjuang dan berjihad di
jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang
mereka hadapi. Mereka bertawakkal sepenuhnya hanya kepada Allah karena tidak ada
yang dapat membela kaum muslimin selain Allah SWT. Gambaran di atas merupakan
asbabun Nuzul (peristiwa yang melatar belakangi turunnya) QS. Ali Imran : 159.
Al Quran Surat Luqman Ayat 13-14

Arti
1. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
2. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Tajwid
1. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf qaf berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
2. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf' disukun dan posisinya di tengah kalimat.
Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
3. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat. 
4. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba' disukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara
membacanya dipantulkan secara ringan.
5. Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti)  bertemu dengan huruf selain hamzah.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
6. Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
7. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
8. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
9. Tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ba' berharakat kasrah. Cara
membacanya tipis. 
10. Ghunnah karena nun bertasydid. Cara membacanya dengung dengan ditahan sampai 3
harakat. 
11. Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah syin. Dibaca idgham
(masuk ke huruf syin).
12. Idhzar karena huruf mim berharakat dhammah tanwin bertemu huruf 'ain. Dibaca jelas.
13. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Huruf mim di
sini yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.
14. Mad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf shad berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat..
15. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf sin. Cara membacanya samar-samar dengan
dengung dan ditahan 3 harakat.
16. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
17. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
18. Mad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf shad berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat. Akan tetapi bila kita mewaqafkannya pada setelah huruf ini maka
panjangnya menjadi 6 harakat.
19. Ghunnah karena huruf mim bertasydid. Cara membacanya dengung dengan ditahan
sampai 3 harakat.
20. Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
21. Idhzar karena huruf nun berharakat dhammah tanwin bertemu huruf 'ain. Dibaca secara
jelas.
22. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
23. Idgham bighunnah karena huruf nun berharakat kasrah tanwin bertemu huruf wau.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
24. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf shad berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
25. Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah.
Dalam hal ini bertemu huruf fa'. Cara membacanya panjang 2 harakat.
26. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf fa' berharakat kasrah bertemu ya sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
27. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf 'ain berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
28. Mad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf mim berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat. 
29. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat kasrah bertemu ya sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
30. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
31. Mad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf daal berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat. Akan tetapi bila kita mewaqafkannya pada setelah huruf ini maka
panjangnya menjadi 6 harakat.
32. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca jelas.
33. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Huruf mim di
sini yang diwaqaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.
Kandungan
1. Perintah berbakti pada orang tua
2. Taat pada orang tua harus berdasarkan pada perintah Allah
3. Perintah banyak memberikan perhatian kepada ibu
4. Perjuangan seorang ibu
5. Perintah bersyukur
6. Pada akhirnya manusia akan kembali ke sisi Allah SWT.
Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 83 

Arti
" dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling."

Tajwid
1. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
2. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
3. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf tsa berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya
tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
4. Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca
panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
5. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
6. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf hamzah berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
7. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
8. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf dal berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
9. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang
2 harakat.
Kandungan
1. Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan mereka telah mensepakati untuk
memenuhi isi perjanjian itu. Berupa pokok-pokok agama yang harus diamalkan.
2. Kewajiban untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
3. Wajib berbuat baik kepada orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang
miskin.
4. Wajib mengucapkan kata-kata yang baik kepada orang lain.
5. Wajib mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
6. Perintah-perintah dalam isi perjanjian ini juga berlaku bagi kaum muslimin. Mulai dari
tauhid hingga berbuat ihsan serta mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
7. Melalui ayat ini Allah mengungkap sifat Bani Israil yang suka melanggar perjanjian.

Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu Beserta Artinya


1. Membaca Istighfar
٣× ‫أَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظـي ِْم الَّ ِذيْ اَل اِلَهَ اِاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّوْ ُم َوأَتُوْ بُ إِلَ ْي ِه‬
Bacaan istighfar latin dan Artinya:
Astaghfirullaahal ‘adziim alladzii laaailaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih.
“Aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung , tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah , dzat yang maha hidup kekal abadi dan terus menerus mengurus makhluknya
tiada henti. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”
2. Membaca Dzikir Kalimat Tauhid
ُ ‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد يُحْ يِ ْي َويُ ِمي‬
‫ْت َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َشي ٍْئ قَ ِد ْي ٌر‬ ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
Bacaan kalimat tauhid latin:
Laaailaaha illallaah wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu
wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir.

Arti kalimat tauhid:


Tiada Tuhan yang haq disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya. Hanya milikinya
segala kerajaan dan hanya milikinya segala puji, baik yang hidup atau mati, Dialah Dzat yang
kuasa atas segala sesuatu.
3. Membaca Doa Selamat
َ ‫ك يَعُوْ ُد ال َّساَل ُم فَ َحيِّنَا َربَّنَا بِال َّساَل ِم َواَ ْد ِخ ْلنَا ْال‬
‫ـجنَّةَ دَا َر ال َّساَل ِم تَبَا َر ْكتَ َربَّنَا‬ َ ‫ َوإِلَ ْي‬،‫ك ال َّساَل ُم‬ َ ‫ َو ِم ْن‬،‫اَللَّهُ َّم أَ ْنتَ ال َّسالَ ُم‬
‫االـ َجاَل ِل َو ْا ِإل ْك َرام‬ ْ ‫وتَ َعالَيْتَ يَا َذ‬. َ
Doa selamat latin:
“Allaahumma antas salaam waminkas salaam wa ilaika ya’uudus salaam fahayyinaa
robbanaa bis salaam wa adkhilnal jannata daaros salaam tabaarokta robbanaa wa ta’aalaita
yaa dzal jalaali wal ikroom.
Arti doa selamat:
Ya Allah, engkaulah Dzat yang memberi keselamatan (kesejahteraan), hanya darimu lah
keselamatan (kesejahteraan) dan kepadamua lah segala keselamatan (kesejahteraan) itu
kembali. Maka hidupkanlah kami Ya Allah dengan selamat (sejahtera), masukkan kami ke
dalam surga rumah keselamatan (kesejahteraan), Engkaulah Dzat yang berkah wahai Tuhan
kami dan maha luhur Engkau, Ya Tuhan kami yang Dzat yang memiliki keagungan dan
kemuliaan.
4. Membaca Surat Al fatihah
Bacaan al fatihah latin:
Bismillaahir rohmaanir rohiim [1] Alhamdulillaahirobbi ‘aalamiin [2] Arrohmaanir rohiim
[3] Maaliki yaumiddiin [4] Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin [5] Ihdinas shirootol
mustaqiim [6] Shirootolladziina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdluubi ‘alaihim waladlaaalliin
[7] Aaamiin

Arti surat al fatihah:


Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih (maha pengasih di dunia & akhirat) lagi
maha penyayang (maha penyayang hanya di akhirat) [1] Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam [2] Dzat yang maha pengasih (di dunia & akhirat) lagi maha penyayang (di
akhirat) [3] Dzat yang merajai hari akhir (hari kiamat) [4] Hanya kepada-Mu lah kami
menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami meminta pertolongan [5] Tunjukkanlah kami
jalan yang lurus (shirotol mustaqim) [6] Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri ni’mat
bukan jalannya orang-orang yang Engkau benci (ghadab) dan bukan pula jalannya orang-
orang yang tersesat [7]
5. Membaca Ayat Kursi
ُ‫ لَه‬،‫ هللَا ُ اَل إِلَهَ إِاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم اَل تَأْ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َّواَل نَوْ ٌم‬.‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬.‫أَعُو ُذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِج ِيم‬
‫ض َمن َذا الَّ ِذيْ يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ إِاَّل بِإ ِ ْذنِ ِه يَ ْعلَ ُم َمابَ ْينَ أَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما َخ ْلفَهُ ْم َواَل يُ ِح ْيطُونَ بِ َش ْي ٍء‬ ِ ْ‫ت َو َمافِي ْاألَر‬ َ ‫َمافِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
‫ض َواَل يَـؤ ُدهُ ِح ْفظُهُ َما َوهُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظ ْي ُم‬ َ ْ‫ت َو ْاألَر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫ َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َم‬،‫ ِّم ْن ِع ْل ِم ِه إِاَّل بِ َما َشآ َء‬.
Bacaan ayat kursi latin:
Allaahu laaailaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta’ khudzuhu sinatuw walaa naum, lahu
maa fis samaawaati wa maa fil ardl, mandzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih, ya’lamu
maa baina aidiihim wa maa kholfahum, walaa yuhiithuuna bisyaim min ‘ilmihii illa bimaa
syaaa’, wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardl, walaa yauduhuu hifdzuhumaa wahuwal
‘aliyyul ‘adziim.

Arti ayat kursi:


Allah, tiada Tuhan yang haq disembah melainkan IA (Allah) Dzat yang hidup kekal abadi
serta terus menerus dalam mengurus makhluknya. Tidak pula mengantuk ataupun tidur,
milik-Nya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada orang yang mampu
memberi syafaat di sisi-Nya kecuali atas izin-Nya. Allah mengetahui apa yang ada di
hadapan mereka (yang nampak) dan apa yang ada di belakang (yang tersembunyi) mereka.
Dan mereka tidak diliputi sesuatu (tidak tau apa-apa) dari Ilmu Allah melainkan dengan
sesuatu yang dikehendaki-Nya. Luas kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak
merasa berat menjaga keduanya, dan Dia lah Dzat yang maha luhur dan maha agung.
6. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir 33 X
ِ‫إِلَهَنَا َربَّنَا أَ ْنتَ َموْ الَنَا ُس ْب َحانَ هللا‬
(33x) ِ‫ُس ْب َحانَ هللا‬

ِ‫ُس ْب َحانَ هللاِ َوبِ َح ْم ِد ِه دَائِ ًما أَبَدًا اَ ْل َح ْم ُد ِهلل‬


(33x) ِ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهلل‬
َ ‫ْا‬
ٍ ‫لح ْم ُد ِهللِ عَل َى ُك ِّل َحا ٍل َوفِي ُك ِّل َح‬
‫ال َونِ ْع َم ِة‬
(33x) ‫هللاُ أَ ْكبَ ُر‬
‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد‬
ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَه‬،ً‫ص ْيال‬ ِ َ‫هللاُ أَ ْكبَ ُر َكبِ ْيرًا َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َكثِ ْيرًا َو ُس ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوأ‬
‫ َوالَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم‬.ٌ‫ْت َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْير‬ ُ ‫يُحْ يِي َويُ ِمي‬

Latin:
Ilahanaa robbanaa anta maulanaa Subhanallah
Subhanallah 33 x
Subhanallah wa bihamdih daiman abadan Alhamdulillah
Alhamdulillah 33 x
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin ‘ala kulli haalin wani’mah
Allahu akbar 33 x
Allaahu akbaru kabiirow wal hamdulillaahi katsiirow wasubhanallaahi bukrotaw wa ashiilaa,
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu
wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir. Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim.

SHOLAT DHUHA
Sholat Dhuha termasuk sholat sunnah yang berhubungan dengan waktu. Karena
ketika mengerjakan sholat sunnah Dhuha hanya pada waktu pagi hari saja.Shalat Sunnah
Dhuha dikerjakan atau dilakukan setelah setelah sholat Subuh. Sholat Subuh dilakukan
sebelum terbitnya matahari atau sebelum datangnya fajar. Sedangkan sholat Dhuha
dikerjakan setelah fajar atau setelah terbitnya matahari sampai datangnya waktu dhuhur.
Sholat sunnah dhuha adalah salah satu ibadah sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah. Sholat sunnah ini dianjurkan untuk dilakukan oleh orang muslim pada saat
waktu dhuha.

Disebut sholat Dhuha karena sholat sunnah dikerjakan pada waktu Dhuha. Waktu


Dhuha adalah waktu pada saat matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta mulai dari terbitnya
matahari (sekitar pukul 07:00 pagi) sampai waktu dhuhur (Sekitar pukul 12:00 siang). Untuk
lebih detail tentang waktu paling tepat untuk menerjakan sholat Dhuha, silahkan simak
artikel Waktu Sholat Dhuha

Jumlah Rakaat Sholat Dhuha

Rasulullah bersabda:

َ‫صلَّى الضُّ ٰحى اِ ْثنَ ٰتى َع َش َرةَ َر ْك َعةً بَنَى هللاُ لَهُ قَصْ رًا فِى ْال َجنَّ ِة‬
َ ‫َم ْن‬

Artinya:
“Barang siapa yang melakukan sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membuatkan
baginya istana di surga” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dari hadist diatas dijelaskan bahwa jumlah rakaat sholat Dhuha sebanyak 12 rakaat. Namun
rakaat yang berjumlah 12 rakaat tersebut adalah bilangan maksimal dari rakaat sholat dhuha.

12 rakaat ini dalam pengerjaannya bisa dikerjakan dengan setiap 2 rakaat diakhiri salam. Bisa
juga dilakukan dengan langsung 4 rakaat dengan adanya tasyahud awal pada rakaat kedua,
dan tasyahud akhir pada rakaat keempat kemudian diakhiri salam.

Untuk jumlah rakaat sholat sunnah Dhuha minimal adalah 2 rakaat dan maksimal adalah


12 rakaat.

Niat Sholat Dhuha

Seperti sholat sunnah lainnya, semua diawali dengan niat. Begitu juga ketika mau
mengerjakan sholat sunnah Dhuha. Sebelum mengerjakannya harus membaca niat sholat
Dhuha di dalam hati atau dengan suara lirih.

Bacaan Niat Sholat Dhuha

Bacaan Niat Sholat Dhuha Latin

“Ushollii Sunnatadh Dhuha Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa’an Lillaahi Ta’aalaa.”

Arti Bacaan Niat Sholat Dhuha

“Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”

Tata Cara Sholat Dhuha

Tata cara sholat Dhuha atau rukun sholat Dhuha sama dengan sholat fardhu atau sh0lat-sholat
sunnah 2 rakaat lainnya. Berikut tata cara sholat Dhuha yang terdiri dari 2 rakaat.

Rukun Rakaat Pertama

1. Membaca Niat Sholat Dhuha


2. Membaca Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Membaca surat dari Al Qur’an, diutamakan Surah Asy-Syamsi
5. Melakukan Ruku dengan tumakminah
6. Melakukan Itidal
7. Melakukan Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Melakukan Sujud kedua
10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
Rukun Rakaat kedua

1. Membaca surat Al Fatihah


2. Membaca surat dari Al Qur’an, diutamakan Surah Ad Dhuha
3. Melakukan Ruku
4. Melakukan Itidal
5. Melakukan Sujud pertama
6. Duduk di antara dua sujud
7. Melakukan Sujud kedua
8. Duduk Tahiyat akhir
9. Mengucapkan Salam

Pada intinya tata cara sholat Dhuha atau rukun sholat Dhuha sama dengan tata cara sholat
wajib atau rukun sholat wajib 2 rakaat begitu juga bacaan lainnya. Yang membedakan hanya
pada niatnya saja. Untuk bacaan surah setelah membaca surah Al Fatihah para ulama
sepakat untuk menganjurkan membaca surah Asy-Syamsi pada rakaat pertama dan surah Ad
Dhuha pada rakaat kedua. Namun ada juga yang berpendapat membaca surah Ad Dhuha pada
rakaat pertama dan surah Al Ikhlas pada rakaat ke dua. Walau begitu tidak ada aturan baku
untuk membaca surah-surah pendek apa, karena menyesuaikan dengan hafalan bagi yang
mengerjakannya.

Doa Sholat Dhuha

Setelah selesai melaksankan sholat Dhuha disunnahkan untuk membaca doa yang
telah diajarkan oleh Rasulullah.

Adapun doa setelah sholat Dhuha adalah sebagai berikut.

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha Latin

“Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’auka wal-jamaala jamaaluka wal-


quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-‘ismata ‘ismatuka.”

“Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in


kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa
qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii
maa aataita ‘ibaadakash-shalihiin.”

Arti Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha


“Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu”

“Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di
dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah,
apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku),
datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh”

Manfaat Sholat Dhuha

Manfaat sholat Dhuha yang dirasakan oleh orang muslim yang mengerjakannya adalah dapat
memudahkan rizkinya. Untuk itu diutamakan membaca surat-surat dalam sholatnya yang bisa
mendatangkan rizki. Berikut beberapa manfaat sholat Dhuha.

1. Sholat Dhuha sebagai penghapus dosa

Sesuai dengan sabda Raulullah:

“Barang siapa yang mengerjakan sholat Dhuha dan mampu menjaganya setiap waktu,
niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya. Sekalipun dosa-dosanya itu banyak seperti buih di
lautan.” (HR. Tirmidzi dari Abu Daud Ra)

3. Sholat Dhuha sebagai Wasiat Rasulullah

Dari Abu Hurairah Ra berkata:

“Kekasihku Rasulullah saw telah berpesan kepadaku supaya berpuasa tiga hari setiap
bulan, dan dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” ( HR. Buhkari dan
Muslim).

3. Shalat Dhuha dua rakaat sebagai pengganti tasbih, tahmid dan tahlil

Rasulullah bersabda:

“Setiap pagi ada kewajiban untuk tiap-tiap persendian bersedekah. Tiap-tiap tasbih
itu sedekah, tiap-tiap tahlil sedekah, tiap-tiap tahmid sedekah, tiap-tiap takbir sedekah, tiap-
tiap menganjurkan kebaikan sedekah, tiap-tiap mencegah yang mungkar sedekah dan cukup
menggantikan semua itu dengan dua rakaat shalat dhuha”. (HR Muslim)

4. Dua rakaat dhuha senilai 360 sedekah

Sesuai dengan hadist Rasulullah:

“Dalam tubuh manusia ada 360 ruas tulang ia diharuskan bersedekah untuk setiap ruas itu.
Para sahabat bertanya: Siapa yang kuat melaksanakan itu wahai Rasulullah ? Beliau
bersabda: Dahak yang ada di masjid lalu di tutupnya dengan tanah atau menyingkirkan
suatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah. Atau sekiranya tidak mampu cukuplah
diganti dengan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.” (HR Ahmad dan Abu Daud)

Anda mungkin juga menyukai