Anda di halaman 1dari 40

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL

PENAMPUNGAN AIR HUJAN


MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

.
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
Cetakan 1 - 2014

Modul disusun oleh :


Ir. Lya Meilany Setyawaty, MT.
Ir. Fitrijani Anggraini, MT.

Editor :
Ir. Lutfi Faizal
Dra. Yulinda Rosa, M.Si.
Neneng Kaniawati, S.Sos., MM.
Guswandi, S.Sos.

PUSKIM. 2014

Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung 40393


Telp. 022-7798 393, Fax 022-7798 392
E-mail: info@puskim.pu.go.id

Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak karya tulis ini


dalam bentuk dan dengan cara apapun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis
dari penerbit.

ISBN : 978-602-8330-86-2
PENAMPUNGAN AIR HUJAN iii

PENGANTAR

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum bertujuan membangun, memperluas


dan meningkatkan sistem fisik (teknis) dan non-fisik (kelembagaan, keuangan dan
peran serta masyarakat) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air
minum kepada masyarakat agar menjadi lebih baik.

Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum seperti disebutkan di atas, termasuk


upaya-upaya masyarakat memperoleh air minum melalui bangunan penampung air
hujan.

Pedoman penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum perlu disediakan mengingat


kondisi geografis, topografis, geologis, dan sumber daya manusia di setiap wilayah
berbeda.

Untuk daerah pedesaan yang kering pada musim kemarau, pada waktu hujan hanya
sedikit dan persediaan air tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air minum.
Pada musim kemarau sumur menjadi kering, debit sungai tinggi berubah menjadi rendah
dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang memakan banyak
korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk
mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.

Masalah kebutuhan air minum dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber


air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk
memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap
rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkan. Namun
pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah
dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air
hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.

Penyusunan Modul Penampungan Air Hujan bertujuan untuk memberikan petunjuk


bagi para pengguna dalam penyelenggaraan modul PAH agar menghasilkan air minum
yang sesuai dengan standar yang berlaku dan agar prasarana dan sarana air minum
terpelihara dengan baik sehingga dapat melayani kebutuhan air minum kepada
masyarakat secara berkesinambungan.

Bandung, Mei 2014

Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman

Prof. Dr. Ir. Anita Firmanti, MT.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN v

DAFTAR ISI

PENGANTAR .................................................................................................................................. iii


1. PETUNJUK PENGGUNAAN ............................................................................................... 1
2. DEFINISI DAN ISTILAH ........................................................................................................ 1
3. ALUR PIKIR .............................................................................................................................. 4
4. TUJUAN .................................................................................................................................. 4
5. SASARAN KOMUNIKAN ..................................................................................................... 4
6. CEK KEMAMPUAN ............................................................................................................... 4
7. KONTEN MODUL ................................................................................................................. 5
7.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 5
7.2 Ruang Lingkup ............................................................................................................. 6
7.3 Perencanaan .................................................................................................................. 6
7.4 Pelaksanaan Konstruksi ............................................................................................ 15
7.5 Pengerjaan Konstruksi ............................................................................................... 15
7.6 Pengoperasian .............................................................................................................. 20
7.7 Kelembagaan ................................................................................................................ 20
7.8 Administrasi ................................................................................................................... 20
7.9 Pemeliharaan ................................................................................................................ 20
7.10 Rehabilitasi ................................................................................................................... 22
8. EVALUASI ................................................................................................................................ 22
9. PENUTUP ................................................................................................................................ 22
10. REFERENSI .............................................................................................................................. 22
LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 23

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 1

1. Petunjuk Penggunaan

a. Bacalah modul ini dengan seksama.


b. Sebelum menggunakan modul ini, komunikan diharap melakukan pre tes kemampuan dengan
menjawab pertanyaan dalam sub butir prates dalam modul ini.
c. Ikuti paparan dari komunikator perihal spesifikasi bak penampung air hujan untuk air bersih.
d. Konten modul ini lebih difokuskan pada spesifikasi bak penampung air hujan untuk air hujan
yang mencakup bentuk, ukuran, bahan, fungsi dan kekuatan atau struktur.
e. Setelah mengikuti diseminasi diharapkan komunikan melakukan tes kemampuan dengan
menjawab pertanyaan pada sub butir tes evaluasi dalam modul ini.

2. Definisi dan Istilah

2.1 air baku


air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah atau air hujan yang memenuhi
baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

2.2 air minum


air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan.

2.3 adukan (mortar)


campuran dari bahan pengikat (semen), agregat halus, dan air dengan perbandingan tertentu.

2.4 bahan tara pangan (food grade)


bahan yang aman digunakan untuk wadah pangan.

2.5 bak penyaring


sarana untuk menyaring air hujan sebelum disimpan ke dalam bak penampung sehingga
memenuhi ketentuan yang berlaku.

2.6 desinfektan
bahan kimia yang digunakan untuk mematikan bakteri patogen.

2.7 ferro semen


dinding beton yang tipis dengan tulangan yang berlapis dari tulangan jenis diagonal
berdiameter kecil (kawat ayam) dan kawat seng.

2.8 kawat ayam


anyaman kawat berlapis seng dengan bentuk anyaman heksagonal dengan lubang kotak
tidak kurang dari 1 cm x 1,3 cm terikat kuat dan stabil dengan lilitan ganda sehingga dapat
digunakan untuk lapis tulangan dinding.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


2 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

2.9 kawat seng


kawat baja berlapis seng yang terbuat dari karbon rendah yang dilapisi seng secara merata
dan mengkilat.

2.10 lantai dasar


bagian dasar dari bak air.

2.11 lantai kerja


bagian dasar dari konstruksi yang berfungsi untuk meratakan permukaan dan menjaga
kebersihan pekerjaan konstruksi di atasnya.

2.12 lubang periksa


sarana untuk memungkinkan orang dapat masuk ke dalam bak guna membersihkan atau
memperbaiki bila terjadi kerusakan.

2.13 mobil tangki air


mobil tangki untuk mengangkut air minum dari SPAM dengan jaringan perpipaan maupun
bukan jaringan perpipaan ke terminal air dan/atau depo air minum isi ulang yang memenuhi
syarat sebagai wadah makanan (bahan tara pangan/food grade).

2.14 penampungan air hujan


selanjutnya disebut PAH adalah wadah untuk menampung air hujan sebagai air baku, yang
penggunaannya bersifat individual atau skala komunal, dan dilengkapi saringan.

2.15 pemeliharaan
kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara rutin dan berkala yang bertujuan
untuk menjaga agar prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan kelangsungannya.

2.16 pengoperasian
rangkaian kegiatan mulai dari persiapan untuk melakukan operasi menjalankan sistem
penyediaan air minum untuk menghasilkan air minum.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 3

2.17 penyediaan air minum


kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan
kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

2.18 rehabilitasi
perbaikan sebagian unit SPAM bukan jaringan perpipaan yang perlu dilakukan agar SPAM
dapat berfungsi normal kembali.

2.19 sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan


selanjutnya disebut SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik
dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, kelompok masyarakat, maupun
komunal yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan
tidak termasuk dalam sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan.

2.20 sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan


selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik
dari prasarana dan sarana air minum yang unit distribusinya melalui perpipaan dan unit
pelayanannya menggunakan sambungan rumah/sambungan pekarangan, hidran umum,
dan hidran kebakaran.

2.21 talang rambu


talang yang menampung air hujan dari atap.

2.22 talang tegak


talang yang menampung air hujan dari talang rambu.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


4 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

3. Alur Pikir

Alur pikir yang digunakan dalam memahami paparan modul ini dapat dilihat gambar 1.

Penampungan Air Hujan


Bahan:
Air Hujan - Pasangan bata Filtrasi Air Bersih
- Ferrosemen
- FRP

Gambar 1 Alur Pikir

4. Tujuan

4.1 Tujuan Umum


Setelah mengikuti sonalimi, para stakeholder memiliki pengetahuan tentang spesifikasi bak
penampungan air hujan untuk air bersih.

4.2 Tujuan Khusus


Setelah mengikuti sonalimi, para stakeholder dapat menunjukkan tata cara perencanaan unit
paket IPA

5. Sasaran Komunikan

Melalui modul ini, komunikan yang akan memproses sosialisasi perencanaan bak penampungan air
hujan adalah:
1. Dinas terkait
2. Praktisi konsultan perencana, pelaksanaan, pengawas pembangunan prasarana air minum.
3. Penentu kebijakan seperti pemerintah daerah dan DPRD
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkaitan dengan pembangunan prasarana air minum.
5. Tokoh masyarakat/masyarakat
6. Akademisi perguruan tinggi
7. Asosiasi

6. Cek Kemampuan

Sebelum membaca modul ini diharapkan komunikan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:


1. Apakah anda mengetahui tentang Penampung Air Hujan?
Ya
Tidak

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 5

2. Apakah anda pernah membangun Penampung Air Hujan?


Ya
Tidak
3. Apakah anda pernah mengikuti workshop/seminar tentang Penyediaan Air Minum?
Ya
Tidak

7. Konten Modul

7.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
memberikan suatu pedoman baik kepada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. Dengan PP tersebut diharapkan kualitas teknis
penyelenggaraan dan pelayanan air minum kepada masyarakat dari tahap perencanaan, pelaksanaan
konstruksi sampai pemanfaatan dan pengelolaan memenuhi standar yang ditetapkan. Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum bertujuan membangun, memperluas dan meningkatkan sistem fisik
(teknis) dan non-fisik (kelembagaan, keuangan dan peran serta masyarakat) dalam kesatuan yang
utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menjadi lebih baik.

Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum seperti disebutkan di atas, termasuk upaya-upaya
masyarakat memperoleh air minum melalui bangunan penampung air hujan.

Pedoman penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum perlu disediakan mengingat kondisi
geografis, topografis, geologis, dan sumber daya manusia di setiap wilayah berbeda.

Untuk daerah pedesaan yang kering pada musim kemarau, pada waktu hujan hanya sedikit dan
persediaan air tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air minum. Pada musim
kemarau sumur menjadi kering, debit sungai tinggi berubah menjadi rendah dengan air yang
keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang memakan banyak korban. Di samping itu pada
musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air
biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.

Masalah kebutuhan air minum dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air
hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang
cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia
atau alang-alang tidak memungkinkan. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng
bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi
atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.

Modul PAH ini disusun sebagai pegangan para penyelenggara pembangunan dan perencana
prasarana Sistem Penyediaan Air Minum dengan modul PAH. Modul ini memuat perencanaan,

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


6 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

pelaksanaan konstruksi, pengelolaan termasuk pengoperasian, kelembagaan dan administrasi,


serta pemeliharaan dan rehabilitasi.

7.2 Ruang Lingkup

Modul ini menentukan kriteria, ketentuan teknis, perhitungan, data, dan tahapan yang diperlukan
dalam perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan (temasuk didalamnya pengoperasian,
kelembagaan dan administrasi), pemeliharaan, dan rehabilitasi modul penampungan air hujan (PAH).

7.3 Perencanaan
7.3.1 Ketentuan umum

Penyelenggaraan PAH harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. PAH harus dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman.
b. Lokasi tempat PAH dipilih pada daerah-daerah kritis dengan curah hujan minimal 1.300 mm per
tahun.
c. Pelaksanaan konstruksi PAH harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. PAH dipasang di lokasi atau hanya di daerah rawan air minum?
e. Penempatan PAH harus dapat menampung air hujan dan/atau pada kondisi tertentu dapat
menampung air minum dari PDAM yang didistribusikan melalui mobil tangki air/kapal tangki air.
f. Adanya partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan PAH.
g. PAH dapat digunakan secara individual maupun kelompok masyarakat.
h. Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau tidak boleh langsung ditampung.
i. PAH harus kedap air.

7.3.2. Ketentuan Teknis


7.3.2.1 Komponen PAH

PAH terdiri dari beberapa komponen sebagaimana dicantumkan dalam tabel 1.

Tabel 1 Komponen penampung air hujan


No Komponen Fungsi Keterangan
1. Bidang penangkap Menangkap air hujan sebelum mencapai Atap rumah terbuat dari
air tanah genting atau seng
2. Talang air/ Mengumpulkan atau menangkap air Talang dilengkapi dengan
pembawa (talang hujan yang jatuh pada bidang penangkap alat pengalih aliran untuk
rambu dan talang dan mengumpulkan ke bak penampung mengatur arah aliran
tegak) menuju bak penampung
3. Saringan Menyaring air hujan dari kotoran. Media Diletakkan di atas bak
penyaring dapat berupa pasir dengan penampung dan/atau
kerikil/pecahan bata/marmer sebagai sebelum kran.
penyangga.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 7

No Komponen Fungsi Keterangan


4. Lubang periksa Memberikan akses untuk masuk ke dalam Harus ditutup
(manhole) bak penampung pada saat memperbaiki
dan/atau membersihkan
5. Bak penampung Berfungsi sebagai reservoir/bak untuk Terbuat dari bahan ferro
menampung air hujan dengan aman yang semen, pasangan bata,
dikumpulkan sewaktu musim hujan atau drum besi, fiberglass
dapat juga digunakan untuk menampung reinforced plastic (FRP)
air bersih yang didistribusikan melalui
mobil tangki air/kapal tangki air. Air
ini akan dimanfaatkan hanya sebagai
air minum. Dengan adanya PAH ini
diharapkan kebutuhan air minum keluarga
akan terjamin pada musim kemarau.
6. Pipa masukan Mengalirkan air ke dalam bak
penampung.
7. Pipa peluap Meluapkan air hujan yang melebihi Harus ditutup dengan
kapasitas penampung dan berfungsi kasa nyamuk
sebagai pipa udara/ventilasi.
8. Kran pengambil air Untuk mengeluarkan atau mengambil air
dari bak penampung bagi konsumen.
9. Kran/pipa penguras Untuk jalan air ke luar saat menguras PAH.
10. Saluran Untuk menyalurkan air buangan agar PAH
pembuangan tetap bersih dan kering.
11. Pipa udara Untuk mengeluarkan gas-gas yang
terlarut dalam air hujan.
12. Lantai Tempat bangunan PAH dan tempat
aktifitas mengambil air.

Kapasitas bak penampung


Kapasitas bak penampung ditentukan berdasarkan:
a. Tinggi curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.
b. Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan luas satu atap rumah).
c. Kebutuhan pokok pemakaian air (10–15) L/orang/hari.
d. Jumlah hari kemarau.
e. Jumlah penduduk terlayani.

7.3.2.2 Komponen media penyaring

Ketentuan komponen media penyaring adalah sebagai berikut:


a. Pasir dengan ketebalan (300-400) mm, ukuran diameter efektif (0,30-1,20) mm, koefisien
keseragaman (1,2-1,4) mm, dan porositas 0,4.
b. Kerikil dengan ketebalan 200-350 mm dan diameter (10-40) mm.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


8 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

7.3.2.3 Spesifikasi bahan

Bak penampung PAH dapat terbuat dari bahan ferro semen, pasangan bata, dan fibreglass
reinforced plastic (FRP) dengan ketentuan sesuai Tabel 2. Sedangkan bahan dari besi (drum) tidak
direkomendasikan untuk digunakan sebagai bak PAH karena sifatnya yang mudah berkarat dan
mudah menyerap panas.

Tabel 2 Ketentuan bahan bak penampung PAH


Bahan Acuan perencanaan/
No Volume maksimal Keterangan
bak penampung bahan
1. Ferro semen Sesuai perhitungan Pt S-04-2000-C Individual/skala
perencanaan kelompok masyarakat
2. Pasangan bata Sesuai perhitungan Pt S-05-2000-C Individual/skala
perencanaan kelompok masyarakat
3. FRP 4 m3 Sesuai ketentuan dalam Individual/skala
modul terminal air kelompok masyarakat

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan PAH harus memenuhi syarat sebagaimana
dicantumkan pada tabel 3.

Tabel 3 Persyaratan bahan pembuatan PAH


No Bahan-bahan Persyaratan Keterangan
1. Semen Semen yang digunakan adalah semen Portland Sesuai:
yang memenuhi syarat harus mempunyai - SNI 15-2530-1991,
kehalusan dan sifat ikat yang baik dan - SNI 15-2531-1991,
disarankan. - SNI 03-4805-1998,
- SNI 03-4806-1998,
- SNI 03-4807-1998,
- SNI 19-6426-2000,
- SNI 03-6468-2000
- SNI 03-6412-2000,
- SNI 03-6825-2002,
- SNI 03-6826-2002,
- SNI 03-6827-2002,
dan/atau
- SNI 03-6863-2002
2. Pasir dan kerikil Pasir yang digunakan adalah pasir beton yang Sesuai:
bersih, berbutir tajam, dan keras. Pasir dan kerikil - SNI 03-6388-2000,
harus bergradasi baik, bersih dan bebas dari - SNI 03-6861.1-2002,
kandungan bahan organik. Kerikil untuk beton - SNI 03-2461-2002,
berukuran 2-3 cm, bersih, keras, padat, dan tidak - SNI 03-6820-2002,
berpori. dan/atau
- SNI 03-6889-2002

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 9

No Bahan-bahan Persyaratan Keterangan


3. Besi beton Besi beton yang dipakai adalah besi beton Sesuai
dengan mutu U.24, bersih, tidak berkarat dan SNI 03-6861.2-2002
bebas dari minyak.
4. Kawat ayam Kawat ayam adalah kawat dengan kualitas baik
5. Batu bata merah Batu bata merah yang dipergunakan minimum
kelas 25 kg/cm2
6. Air Air yang digunakan untuk membuat campuran Sesuai
perekat harus bersih, bebas dari minyak, tidak SNI 03-6817-2002
asam/basa, dan bebas bahan tersuspensi lainnya.
7. Bahan tambahan Bahan tambahan bila diperlukan, disarankan Sesuai:
sesuai dengan Spesifikasi Bahan Tambahan - SNI 03-2460-1991,
untuk Beton - SNI 03-2495-1991,
dan/atau
- SNI 03-2834-2000
8. Pipa dan Pipa dan perlengkapannya baik pipa PVC, PE, Sesuai:
perlengkapannya GIP, FRP memenuhi standar yang berlaku. - SNI 03-6419-2000
- SNI 06-4829-2005
- SNI 6785:2010

7.3.3 Kriteria desain


7.3.3.1 PAH dari ferro semen

a. Bentuk bak PAH dari ferro semen adalah bentuk silinder.


b. Ukuran bak penampung lihat Tabel 4.

Tabel 4 Ukuran bak PAH dari ferro semen dan pipa peluap
No. Volume Tinggi Diameter Tebal dinding Lapis tulangan Pipa peluap
(m³) (cm) (cm) (cm) Kawat ayam Kawat seng (cm)
1 2,0 160 130 3,0 1 1 25
2 4,0 160 180 3,0 1 1 40
3 6,0 160 220 3,5 1 1 40
4 8,0 160 225 4,0 2 1 50
5. 10,0 160 290 4,5 2 2 50

c. Ukuran elemen bak penampung air hujan sesuai Tabel 5.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


10 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

Tabel 5 Ukuran elemen dan pelengkap bak PAH


No Elemen Tebal Panjang x lebar Diameter
(cm) (cm) (mm)
1 Lantai kerja 10,0
2 Lantai dasar 5,0
3 Dinding 3-5
4 Penutup 4,0
5 Bak penyaring 4,0 50 x 50
6 Lubang periksa 4,0 60 x 60
7 Media saringan
- Pasir 30-40 0,30-0,40
- Kerikil 20-35 10,0-40,0
8 Pipa penguras 63
9 Pipa masukan 100
10 Pipa keluaran 15-20
11 Pipa udara 20-50

d. Bahan
1) Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan elemen bak PAH harus memenuhi syarat
sebagaimana dalam Tabel 3.
2) Bahan elemen konstruksi dan pelengkap yang digunakan untuk pembuatan bak PAH sesuai
Tabel 6 dan Tabel 7

Tabel 6 Bahan elemen bak PAH dari ferro semen


No Elemen Bahan yang digunakan
1 Lantai kerja Beton tumbuk 1 pc : 3 ps : 5 krl
2 Lantai dasar Mortar (adukan) 1 pc : 2 ps
3 Dinding Mortar (adukan) 1 pc : 2 ps
4 Penutup Mortar (adukan) 1 pc : 3 ps
5 Bak saringan Mortar (adukan) 1 pc : 2 ps
6 Lubang periksa Mortar (adukan) 1 pc : 3 ps

Tabel 7 Kebutuhan bahan untuk PAH dari ferro semen


Kebutuhan bahan untuk volume bak (m³)
No Jenis bahan Satuan
2 4 6 8 10
1 Pasir m³ 3,0 4,0 5,0 7,0 9,0
2 Semen Zak 9 13 16 18 22
3 Kerikil m³ 0,6 0,8 1,0 1,4 1,8
4 Kawat seng Kg 25 30 40 70 80
5 Kawat beton Kg 5,0 7,0 9,0 12,0 13,0
6 Kawat ayam m 20 26 30 40 56
7 Pipa masukan m 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 11

Kebutuhan bahan untuk volume bak (m³)


No Jenis bahan Satuan
2 4 6 8 10
8 Pipa keluaran m 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
9 Pipa peluap m 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
10 Pipa penguras m 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

e. Kekuatan/struktur
Kekuatan elemen konstruksi yang digunakan untuk pembuatan bak PAH sebagai berikut:
1) Bak PAH harus diletakan diatas tanah padat/stabil.
2) Elemen bak PAH sesuai Tabel 8.

Tabel 8 Konstruksi bak penampung air hujan


No Elemen Penulangan
Jenis/ukuran Jarak Jumlah
(cm) lapisan
1 Lantai kerja - - -
2 Lantai dasar Kawat seng 5 mm 10 1
3 Dinding Kawat ayam - 1-2
Kawat seng 5 mm 5-15 1-2
4 Penutup Kawat seng 5 mm 10 1

7.3.3.2 PAH dari pasangan bata

a. Bentuk bak PAH dari pasangan bata adalah bentuk empat persegi.
b. Ukuran bak penampung lihat Tabel 10.

Tabel 10 Ukuran bak PAH dari pasangan bata dan pipa peluap
No Volume Panjang Lebar Tinggi Tebal plesteran Tebal dinding Pipa peluap
(m3) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1. 2,0 130 130 120 2,0 14,0 25
2. 4,0 180 180 125 2,0 14,0 40
3. 6,0 210 210 140 2,5 15,0 40
4. 8,0 225 225 160 2,5 15,0 50
5. 10,0 250 250 160 2,5 15,0 50

c. Ukuran elemen bak penampung air hujan sesuai Tabel 11.

Tabel 11 Ukuran elemen dan pelengkap bak PAH


No Elemen Tebal Panjang x lebar Diameter
(cm) (cm) (mm)
1 Lantai kerja 10,0
2 Lantai dasar 5,0
3 Dinding 14-15

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


12 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

No Elemen Tebal Panjang x lebar Diameter


(cm) (cm) (mm)
4 Penutup 7-10
5 Bak penyaring 4,0 50 x 50
6 Lubang periksa 4,0 60 x 60
7 Media saringan
- Pasir 30-40 0,30-0,40
- Kerikil 20-35 10,0-40,0
8 Pipa penguras 63
9 Pipa masukan 100
10 Pipa keluaran 15-20
11 Pipa udara 25-50

d. Bahan
1) Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan elemen bak PAH harus memenuhi syarat
sebagaimana dalam Tabel 3.
2) Bahan elemen konstruksi dan pelengkap yang digunakan untuk pembuatan bak PAH sesuai
Tabel 12 dan Tabel 13.

Tabel 12 Bahan elemen bak PAH dari pasangan bata


No Elemen Bahan yang digunakan
1 Lantai kerja Beton tumbuk 1 pc : 3 ps : 5 krl
2 Lantai dasar Mortar 1 pc : 2 ps
3 Dinding Plester 1 pc : 2 ps
4 Penutup Beton 1 pc : 3 ps
5 Bak saringan Mortar 1 pc : 2 ps
6 Lubang periksa Mortar 1 pc : 3 ps

Tabel 13 Kebutuhan bahan untuk PAH dari pasangan bata


Kebutuhan bahan untuk volume bak (m³)
No Jenis bahan Satuan
2 4 6 8 10
1. Pasir m³ 2,5 3,0 3,8 4,5 6,0
2. Semen Zak 12 15 19 23 25
3. Kerikil m³ 0,6 0,8 1,0 1,4 1,8
4. Bata merah atau Bh 500 650 950 1050 1150
5. Batako Bh 215 280 410 450 500
6. Baja tulangan Batang 8 15 18 21 25
7. Kawat beton Kg 1,5 2,0 3,0 3,5 4,0
8. Pipa masukan m 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
9. Pipa keluaran m 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
10. Pipa peluap m 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
11. Pipa penguras m 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 13

e. Kekuatan/struktur
Kekuatan elemen konstruksi yang digunakan untuk pembuatan bak PAH sebagai berikut:
1) Bak PAH harus diletakan di atas tanah padat/stabil.
2) Elemen bak PAH sesuai Tabel 14.

Tabel 14 Konstruksi bak penampung air hujan


Penulangan
Kuat tekan
No. Elemen Jarak
Jenis/ukuran (kg/cm2)
(cm)
1. Lantai kerja - - 100
2. Lantai dasar Baja tulang 6 mm 10 200
3. Dinding pasangan bata - - 50
4. Penutup Baja tulang 8 mm 10 150

7.3.3.3 PAH dari FRP

a. Kriteria cetakan PAH dengan FRP


Kriteria cetakan PAH dengan FRP dengan kapasitas 4 m3 adalah sebagai berikut:
1) Ketebalan minimum 8 mm.
2) Tinggi 1.800 mm.
3) Diameter cetakan luar 1.960 mm.
4) Diameter cetakan dalam 1.800 mm.
Cetakan dibagi menjadi tiga bagian yang dapat disetel, dipasang atau dibuka dengan cara
mengencangkan baut-baut.
b. Bahan
1) Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan elemen bak PAH harus memenuhi syarat
sebagaimana dalam Tabel 3.
2) Ketentuan bahan yang digunakan untuk pembuatan PAH dari FRP dengan kapasitas 4 m3
harus memenuhi ketentuan seperti pada Tabel 15.
Tabel 15 Kebutuhan bahan untuk PAH dari FRP kapasitas 4 m3
No. Jenis bahan Satuan Volume Keterangan
1 Semen Zak 10 -
2. Pasir m3 1 -
3. Kerikil m3 1 -
4. Besi Beton batang 16 Diameter 6 mm
5. Kawat Beton Kg 1 -
6. Batu Bata Bh 50 -
7. Seng Lb 2 Untuk bahan talang
8. Keran Air Bh 1 Diameter 13 mm
9. Pipa GI Bh 2 Diameter 25 mm panjang 2 m
10. Dop GI Bh 1 Diameter 25 mm
11. Keran Inlet Bh 1 Diameter ½”
12. Keran Penguras Bh 1 Diameter ½”

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


14 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

7.3.4 Perhitungan

a. Perhitungan kapasitas PAH


– Perhitungan kapasitas PAH pada daerah distribusi 6 bulan hujan turun terus menerus dan
kemarau 6 bulan terus menerus dapat dilihat pada Lampiran A.
– Perhitungan kapasitas PAH pada daerah dengan distribusi tidak menerus dan dapat dilihat
pada Lampiran A.

b. Perhitungan debit air baku

I x Aatap
Q= ................................................................................................................. (1)
T
Keterangan:
Q adalah debit air rata-rata hujan (m3/detik)
I adalah intensitas curah hujan rata-rata (m)
T adalah periode atau lama waktu hujan (detik)
A adalah luas atap sebagai bidang penangkap (m2)

c. Dimensi talang rambu

...................................................................................................................... (2)

...................................................................................................................... (3)
d = 2 r ...................................................................................................................... (4)
Keterangan:
v adalah kecepatan aliran air pada talang tegak (m/detik)
g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/detik2)
h adalah tinggi jatuh air (m)
A adalah luas atap sebagai bidang penangkap (m2)
Q adalah debit air rata-rata hujan (m3/detik)
π adalah 3,14
r adalah jari-jari talang rambu (m)
d adalah diameter talang rambu (m)

d. Dimensi talang tegak


...................................................................................................................... (5)

...................................................................................................................... (6)

...................................................................................................................... (7)
d = 2 r ...................................................................................................................... (8)
Keterangan:
v adalah kecepatan aliran air pada talang tegak (m/detik)
g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/detik2)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 15

h adalah tinggi jatuh air (m)


A adalah luas atap sebagai bidang penangkap (m2)
Q adalah debit air rata-rata hujan (m3/detik)
π adalah 3,14
r adalah jari-jari talang rambu (m)
d adalah diameter talang rambu (m)

7.4 Pelaksanaan konstruksi


7.4.1 Penyiapan lokasi

Lokasi PAH harus memenuhi syarat sebagai berikut:


a. Di samping atau di belakang rumah sedekat mungkin dengan talang rumah.
b. Ditempatkan pada lokasi tanah yang datar dan keras.
c. Sebelum pelaksanaan pembangunan PAH dimulai, siapkan lahan untuk penyimpanan bahan
material dan peralatan yang dibutuhkan.

7.4.2 Penyiapan peralatan

Semua peralatan dan bahan seperti yang tertera pada spesifikasi bahan dan peralatan yang
diperlukan peralatan antara lain:
– Kunci pas
– Kunci ring
– Martil
– Tangga
– Kunci pipa
– Tang
– Ember 15 liter
– Drum
– Mata gergaji
– Sendok semen
– Sekop
– Ayakan kawat
– Cangkul
– Pembengkok besi beton

7.5 Pengerjaan konstruksi PAH


7.5.1 Pengerjaan konstruksi PAH dari ferro semen

Cara pembuatan bak PAH dari ferro semen:


a. Tentukan lokasi dan galilah tanah untuk pondasi;
b. Hamparkan pasir urug setebal 5-10 cm dan padatkan;
c. Buat lantai kerja dari beton tumbuk setebal 5-10 cm;
d. Pasang tulangan untuk lantai kerja dan tulangan stek dinding dari kawat seng;
e. Siapkan mal/bekisting sesuai ukuran bak yang akan dibuat;

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


16 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

f. Letakan mal di atas anyaman lantai kerja dan pada posisi yang baik dan benar;
g. Pasang tulangan kawat ayam dan kawat seng sesuai kebutuhan;
h. Kencangkan tulangan dan kawat ayam dengan menggunakan alat nut;
i. Rapihkan dan ratakan sambungan dan overlaping tulangan kawat ayam;
j. Siapkan adukan dengan pemberian air secukupnya sehingga didapatkan suatu adukan yang
plastis;
k. Plester lantai dasar dengan tebal 5 cm, dan lapisan luar dinding setebal 1,5 cm;
l. Ratakan permukaan dinding dengan menggunakan sandal karet, kemudian pelihara dengan
ditutup lembaran plastik;
m. Siapkan tulangan tutup lembaran plastik;
n. Buka mal dinding setelah umur plesteran 3 hari;
o. Pasang tulangan tutup dengan membentuk cembung dan ditahan dengan bekisting tiang
penyangga/stut;
p. Ikat kuat-kuat tulangan tutup dengan tulangan dinding dan pasang kawat ayam pada tulangan
tutup;
q. Bentuk lubang periksa dan bak saringan dengan penulangan secukupnya;
r. Plester bagian dalam dinding dengan tebal 1,5 cm dan bagian tutup atas/luar dengan tebal 2,5
cm;
s. Labur permukaan dinding dengan air semen sebelum diplester;
t. Tutup bagian atas tutup dengan lembaran plastik sampai dengan umur 4 hari;
u. Buka plastik, periksa lubang, dan plester bak saringan setelah berumur 4 hari;
v. Lakukan pekerjaan penyelesaian dengan mengaci seluruh permukaan dinding dengan sous
semen;
w. Tutup reservoir dengan menggunakan lembaran plastik sampai umur 2 minggu;
x. Isi bak dengan air secara bertahap dengan penambahan air setinggi 20 cm per hari;
y. Periksa apakah terjadi kebocoran/kerusakan;
z. Bila terjadi retak/bocor, segera perbaiki dengan sous semen atau epoxy resin.

7.5.2 Pengerjaan konstruksi PAH dari pasangan bata

a. Pekerjaan Persiapan
1) Tentukan lokasi PAH pada tanah yang relatif datar dan dekat dengan bangunan tadah air
hujan (atap rumah);
2) Bersihkan lahan dari kotoran dan akar pohon;
3) Tandai dengan patok sesuai ukuran pada gambar (panjang = 2 m, lebar = 2 m dan tinggi = 1,3
m);
4) Hubungkan patok yang satu dengan yang lain dengan benang/tali hingga mempunyai
ketinggian yang sama;
b. Pembuatan pondasi PAH
1) Gali tanah untuk pondasi hingga kedalaman 60 cm;
2) Pasang lantai pasir padat setebal 10 cm;
3) Pasang batu kosong;
4) Pasang pondasi pasangan batu kali yang terbuat dari bahan batu kali dengan campuran 1
semen : 3 pasir hingga ketinggian yang telah ditetapkan;

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 17

5) Isi lubang bekas galian pondasi dengan tanah urug;


6) Rakit pembesian untuk slop beton sepanjang pondasi dengan ukuran 15 cm x 15 cm;
7) Rakit pembesian (ukuran tulangan 15 cm x 15 cm) untuk tiang disetiap sudut pondasi hingga
mencapai ketinggian bak (1,3 meter);
8) Buat cetakan dari papan untuk mencetak adukan pada slop beton dan tiang beton.
c. Pembuatan lantai dasar PAH
1) Buat campuran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil sebanyak 0,40 m3
campuran harus rata dan tidak encer;
2) Tuangkan campuran beton untuk lantai dasar PAH setebal 10 cm, ratakan adukan dengan
menggunakan roskan;
3) Biarkan beton sampai kering dan mengeras sebelum melanjutkan ke pembuatan dinding
PAH;
d. Pembuatan dinding PAH
1) Buka cetakan kayu pada slop beton dan tiang beton bila betonan sudah kering (+2 hari);
2) Pasang dinding bak dengan kontruksi batu bata hingga mencapai ketinggian bak;
3) Buat lubang-lubang pada dinding PAH untuk memasang pipa outlet, penguras, peluap dan
kran diameter ½ inchi sebanyak 4 buah;
4) Tutup celah-celah bekas pemasangan pipa-pipa pada butir 10 dengan mortar semen,
campuran 1 semen : 2 pasir;
5) Plester dinding bak dengan adukan campuran 1 semen : 2 pasir.
e. Pembuatan tutup PAH dan lubang pemeriksa
1) Pasang bekisting untuk pembuatan tutup bangunan PAH;
2) Pasang cetakan (terbuat dari bahan triplek) di atas bekisting;
3) Susun pembesian ukuran 8 mm - 15 mm yang telah dirakit, sesuai ukuran tutup bangunan
PMA yang akan dicor di atas cetakan;
4) Pasang pipa udara pada bagian yang telah ditentukan sebelum dicor;
5) Ganjal batu setebal 2 - 3 cm diseluruh bidang di bawah pembesian;
6) Buat sekat ukuran 60 cm X 60 cm dari kayu tipis pada bagian tutup bak kontrol. Lakukan
pengecoran dengan memasukkan adukan dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil
sambil dirojok agar seluruh bidang terisi dan pembesian tertutup rata;
– Buat cetakan untuk tutup lubang pemeriksa (manhole);
– Pasang pembesian untuk tutup lubang pemeriksa dan lengkapi dengan pegangan yang
terbuat dari besi ¾ inch;
– Cor tutup beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm, biarkan hasil pengecoran 3 sampai
4 hari (sampai kering);
– Plester tutup bak dengan adukan perbandingan 1 pasir : 2 semen.
f. Pekerjaan lantai dan saluran pembuangan air
1) Kupas (gali) tanah dasar 1/3 lingkaran sepanjang 1,20 m dari sisi (pinggir) pondasi dengan
kedalaman 20 cm;
2) Lapisi dengan pasir padat setebal 5 cm;
3) Pasang batu kali atau batu bata dengan adukan 1 semen : 4 pasir;
4) Tuangkan campuran beton setebal 3 cm dan ratakan dengan roskam (alat perata dari kayu);
5) Biarkan beton sampai kering;
6) Pasang saluran pembuangan dengan konstruksi pasangan batu.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


18 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

7.5.3 Pengerjaan konstruksi PAH dari FRP

Pengerjaan konstruksi PAH dari FRP ini untuk kapasitas 4 m3.


a. Pekerjaan persiapan
1) Bersihkan lahan dari kotoran dan akar pohon
2) Potong besi sesuai dengan ukuran panjang yang diperlukan seperti Tabel 16.

Tabel 16 Besi beton yang diperlukan untuk konstruksi PAH dari FRP kapasitas 4 m3
No. Panjang Jumlah Keterangan
1. 6,00 m 9 batang Tulangan lingkaran horisontal dinding dan lantai PAH
2. 5,50 m 6 batang Tulangan lantai dan dinding
3. 5,30 m 6 batang Tulangan lantai dan dinding
4. 5,00 m 4 batang Tulangan lantai
5. 0,95 m 4 batang Tulangan tutup
6. 0,85 m 3 batang Tulangan tutup
7. 0,50 m 1 Batang Tulangan tutup
8. 1,90 m 2 batang Tulangan tutup
9. 1,60 m 2 batang Tulangan tutup
10. 1,75 m 4 batang Tulangan tutup
11. 1,45 m 3 batang Tulangan tutup
12. 0,95 m 3 batang Tulangan tutup
13. 0,60 m 2 batang Tulangan tutup
14. 0,60 m 2 batang Tulangan tutup
15. 0,55 m 2 batang Tulangan tutup
16. 0,30 m 2 batang Tulangan tutup

b. Pembuatan tulangan datar dan dinding


1) Buat lingkaran pada tanah dengan diameter 1,86 m.
2) Pasang patok kayu tepat pada garis lingkaran tersebut setiap 20 cm.
3) Buat lingkaran besi (besi nomor 1 pada tabel 16) mengikuti patok kayu dan ikat dengan kawat
beton.
c. Pembuatan pondasi PAH.
1) Gali tanah dengan batas lingkaran yang sudah diukur pasang patok-patok kayu sedalam 15
cm.
2) Urug galian tersebut dengan pasir setebal 10 cm dan padatkan.
3) Buat campuran beton tumbuk dengan perbandingan 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil sebanyak 0,16
m3.
4) Tuangkan campuran beton setebal 5 cm dan ratakan dengan roskan (alat perata dari kayu).
5) Biarkan beton sampai kering untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya.
d. Pembuatan lantai dasar PAH
1) Rakit tulangan nomor 2, 3, 4 pada tabel 16 seperti PAH, ikat dengan kawat beton dengan kuat;

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 19

2) Buat campuran beton dengan perbandingan 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil sebanyak 0,20 m3
campuran harus rata dan tidak encer;
3) Tuangkan campuran beton untuk lantai dasar PAH di atas rakitan tulangan baja beton sampai
batas tulangan dasar dinding, ratakan adukan dengan menggunakan roskan;
4) Biarkan beton sampai kering dan mengeras kurang lebih 4 jam sebelum melanjutkan ke
pembuatan dinding PAH dengan hasil pengecoran.
e. Pembuatan dinding PAH
1) Olesi cetakan dengan oli;
2) Rakit dan pasang cetakan bagian dalam di atas lantai dasar PAH yang telah kering (kurang
lebih 6 jam);
3) Bengkokkan kelebihan tulangan lantai sehingga menjadi tulangan tegak dinding. Atur jarak
tulangan tegak tersebut dan ikat dengan kawat beton;
4) Pasang cetakan bagian bawah luar dan atur sehingga jarak antara cetakan bagian luar dan
dalam berjarak 8 cm;
5) Siapkan campuran beton dengan perbandingan 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil sebanyak 0,56 m3.
Campuran harus homogen dan tidak encer;
6) Tuangkan campuran beton ke dalam cetakan setinggi + 20 cm dan padatkan dengan bantuan
tongkat kayu atau besi;
7) Pasang 1 buah tulangan datar (lingkaran) yang pertama tanpa diikat dengan tulangan tegak
demikian seterusnya hingga cetakan dinding bagian bawah penuh;
8) Pasang cetakan bagian luar atas, dan lakukan pengecoran seperti bagian bawah sampai
bagian dinding seluruhnya terisi penuh;
9) Biarkan campuran kurang lebih 6 jam hingga beton mengeras sampai cetakan dapat dibuka;
10) Buat lubang-lubang pada dinding PAH untuk memasang pipa outlet, penguras dan peluap
dengan bantuan paku atau paku atau pahat dan palu;
11) Tutup celah-celah bekas pemasangan pipa-pipa pada butir 10 dengan mortar semen,
campuran 1 semen: 2 pasir.
f. Pembuatan tutup PAH dan lubang pemeriksa.
1) Rakit cetakan tutup PAH dan pasang di atas dinding PAH;
2) Bengkokkan kelebihan tulang tegak dinding PAH ke arah dalam dan diikatkan dengan
tulangan tutup;
3) Pasang tulangan tutup di atas cetakan tutup PAH dan ikat dengan kawat beton;
4) Pasang cetakan lubang inlet dan manhole pada posisi yang tepat;
5) Siapkan campuran beton tersebut dan tuangkan di atas cetakan dan ratakan setebal 5 cm;
6) Biarkan beton kering dan mengeras;
7) Buka cetakan, dan selesaikan lubang manhole dengan pasangan bata.
g. Pekerjaan penyelesaian
1) Plester dinding bagian dalam PAH dengan acian dan pertebal sambungan antara lantai dan
dinding PAH dengan adukan 1 semen: 2 pasir untuk menghindari kebocoran;
2) Buat lubang untuk meletakkan tempat pengambilan air dari pasangan bata;
3) Pasang talang, kran, pipa outlet, tutup pipa;
4) Operasikan PAH sesuai dengan kebutuhan.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


20 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

7.6 Pengoperasian
7.6.1 Persiapan pengoperasian

a. Sebelum waktu pengisian, kran pada pipa masukan harus selalu dalam kondisi tertutup dan pipa
pembuang terbuka.
b. Hindari air yang ada di talang pada saat hujan pertama setelah musim kemarau.
c. Untuk pengisian bak, air hujan pada waktu lima menit pertama harus dibuang untuk menghindari
kotoran masuk ke dalam bak saringan.
d. Tampung air hujan melalui talang ke dalam PAH sebelum/setelah melewati media penyaring.

7.6.2 Pelaksanaan pengoperasian

a. Gunakan kran yang terpasang pada PAH untuk mengambil air.


b. Tutup PAH dengan rapat agar tidak terkontaminasi.
c. Bila bak penampung telah penuh, air harus segera dihentikan dengan cara memindahkan talang
atau mematikan kran agar tidak terjadi pembuangan air yang dapat memperpendek umur layan
dari bak saringan.
d. Alirkan air buangan melalui drainase yang ada di lantai dasar.
e. Cuci media penyaring 1 kali dalam 1 bulan atau sesuai kebutuhan.
f. Bak PAH dari pasangan bata tidak boleh dibiarkan dalam kondisi kosong (tanpa air) untuk menjaga
terjadinya retak akibat pengaruh cuaca.
g. Bak PAH harus dikuras sekurang-kurangnya 1 kali dalam 2 bulan dan pada awal musim hujan,
dengan cara membuka kran penguras dan permukaan dinding bagian dalam dan dasar
dibersihkan dengan cara disikat.

7.7 Kelembagaan

a. Bila PAH digunakan secara komunal, pengelola adalah individu atau kelompok yang ditunjuk
oleh masyarakat pengguna PAH.
b. Pengelola bertanggungjawab terhadap keberlangsungan pelayanan PAH.
c. Pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat seperti penggalian/urugan tanah,
pembuatan konstruksi bak PAH, pemasangan pipa harus dilaksanakan di bawah pengawasan
tenaga ahli/pendamping teknis/PDAM.
d. Pembagian air minum kepada pemakai sesuai dengan jadual yang telah disepakati.

7.8 Administrasi

a. Catat setiap pembagian air dalam buku catatan yang telah tersedia.
b. Retribusi dan jadwal penarikan retribusi ditentukan oleh pengelola dan disetujui oleh masyarakat
pengguna PAH.

7.9 Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi pemeliharaan harian atau mingguan, pemeliharaan bulanan, dan


pemeliharaan tahunan sesuai Tabel 17.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 21

Tabel 17 Cara pemeliharaan PAH


Pemeliharaan
Perlengkapan Sistem Harian Bulanan Tahunan Keterangan
Mingguan
Pemeliharaan harian dan mingguan √ Oleh
1. Bersihkan talang dari kotoran yang ada pengelola
seperti daun, tanah, dan kotoran lainnya atau pemilik
agar talang tidak tersumbat;
2. Bersihkan lantai dasar reservoir dari tanah
dan kotoran;
3. Bak penampung harus dikuras sekurang-
kurangnya dalam waktu dua bulan sekali
dengan cara membuka kran penguras dan
permukaan dinding bagian dalam dan
dasar dibersihkan dengan cara disikat;
4. Jaga agar PAH selalu terisi air dengan tinggi
minimum 10 cm, untuk mencegah retaknya
PAH karena panas sinar matahari.
5. Periksa apa ada kerusakan pada fasilitas
PAH antara lain keran air, lantai dasar, dan
saluran drainase.
Pemeliharaan bulanan √ Oleh
1. Media saringan ( pasir dan kerikil ) harus pengelola
dibersihkan minimum satu bulan atau atau Pemilik.
sesuai kebutuhan;
2. Bak penampung harus dikuras sekurang-
kurangnya dalam waktu dua bulan sekali
dengan cara membuka kran penguras dan
permukaan dinding bagian dalam dan
dasar dibersihkan dengan cara disikat;
3. Periksa keretakan pada bak dan lantai dasar
bak;
4. Periksa apakah ada kebocoran pada talang,
sambungan talang, saringan keran
Pemeliharaan tahunan √ Oleh
1. Bersihkan PAH setiap awal musim hujan; pengelola
2. Buang air di dalam PAH yang berasal dari atau Pemilik.
hujan pertama, lakukan ini selama sesuluh
menit pertama;
3. Bersihkan dari tanaman-tanaman yang
tumbuh sekitar bak.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


22 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

7.10 Rehabilitasi

a. Perbaiki dinding PAH jika terjadi kebocoran atau keretakan, dengan cara:
1) Tambal dengan lapisan mortar cement jika reservoir terbuat dari ferro semen
2) Tambal dengan lapisan resin jika reservoir terbuat dari FRP
b. Ganti talang dan kran dengan yang baru jika terjadi kebocoran atau kerusakan

8. Evaluasi

Setelah mendapatkan penjelasan nara sumber dan membaca modul ini, peserta menjawab
pertanyaan berikut:
a. Apakah yang dimaksud bak penampungan air hujan?
b. Apa persyaratan kekuatan / struktur elemen konstruksi yang digunakan untuk pembuatan bak
penampung air hujan?
c. Bak penampung PAH dapat terbuat dari bahan apa saja?

9. Penutup

Sosialisasi ini untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dan saat dalam penyelenggaraan
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

10. Referensi

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/SK/VII/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengembangan SPAM Sederhana, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2007
Petunjuk Praktis Pembangunan Prasarana dan Sarana Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan,
Departemen Kimpraswil, 2003
AB-K/RE-RT/TC/038/98, Tata cara rancangan penampungan air hujan untuk penyediaan air minum
AB-D/LW/ST/002/98, Spesifikasi penampung air hujan (PAH)
AB-D/LW/TC/003/98, Tata cara pembuatan penampung air hujan (PAH)
AB-D/OP/TC/003/98, Tata cara operasi dan pemeliharaan penyediaan penampungan air hujan untuk
penyediaan air minum
Pt-S-04-2000-C, Spesifikasi bak penampung air hujan untuk air bersih dari ferrosemen
Pt-S-05-2000-C, Spesifikasi bak penampung air hujan untuk air bersih dari pasangan bata
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan,
Lampiran IV: Modul Penampungan Air Hujan

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 23

Lampiran A
Contoh perhitungan

A.1 Contoh perhitungan dimensi bak penampung

a. Contoh perhitungan kapasitas PAH pada daerah dengan distribusi 6 bulan hujan turun terus
menerus, dan kemarau 6 bulan terus menerus

Tabel A.1 Contoh data dan perhitungan kapasitas PAH pada daerah dengan
distribusi 6 bulan hujan turun terus menerus, dan kemarau
6 bulan terus menerus
Bulan Jumlah Rata- Luas Banyaknya air Banyaknya Kekurangan Kelebihan Keterangan
hari rata atap hujan yang keperluan air air
hujan (m2) dapat ditadah air (Liter) (Liter)
(mm) (Liter) (Liter)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
Januari 31 125 45 5.625 2.325 - 3.300 – (e) = (c) x (d)
Februari 28 75 45 3.375 2.100 - 1.275 – (f) = (b) x jumlah
Maret 31 50 45 2.250 2.325 75 - keluarga x kebutuhan
April 30 25 45 1.125 2.250 1.125 - air per orang per hari
Mei 31 25 45 1.125 2.325 1.200 - – Untuk menentukan
kapasitas efektif PAH
Juni 30 - 45 - 2.250 2.250 -
tergantung pada
Juli 31 - 45 - 2.325 2.325 -
distribusi hujan tiap
Agustus 31 - 45 - 2.325 2.325 -
bulan
September 30 150 45 6.750 2.250 - 4.500
Oktober 31 200 45 9.000 2.325 - 6.675
November 30 250 45 11.250 2.250 - 9.000
Desember 31 400 45 18.000 2.325 - 15.675
Jumlah 365 1.300 58.500 27.375 9.300 40.425

Asumsi:
– 1 keluarga terdiri dari 5 orang
– Kebutuhan air per orang 15 Liter/orang/hari

Perhitungan:
– Maka kapasitas PAH untuk kondisi 6 bulan hujan terus menerus dan 6 bulan kemarau terus
menerus = 9,3 m2 ≈ 9,5 m2
– Pemeriksaan hasil perhitungan:
• Jumlah air yang dapat ditadah = 58.500 Liter/tahun
Keperluan air = 27.375 Liter/tahun
Sisa air = 58.500 – 27.375 = 31.125 Liter/tahun
• Kelebihan air = 40.425 Liter/tahun
Kekurangan air = 9.300 Liter/tahun
Sisa air = 40.425 – 9.300 = 31.125 Liter/tahun

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


24 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

b. Contoh perhitungan kapasitas PAH pada daerah dengan distribusi kemarau tidak menerus

Tabel A.2 Contoh data dan perhitungan kapasitas PAH pada daerah
dengan distribusi kemarau tidak menerus
Bulan Jumlah Rata- Luas Banyaknya air Banyaknya Kekurangan Kelebihan Keterangan
hari rata atap hujan yang keperluan air air
hujan (m2) dapat ditadah air (Liter) (Liter)
(mm) (Liter) (Liter)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
Januari 31 288 40 11.520 2.325 - 9.195 – (e) = (c) x (d)
Februari 28 - 40 - 2.100 2.100 - – (f) = (b) x jumlah
Maret 31 - 40 - 2.325 2.325 - keluarga x kebutuhan
April 30 203 40 8.120 2.250 - 5.870 air per orang per hari
Mei 31 392 40 15.680 2.325 - 13.355 – Untuk menetukan
kapasitas efektif PAH
Juni 30 86 40 3.440 2.250 - 1.190
tergantung pada
Juli 31 - 40 - 2.325 2.325 -
distribusi hujan tiap
Agustus 31 11 40 440 2.325 1.885 -
bulan
September 30 94 40 3.760 2.250 - 1.510
Oktober 31 80 40 3.200 2.325 - 875
November 30 146 40 5.840 2.250 - 3.590
Desember 31 - 40 - 2.325 2.325 -
Jumlah 365 1.300 52.000 27.375 10.960 35.585

Asumsi:
– 1 keluarga terdiri dari 5 orang
– Kebutuhan air per orang 15 Liter/orang/hari

Perhitungan:
– Karena kebutuhan air pada bulan-bulan kering diselingi oleh kelebihan hujan, maka kapasitas
PAH:
= (2.100 + 2.325) Liter
= 4.425 Liter
= 4,425 m2
≈ 4,5 m2
– Pemeriksaan hasil perhitungan:
• Jumlah air yang dapat ditadah = 52.000 Liter/tahun
Keperluan air = 27.375 Liter/tahun
Sisa air = 52.000 – 27.375 = 24.675 Liter/tahun
• Kelebihan air = 35.585 Liter/tahun
Kekurangan air = 10.960 Liter/tahun
Sisa air = 35.585 – 10.960 = 24.625 Liter/tahun

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 25

A.2 Contoh perhitungan dimensi talang

Asumsi:
– Luas bidang penangkap 100 m2
– Intensitas curah hujan 3,25 mm selama 5 menit
– v = 0,20 m/detik
– Tinggi jatuh (h) = 3,0 meter

Perhitungan:
– Debit air rata-rata hujan
I x Aatap
Q=
T

Q = 0,0011 m3/detik

– Perhitungan talang rambu

– Perhitungan talang tegak

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


26 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

Diameter talang tegak = 2 x 0,0092 m = 0,019 m = 1,9 cm


Untuk keamanan diameter talang tegak dikalikan 3,5 maka diameter talang:
3,5 x 1,9 = 6,65 cm
Diameter talang tegak minimum 5,1 cm

A.3 Contoh perhitungan kebutuhan kaporit

Untuk membunuh bakteri dibutuhkan kaporit 0,5 mg/l. Kapur yang ada dalam perdagangan 35%
yang aktif, sehingga banyaknya pembubuhan kaporit:

Misal: pembubuhan kaporit = 1,43 mg/liter


- Banyaknya air yang harus dibubuhi kaporit: 525 L/hari
- Banyak kaporit:

- Isi botol/bak kaporit = 50 L = 50.000 cm3
- Banyaknya kaporit yang dibutuhkan = 7 hari x 751 mg/hari = 5.257 mg
- Banyaknya larutan kaporit yang dibubuhkan per jam adalah:

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 27

Lampiran B

Gambar-gambar penampung air hujan

Gambar B.1 – PAH dari ferro semen

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


28 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

Gambar B.2 – Denah PAH dari pasangan bata

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PENAMPUNGAN AIR HUJAN 29

Gambar B.3 – Potongan A-A PAH dari pasangan bata

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


30 PENAMPUNGAN AIR HUJAN

Gambar B.4 – Denah PAH dari FRP

Gambar B.5 – Potongan A-A PAH dari FRP

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Anda mungkin juga menyukai