NPM : 010118160
KELAS : CD
SMT :4
PT. Bank Bangun sebagai Bank yang didirikan menurut Hukum Indonesia
berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 7 Tanggal 06 Nopember 1999,
yang dibuat dihadapan Notaris Ahmad, S.H., dengan Pengesahan Menteri
Kehakiman No. C-2 12.859.HT.01.01 Tahun 2000, yang diumumkan dalam
Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 1800, berkantor Pusat di Jakarta Timur Jl.
Otista No. 66. Pada tanggal 1 Februari 2008, Andi selaku Direktur Utama PT. Bank
Bangun melalui Akte Perjanjian Hutang Piutang Nomor 200, yang dibuat
dihadapan Notaris Jamal, S.H., memberikan pinjaman uang kepada Jimmy dalam
kapasitasnya sebagai Direktur Utama PT. Menara yang mempunyai Kantor Cabang
di Jakarta dan Medan serta berkantor Pusat di Jakarta Utara Jl. Tanjung No. 123,
berupa pinjaman uang Rp.120.000.000.000 (seratus dua puluh miliyar rupiah),
dengan jangka waktu pengembalian uang selama 1 (satu) tahun. Dalam perjanjian
hutang piutang tanggal 1 Februari 2008, PT. Menara telah menyerahkan jaminan,
berupa:
1. Sebidang tanah dan bangunannya, dikenal terletak di Jl. Pakuan No. 99,
Bogor,sebagaimana dinyatakan dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 41 seluas 1.000
m2.
2. Sebidang tanah dan bangunannya, dikenal terletak di Jl. Baranang Siang No.100,
Bogor, sebagaimana dinyatakan dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 777 seluas
5.000 m2.
Sesuai dengan Akte Perjanjian Hutang Piutang Nomor 200, PT. Menara, harus
mengembalikan pinjamannya kepada PT. Bank Bangun, dengan cara mengangsur
Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) perbulan disertai bunga 2%
perbulannya. Walaupun PT. Menara telah berhasil mencicil jumlah hutangnya dalam
waktu enam bulan sebanyak Rp. 60.000.000.000,- (enam puluh miliyar rupiah)
disertai dengan bunganya sebesar 2%/bulannya selama enam bulan. Namun pada
kenyataannya pada tanggal 1 Maret 2009 PT. Menara, telah lalai melaksanakan
kewajiban membayar kepada PT. Bank Bangun berupa sisa hutangnya
Rp.60.000.000.000,- (enam puluh miliyar rupiah). Segala upaya yang patut menurut
hukum telah dicoba oleh PT. Bank Bangun untuk menagih sisa hutang PT. Menara,
namun tetap buntu. Oleh karena itu, PT. Bank Bangun bermaksud untuk menggugat
PT. Menara ke Pengadilan Negeri dan selanjutnya menunjuk saudara sebagai kuasa
hukumnya.
Pertanyaannya:
1. Ke pengadilan manakah gugatan harus diajukan?Jelaskan disertai dengan
alasan dan dasar hukumnya.
2. Jelaskan siapa-siapa saja para pihak dalam perkara tersebut dan jelaskan
kapasitasnya bertindak untuk dan atas nama siapa?
3. Jelaskan menurut saudara, apakah gugatan dapat dilakukan meskipun
Tergugat/atau Para Tergugat tidak diketahui keberadaannya?
4. Apabila Tergugat/Para Tergugat tidak diketahui keberadaannya, tetapi demi
kepastian hukum, maka ke Pengadilan manakah gugatan harus diajukan?Dan
bagaimana format penulisan alamat Tergugat/atau Para Tergugat dalam
gugatan tersebut?
5. Jelaskan apa nama putusan hakim, terhadap Tergugat yang tidak menghadiri
persidangan, baik karena tidak mau menghadirinya ataupun dikarenakan
Tergugat tidak diketahui keberadaannya?
Jawaban Soal UTS
- Asas Obyektifitas
Dalam hukum acara perdata, inisiatif yaitu ada atu tidak suatu perkara
harus diambil oleh seseorang atau beberapa orang yang merasa bahwa
haknya atau hak mereka dilanggar.
2. – Menurut saya hukum perdata prosesnya seperti ada sesi tanya jaab, dan
jika seseorang memasukan memori kasasi lalu diterima oleh Panitera Muda
Perdata pada Pengadilan Negeri yaitu paling lama 30 hari, lalu salinannya
harus disampaikan kepada pihak lawan, dan pihak lawan menyusun kontra
kasasi dengan jangka waktu maksimal 14 hari.
- Sedangkan pidana dalam persidangannya mendengarkan keputusan hakim
seperti apa dan ada waktunya untuk pembela untuk mengeluarkan
pendapatnya untuk terdakwa dan akhir dari persidangan pidana dengan
keluarnya putusan hakim
3. - Tahap Mediasi
- Tahap Pembacaan Pembacaan Gugatan (termasuk Jawaban, Replik, dan
Duplik)
- Tahap Pembuktian
- Tahap Kesimpulan
- Tahap Putusan
4. KASUS