Anda di halaman 1dari 7

Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No.

3 September 2019

ANALISA KEGAGALAN LIGHTNING ARRESTER PADA


PENYULANG SULAHAN BANGLI
I Kadek Agus Yodha Bhaskara1, I Gede Dyana Arjana2, I Made Suartika3
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Email : yodhabhaskara@gmail.com , dyanaarjana@eeunud.ac.id
, madesuartika@unud.ac.id

ABSTRAK
Dalam proses penyaluran daya listrik dapat terjadi berbagai macam gangguan sehingga
diperlukan adanya sistem proteksi untuk menjaga kontinyuitas dan stabilitas penyaluran daya
listrik. Arrester merupakan salah satu sistem proteksi utama yang digunakan untuk melindungi
peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir. Penyulang
Sulahan merupakan sistem distribusi tegangan menengah 20 kV yang mendapat suplai daya
dari Gardu Induk Gianyar Trafo 1/60 MVA dan berada di dataran tinggi yang rawan terhadap
fenomena alam berupa petir. Selama tahun 2016 terjadi tiga kali kegagalan arrester
konvensional (Metal Oxide Arrester). Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan analisis
kegagalan terhadap arrester di Penyulang Sulahan sehingga kontinyuitas tenaga listrik dapat
menjadi lebih baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan
data berupa single line diagram, data gangguan, dan nilai tahanan pentanahan pada Penyulang
Sulahan. Selanjutnya membandingkan Metal Oxide Arrester dengan Multi Chamber Arrester.
Hasil yang didapatkan adalah pentanahan pada Penyulang Sulahan melebihi 5 ohm yang
menyebabkan arrester konvensional tidak dapat bekerja dengan baik. Multi Chamber Arrester
merupakan arrester yang tidak berpengaruh pada nilai tahanan pentanahan. Setelah dipasang
Multi Chamber Arrester, kegagalan arrester mengalami penurunan menjadi satu kali kegagalan
selama tahun 2017.

Kata Kunci : Analisis Arrester 20 kV, Sistem Proteksi Distribusi, Multi Chamber Arrester

ABSTRACT
In the process of electrical power distribution, various types of interference can occur so
that a protection system is needed to maintain the continuity and stability of electrical power
distribution. Arrester is one of the main protection systems used to protect electrical equipment
against overvoltages caused by lightning strikes. Penyulang Sulahan is a 20kV medium voltage
distribution system that gets power supplies from Gianyar Substation 1/60 MVA and is located
on a plateau that is prone to natural phenomena such as lightning. During 2016 there were
three times the failure of conventional arresters. Based on these data, it is necessary to analyze
the failure of arresters at Penyulang Sulahan so that the continuity of electricity can be better.
The method used in this study is to collect data in the form of single line diagrams, disturbance
data, and large grounding resistance on Sulahan Feeders. Next, compare Metal Oxide Arrester
with Multi Chamber Arrester. The results obtained were grounding in the Feeder over 5 ohms
which caused conventional arrester to not work properly. Multi Chamber Arrester is an arrester
that has no effect on the value of grounding resistance. After installing the Multi Chamber
Arrester, failure of arresters has decreased to one failure during 2017
Keywords : Arrester 20kV analysis, Distribution Protection System, Multi Chamber Arrester

I Kadek Agus Yodha Bhaskara, I Gede Dyana Arjana, I Made Suartika 94


Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019

1. PENDAHULUAN
Penyulang Sulahan Bangli 2.3 Gangguan Petir pada Sistem
merupakan sistem distribusi yang Distribusi Tenaga Listrik
mendapat suplai daya dari Gardu Induk Adanya surja petir pada kawat
Gianyar Trafo I/60 MVA dengan panjang saluran udara akan menimbulkan energi
saluran 85,568 kms dan berada di yang mengalir pada kawat tersebut
dataran tinggi yang rawan terhadap secara tiba-tiba. Pada kawat saluran
terjadinya sambaran petir. Pada udara, kecepatan merambat mampu
Penyulang Sulahan terdapat arrester mencapai 360.000 m/detik. Gelombang
konvensional dan Ground Steel Wire, impuls penuh dapat ditunjukkan pada
peralatan tersebut mengalirkan gambar 2 [1].
tegangan lebih ke pembumian tanpa
merusak komponen sistem jaringan
yang lainnya. Arrester konvensional
pada Penyulang Sulahan sering
mengalami kegagalan saat terjadi surja
petir. Pada tahun 2016 terjadi 3 kali
kegagalan arrester konvensional [6].
Dari hasil pengukuran tahanan
pembumian pada Penyulang Sulahan,
pada jaringan gardu GA0137 adalah
Gambar 2 Gelombang impuls penuh
8,10 Ω (ohm).
dengan 𝑡1 10%
2. KAJIAN PUSTAKA
Tegangan impuls seperti yang
2.1 Sistem Jaringan Distribusi
ditunjukkan pada Gambar 2 merupakan
Sistem distribusi tenaga listrik tegangan satu arah tanpa adanya osilasi
merupakan subsistem tenaga listrik yang cukup berarti, naik menuju nilai
untuk menyalurkan energi listrik dari maksimum dengan cepat, dan turun
sumber energi listrik besar sampai ke menuju nilai nol lebih cepat atau dapat
konsumen. Berdasarkan besarnya juga lebih lambat. [1]
tegangan yang didistribusikan sistem
jaringan distribusi dapat di bedakan 2.4 Sambaran Langsung
menjadi 2, yaitu sistem distribusi primer Sambaran langsung pada waktu
dan sistem distribusi sekunder. petir menyambar kawat tanah atau
Sedangkan berdasarkan konfigurasi kawat fasa akan timbul arus besar dan
jaringan, sistem distribusi dibagi menjadi sepasang surja yang merambat pada
3 yaitu sistem distribusi radial, ring/loop, kawat. Besarnya arus atau tegangan
dan spindle [9]. akibat sambaran tergantung pada besar
2.2 Saluran Udara Tegangan arus petir, [4].
Menengah (SUTM)
Saluran Udara Tegangan a. Saluran tanpa kawat tanah
Menengah merupakan sistem Pada saluran tanpa kawat tanah,
penyaluran tenaga listrik melalui kawat hampir semua sambaran petir yang
penghantar tanpa isolasi. Saluran Udara berpengaruh adalah arus puncak
Tegangan Menengah dapat ditunjukkan dengan kecuraman arus diabaikan [1].
𝑍𝑘
pada gambar 1 [5]. I = 𝐼0 𝑍𝑠 ……………..…..……….(1)
𝑍𝑘+
2
Zk = Impedansi
Zs = Impedansi Surja
Untuk saluran udara dengan jari-jari
konduktor (r) dan tinggi diatas
permukaan tanah (h), akan mempunyai
Gambar 1 Saluran Udara Tegangan induktansi sebesar :
[𝐻�𝑅] ……………..(2)
2ℎ
Menengah (SUTM) L = 2.10−7 ln
𝑟

I Kadek Agus Yodha Bhaskara, I Gede Dyana Arjana, I Made Suartika 95


Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019

Dan kapasitansi sebesar : 2.7 Tegangan Pengenal Arrester


10−9 𝐹 Tegangan pengenal dari suatu
C= 2ℎ [ �𝑚] …………...….…...(3)
18 𝑙𝑛 Arrester merupakan tegangan rms fasa
𝑟
Impedansi surja : ke fasa tertinggi dikalikan dengan
𝐿 koefisien pembumian seperti yang
𝑍𝑠 = � [Ω] …………………………(4)
𝐶 ditunjukkan pada persamaan 5.
b. Saluran dengan kawat tanah 𝑽𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒔𝒊𝒔𝒕𝒆𝒎 𝐱 𝐤𝐨𝐞𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐮𝐦𝐢𝐚𝐧….(5)
Pada saluran distribusi (SUTM) tidak Karakteristik kerja arrester untuk
semua tiang dibumikan, tetapi selang arus 10 kA dan 5 kA dapat dilihat pada
tiga sampai empat gawang tiang yang Tabel 1.[8]
dibumikan mempunyai tahanan kontak 5
– 50 Ω dan yang tidak dibumikan bisa Tabel 1 Karakteristik pada arrester
Pengenal Kecuraman 10 kA dan 5 kA
mencapai ribuan ohm tergantung jenis Arrester FOW (kV/µ STD (kV) FOW (kV)
pondasi dan keadaan tanah. (kV) det)
3 25 13 15
4,5 37 17,5 20
2.5 Sambaran Tidak Langsung 6 50 22,6 26
Bila terjadi sambaran petir ke 7,5 62 28 31
9 76 32,5 38
tanah di dekat saluran, akan terjadi 12 100 43 50
fenomena petir yang diakibatkan oleh 15 125 54 62
18 150 65 75
medan elektromagnetis dari kanal petir. 21 175 76 88
Fenomena petir ini terjadi pada kawat 24 200 87 100
penghantar, akibatnya timbul tegangan 27 225 97 112
30 250 108 125
lebih dan gelombang berjalan yang 33 275 119 137
merambat pada kedua sisi kawat di 36 300 130 150

tempat sambaran berlangsung. Keterangan:


STD = Tegangan percikan impuls
2.6 Lightning Arrester maksimum
Lightning arrester adalah FOW = Tegangan percikan impuls muka
peralatan listrik terhadap tegangan lebih gelombang.
yang diakibatkan oleh sambaran petir 2.8 Tegangan kerja Arrester
dari suatu penyambungan atau Tegangan kerja Arrester biasa
pemutusan rangkaian (sirkuit), dengan juga disebut tegangan pelepasan atau
jalan mengalirkan arus surja (surge tegangan sisa. Tabel 2 merupakan
current) ke dalam tanah serta tegangan kerja Arrester [8]
mengembalikan keadaan jaringan ke
keadaan semula tanpa mengganggu Tabel 2 Tegangan Kerja Arrester
10 kA,
Rating 2,5 1,5
sistem. Skema sederhana dari Lightning Arrester
Tugas ringan & 5 Ka
kA kA
Tugas Berat (kV)
Arrester dapat ditunjukkan pada gambar (kV)
(kV)
(kV) (kV)
3 sedangkan cara kerja dari Lightning 0,175 - - 2,2 2,2
Arrester dapat dilihat pada gambar 4 [3]. 0,280 - - 2,5 2,5
0,500 - - 3,0 3,0
0,660 - - 5,0 5,0
3 13 13 13 -
4,5 17,5 17,5 17,5
6 22,6 22,6 22,6 -
7,5 27 27 27 -
9 32,5 32,5 32,5 -
Gambar3 Skema sederhana arrester 10 38 38 38 -
12 43 43 43
15 54 54 54 -
18 65 65 65 -
21 76 76 76 -
24 87 87 87 -
27 97 97 97 -
30 108 108 108 -
33 119 119 119 -
36 130 130 130 -
39 141 141 - -

Gambar 4 Kerja arrester

I Kadek Agus Yodha Bhaskara, I Gede Dyana Arjana, I Made Suartika 96


Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019

2.9 Nominal Discharge Current Cara kerja Multi Chamber Arrester dan
Merupakan arus pelepasan Kinerja data ditampilkan pada gambar 5
dengan harga puncak dan bentuk [2].
gelombang tertentu untuk menentukan
kelas arrester sesuai dengan :
a. Kemampuan melewatkan arus
Arrester harus dapat menyalurkan
arus sesuai dengan kemampuannya.
Dalam menentukan besar arus
pelepasan arrester. Untuk menentukan
arus pelepasan ditunjukkan pada a) Diagram yang menunjukkan debit
persamaan 6 [1]. instan onset.
2𝑉 −𝑉𝑎
𝐼𝑎 = 𝑝𝑍 ………………….......(6) b) Diagram yang menunjukkan instan
Vp = Tegangan Puncak debit akhir
Va = Tegangan nominal 1) panjang karet silikon
Z = Impedansi 2) elektroda
b. Karakteristik perlindungan 3) busur pendingin ruang
Harga puncak surja merupakan 4) debit saluran.
tingkat ketahanan impuls saluran, Gambar 5 Sistem kerja pada Multi Chamber
sebagai faktor keamanan terhadap Arrester (MCA)
kemungkinan timbulnya variasi Kinerja dari Arrester Multi Chamber
tegangan yang menyebabkan terjadinya di tampilkan pada Tabel 3.[2]
lompatan api pada isolator saluran
distribusi, maka ditambahkan toleransi Tabel 3 Kinerja Arrester Multi Chamber
20 %. Jadi puncak surja yang akan (MCA)
mencapai lokasi arrester.
V puncak = TID saluran + 20 %...........(7)

c. Faktor Perlindungan
Faktor perlindungan adalah besar
perbedaan tegangan antara BIL (Basic
Imfulse Insulation Level) dari peralatan
yang dilindungi dengan tegangan kerja
dari arrester. Pada umumnya besar
faktor perlindungan ini adalah 20% dari
BIL peralatan untuk arrester yang
dipasang dekat dengan peralatan yang
dilindungi. Untuk menentukan faktor
perlindungan dapat digunakan
persamaan 8.
TID 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜−TP
FP = x 100 %....................(8)
TID 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
2.10 Multi Chamber Arrester (MCA)
Multi Chamber Arrester (MCA)
merupakan arrester yang memiliki
teknologi baru, MCA terdiri dari
sejumlah besar elektroda yang dipasang
pada tiiang SUTM. MCA 20 digunakan
untuk perlindungan SUTM dari
sambaran petir dan tegangan lebih.
MCA dirancang untuk beroperasi di luar 3. METODE PENELITIAN
ruangan pada suhu kamar mulai dari Penelitian dilakukan berdasarkan
suhu minus 60ºC dan 50ºС suhu positif. data-data yang didapat dari PT. PLN

I Kadek Agus Yodha Bhaskara, I Gede Dyana Arjana, I Made Suartika 97


Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019

Area bali Timur berupa: single line sehingga arrester mampu secara
diagram penyulang sulahan, gangguan maksimum memotong tegangan surja
(trip) karena sambaran petir dan data- sebesar 87 kV.
data teknis pemasangan Arrester
Konvensional dan Multi Chamber 4.3 Menentukan Arus Pelepasan
Arrester di penyulang Sulahan. Setelah Arrester
semua data yang diperlukan telah Arus pelepasan nominal (Ia)
diperoleh, maka akan dilanjutkan arrester digunakan untuk menentukan
dengan pembuatan Analisa yang diawali kelas dari arrester, arus pelepasan
dengan mempersiapkan parameter- arrester adalah:
2𝑉𝑃𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 −𝑉𝑎
parameter data yang akan digunakan, 𝐼𝑎 =
𝑍
seperti single line diagram sistem Sebelum menentukan Arus
distribusi, data gangguan (trip), dan data
pelepasan, terlebih dahulu harus
teknis Arrester Konvensional dan Multi
Chamber Arrester di penyulang menentukan tegangan terminal (V a ) dan
Sulahan. Impedansi surja (Z).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Tegangan terminal arrester disebut
4.1 Kinerja Metal Oxide Arrester pada juga dengan tegangan kerja arrester,
Penyulang Sulahan sesuai dengan tabel 2, adalah
Jika arrester bekerja melebihi sebesar 87 kV.
setengah dari tegangan puncak, maka
Sehingga :
arrester tersebut dapat dikatakan
mengalami kegagalan. Va = 87 kV = 87000 Volt
2ℎ
Z = 60 ln
𝑟
4.2 Menentukan Tegangan Dimana :
Pengenal Pada Arrester h = tinggi kawat fasa ke tanah = 9 m
a. Tegangan pengenal arrester (ratting 𝑑
r = jari-jari konduktor kawat =
2
arrester)
Vp = Tegangan rms fasa tertinggi x 1,1 x Penghantar yang digunakan adalah
koefisien pembumian jenis Cu dengan luas penampang 1 x 50
= 24 kV x 0,8 = 19,2 kV mm2 dan Al dengan luas penampang 1
x 70 mm2. Diameter penghantar d =
Dari Tabel 1 tegangan pengenal 15,25 mm, maka:
arrester yang mendekati 19,2 kV adalah
21 kV. Tegangan Pengenal arrester 15,25
r = = 7,625 mm = 7,625 x 10−2 𝑚
2
pada Penyulang sulahan sudah sesuai
dengan teori atau peraturan yang di Dengan demikian impedansi surja
keluarkan oleh SPLN, dimana tegangan diperoleh :
pengenal Arrester pada Penyulang 2𝑥9
Z = 60 ln −2 𝑚
Sulahan adalah 24 kV. 7,625 𝑥 10

b. Menentukan tegangan percikan = 327,846 Ω


implus maksimum Sehingga arus pelepasan nominal
Berdasar Tabel 1 karakteristik arrester sebagai berikut :
arrester diperoleh tegangan percikan 2𝑥240000−87000
𝐼𝑎 = = 1,2 kA
impuls maksimum sebesar 87 kV. 327,846
c. Menentukan tegangan percikan Dari hasil ini dipilih arrester dengan
impuls muka gelombang kelas arus 2,5 kA, 5 kA atau 10 kA.
Besar tabel 1 karakteristik arrester 4.4 Menentukan Faktor
diperoleh tegangan percikan impuls Perlindungan
muka gelombang sebesar 100 kV. Tingkat perlindungan dapat
d. Menentukan Tegangan Kerja Arrester ditentukan menggunakan rumus
Berdasarkan tabel 2, tegangan kerja sebagai berikut :
arrester diperoleh sebesar 87 kV, TP = 𝑉𝑎 x 1,1

I Kadek Agus Yodha Bhaskara, I Gede Dyana Arjana, I Made Suartika 98


Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019

Dari rumus tersebut, dapat dihitung Pada tabel 4 terlihat nila rata-
tingkat perlindungan dari arrester rata tahanan pada Penyulang Sulahan
dengan tegangan pengenal 24 kV adalah diatas 5 ohm, yang melibihi
dengan kelas arus 10 kA, dimana dari standar Persyaratan Umum Instalasi
tabel karakteristik Lightning Arrester Listrik (PUIL) Standar resistan untuk
didapatkan besar dari 𝑉𝑎 (tegangan pentanahan adalah sebesar 5 ohm atau
terminal) adalah 87 kV, maka tingkat di bawahnya.
perlindungannya adalah :
TP = 87 x 1,1
TP = 95,7 kV
Kemudian
125−95,7
FP = x 100% = 23,44%
125
Dari perhitungan tersebut, faktor
perlindungan yang diperoleh adalah
23,44% dari 20% dari BIL peralatan Gambar 6 Aliran Arus listrik saat terjadi
pada umumnya. sambaran petir
4.7 Perbandingan Kegagalan
4.5 Perhitungan Jarak Maksimum Arrester sebelum dan sesudah
Arrester dengan SUTM pada pemasangan Multi Chamber
Penyulang Sulahan Bangli Arrester Pada Penyulang
Kecepatan surja yang sering Sulahan
menyambar pada penyulang sulahan Kegagalan pada Lightning Arrester
yaitu 4/10 μs, dan besar arus surja yang sering terjadi pada saluran dari LBS
sering menyambar rata-rata yaitu 39,8 Demulih menuju LBS Samplangan.
kA. Dengan menggunakan rumus besar Pada tahun 2016 terjadi 3 kali
kenaikan tegangan akibat sambaran kegagalan Metal Oxide Arrester.
petir, maka dapat dihitung sebagai Pentanahan pada Penyulang Sulahan
berikut : berada pada nilai diatas 5 ohm,
39,8
Vup max = 0,4 x 2,718
4
menyebabkan kurangnya kinerja
= 10,81764 kV/ft arrester konvensional untuk
= 35,490944488 kV/m, menetralkan arus surja. Pada bulan
Jika jarak pemasangan arrester 1 agustus tahun 2016 PT. PLN Persero
meter ke saluran tegangan menengah, memasang Multi Chamber Arrester
maka kenaikan tegangan pada saluran pada Penyulang Sulahan dimana Multi
tegangan menengah adalah : Chamber Arrester tersebut dapat
= 35,490944488 kV berfungsi dengan baik tanpa bergantung
4.6 Tahanan Pembumian Metal pada nilai tahanan pentanahan.
Oxide Arrester pada Penyulang Setelah pemasangan beberapa
Sulahan Multi Chamber Arrester, kegagalan
Pengukuran tahanan pentanahan Arrester menurun pada tahun 2017
pada Penyulang Sulahan pada 5 tempat seperti terlihat pada tabel 8.
yang berbeda.
Tabel 4 Hasil Pengukuran Tahanan Tabel 5 Kegagalan Lighting Arrester
Jumlah
Pentanahan Pada Penyulang Sulahan No Tahun
kegagalan
Keterangan
No Lokasi Pengukuran Hasil Ditemuka arrester
Pengukuran jaringan jebol di sekitar
1 GA 0137 8,10 ohm gardu SS0045
Ditemuka arrester
2 GA 0181 6,31 ohm 1 2016 3 jaringan jebol di sekitar
3 GA 0181 5,12 ohm gardu GA0052
4 GA 0052 6,22 ohm Ditemuka arrester
jaringan jebol di sekitar
5 GA 0077 7,45 ohm
gardu SS0069

I Kadek Agus Yodha Bhaskara, I Gede Dyana Arjana, I Made Suartika 99


Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019

Ditemukan arrester Udara Tegangan Menengah.


2 2017 1 Jaringan Jebol di sekitar
gardu SS0013
Bandung : Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri. Institut
5. KESIMPULAN Teknologi Bandung.
Hasil pengukuran, nilai tahanan [4] Jefanya Ginting, 2012. Analisa Efek
pembumian pada daerah Penyulang Tegangan Induksi Karena
Sulahan rata-rata 6,64 ohm. Sambaran Petir Pada Area
Pentanahan tersebut mengakibatkan Operasional PT. X . Depok :
terjadinya kegagalan pada Metal Oxide Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Arrester, karena Metal Oxide Arrester Teknik, Universitas Indonesia.
tidak dapat menyalurkan semua [5] PT.PLN, 2010. Buku 5 Standar
tegangan lebih ke tanah. Konstruksi Jaringan Tegangan
Multi Chamber Arrester tidak dapat Menengah Tenaga Listrik. Jakarta:
menyalurkan semua tegangan lebih ke PT PLN (Persero).
tanah, maka sisa tegangan lebih akan [6] PT.PLN, 2016 . Laporan Gangguan
disalurkan kembali ke arrester dan di Penyulang Padam Tahun 2016.: PT
buang ke udara. Pada Multi Chamber PLN (Persero) Area Bali Timur.
Arrester terdapat bagian yang disebut [7] Putra Rezkyan Nash, Analisis
dengan Discharge channel merupakan Pengaruh Resistansi Pentanahan
bagian saluran tempat peluahan untuk Menara Terhadap Back Flahover
tempat blow out percikan busur api. Pada Saluran Transmisi 500 kV.
6. DAFTAR PUSTAKA Surabaya : Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
[1] Gerry, 2016. Pemasangan Arrester [8] SPLN D5.006, 2013. Pedoman
Multi Chamber Untuk Mengatasi Pemilihan Arrester Untuk Jaringan
Gangguan Surja Petir di Penyulang [9[ Suswanto, 2009. Sistem Distribusi
Pecatu. Jimbaran : Jurusan Teknik Tenaga Listrik. Padang : Jurusan
Elektro, Fakultas Teknik, Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Padang.
[2] G. V. Podporkin 2015. Overhead
Lines Lightning Protection by Multi-
chamber Arresters and Insulator-
arresters. : IEEE Transactions on
Power Delivery
[3] Hutahuruk, T.S. 1988. Perhitungan
Gangguan Kilat pada Saluran

I Kadek Agus Yodha Bhaskara, I Gede Dyana Arjana, I Made Suartika 100

Anda mungkin juga menyukai