Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI


BULUMINUNG - GERSIK - PANTAI LANGO
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

4.1 Peranan Perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Pengembangan


Wilayah
4.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah
(kabupaten/kota) adalah besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada dasarnya
PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu
daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa (the value added of goods and services) yang dihitung dengan
menggunakan harga berlaku pada setiap tahun perhitungan.

Tabel 4. 1 Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku

Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2013


Tahun PDRB Perubahan (%)
2009 2,617,852
2010 2,923,171 11.66
2011 3,845,143 31.54
2012 4,106,816 6.81
2013 4,375,554 6.54
Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka, 2014, diolah.

Analisis ini memberikan gambaran secara agregat mengenai perekonomian


Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU). Pada analisis ini akan dapat diketahui besaran nilai
nominal PDRB serta pertumbuhan ekonomi, sehingga melalaui analisis yang dilakukan dapat
diketahui apakah perekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami peningkatan dan

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-1


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
secara ekonomis dampaknya dapat dirasakan masyarakat dalam meningkatnya tingkat
kesejahteraan.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai PDRB kabupaten Panajam Pasir Utara
selalu mengalami peningkatan selama tahun 2009 - 2013, sedangkan dilihat dari
pertumbuhan ekonominya mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar lebih dari 11%
meningkat menjadi 31,54% pada tahun 2011 dan kemudian mengalami penurunan
pertumbuhan menjadi 6,81% pada tahun 2012 dan 2013 tumbuh lagi sebesar 6,54%, dan
pertumbuhan ekonomi paling besar terjadi pada periode 2010 - 2011 dengan persentase
sebesar 31,54%.
Data di atas juga menunjukkan bahwa kondisi perekonomian di Kabupaten Penajam
Paser Utara mengalami peningkatan yang cukup pesat karena pertumbuhan ekonominya
selalu positif, dan hal ini mengimplikasikan bahwa sektor (jenis lapangan usaha) yang menjadi
pendukung PDRB juga mengalami pertumbuhan positif. Analisis lebih jauh, secara makro
menunjukkan bahwa
tingkat kesejahteraan
masyarakat Kabupaten
Penajam Paser Utara
mengalami peningkatan
seiring dengan
pertumbuhan nilai PDRB
yang bernilai positif. Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka, 2014
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Nilai PDRB Berdasarkan
Secara grafis, Harga Konstan (Juta)
perkembangan nilai dan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013

pertumbuhan PDRB Kecamatan Penajam selaras dengan perkembangan dan pertumbuhan


PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara, yang gambaran secara grafis dan tren pada tingkat
kabupaten dapat dilihat pada gambar sebelah dan grafik di bawah ini.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-2


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka, Tahun 2014
Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan PDRB (%)

4.1.2 Analisis PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha (Kontribusi sektoral)

Analisis ini diperlukan untuk melihat lebih detail struktur PDRB berdasarkan jenis
lapangan usaha (sektoral). Struktur PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan sektor
kegiatan ekonominya dapat dibagi menjadi 9 (sembilan) jenis lapangan usaha, meliputi (1)
sektor Pertanian, (2) Pertambangan dan Pengolahan, (3) Industri Pengolahan, (4) Listrik dan
Gas, (5) Bangunan, (6) Perdagangan Hotel dan Restoran, (7) Keuangan, (8) Persewaan dan
Jasa Perusahaan dan (9) sektor Jasa-jasa. Adapun gambaran struktur PDRB Kabupaten
Penajam Paser Utara pada tahun 2013, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan
Lapangan Usaha menurut harga berlaku, Tahun 2009 - 2013 (dalam jutaan rupiah)
No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 473,943 564,597 646,426 678,140 731,020
2 Pertambangan & Pengolahan 948,993 977,586 1,508,794 1,604,627 1,653,647
3 Industri Pengolahan 443,664 489,499 557,644 593,851 646,851
4 listrik dan Gas 5,899 6,535 8,196 8,919 9,723
5 Bangunan 87,754 98,845 120,567 128,250 134,395
6 Perdagangan, hotel dan Rest. 395,096 484,998 652,548 706,647 775,571
7 Pengankutan & Komunikasi 33,999 38,317 54,841 60,299 65,189
Keuangan, Persewaan & Jasa
8
Perush 68,335 79,988 94,982 107,448 121,973
9 Jasa-jasa 160,166 182,802 201,141 218,634 137,831
Sumber: Kabupatan PenajamPaser Utara Dalam Angka,tahun 2014

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-3


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa urutan 4 (empat) besar
sumbangan lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara, adalah sebagai
berikut :
1. Pertambangan dan Pengolahan
2. Pertanian
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran
4. Industri Pengolahan
Berdasarkan sumbangan atau kontribusinya dalam pembentukan PDRB dapat
disimpulkan bahwa keempat lapangan usaha tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan
oleh pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara guna meningkatkan Pendapatan Daerah
dan diestimasikan pula bahwa ke-empat lapangan usaha tersebut juga menjadi main support
pada PDRB tingkat kecamatan di Kecamatan Penajam.
Sedangkan 2 (dua) jenis lapangan usaha yang memiliki sumbangan nilai terendah
dalam pembentukan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara, adalah :
1. Listrik dan Gas
2. Pengangkutan dan Komunikasi
Hal yang perlu mendapatkan penekanan adalah kecilnya sumbangan lapangan usaha
atau sektor Listrik dan Gas. Keberadaan sektor ini memiliki sumbangan kecil dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara, tentunya akan menjadi penghambat
dalam mendukung keberadaan kawasan indutri yang akan dikenbangkan, sehingga
pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara perlu melakukan upaya-upaya strategis dalam
kebijakan sumber daya kelistrikan.
Untuk lebih memperjelas sumbangan tiap jenis lapangan usaha, tampilan grafik
berikut dapat menggambarkan perbandingan perkembangan 9 jenis lapangan usaha terhadap
pembentukan PDRB untuk setiap tahunnya di Kabupaten Penajam Paser Utara.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-4


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Sumber: Kecamatan Penajam Dalam Angka, 2014
Gambar 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Berdasarkan Harga Berlaku (Juta)
Berdasarkan Lapangan Usaha

4.1.3 Analisis Kontribusi Lapangan Usaha Dalam Pembentukan PDRB

Pendeskripsian ini digunakan untuk melakukan analisis awal terhadap lapangan


usaha unggulan dengan melihat seberapa besar kontribusi atau sumbangan lapangan usaha
dalam pembentukan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara, yang hasil pengolahan datanya
memberikan informasi sebagai berikut.

Tabel 4.3 Kontribusi lapangan usaha terhadap PDRB (%)

No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 1013


1 Pertanian 18.10 19.31 16.81 16.51 17.10
2 Pertambangan & Pengolahan 36.25 33.44 39.24 39.07 38.67
3 Industri Pengolahan 16.95 16.75 14.50 14.46 15.13
4 listrik dan Gas 0.23 0.22 0.21 0.22 0.23
5 Bangunan 3.35 3.38 3.14 3.12 3.14
6 Perdagangan, Hotel dan Rest. 15.09 16.59 16.97 17.21 18.14
7 Pengankutan & Komunikasi 1.30 1.31 1.43 1.47 1.52
Keuangan, Persewaan & Jasa
8
Perush 2.61 2.74 2.47 2.62 2.85
9 Jasa-jasa 6.12 6.25 5.23 5.32 3.22
JUMLAH 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Dari tabel di atas menjelaskan kontribusi lapangan usaha dalam prosen (%) terhadap
pembentukan PDRB. Hasil analisis menunjukkan kesimpulan yang sama dengan analisis

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-5


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
berdasarkan nilai di mana 4 (empat) lapangan usaha memperikan kontribusi paling besar
terhadap PDRB, dan ke-empat jenis lapangan usaha yang dimaksud adalah :
1. Pertambangan dan Pengolahan
2. Pertanian
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran
4. Industri Pengolahan
Analisis awal menunjukkan bahwa ke-empat lapangan usaha tersebut merupakan
sektor basis atau unggulan, karena memiliki kontribusi yang paling besar terhadap
pembentukan PDRB.
Kontribusi yang paling kecil terhadap pembentukan PDRB juga memberikan kesimpulan yang
sama dengan analisis berdasarkan nilai, yaitu 2 (dua) jenis lapangan usaha Listrik dan Gas
serta Pengangkutan dan Komunikasi. Untuk nilai kontribusi jenis usaha Listrik dan Gas bahkan
dibawah 1%, sehingga sangat diperlukan investasi yang besar pada jenis usaha tersebut untuk
mendukung tumbuhnya suatu kawasan industri di Kabupaten Penajam Paser Utara,

4.1.4 Analisis Perkembangan Lapangan Usaha

Analisis ini diperlukan untuk melihat pertumbuhan setiap lapangan usaha, sehingga
dapat diketahui jenis lapangan usaha yang memiliki perkembangan pesat dan jenis lapangan
usaha yang memiliki perkembangan lambat. Analisis ini merupakan “potret” awal untuk
menilai jenis lapangan usaha yang potensial. Hasil pengolahan data perkembangan lapangan
usaha, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-6


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Tabel 4.4 Perkembangan Lapangan Usaha (%)

No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 1013


1 Pertanian 19.13 14.49 4.91 7.80
2 Pertambangan & Pengolahan 3.01 54.34 6.35 3.05
3 Industri Pengolahan 10.33 13.92 6.49 8.92
4 listrik dan Gas 10.78 25.42 8.82 9.01
5 Bangunan 12.64 21.98 6.37 4.79
6 Perdagangan, hotel dan Rest. 22.75 34.55 8.29 9.75
7 Pengankutan & Komunikasi 12.70 43.12 9.95 8.11
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush 17.05 18.75 13.12 13.52
9 Jasa-jasa 14.13 10.03 8.70 54.52
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Secara keseluruhan perkembangan lapangan usaha menunjukkan pola yang sama, di


mana pada tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan, tetapi kemudian pada tahun 2012
dan 2013 mengalami penurunan. Kesimpulan dari analisis perkembangan dapat dirinci dalam
beberapa butir berikut ini :

1. Jenis usaha pertambangan dan pengolahan yang memberikan kontribusi paling


besar justru memiliki pertumbuhan yang kecil pada tahun 2010 sebesar 3,01%,
1012 sebesar 6,35% dan 2013 sebesar 3,05%, akan tetapi pada tahun 2011 justru
mencatat pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 54,34%.

2. Jenis usaha Listrik dan Gas yang memberikan kontribusi terhadap PDRB sangat
kecil yaitu di bawah 1%, justru mengalami pertumbuhan relatif besar di mana pada
tahun 2010 tumbuh sebesar 10,78%, 2011 sebesar 25,42%, 2012 sebesar 8,82%
dan tahun 2015 tumbuh sebesar 9,01%. Hal ini menunjukkan, bahwa sudah ada
upaya dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mendongkrak
pertumbuhan lapangan usaha Listrik dan Gas, beberapa tahun belakangan ini.

3. Pertumbuhan yang sangat pesat terjadi pada jenis lapangan usaha Jasa-Jasa yang
pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 54,52%

Untuk melihat perbandingan pertumbuhan ke-9 jenis lapangan usaha, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-7


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Gambar 4.4 Grafik Perbadingan Pertumbuhan Lapangan Usaha (%)


di Kabupaten Penajam Paser Utara

4.1.5 Analisis Sektor Unggulan dan Sektor Potensial


4.1.5.1 Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis ini digunakan untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah
sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai tambah sektor
yang sama dalam skala regional (Provinsi). Hasil perhitungan analisis LQ untuk Kabupaten
Penajam Paser Utara, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Analisis LQ Kabupaten Penajam Paser Utara


Tahun 2009 - 2013

No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013


1 Pertanian 3.77 3.91 3.43 3.06 2.94
2 Pertambangan & Pengolahan 0.75 0.67 0.76 0.80 0.87
3 Industri Pengolahan 0.58 0.63 0.58 0.57 0.57
4 listrik dan Gas 0.93 0.94 0.95 0.93 0.92
5 Bangunan 1.37 1.36 1.31 1.13 0.98
6 Perdagangan, hotel dan Rest. 2.50 2.60 2.67 2.49 2.40
7 Pengankutan & Komunikasi 0.39 0.38 0.43 0.40 0.37
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush 1.17 1.18 1.04 0.89 0.79
9 Jasa-jasa 1.64 1.63 1.47 1.40 0.77
Sumber: Hasil Analisis, 2015

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-8


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan tabel di atas yang memperlihatkan nilai LQ untuk 9 jenis lapangan usaha
di Kabupaten Penajam Paser Utara. dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Ada 5 (lima) lapangan usaha yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu (1) Pertanian, (2)
Bangunan, (3) Perdagangan Hotel dan Restoran, (4) Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan serta (5) Jasa-jasa . Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut di
samping dapat memenuhi kebutuhannya sendiri (Kabupaten Penajam Paser
Utara), juga memberikan peluang untuk diekspor ke wilayah lainnya (Kabupaten di
Kalimantan Timur). Dapat dikatakan pula bahwa wilayah tersebut terspesialisasi
pada sektor yang bersangkutan, dan sektor tersebut merupakan sektor basis.

 Terdapat 4 (empat) lapangan usaha yang memiliki nilai LQ < 1 yaitu (1)
Pertambangan dan Pengolahan, (2) Industri Pengolahan, (3) Listrik dan Gas, serta
(4) sektor Pengangkutan Komunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor
tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri (Kabupaten
Penajam Paser Utara), sehingga wilayah tersebut harus mengimpor dari wilayah
lain (Kabupaten lain di Kalimantan Timur). Dapat dikatakan pula bahwa wilayah
tersebut tidak terspesialisasi pada sektor yang bersangkutan, karena sektor
tersebut merupakan sektor non basis.

4.1.5.2 Analisa Shift- Share


Analisis shift-share merupakan salah satu model yang memiliki kelebihan dalam
melihat pola pertumbuhan daerah dan besarnya angka pertumbuhan yang seharusnya dapat
dicapai atau terjadi. Analisis shift-share merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menganalisa data statistik regional, baik berupa pendapatan per kapita, output, tenaga kerja
maupun data lainnya. Dalam analisis ini, akan diperlihatkan bagaimana keadaan
pertumbuhan di daerah (Kabupaten Penajam Paser Utara) dengan dibandingkan pada
pertumbuhan nasional (Provinsi Kalimatan Timur). Tujuan dari analisis shift-share adalah
untuk melihat dan menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan
membandingkan dengan wilayah yang lebih luas (wilayah referensi). Dengan demikian,
analisis ini akan memberikan hasil perhitungan yang dapat menentukan posisi, baik berupa

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-9


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
kelemahan maupun kekuatan dari suatu sektor-sektor dalam perekonomian di daerah
dibandingkan dengan sektor-sektor yang sama di tingkat wilayah referensinya.
Asumsi yang digunakan pada analisis shift-share adalah bahwasanya pertumbuhan
perekonomian suatu daerah dapat dibagi menjadi tiga komponen, yaitu: (1) komponen
pertumbuhan regional (regional share), yaitu pertumbuhan daerah dibandingkan dengan
pertumbuhan nasional; (2) komponen pertumbuhan proporsional (proportional shift), yaitu
perbedaan antara pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional
sektoral dengan pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional; dan (3)
komponen pergeseran pertumbuhan diferensial (differential shift), yaitu perbedaan antara
pertumbuhan daerah secara aktual dengan pertumbuhan daerah jika menggunakan
pertumbuhan sektoral nasional.
Berdasarkan asumsi di atas, maka dibuat perumusan shift-share secara kuantitatif,
adalah :

G  R  S p  Sd

dimana:
G = Perubahan total di daerah
R = Regional share
S p = Proporsional shift
Sd = Differential shift

Dalam kajian terhadap kinerja dan perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara
dengan menggunakan analisis shift-share pada rentang waktu tahun 2009 - 2013 diperoleh
nilai proportional shift dan differentia shift seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Analisis Shift Share


Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009 - 2013

No Lapangan Usaha Propotional Shift Diferential Shift


1 Pertanian 0.31 1.24
2 Pertambangan & Pengolahan -0.11 1.85
3 Industri Pengolahan -0.12 1.58
4 listrik dan Gas 0.03 1.62
5 Bangunan 0.45 1.08
6 Perdagangan, hotel dan Rest. 0.37 1.60

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-10


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
7 Pengankutan & Komunikasi 0.34 1.58
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush 0.90 0.88
9 Jasa-jasa 0.18 0.68
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan nilai proportional shift dan differential shift di atas, kemudian dipetakan
dalam suatu kuadran yang terdiri dari 4 kuadran dengan rincian tiap kuadran sebagai berikut :
a. Kuadran Winner : proportional dan differential positif
b. Kuadran Losers : proportional dan differential negatif
c. Kuadran Mixed Winners : proportional negatif dan differential positif
d. Kuadran Mixed Lossers : proportional positif dan differential negatif
Hasil pemetaan dalam kuadran terhadap posisi 9 jenis lapangan usaha di Kabupaten Penajam
Paser Utara dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Diferential Shift
WINNER
MIXED
WINNER
 Listrik Gas ; Bangunan; Perdag Htl;
Pengangkutan
 Pertanian
 Indust , Pertamb
 Keuangan, persewaan Jasa Perush
 Jasa-jasa
Propotional Shift

MIXED
LOSERS LOSERS

Gambar 4.5 Posisi Lapangan Usaha


di Kabupaten Penajam Paser Utara

Analisis kuadran terhadap posisi 9 jenis lapangan usaha di Kabupaten Penajam Paser
Utara, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ada 7 (tujuh) jenis lapangan usaha, yaitu : (1) sektor Pertanian, (2) Listrik dan Gas,
(3) Bagunan, (4) Perdagangan Hotel dan Restoran, (5) Pengangkutan, (6)
Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan, dan (7) Jasa-jasa, masuk dalam kuadran
Winner. Hal ini mengindikasikan bahwa ketujuh jenis usaha tersebut adalah jenis
usaha potensial karena dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang seharusnya

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-11


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
dicapai. Selain itu, tingkat pertumbuhan ke-tujuh jenis lapangan usaha tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah referensinya, yaitu Provinsi Kalimantan
Timur.

2. Terdapat 2 (dua) jenis lapangan usaha, yaitu (1) Industri Pengolahan dan (2)
Pertambangan & Pengolahan , yang masuk dalam kuadran Mixed Winner. Hal ini
berarti bahwa tingkat pertumbuhan kedua jenis lapangan usaha tersebut masih di
bawah tingkat pertumbuhan Provinsi KalimantanTtimur, akan tetapi secara
sektoral (berdasarkan jenis usaha) tingkat pertumbuhannya lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan sektoral Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan, bahwa kedua jenis
lapangan usaha tersebut merupakan sektor potensial untuk dikembangkan,
sehingga diharapkan pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan sektor yang sama
pada wilayah referensi (Provinsi Kalimantan Timur).

3. Tidak terdapat jenis lapangan usaha yang termasuk dalam kuadran MixedLosser
dan Losser. Hal ini memberi kesimpulan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi 9
jenis lapangan usaha di Kabupaten Penajam Paser Utara relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan jenis lapangan usaha di Provinsi Kalimantan
Timur. Kesimpulan lain yang biasa diambil adalah kinerja perekonmian Kabupaten
Penajam Paser Utara baik, karena sejalan dengan dinamisnya perkembangan
ekonomi secara makro, di mana terjadi pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi
di Kabupaten Penajam Paser Utara.

4.1.5.3 Analisis Daya Beli Masyarakat (Potensi Pasar)


Sisi permintaan menjadi aspek penting dalam melihat daya beli masyarakat di mana
aspek ini akan sangat mendukung dalam analisis pengembangan kawasan industri. Hal ini
disebabkan karena kemampuan memproduksi barang dan jasa (sisi penawaran) harus disertai
dengan kemampuan daya beli masyarakat, sehingga akan memunculkan adanya sinergi
antara output dan pasar.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-12


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Kemampuan daya beli masyarakat dapat dilihat dari pendapatan regional perkapita
masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara. Dari data yang ada menunjukkan bahwa
pendapatan regional perkapita masyarakat selalu mengalami peningkatan seperti terlihat
pada gambar grafik IV.6 . Rata-rata peningkatan pendapatan perkapita selama tahun 2009 -
2013 sebesar 10,21 %. Kondisi yang demikian mengindikasikan adanya kemampuan
masyarakat dalam menyerap output yang dihasilkan oleh industri yang mengalami
peningkatan selama tahun 2009 - 2013.

Tabel 4.7 Pendapatan Regional Perkapita Penduduk


Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009 - 2013

Rata2
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Perubahan
Pendapatan Regional Perkapita 16.52 17.48 22.15 22.88 24.03 10.21%
Jumlah Penduduk 137165 142922 149144 153470 157944 3.59%
Sumber: Kecamatan Penajam Dalam Angka, 2014 Diolah.

Sumber: Kecamatan Penajam Dalam Angka, 2014 Diolah.

Gambar 4.6 Grafik Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Penduduk


Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009 - 2013

Kemampuan daya beli individu masyarakat yang tercermin dalam pendapatan


perkapita akan menjadi lebih penting dengan disertai peningkatan jumlah penduduk yang
pada akhirnya memunculkan analisis potensi pasar. Jumlah penduduk Kabupaten Penajam
Paser Utara mengalami peningkatan seperti terlihat pada gambar grafik IV.7. Rata-rata
pertumbuhan penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 3,59%, sehingga secara riel

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-13


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
kemampuan pasar sangat besar. Kesimpulan ini didasarkan pada suatu kondisi di mana
jumlah penduduk yang mengalami peningkatan disertai dengan kemampuan daya beli yang
meningkat pula.

Sumber: Kecamatan Penajam Dalam Angka, 2014Diolah.

Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk

Dukungan lain yang menjelaskan potensi pasar masyarakat di Kabupaten Penajam


Paser Utara adalah meningkatnya pengeluaran riel masyarakat dari tahun 2009 - 2013. Hal ini
sesuai dengan kesimpulan sebelumnya yang menjelaskan bahwa pendapatan perkapita
masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Sumber: Kecamatan Penajam Dalam Angka, 2014 Diolah.

Gambar 4.8 Grafik Perkembangan Pengeluaran Riil Masyarakat

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-14


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
4.2 Kedudukan Kawasan Industri dalam Kerangka Perwilayahan
Rencana pembangunan Kawasan Industri Buluminung - Gersik - Pantai Lango harus
disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Rencana
ini harus senantiasa mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Penajam Paser Utara. Dengan demikian pembangunan Kawasan Industri tersebut akan
mampu memberikan nilai bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, seluruh kegiatan
dalam rencana pembangunan akan bertitik tolak dari kerangka regulasi dan kerangka
anggaran, keterpaduan, sinkronisasi, integrasi dan sinergi antar kegiatan, baik di antara
kegiatan dalam satu program maupun kegiatan antar program pembangunan, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara yang
berisi visi, misi, arah kebijakan dan strategi akan memberikan pedoman bagi perencanaan
pembangunan Kawasan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango. Salah satu dukungan
untuk mewujudkan Visi Kabupaten Penajam Paser Utara yaitu “Terwujudnya Kabupaten
Penajam Paser Utara yang Berakhlak Baik, Mandiri, Sehat dan Sejahtera Berbasis Pada
Ekonomi Kerakyatan” adalah dengan melibatkan peran aktif dunia usaha dan kemudahan
dalam pengembangan investasi daerah di berbagai bidang (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, 2005-2025).

Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan fokus utama pembangunan


industri di Kawasan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango. Pembangunan ini harus
berdampak untuk mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan,
dengan tidak meninggalkan pengembangan industri yang ramah lingkungan. Investasi yang
masuk dalam kawasan industri ini akan banyak menyerap tenaga kerja, terutama dari
masyarakat sekitar. Untuk itu proses pengembangan kompetensi masyarakat Kabupaten
Penajam Paser Utara juga perlu dipersiapkan. Dalam proses pengembangannya, di masa
depan kawasan industri ini juga akan menjadi penunjang perekonomian Kabupaten Penajam
Paser Utara dan Kbupaten/Kota di sekitarnya.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-15


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Pembangunan Kawasan Industri Buluminung - Gersik - Pantai Lango juga
selaras dengan rencana dan strategi pengembangan potensi daerah dan peluang-peluang
investasi yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara. Kabupaten ini mengandalkan pada
sektor unggulan Pertanian, Perdagangan dan Jasa-jasa (Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Kota di Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha, 2013). Pengembangan
kawasan industri akan menunjang potensi daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Dengan
demikian hasil dari potensi daerah akan diproses menjadi produk yang mempunyai nilai
tambah (value added) yang lebih tinggi. Selain itu proses pengembangan Kawasan Industri
beserta sarana prasarananya juga mempertimbangkan potensi yang lebih luas lagi hingga
kabupaten sekitar dan nasional (Profil Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, 2014).

Pengembangan industri yang lebih menitik beratkan pada pengolahan sumber bahan
baku lokal ini sangat penting artinya dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat
lokal, melalui pengembangan dan pemanfaatan sumber bahan baku selain untuk
menciptakan spesialisasi jenis industri. Adanya spesialisasi ini, dalam kontek kerangka
perwilayahan yang lebih luas, akan lebih menguntungkan bagi Kabupaten Penajam Paser
Uatara. Hal ini dikarenakan kawasan industri yang dikembangkan akan menjadi bagian dari
pengembangan kegiatan industri di Kabupaten Penajam Paser Utara pada khususnya dan
Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya.

4.3 Peluang Industri yang Dikembangkan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan
Sekitarnya
Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang industri masih tetap sebanyak 1.117
perusahaan sejak tahun 2010 hingga 2014 yang tersebar di empat kecamatan (Kabupaten
Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014). Melihat potensi daerah dan sekitarnya, jumlah
industri ini dapat dikembangkan lagi, terlebih dengan akan dibangunnya Kawasan Industri
Buluminung - Gersik - Pantai Lango, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kabupaten Penajam Paser Utara mempunyai potensi hasil pertanian yang tinggi.
Produk-produk pertanian menjadi andalan Kabupaten Penajam Paser Utara. Untuk tanaman

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-16


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
pangan, meskipun mengalami penurunan pada tahun 2011 seperti pada Tabel IV.8 dan
Gambar IV.9, namun beranjak meningkat setelah itu. Pada tahun 2013 mengalami
peningkatan, luas panen padi sawah pada tahun 2013 menjadi 13.373 hektar atau naik
sebesar 2,17% dan luas panen padi ladang menjadi 1.590 hektar, atau naik sebesar 41,96%
dibanding tahun 2012. Seiring dengan naiknya luas panen, produksinya juga mengalami
kenaikan, produksi padi sawah pada tahun 2013 naik sebesar 3,42% menjadi sebesar 68.444
ton dari 66.179 ton pada tahun 2012, sedangkan produksi padi ladang juga naik dari 3.344 ton
pada tahun 2012 menjadi 4.233 ton tahun 2013 atau naik sebesar 26,58%. Namun sayangnya
hal ini tidak diikuti oleh produksi palawija, yang mengalami penurunan pada tahun 2013.

Tabel 4.8 Luas Areal dan Jumlah Produksi Tanaman Padi


Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009 - 2013

Padi Sawah Padi Ladang Total


Luas Luas
Tahun Produksi Luas Produksi Produksi
Panen Panen
(Ton) Panen (Ha) (Ton) (Ton)
(Ha) (Ha)
2009 11.686 60.276 926 2.238 12.612 62.514
2010 15.854 83.686 1.709 4.189 17.563 87.875
2011 12.202 63.264 732 2.063 12.934 65.327
2012 13.089 66.179 1.120 3.344 14.209 69.523
2013 13.373 68.444 1.590 4.233 14.963 72.677
Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Gambar 4.9 Grafik Perkembangan luas panen dan produksi padi

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-17


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Untuk produk hasil perkebunan dan kehutanan, Kabupaten Penajam Paser Utara
mempunyai unggulan pada tanaman kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, lada, dan kakao,
dengan luas areal seperti terlihat pada Tabel IV.9 dan Gambar IV.10. Tanaman kelapa sawit
menjadi produk unggulan dengan luas lahan terbesar hingga mencapai 73,79% atau setara
dengan luas total 48.669 Ha. Tanaman dengan urutan kedua adalah karet dengan luas total
10.922 Ha.

Tabel 4.9 Luas Areal Tanaman Perkebunan


Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2013

Tanaman Belum Tanaman Tanaman


Total
Tanaman Menghasilkan Menghasilkan Tua
(Ha)
(Ha) (Ha) (Ha)
Kelapa Sawit 14.364,00 34.335,00 48.699,00
Karet 5.900,00 5.022,00 10.922,00
Kelapa 739,00 4.230,00 4.969,00
Kopi 27,00 27,00
Lada 233,00 1.136,00 1.369,00
Kakao 14,99 14,99
Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Gambar 4.10 Luas Areal Tanaman Perkebunan

Hasil produksi tanaman meningkat dari tahun ke tahun, namun pernah mengalami
penurunan pada tahun 2013 seperti pada Tabel IV.10 dan Gambar IV.11. Produksi kelapa
sawit pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 30,41% dibanding tahun 2012 menjadi

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-18


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
sebesar 367.266 Ton. Dilihat produktivitasnya, maka produktitas kelapa sawit pada tahun
2013 adalah 10,70 ton/Ha.

Tabel 4.10 Produksi Tanaman Perkebunan


Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009 - 2013
Kelapa Sawit Karet Kelapa Kopi Lada Kakao
Tahun
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
2009 236.409,00 3.984,10 2.926,50 106,00 1.986,20 113,00
2010 277.452,66 6.731,04 2.598,50 80,40 1.210,40 60,10
2011 357.882,00 6.876,00 2.589,00 76,00 1.702,00 60,00
2012 527.736,00 6.876,00 2.589,00 54,00 1.028,00 44,00
2013 367.266,00 6.477,00 2.589,80 11,00 1.028,00 8,70
Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Gambar 4.11 Grafik Produksi Tanaman Perkebunan

Populasi ternak di Kabupaten Penajam Paser Utara cukup besar, yaitu sapi dan kerbau
masing-masing sebanyak 10.879 ekor dan 490 ekor seperti tampak pada tabel di bawah ini.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-19


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Tabel 4.11 Populasi Ternak
Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2013

No Ternak Jumlah

1 Sapi 10.879
2 Kerbau 490
3 Kambing 3.531
4 Babi 693
5 Rusa 194
6 Ayam Ras 104.205
7 Ayam Buras 212.334
8 Itik 15.077
Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Penajam Utara dalam Angka, 2014

Gambar 4.12 Populasi Ternak

Untuk produksi perikanan dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan laut dan perikanan
darat, di mana produksi perikanan laut pada tahun 2013 sebesar 44.667 ton, dan produksi
perikanan darat terjadi penurunan sebesar 83,02% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi
9.747,82 ton. Tabel 4.12 dan Gambar 4.13 menunjukkan perkembangan produksi perikanan
di Kabupaten Penajam Paser Utara.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-20


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Tabel 4.12 Produksi perikanan
Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2009 - 2013

Jenis 2009 2010 2011 2012 2013


Perikanan Laut 4.758,6 4.861,2 44.435,0 44.667,0 44.667,0
Perikanan Darat 4.711,2 4.830,7 47.362,8 57.400,0 9.747,8
Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka, 2014

Gambar 4.13 Produksi perikanan

Potensi dalam bidang pertambangan kurang begitu menonjol, tapi masih


memungkinkan dilakukan analisis dan penelitian di bidang ini. Hal ini bisa ditandai dari jumlah
perusahaan yang tidak telalu banyak bergerak di bidang pertambangan. Hanya ada 2
perusahaan di bidang pertambangan minyak dan 2 di bidang gas. Perusahaan di bidang
pertambangan batu bara cukup banyak, sebesar 52 perusahaan. Pertambangan mineral
bukan logam dan batuan belum terlalu banyak digali. Perusahaan yang bergerak di bidang
usaha pertambangan ini pada tahun 2013 tercatat sebanyak 23 buah yang melakukan
penambangan batu gunung, 1 perusahaan di pertambangan tanah urug, dan 3 perusahaan di
pertambangan pasir kwarsa.
Pengembangan Kawasan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango perlu mencermati
potensi-potensi wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara terutama bidang Pertanian.
Potensi di bidang pertanian ini dapat menjadi material utama yang diolah dan dikembangkan
menjadi produk yang mempunyai nilai tambah. Namun sebaliknya pengembangan industri

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-21


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
tersebut juga menjadi penunjang peningkatan teknologi sarana prasarana yang akan
meningkatkan potensi daerah. Misalnya dengan membangun industri-industri manufaktur
yang akan mengembangkan peralatan pertanian moderen. Jadi ada timbal balik, saling
ketergantungan, dan saling mendukung antara potensi daerah dan rencana pengembangan
Kawasan Industri Buluminung - Gersik - Pantai Lango.
Rencana pengembangan Kawasan Industri juga perlu mempertimbangkan potensi
kabupaten lain di sekitar Kabupaten Penajam Paser Utara pada khususnya, dan kabupaten-
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kalimantan Timur. Terutama dengan potensi
pertambangan minyak, gas, dan batu bara yang sangat kaya di Provinsi ini.

4.4 Peran Kawasan Industri Buluminung - Gersik - Pantai Lango di Kalimantan Timur

4.4.1 Kecenderungan Perkembangan Industri di Kawasan Perencanaan

Pola dan arah kecenderungan perkembangan industri di Buluminung, Gersik dan


Pantai Lango ditujukan untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber bahan baku
(resource oriented) dari potensi daerah yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan
kabupaten lainnya di Kalimantan Timur. Perkembangannya cenderung mengarah ke
pengolahan hasil pertanian, pertambangan, kehutanan dan aktifitas penunjangnya, yakni
jasa-jasa. Perkembangan lainnya ke arah industri manufaktur dan konstruksi yang menunjang
industri lainnya serta pengembangan potensi daerah lainnya.
Kesempatan yang dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara untuk
mengembangkan Kawasan Industri Buluminung - Gersik - Pantai Lango menandakan
keterbukaan pemerintah setempat bagi investor dari pemerintah serta swasta untuk
berinvestasi. Hal ini akan menjadi pijakan awal perkembangan kawasan industri ke arah yang
lebih baik. Komitmen Pemerintah Daerah dan Provinsi terhadap dukungan sarana prasarana
akan mempermudah proses distribusi logistik bahan baku dan produk jadi. Hal lain adalah
dukungan potensi daerah Kabupaten Penajam Paser Utara pada khususnya dan Provinsi
Kalimantan Timur pada umumnya yang akan meningkatkan kelancaran proses produksi.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-22


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Pola pengembangan kawasan industri seperti pengembangan kawasan industri lainnya
mempunyai kecenderungan untuk dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu pengembangan
kawasan industri ini harus memikirkan dampak-dampak yang dapat mengakibatkan kerusakan
alam. Kawasan industri juga perlu mempertimbangkan dibangunnya pengolahan limbah
industri secara terpadu dan proses reboisasi terhadap pembukaan lahan yang dapat
menggeser ekosistem hutan. Mengingat masih luasnya hutan tanaman keras dan hutan bakau
yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, perlu dibuat peraturan kawasan bersama untuk
menaati perlindungan dari pencemaran kawasan industri terhadap alam. Setiap penggeseran
hutan keras atau hutan bakau harus dilakukan penggantian lahan dengan jumlah luasan yang
sesuai, sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.

4.4.5 Kapasitas Investasi

Kapasitas investasi yang dilakukan para investor di Kawasan Industri Buluminung -


Gersik - Pantai Lango tergantung dari jenis industri yang dikelola. luas lahan industri,
tingkatan industri dan sarana-prasarana penunjangnya Diharapkan dalam perkembangannya,
kapasitas investasi akan semakin ditingkatkan melalui peran serta dan dukungan Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara. Peningkatan kapasitas investasi baik dari pemerintah
(government investment) ataupun swasta (rate investment) akan semakin meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Peningkatan ini akan mendorong peningkatan kapasitas
produksi, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kapasitas investasi yang dilakukan di kawasan industri akan sangat
dipengaruhi oleh regulasi pemerintah daerah terhadap proses perijinan, ketersediaan bahan
baku, dukungan sarana-prasarana, dan ketersediaan sumber daya manusia. Oleh karena itu
proses pemetaan wilayah kawasan industri harus diatur sebaik mungkin. Pengolahan dan
bahan baku dapat diperoleh dengan lancar namun tetap tidak meninggalkan perhatian
terhadap lingkungan hidup, serta dukungan pemerintah untuk meningkatkan potensi dan
ketersediaan sumber daya manusia, khususnya masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara.
Untuk itu pemerintah daerah perlu mempersiapkan dan mengembangkan potensi dan
kapasitas tenaga kerja setempat melalui pendidikan dan pelatihan.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-23


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
4.4.6 Perkiraan Produksi, Sifat-Sifat Kegiatan dan Perkiraan Kebutuhan Investasi Industri

Ketentuan komponen dalam investasi industri, sarana-prasarana, dan pengembangan


fasilitas penunjang lainnya, meliputi :
1. Fasilitas industri yang meliputi bangunan pabrik, pergudangan, kantor, dan
bangunan pelengkap lainnya.
2. Fasilitas umum dan komersiil yang meliputi fasilitas kesehatan, sarana
peribadatan, perbelanjaan, pertokoan, bank, dan lainnya.
3. Fasilitas penunjang industri yang meliputi unit pembangkit listrik, perusahaan air
minum, pemadam kebakaran, pembuangan, dan pengolahan limbah industri.
4. Pergudangan dan pelabuhan meliputi fasilitas penyimpanan material atau produk
akhir yang diterima atau dikirim ke berbagai daerah dan sarana pelabuhan untuk
menunjang proses distribusi.
5. Sarana prasarana yang meliputi jalan lokal dan jalan utama penghubung antar
kluster dan daerah yang dilengkapi sarana penunjangnya seperti drainase,
penerangan jalan, penghijauan, trotoar untuk pejalan kaki, jembatan dan
sebagainya.
6. Ruang terbuka hijau yang berfungsi untuk menjaga sistem tata air dan penghijauan
untuk mengurangi polusi udara.

4.4.7 Karakteristik Kelembagaan dan Struktur Industrinya

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
di dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 35/M-IND/PER/2010
tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, bahwa pengelolaan kawasan industri dapat
dilakukan oleh suatu lembaga berbadan hukum yaitu Perusahaan Kawasan Industri yang
dapat berbentuk:
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
2. Koperasi, atau
3. Badan Usaha Swasta

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-24


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Dalam implementasi, Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha
Kawasan Industri karena alasan tertentu dapat menunjuk pihak lain untuk melakukan
pengelolaan kawasan industri. Namun demikian apabila dilakukan penunjukan kepada pihak
lain, maka wajib memberitahukan kepada pemberi Izin Usaha Kawasan Industri. Pada
prinsipnya penunjukan pengelolaan kawasan industri kepada pihak lain tidak mengurangi
tanggung jawab Peruasahaan Kawasan Industri yang bersangkutan.
Tata Tertib Kawasan Industri (Estate Regulation) adalah peraturan yang ditetapkan
oleh Perusahaan Kawasan Industri yang mengatur hak dan kewajiban Perusahaan Kawasan
Industri, perusahaan pengelola kawasan industri, dan Perusahaan Industri dalam pengelolaan
dan pemanfaatan kawasan industri.
Setiap kawasan wajib memiliki tata tertib kawasan industri yaitu suatu dokumen
kesepakatan yang mengatur hubungan kerja antara pihak pengelola dengan industri, serta
mengatur prosedur kerja yang berlaku di lingkungan kawasan industri yang bersangkutan.
Dokumen tata tertib ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak dan bersifat
mengikat bagi kedua belah pihak.
Pengawasan terhadap pembangunan dan operasional kawasan industri bertujuan
untuk memperoleh informasi administrasi maupun teknik pelaksanaan kawasan industri agar
sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dilakukan oleh Timnas Kawasan Industri yang terdiri dari unsur
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Perhimpunan Kawasan Industri
Indonesia, dan Kamar Dagang dan Industri.

LAPORAN DRAFT AKHIR IV-25


Masterplan Pengembangan Industri Buluminung, Gersik, Pantai Lango
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai